Anda di halaman 1dari 27

ANALISIS PEMBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN

1.     TUJUAN ANALISIS
Laporan Keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh
informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil hasil yang telah dicapai oleh
perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak –
pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingan untuk dua periode atau
lebih, dan dianalisa lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang akan dapat
mendukung keputusan yang akan diambil.
Dalam menganalisa dan menilai posisi keuangan dan potensi atau kemajuan
kemajuan perusahaan, factor yang paling utama untuk mendapatkan perhatian oleh
penganalisa, adalah :
A. Likwiditas
Menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih. Perusahaan yang mampu
memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya, dan juga perusahaan
dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangan tepat pada waktunya apabila
perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran ataupun aktiva lancar yang lebih besar
dari pada hutang lancarnya atau hutang jangka pendek berarti perusahaan tersebut
dalam keadaan “likwid“. Sebaliknya jika perusahaan tidak dapat segera memenuhi
kewajiban keuangannya pada saat ditagih, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan
“likwid”
Kewajiban keuangan suatu perusahaan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2 :
a) Kewajiban keuangan yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan atau
kreditur dinamakan “likwiditas badan usaha”.
b) Kewajiban keuangan yang berhubungan dengan proses produksi atau pihak intern
perusahaan dinamakan “likwiditas perusahaan”
B. Solvabilitas
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya
apabila perusahaan tersebut dilikwidasikan baik kewajiban keuangan jangka panjang
maupun jangka pendek. Apabila perusahaan tersebut mempunyai aktiva dan kekayaan
yang cukup untuk membayar semua hutang berarti perusahaan tersebut dalam keadaan

1
“solvabel“. Sebaliknya apabila jumlah aktiva tidak cukup atau lebih kecil dari pada
jumlah hutangnya, berarti perusahaan tersebut dalam keadaan “insolvabel”.
Dalam hubungannya antara likwiditas dan solvabilitas ada 4 kemungkinan keadaan
yang dapat dialami oleh perusahaan :
1. Perusahaan yang likwid dan solvable
2. Perusahaan yang likwid tetapi insolvable
3. Perusahaan yang likwid dan insolvable
4. Perusahaan yang likwid tetapi solvable

C. Rentabilitas atau Profitability
Menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode
tertentu. Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dari
kemampuan menggunakan aktiva nya secara produktip, dengan demikian rentabilitas
suatu perusahaan dapat diketahui dengan membandingan antara laba yang diperoleh
dalam suatu periode dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut.
Modal perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari pemilik perusahaan (modal sendiri)
dan dari para kreditur (modal asing). Sehubungan dengan adanya 2 sumber modal
tersebut, maka rentabilitas suatu perusahaan dapat dihitung dengan 2 cara yaitu:
a. Perbandingan antara laba usaha dengan seluruh modal yang digunakan (modal
sendiri dan  modal asing) yang disebut dengan rentabilitas ekonomi.
b. Perbandingan antara laba yang tersedia untuk pemilik perusahaan dengan jumlah
modal sendiri yang dimasukkan oleh pemilik perusahaan tersebut yang
disebut dengan rentabilitas modal sendiri atau rentabilitas usaha.

D. Stabilitas usaha
Menunjukan kemampuan perusahaan untuk melakukan usSahanya dengan
stabil, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk
membayar beban bunga atas hutang – hutangnya dan akhirnya membayar kembali
hutang – hutang tersebut tepat pada waktunya, serta kemampua perusahaan untuk
membayar deviden secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami
hambatan atau kritis keuangan.
Dari faktor-faktor tersebut maka bagi para kreditur yang terpenting adalah factor
rentablilitas, karena rentabilitas ini merupakan jaminan yang utama bagi para kreditur
tersebut tanpa mengabaikan factor – factor lainnya. Betapapun besarnya likwiditas atau

2
solvabilitas suatu perusahaan kalau perusahaan tersebut tidak mampu menggunakan
modalnya secara efisien atau tidak mampu memperoleh laba yang besar, maka
perusahaan tersebut pada akhirnya akan mengalami kesulitan keuangan dengan
mengembalikan hutang - hutangnya.

