Financial reporting should provide information that is useful to present and potential
investors and creditors and other users in making rational investment, credit, and similar
decisions. The information should be comprehensible to those who have a reasonable
understanding of business and economic activities and are willing to study the information
with reasonable diligence.[1]
Tujuan pelaporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang bermanfaat
bagi investor dan kreditor (sekarang maupun potensial) dan pemakai lain dalam pengambilan
keputusan investasi, kredit dan keputusan lainnya secara rasional. Jelaslah bahwa fokus
informasi keuangan menurut tujuan di atas adalah pihak investor dan kreditor. Investor
sebagai pihak penyandang dana suatu perusahaan memerlukan informasi keuangan yang akan
membantu dalam pengambilan keputusan investasi, misalnya apakah investor akan tetap
menanamkan dananya pada perusahaan tersebut atau akan memindahkan ke investasi lain.
Bagi calon investor tentu juga ingin mengetahui kemampuan perusahaan dalam memperoleh
laba, tingkat pengembalian investasi, dan prospek mendatang perusahaan. Bagi para kreditor
sebelum mengambil keputusan untuk memberi atau tidak kredit kepada suatu perusahaan
tentu juga perlu mempertimbangkan mengenai kemampuan perusahaan untuk
mengembalikan kreditnya jika telah jatuh tempo.
Investor dan kreditor yang dimaksud oleh FASB tersebut bukanlah dalam arti yang
sempit, tetapi meliputi pihak-pihak yang secara langsung terlibat dalam transaksi investasi
dan kredit, dan juga pihak-pihak yang menjadi perantara transaksi tersebut. Dalam paragrap
ke-35 disebutkan bahwa pihak investor dan kreditor terdiri dari:
Pihak yang membeli sekuritas dari investor atau kreditor lain serta pihak yang
membeli sekuritas baru langsung dari perusahaan atau melalui penjamin (underwriter).
Pihak yang menanamkan dananya dalam jangka waktu yang lama serta pihak yang
sering memperjualbelikannya.
Pihak yang menginginkan keselamatan investasinya maupun pihak yang lebih suka
menanggung risiko untuk memperoleh tingkat pengembalian yang tinggi.
Individu maupun institusi.
Kelompok utama pihak investor adalah pemegang sekuritas kepemilikan (equity
security holders) dan pemegang sekuritas pinjaman (debt security holders). Pihak kreditor
adalah pemasok benda atau jasa yang menjual secara kredit kepada perusahaan, pelanggan
dan karyawan yang mempunyai klaim, institusi yang memberi pinjaman, individu yang
memberi pinjaman dan pemilik sekuritas pinjaman (debt securityholders). Istilah investor dan
kreditor juga meliputi pihak analis dan advisor sekuritas, broker, ahli hukum, pemerintah
(dalam hal ini SEC/badan koordinasi pasar modal) dan pihak lain yang memberi nasehat atau
sebagai wakil bagi kepentingan investor dan kreditor.
Tujuan umum dari laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Kendala
Kendala dalam mencapai tujuan laporan keuangan biasanya adalah faktor biaya. FASB
menjelaskan bahwa sebagian besar biaya penyediaan informasi keuangan pada awalnya
adalah pada penyusun, sementara manfaatnya diperoleh oleh penyusun maupun pemakai.
Biaya itu sebagian besar diteruskan kepada pemakai informasi dan pada konsumen barang
dan jasa. Informasi yang relevan merupakan informasi yang mempunyai hubungan dengan
masalah yang dihadapi. Tujuan relevansi tercapai bila informasi memungkinkan tujuan dari
pengguna dapat dicapai. Sedangkan relevansi keputusan tercapai bila fasilitas keputusan
informasi dibuat untuk pemakai.
Konsep nilai peramalan diturunkan dari model penilaian investasi yang didefinisikan
oleh FASB dalam daftar istilah SFAC 2 sebagai kualitas informasi yang membantu pemakai
untuk meningkatkan kemungkinan peramalan dengan benar hasil kejadian masa lalu atau
sekarang.
Keputusan investor saat ini dan investor potensial mengenai pembelian, penjualan,
atau kepemilikan instrumen ekuitas dan instrumen utang bergantung pada imbal hasil yang
diharapkan dari investasi pada instrumen tersebut, sebagai contoh dividen, pembayaran
pokok, dan bunga atau kenaikan harga pasar. Demikian pula, keputusan pemberi pinjaman
saat ini dan pemberi pinjaman potensial dan kreditor lainnya tentang penyediaan atau
penyelesaian pinjaman dan bentuk kredit lainnya bergantung pada pembayaran pokok dan
bunga atau imbal hasil yang diharapkan. Ekspektasi investor, pemberi pinjaman, dan kreditor
lainnya tentang imbal hasil bergantung pada penilaian jumlah, waktu, dan ketidakpastian dari
(prospek untuk) arus kas masuk neto masa depan ke entitas. Oleh karena itu, investor saat ini
dan investor potensial, pemberi pinjaman, dan kreditor lainnya memerlukan informasi yang
berguna untuk menilai prospek untuk arus kas masuk neto masa depan kepada suatu entitas.
Akan tetapi, laporan keuangan bertujuan umum tidak dan tidak dapat menyediakan
seluruh informasi yang dibutuhkan oleh investor saat ini, investor potensial, pemberi
pinjaman, dan kreditor lainnya. Para pengguna tersebut perlu mempertimbangkan informasi
terkait dari sumber lainnya, sebagai contoh, kondisi dan ekspektasi ekonomi secara umum,
peristiwa dan kondisi politik, serta prospek masa depan industri dan entitas. Sebagian besar,
laporan keuangan didasarkan pada estimasi, pertimbangan, dan model daripada gambaran
yang tepat. ED Kerangka Konseptual menetapkan konsep yang mendasari estimasi,
pertimbangan, dan model tersebut. Konsepnya adalah arah tujuan yang ingin diraih oleh
DSAK IAI dan penyusun laporan keuangan. Seperti tujuan pada umumnya, visi dari ED
Kerangka Konseptual pelaporan keuangan yang ideal sangat sulit untuk dicapai secara penuh,
setidaknya tidak dapat dicapai dalam jangka pendek, karena membutuhkan waktu untuk dapat
dipahami, diterima, dan pengimplementasian cara baru untuk menganalisis transaksi dan
peristiwa lainya. Namun, penetapan ke mana arah tujuan yang ingin dicapai itu penting jika
pelaporan keuangan akan dikembangkan sehingga dapat meningkatkan kegunaannya.