2.     PROSEDUR ANALISIS


Agar menganalisa laporan keuangan dengan hasil yang memuaskan maka kita
perlu mengetahui latar belakang dari kata keuangan tersebut. Penganalisa juga harus
mempunyai kemampuan atau kebijaksanaan yang cukup didalam mengambil suatu
kesimpulan, dan juga harus memperhatikan dan mempertimbangkan perubahan kondisi
perusahaan dan perubahan tingkat harga yang terjadi.
Bentuk dan isi laporan keuangan tidak ada keseragaman di antara perusahaan-
perusahaan industri maupun perdagangan, sehingga klasifikasi yang ada dalam laporan
keuangan suatu perusahaan akan berbeda-beda dengan perusahaan yang lain.
Perbedaan-perbedaan ini mungkin disebabkan karena :
1. Laporan tersebut disesuaikan dengan tekanan atau tujuan management atau maksud
penggunaan laporan tersebut.
2. Perbedaan pendapat diantara mereka yang menyusun laporan tersebut.
3. Perbedaan pengetahuan serta pengalaman daripada akuntan yang menyusun
laporan.
4. Adanya kegagalan untuk menerapkan sebutan-sebutan atau klasifikasi yang terbaru
yang telah diterima umum atau lazim digunakan.
Oleh karena itu, sebelum mengadakan perhitungan, analisa dan interpretasi
penganalisa harus mempelajari atau mereview secara menyeluruh dan bila dianggap
perlu diadakan penyusunan kembali menggunakan metode dan teknik analisa yang tepat
yang sesuai dengan tujuan analisa.

3.  METODE DAN TEKNIK ANALISA


Metode dan teknik analisa digunakan untuk menentukan dan mengukur
hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan-
perubahan dari masing-masing pos  tersebut. Misalnya diperbandingkan dengan laporan
keuangan yang dibudgetkan atau dengan laporan keuangan perusahaan lainnya.
Tujuan dari setiap metode dan teknik adalisa adalah untuk menyederhanakan data
sehingga dapat lebih dimengerti.

3
Ada 2 metode analisa yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan :
1. Analisa horisontal
Analisa dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode
atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode horisontal  ini
disebut juga sebagai metode analisa dinamis.
2. Analisa vertikal
Apanila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja
yaitu dengan perbandingan antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam laporan
keuangan tersebut. Analisa vertikal disebut juga metode analisa yang statis.

Teknik analisa yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah
sebagai berikut :
 Analisa perbandingan laporan keuangan adalah metode dan teknik analisa dengan
cara memperbandingan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan
menunjukkan :
a. Data absolute atau jumlah-jumlah dalam rupiah.
b. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah.
c. Kenaikan atau penurunan dalam persentase.
d. Perbandingan yang dinyatakan dengan ratio.
e. Persentase dari total.

Analisa dengan menggunakan metode ini akan dapat diketahui perubahan-


perubahan yang terjadi,  dan perubahan mana yang memerlukan penelitian lebih
lanjut.

 Tread atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan
dalam persentase adalah suatu metode atau teknik analisa untuk mengetahui
tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah meenunjukkan tendensi tetap, naik
atau bahkan turun.
 Laporan dengan persentase perkomponen atau common size statement adalah suatu
metode analisa untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva
terhadap total aktivanya.

4
 Analisa sumber dan penggunaan modal kerja adalah suatu analisa untuk mengetahui
sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab
berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.
 Analisa sumber dan penggunaan kas adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-
sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta
penggunaan uang kas selama periode tertentu.
 Analisa ratio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos
tertentu dalam neraca atau laporan rugi-laba secara individu atau kombinasi dari
kedua laporan tersebut.
 Analisa perubahan laba kotor adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab
perubahan laba kotor
 Analisa break-even adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang
harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tidak mengalami kerugian dan
break even ini dapat mengetahui tingkat keuntungan atau kerugian pada  periode
tersebut.
Jadi metode dan  teknik analisa manapun yang digunakan, semuanya ini adalah
merupakan permulaan dari proses analisa untuk menganalisa laporan keuangan, dan
bertujuan untuk membuat data dapat lebih dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan. 

4.     ANALISA PEMBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN


Neraca menunjukkan aktiva, hutang dan modal perusahaan pada suatu saat
tertentu, dengan demikian Neraca yang diperbandingkan (comparative balance sheet)
menunjukkan aktiva, hutang serta modal perusahaan pada dua tanggal atau lebih untuk
satu perusahaan, atau pada tanggal tertentu untuk dua perusahaan yang berbeda.
Dengan memperbandingkan neraca untuk dua tanggal atau lebih akan dapat diketahui
perubahan–perubahan yang terjadi.
Perubahan–perubahan ini penting untuk diketahui sebab akan menunjukkan
sampai seberapa jauh perkembangan keadaan keuangan perusahaan, dimana perubahan-
perubahan di dalam neraca dalam suatu periode mungkin disebabkan karena :
a. Laba atau rugi yang bersifat operasionil maupun yang insidentil.
b. Diperolehnya aktiva baru maupun adanya perubahan bentuk aktiva.

5
c. Timbulnya atau lunasnya hutang maupun adanya perubahan bentuk hutang yang
satu ke bentuk hutang yang lain.
d. Pengeluaran atau pembayaran atau penarikan kembali modal saham, (adanya
penambahan atau pengurangan modal).
Laporan rugi laba menunjukkan penghasilan-penghasilan yang diperoleh
perusahaan, biaya-biaya yang terjadi serta laba atau rugi netto sebagai hasil dari operasi
perusahaan selama periode tertentu, sehingga Laporan rugi laba yang diperbandingkan
menunjukkan penghasilan, biaya, laba atau rugi netto dari hasil operasi perusahaan
dalam dua periode atau lebih.
Apabila laporan keuangan dianalisa dengan mengadakan pembandingan dari
laporan-laporan selama beberapa periode, maka analisa yang demikian dinamakan
analisa horizontal atau analisa dinamis. Sedangkan apabila laporan keuangan yang
dianalisa hanya meliputi satu periode saja (hanya memperbandingkan antara pos yang
satu dengan pos lainnya dalam satu laporan keuangan), analisa yang demikian itu
disebut analisa vertikal atau analisa statis.
Dengan mengadakan atau menggunakan analisa yang dinamis akan diperoleh
hasil analisa yang lebih memuaskan, karena dengan laporan keuangan yang
diperbandingkan untuk beberapa periode akan diketahui sifat dan tendensi perubahan
yang terjadi dalam perusahaan tersebut. Dalam metode analisa pembandingan ini dapat
ditunjukkan dalam :
a. Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah.
b. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah.
c. Kenaikan atau penurunan dalam prosentase.
d. Perbandingan yang dinyatakan dalam ratio.
e. Dinyatakan dalam prosentase dari total.
Keuntungan utama dapat diketahuinya pertambahan atau pengurangan ini adalah
bahwa perubahan yang besar akan terlihat dengan jelas, dan dapat segera-diadakan
penyelidikan atau analisa lebih lanjut dan menunjukkan sampai seberapa jauh
perkembangan keadaan keuangan perusahaan dan hasil-hasil yang dicapai.
Bentuk atau kolom-kolom dalam laporan keuangan yang diperbandingankan tersebut
dapat digunakan sebagai berikut :

6
Kolom (C) menunjukkan perubahan-perubahan yang terjadi dalam absolutnya
(jumlah dalam rupiah), sedang kolom (D) menunjukkan pertambahan atau pengurangan
yang dinyatakan dalam prosentase. Prosentase ini dapat dihitung dengan membagi
jumlah pertambahan atau pengurangan dari setiap pos dengan jumlah yang terdapat
dalam laporan tahun sebelum-nya atau tahun yang dijadikan pembanding (tahun dasar).
Apabila data tahun pembandingnya kosong (nol) atau negatip maka perubahan dalam
prosentase tidak dapat ditentukan, begitu pula kalau data yang diperbandingkan negatif
maka prosentase perubahannya tidak dapat ditentukan, tetapi kalau data pembandingnya
ada nilainya sedang data yang diperbandingkan kosong (nol) maka perubahan dalam
prosentase masih dapat ditentukan.

Untuk jelasnya dapat diberi contoh sebagai berikut :

Kolom (E) atau kolom ratio dihitung dengan membagi jumlah rupiah tiap pos
dari tahun yang diperbandingkan dengan tahun pembanding atau tahun dasar. Kolom

7
(F) atau prosentase dari total dihitung dengan cara membagi masing-masing pos aktiva
dengan jumlah aktivanya dan masing-masing pos pasiva dibagi dengan jumlah pasiva,
sedangkan pos-pos biaya dibagi dengan jumlah penjualan bersih. (masalah prosentase
dari total ini akan dibahas lebih lanjut dalam analisa prosentase per komponen).
Dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan yang menunjukkan data
absolutnya saja maka kita akan mengalami kesulitan, karena sulit untuk mengetahui
adanya hubungan-hubungan ataupun perubahan-perubahan yang penting di antara data-
data absolut, oleh karena itu di dalam perbandingan tersebut ditunjukkan juga kenaikan
atau penurunan dalam jumlah rupiahnya.
Besarnya perubahan dalam jumlah rupiah dari tahun ke tahun sebaiknya juga
diikuti dengan menentukan perubahan relatipnya yang dinyatakan dalam prosentase,
sehingga kita mengetahui proporsi perubahan yang terjadi, seperti contoh misalnya
piutang dan hutang masing-masing telah bertambah dengan Rp. 25.000, dilihat jumlah
rupiahnya menunjukkan perubahan yang sama, tetapi apabila dinyatakan dengan
prosentase bertambahnya piutang hanya meliputi 10% sedangkan dalam hutang
merupakan kenaikan 50%.
Untuk dapat lebih menjelaskan perbandingan laporan keuangan dapat juga
ditambahkan suatu kolom lain yaitu kolom ratio (yaitu kolom E). Ratio yang lebih dari
satu berarti bahwa jumlah dalam yang dibandingkan lebih besar daripada jumlah dalam
tahun pembanding atau menunjukkan adanya kenaikan, sebaliknya kalau ratio lebih
rendah dari pada satu berarti ada penurunan. Dengan diketahuinya prosentase dari total
untuk masing-masing pos maka akan diketahui pula perubahan proporsi masing-masing
pos tersebut dari periode ke periode berikutnya.

5.     TAHUN PEMBANDING
Apabila laporan keuangan yang di perbandingkan terdiri dari dua neraca atau
laporan laba rugi laba dari dua periode atau antara neraca dan laporan rugi laba yang di
rencanakan (budget) dengan realisasinya maka penentuan data pembandingnya tidak
akan di temukan kesulitan yaitu sebagai pembanding.Tetapi kalau data/ laporan
keuanagan yang diperbandingkan lebih dari dua periode atau tahun maka yang
digunakan sebagai tahun pembanding ( tahun dasar )dengan cara sebagai berikut :

8
1. Tahun yang paling awal digunakan sebagai tahun pembanding :

2. Perbandingan dapat dilakuakn dengan data keuangan dari tahun sebelumnya,


kolomnya Nampak sebagai berikut:

3. Dasar pembandingnya adalah rata-rata dari jumlah kumulatif seluruh periode yang
bersangkutan. Hal ini akan bermanfaat sekali apabila di terapkan pada. Laporan rugi
laba karena penganalisa akan dapat mengetahui rata-rata dari beberapa tahun dan
dapat menentukan jumlah –jumlah atau pos-pos mana yang menyimpang dari
jumlah rata - rata dapat segera mencari faktor - faktor penyebabnya. Bentuk laporan
tersebut nampak sebagai berikut :

9
Setelah diadakaan perhitungan terhadap data yang di peroleh maka langkah
berikutnya dilakukan analisa terhadap perubahan- perubahan yang terjadi. Langkah –
langkah dalam analisa ini dimulai dari analisa terhadap perubahan jumlah totalnya
(misalnya perubahan jumlah aktiva ) kemudian analisa terhadap perubahan sub total
(misalnya perubahan yang terjadi pada aktiva lancer, hutang lancar ,aktiva tetap dan
perubahan - perubahan yang terjadi dalam masing- maisng pos dengan
memperbandingkan atau menghubungkan antara perubahan yang satu dengan
perubahan lainnya sehingga akhirnya akan dapat di Tarik berbagai kesimpulan dari
hasil analisa tersebut.
Jika laporan keuangan disajikan secara bulanan ataupun kwartalan, maka
pembandingan dapat dilakukan secara bulanan ataupun kwartalan .Data Pembanding
dapat di ambil dari bulan- bulan atau kwartal yang sama dari tahun sebelumnya atau
dengan memperbandingkan antara bulan atau kwartal yang satu dnegan bulan atau
kwartal lain dalam tahun yang sama.

6.     ILUSTRASI ANALISA PEMBANDINGAN


Untuk dapat memberikan gambaran tentang cara melakukan analisa interprestasi
dari suatu laporan keuangan yang di perbandingkan berikut :

Contoh :
Laporan keuangan PT Nusa Indah yang di perbandingkan terdiri dari neraca per 31
Desember 1977 dan 1978 serta laporan rugi – laba untuk periode-periode tersebut yang
berakhir pada tanggal 31 Desember adalah sebagai berikut :

10
PT. NUSA INDAH
Perbandingan Laporan Rugi-Laba
Untuk Tahun 1977 & 1978

11
PT. NUSA INDAH
Neraca Perbandingan
31 Desember 1977, 1978
 

12
Analisis :
Berdasarkan data neraca dan laporan rugi laba diatas dapat di tentukan hal- hal apa yang
menunjukkan perubahan –perubahan penting dan memerlukan penyelidikan lebih
lanjut.
Perubahan- perubahan lain yang penting yang terjadi selama tahun 1978 dari PT Nusa
Indah dapat dikemukan sebagai berikut :
1. Dengan bertambahnya aktiva tetap (mesin,gedung dan tanah ) sebesar 40,1%
mengakibatkan perubahan dalam pos –pos yang lain seperti aktiva lancar
berkurang      23.009.000 atau 13,9% berkurangnya investasi jangka panjang
sebanyak 80 % atau 1.203.000 serta bertambahnya modal saham biasa sebesar
5.227.000 ( setelah di tambah surplus ).
2. Piutang dan persediaan barang dagangan telah bertambah masing –masing
dengan 3% dan 1.9%.
3. Dari Laporan rugi laba menunjukkan adanya kenaikan penjualan 4,1% atau
15.120.000 mengakibatkan bertambahnya operating income 3.788.000 atau 16.1
%.

Analisa terhadap neraca perbandingan dapat dilakukan dengan memperbandingkan


perubahan yang terjadi dalam jumlah totalnya, perubahan dalam sub total dan
masing –masing pos secara individu dan memperbandingkan atau menghubungkan
antara perubahan pos yang satu dengan perubahan pos-pos lainnya yang saling
berkaitan atau yang mempunyai hubungan yang erat antara pos- pos tersebut.

7.     TREND DALAM PROSENTASE


Dengan teknik analisa dengan memperbandingkan laporan keuangan seperti
diterangkan di muka akan diketahui perubahan masing - masing pos dan dapat diketahui
perubahan mana yang cukup penting untuk dianalisa lebih lanjut. Tehnik analisa
tersebut sering juga disebut dengan Analisa Naik Turun; karena dengan analisa tersebut
diketahui kenaikan atau penurunan dari masing – masing pos. Tehnik analisa tersebut
hanya akan praktis bila digunakan untuk menganalisa dua atau tiga (periode) laporan
keuangan, karena bila laporan keuangan yang diperbandingkan lebih dari tiga tahun
akan ditemui kesulitan.
Cara yang terbaik untuk menganalisa laporan keuangan yang lebih dari tiga
tahun tersebut adalah dengan menggunakan angka index, dan semua data laporan

13
keuangan yang dianalisa dihubungkan dengan angka index tersebut yang dinyatakan
dalam prosentase. Dengan menganalisa laporan keuangan untuk jangka waktu lebih dari
tiga tahun akan diketahui kecenderungan atau arah atau trend dari posisi keuangan
ataupun hasil – hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan, apakah
menunjukan arah yang tetap, meningkat atau bahkan menurun.
Untuk dapat menghitung trend yang dinyatakan dalam prosentase (trend
percentages) ini diperlukan dasar pengukurannya atau tahun dasar. Biasanya data atau
laporan keuangan dari tahun yang paling awal dalam deretan laporan keuangan yang
dianalisa tersebut dianggap sebagai tahun dasar (base year). Pemilihan tahun yang
paling awal sebagai tahun dasar ini bukan merupakan suatu keharusan; karena tahun
yang paling awal tersebut belum tentu menunjukan keadaan yang norma atau
representatif. Sedapat mungkin periode atau laporan keuangan yang digunakan sebagai
tahun dasar adalah tahun yang paling normal di antara tahun – tahun yang dianalisa
tersebut.
Dalam menganalisa dengan menggunakan trend atau perubahan yang
dinyatakan dalam prosentase, perlu pula mempelajari perubahan – perubahan yang
terjadi dalam angka absolutenya atau jumlah rupiah nya serta tendensi – tendensi yang
ada ataupun hubungan antara pos – pos yang ada.

Agar trend itu dapat diperbandingkan maka harus dipenuhi beberapa syaratnya, antara
lain :
1. Prinsip – prinsip akuntansi yang digunakan pada waktu melaukan pencatatan
akuntansi dilakukan secara konsisten dalam tahun – tahun yang bersangkutan.
2. Selama periode yang bersangkutan tidak terjadi perubahan nilai uang atau kenaikan
harga – harga yang amat berbeda (inflasi maupun deflasi).

14
8.     ILUSTRASI ANALISA TREND DALAM PROSENTASE

PT. SARI INDAH


Neraca Perbandingan
31 Desember 1974 - 1978

Cara menghitung prosentase :


Contoh untuk kas tahun 1975 adalah (120/100) x 100% = 120 %

15
PT. SARI INDAH
 Laporan Rugi-Laba Perbandingan
Untuk Tahun 1974 - 1978

Analisis :
Dari laporang keuangan PT. SARI INDAH yang terdiri dari Neraca dan Laporan Rugi-
Laba tahun 1974, 1975, 1976, 1977 dan 1978 dengan menggunakan tahun dasar 1974
dapat diketahui bahwa telah terjadi perubahan – perubahan atau kecenderungan –
kecenderungan baik yang menguntungkan maupun yang tidak menguntungkan bagi
perusahaan, hal ini terbukti bahwa :
a. Posisi keuangan jangka pendek menunjukkan perkembangan yang menguntungkan
walaupun hutang jangka pendek naik, namun kenaikan itu telah diimbangi dengan
kenaikan aktiva lancar dengan tingkat yang lebih besar. Aktiva lancar naik dari Rp.
1.600.000 menjadi Rp. 2.060.000 (29%) sedangkan hutang lancar naik dari Rp.
460.000 menjadi Rp. 510.000 (11%). Kenaikan penjualan dari Rp. 2.800.000
menjadi Rp. 4.260.000 (52%) diimbangi dengan penurunan piutang sebesar 2%. Hal
ini menunjukan bahwa bagian penagihan bekerja lebih efektif atau adanya syarat –
syarat penjualan yang mendorong para langganan membeli dengan tunai atau
membayar hutangnya dalam jangka pendek.
b. Kenaikan persediaan barang dagangan dari Rp. 620.000 menjadi Rp. 1.060.000
(71%) menunjukan perkembangan yang kurang menguntungkan, karena kenaikan

16
penjualan tersebut hanya diimbangi dengan kenaikan penjualan sebesar 52%. Hal
ini menunjukan ada investasi yang terlalu besar dalam persediaan (kebijaksanaan
dalam persediaan yang kurang tepat).
c. Dalam jangka waktu 5 tahun perusahaan tidak melakukkan pengeluaran investasi,
hal ini terbukti adanya pertambahan aktiva tetap yang sangat kecil selama 5 tahun
tersebut, yaitu dari Rp. 2.780.000 menjadi Rp. 2.910.000 (naik 5%). Kenaikan
aktiva teta[ yang kecil ini justru penjualan naik 52% apakah kenaikan penjualan ini
disebabkan oleh bertambahnya volume penjualan atau adanya kenaikan harga –
harga pada umumnya.
d. Ditinjau dari faktor solvabilitas menunjukan bahwa para kreditor semakin terjamin,
margin of safety para kreditor naik dari 517% di tahun 1974 menjadi 554% dalam
tahun 1978. Kenaikan hutang dari Rp. 710.000 menjadi Rp. 760.000 (7%)
diimbangi dengan kenaikan modal sendiri (owner’s equity) dari Rp. 3.670.000
menjadi Rp. 4.210.000 (15%).
e. Ditinjau dari faktor rentabilitas menunjukkan bahwa perusahaan semakin rendabel,
karena kenaikan laba operasi dari Rp. 240.000 menjadi Rp. 620.000 (naik 158%)
sedangkan aktiva tetap hanya naik 5%.
f. Ditinjau dari segi effisiensi menunjukkan bahwa perusahaan semakin effisien, hal
ini terbukti dengan adanya kenaikan penjualan 52% diimbangi kenaikan harga
pokok dengan tingkat yang lebih rendah (46%) dan kenaikan biaya penjualan 28%.
Dengan kata lain management semakin mampu untuk mengadakan pengawasan
biaya dan ongkos – ongkos dalam rangka menaikkan penjualan.

9.     LAPORAN DENGAN PROSENTASE PER KOMPONEN


Teknik-teknik analisa laporan keuangan seperti yang telah diuraikan diatas,
mempunyai kelemahan-kelemahan yaitu bahwa penganalisa tidak bias membandingkan
atau tidak memperoleh gambaran tentang perubahan-perubahan dalam masing-masing
pos dari tahun ketahun dalam hubungannya dengan total aktiva atau total penjualan.
Apabila laporan keuangan disajikan dalam prosentase-prosentase, yaitu
prosentase dari masing-masing pos aktiva terhadap total aktivanya masing-masing pos
pasiva terhadap total pos pasivanya serta pos-pos rugi-laba terhadap total penjualan
nettonya, maka akan diperoleh suatu dasar atau ukuran umum yang dapat digunakan
sebagai pembanding. Laporan yang disajikan atau dinyatakan dalam prosentase-

17
prosentase ini disebut common size statement atau “laporan dengan prosentase per
komponen”.
     Metode untuk merubah jumlah-jumlah rupiah dalam suatu laporan keuangan
menjadi prosentase-prosentase tersebut dapat dilakukan sebagai berikut :
1.      Nyatakan total aktiva, total pasiva, serta total penjualan netto masing-masing dengan
100 %
2.     Hitunglah ratio dari tiap-tiap pos atau komponen dalam laporan tersebut dengan cara
membagi jumlah rupiah dari masing-masing pos aktiva dengan total aktivanya, jumlah
rupiah masing-masing pos pasiva dengan total pasivanya dan masing-masing pos rugi-
laba dengan total penjualan nettonya, dikalikan 100%.

Dari data laporan keuangan PT NUSA INDAH tahun 1977 dan 1978 seperti Nampak
dalam halaman 46 dapat diketahui prosentase dari total, hitungan prosentasi –prosentase
tersebut adalah sebagai berikut :

Ini berarti bahwa saldo piutang dagang pada tanggal 31 des 1977 sebesar 31 % dari
jumlah aktiva akhir tahun tersebut atau setiap Rp. 1.- aktiva diinvestasikan dalam
bentuk piutang dagang sebesar Rp. 0,31.

Ini berarti bahwa saldo utang lancar tanggal 31 des 1978 sebesar 20  % dari jumlah
pasiva ( utang dan modal) 31 des 1978 atau setiap Rp.1.- pasiva per 31 des 1978
Rp.0,20 berupa utang lancar atau setiap Rp.1.- aktiva dibiayai dari utang dagang
sebesar Rp. 0,20.

18
Ini berarti bahwa harga pokok penjualan 1977 adalah sebesar 89 % dari penjualan netto
1977 atau setiap Rp.1,- penjualan maka sebesar Rp 0,89 akan terserap dalam harga
pokok penjualan.

10.   EVALUASI TERHADAP COMMON SIZE STATEMENT


Dalam Laporan Prosentase Per Komponen (Common Size Statement) semua
komponen semua komponen atau pos dihitung prosentasenya dari jumlah totalnya,
tetapi untuk lebih meningkatkan atau menaikkan mutu atau kewajiban data maka
masing – masing pos atau komponen tersebut tidak hanya dihitung prosentase dari
jumlah totalnya tetapi juga dihitung prosentase masing – masing komponen terhadap
sub totalnya; misalnya komponen aktiva lancar dihubungkan atau ditentukan
prosentasenya terhadap jumlah aktiva lancar, komponen hutang lancar terhadap jumlah
hutang lancar dan sebagainya.
 
a. Laporan dengan prosentase per komponen menunjukan prosentase dari total aktiva
yang telah diinvestasikan dalam masing – masing jenis aktiva.

Contohnya :

b. Laporan dengan cara ini juga menunjukkan distribusi daripada hutang dan modal.
jadi menunjukkan sumber – sumber dari mana dana yang diinvestasikan dalam
aktiva tersebut. 
Contonya :

19
Hal ini disebabkan karena total passiva (tota hutang dan modal) bertambah dengan
rate yang lebih cepat daripada bertambahnya hutang obligasi, atau mungkin juga
dalam data absolutnya mengalami penurunan, tetapi dalam laporan dengan
prosentase per komponen justru menunjukkan kenaikan.

c. Prosentase per komponen yang terdapat dalam neraca akan merupakan prosentase
per komponen terhadap tota aktiva, sehingga perbandingan secara horizontal dari
tahun ke tahun hanya akan menunjukkan trend daripada hubungan (trend of
relationship), dan tidak menunjukkan ada atau tidaknya perubahan secara absolut.
 
Contohnya :

20
CONTOH SOAL

1. Berikut adalah laporan neraca perbandingan dan laporan rugi-laba perbandingan PT.
JASJUS MANIA tahun 2012, 2013, 2014, 2015 dan 2016.

PT JASJUS MANIA
Neraca Perbandingan
31 Desember 2012 - 2016

21
PT JASJUS MANIA
Laporan Rugi Laba Perbandingan
Untuk Tahun 2012 - 2016

Berdasarkan laporan neraca dan laporan rugi laba PT. JASJUS MANIA diatas tentukanlah :
a. Trend dalam prosentase tahun 2013 sampai 2016 dengan tahun dasar 2012.
b. Berilah analisa mengenai trend dalam prosentase yang telah dihitung pada poin a.

Jawab:
a. Trend dalam prosentase tahun 2013 sampai 2016 dengan tahun dasar 2012
Untuk mencari Trend dalam Prosentase contoh tahun 2013 :
(Tahun 2013 / Tahun Dasar 2012) * 100%

22
PT JASJUS MANIA
Neraca Perbandingan
31 Desember 2012 - 2016

23
PT JASJUS MANIA
Laporan Rugi Laba Perbandingan
Untuk Tahun 2012 - 2016

b. Berilah analisa mengenai trend dalam prosentase yang telah dihitung pada poin a
Dari laporang keuangan PT. JASJUS MANIA yang terdiri dari Neraca dan Laporan
Rugi-Laba tahun 2012, 2013, 2014, 2015 dan 2016 dengan menggunakan tahun dasar
2012 dapat diketahui bahwa telah terjadi perubahan – perubahan atau kecenderungan –
kecenderungan baik yang menguntungkan maupun yang tidak menguntungkan bagi
perusahaan, hal ini terbukti bahwa :

a. Posisi keuangan jangka pendek menunjukkan perkembangan yang


menguntungkan walaupun hutang jangka pendek naik, namun kenaikan itu telah
diimbangi dengan kenaikan aktiva lancar dengan tingkat yang lebih besar. Aktiva
lancar naik dari Rp. 1.910.000 menjadi Rp. 2.370.000 (24%) sedangkan hutang
lancar naik dari Rp. 570.000 menjadi Rp. 610.000 (7%). Kenaikan penjualan dari
Rp. 4.000.000 menjadi Rp. 5.260.000 (32%) diimbangi dengan penurunan
piutang sebesar 2%. Hal ini menunjukan bahwa bagian penagihan bekerja lebih
efektif atau adanya syarat – syarat penjualan yang mendorong para langganan
membeli dengan tunai atau membayar hutangnya dalam jangka pendek.

24
b. Kenaikan persediaan barang dagangan dari Rp. 720.000 menjadi Rp. 1.160.000
(61%) menunjukan perkembangan yang kurang menguntungkan, karena
kenaikan penjualan tersebut hanya diimbangi dengan kenaikan penjualan sebesar
32%. Hal ini menunjukan ada investasi yang terlalu besar dalam persediaan
(kebijaksanaan dalam persediaan yang kurang tepat).
c. Dalam jangka waktu 5 tahun perusahaan tidak melakukkan pengeluaran
investasi, hal ini terbukti adanya pertambahan aktiva tetap yang sangat kecil
selama 5 tahun tersebut, yaitu dari Rp. 3.780.000 menjadi Rp. 3.910.000 (naik
3%). Kenaikan aktiva tetap yang kecil ini justru penjualan naik 32% apakah
kenaikan penjualan ini disebabkan oleh bertambahnya volume penjualan atau
adanya kenaikan harga – harga pada umumnya.
d. Dari faktor solvabilitas dapat ditunjau dari penurunan hutang dari Rp. 920.000
menjadi Rp. 860.000 (7%) diimbangi dengan kenaikan modal sendiri (owner’s
equity) dari Rp. 4.770.000 menjadi Rp. 5.420.000 (14%).
e. Ditinjau dari faktor rentabilitas menunjukkan bahwa perusahaan semakin
rendabel, karena kenaikan laba operasi dari Rp. 330.000 menjadi Rp. 600.000
(naik 82%) sedangkan aktiva tetap hanya naik 3%.
f. Ditinjau dari segi effisiensi menunjukkan bahwa perusahaan semakin effisien,
hal ini terbukti dengan adanya kenaikan penjualan 32% diimbangi kenaikan
harga pokok dengan tingkat yang lebih rendah 31% dan kenaikan biaya
penjualan 2%. Dengan kata lain management semakin mampu untuk
mengadakan pengawasan biaya dan ongkos – ongkos dalam rangka menaikkan
penjualan.

2. Berikut adalah data PT. DA SQUAD dari tahun 2000, 2001, 2002 dan 2003

25
Dari data diatas hitunglah Common Size (%) untuk tahun 2000, 2001, 2002 dan 2003!
                  
Jawab:
Untuk mencari Common Size contoh tabel pertama :
(Investasi / Total Aktiva) * 100%

26
DAFTAR PUSTAKA

S. Munawir. 2004. “Analisis Laporan Keuangan”. Liberty, Yogyakarta.


http://sarahoktavianiiskandar.blogspot.com/2017/05/analisis-pembandingan-laporan-
keuangan.html

27

Anda mungkin juga menyukai