Anda di halaman 1dari 24

MATERI TAMBAHAN KULIAH ONLINE

SEMESTER 11.4A.35
PERTEMUAN KE 4
MEMBAHAS : ANALISA PEMBANDING LAPORAN KEUANGAN
(LANJUTAN)
DOSEN : Hendra Lesmana S.Pd M.Ak

Mata Kuliah : ALK (617)


Pertemuan :4
Kelas : 11.4A.35
Jml Mhs Hadir : 17 ( 0 mahasiswa tidak hadir)

ANALISA PEMBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN(LANJUTAN)

1. TUJUAN ANALISIS
Laporan Keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi
sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang
bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak - pihak yang
berkepentingan apabila data tersebut diperbandingan untuk dua periode atau lebih, dan
dianalisa lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung keputusan
yang akan diambil.
Dalam menganalisa dan menilai posisi keuangan dan potensi atau kemajuan kemajuan
perusahaan, factor yang paling utama untuk mendapatkan perhatian oleh penganalisa, adalah
A. Liquiditas
Menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang
harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya pada saat ditagih. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya
tepat pada waktunya, dan juga perusahaan dikatakan mampu memenuhi kewajiban keuangan
tepat pada waktunya apabila perusahaan tersebut mempunyai alat pembayaran ataupun aktiva
lancar yang lebih besar dari pada hutang lancarnya atau hutang jangka pendek berarti
perusahaan tersebut dalam keadaan “liquid“. Sebaliknya jika perusahaan tidak dapat segera
memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih, berarti perusahaan tersebut dalam
keadaan “liquid”
Kewajiban keuangan suatu perusahaan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2 :
a. Kewajiban keuangan yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan atau kreditur dinamakan
“liquiditas badan usaha”
b. Kewajiban keuangan yang berhubungan dengan proses produksi atau pihak intern perusahaan
dinamakan “liquiditas perusahaan”
B. Solvabilitas
Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila
perusahaan tersebut dilikwidasikan baik kewajiban keuangan jangka panjang maupun jangka
pendek. Apabila perusahaan tersebut mempunyai aktiva dan kekayaan yang cukup untuk
membayar semua hutang berarti perusahaan tersebut dalam keadaan “solvabel“. Sebaliknya
apabila jumlah aktiva tidak cukup atau lebih kecil dari pada jumlah hutangnya, berarti
perusahaan tersebut dalam keadaan “insolvabel”.
Dalam hubungannya antara likwiditas dan solvabilitas ada 4 kemungkinan keadaan yang
dapat dialami oleh perusahaan :
1. Perusahaan yang likwid dan solvable
2. Perusahaan yang likwid tetapi insolvable
3. Perusahaan yang likwid dan insolvable
4. Perusahaan yang likwid tetapi solvable

C. Rentabilitas atau Profitability


Menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Rentabilitas suatu perusahaan diukur dengan kesuksesan perusahaan dari kemampuan
menggunakan aktiva nya secara produktip, dengan demikian rentabilitas suatu perusahaan
dapat diketahui dengan membandingan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode
dengan jumlah aktiva atau jumlah modal perusahaan tersebut.
Modal perusahaan pada dasarnya dapat berasal dari pemilik perusahaan (modal sendiri) dan
dari para kreditur (modal asing). Sehubungan dengan adanya 2 sumber modal tersebut, maka
rentabilitas suatu perusahaan dapat dihitung dengan 2 cara yaitu:
a. Perbandingan antara laba usaha dengan seluruh modal yang digunakan (modal sendiri dan
modal asing) yang disebut dengan rentabilitas ekonomi.
b. Perbandingan antara laba yang tersedia untuk pemilik perusahaan dengan jumlah modal
sendiri yang dimasukkan oleh pemilik perusahaan tersebut yang disebut dengan rentabilitas
modal sendiri atau rentabilitas usaha.

D. Stabilitas usaha
Menunjukan kemampuan perusahaan untuk melakukan usSahanya dengan stabil, yang
diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga
atas hutang – hutangnya dan akhirnya membayar kembali hutang – hutang tersebut tepat pada
waktunya, serta kemampua perusahaan untuk membayar deviden secara teratur kepada para
pemegang saham tanpa mengalami hambatan atau kritis keuangan.
Dari factor factor tersebut maka bagi para kreditur yang terpenting adalah factor
rentablilitas, karena rentabilitas ini merupakan jaminan yang utama bagi para kreditur
tersebut tanpa mengabaikan factor – factor lainnya. Betapapun besarnya likwiditas atau
solvabilitas suatu perusahaan kalau perusahaan tersebut tidak mampu menggunakan
modalnya secara efesien atau tidak mampu memperoleh laba yang besar, maka perusahaan
tersebut pada akhirnya akan mengalami kesulitan keuangan dengan mengembalikan hutang -
hutangnya.

2. PROSEDUR ANALISIS
Agar menganalisa laporan keuangan dengan hasil yang memuaskan maka kita perlu
mengetahui latar belakang dari kata keuangan tersebut. Penganalisa juga harus mempunyai
kemampuan atau kebijaksanaan yang cukup didalam mengambil suatu kesimpulan, dan juga
harus memperhatikan dan mempertimbangkan perubahan kondisi perusahaan dan perubahan
tingkat harga yang terjadi.
Bentuk dan isi laporan keuangan tidak ada keseragaman di antara perusahaan-
perusahaan industri maupun perdagangan, sehingga klasifikasi yang ada dalam laporan
keuangan suatu perusahaan akan berbeda-beda dengan perusahaan yang lain. Perbedaan-
perbedaan ini mungkin disebabkan karena :
1. Laporan tersebut disesuaikan dengan tekanan atau tujuan management atau maksud
penggunaan laporan tersebut.
2. Perbedaan pendapat diantara mereka yang menyusun laporan tersebut.
3. Perbedaan pengetahuan serta pengalaman daripada akuntan yang menyusun laporan.
4. Adanya kegagalan untuk menerapkan sebutan-sebutan atau klasifikasi yang terbaru yang
telah diterima umum atau lazim digunakan.

Oleh karena itu, sebelum mengadakan perhitungan, analisa dan interpretasi


penganalisa harus mempelajari atau mereview secara menyeluruh dan bila dianggap perlu
diadakan penyusunan kembali menggunakan metode dan teknik analisa yang tepat yang
sesuai dengan tujuan analisa.

3. METODE DAN TEKNIK ANALISA


Metode dan teknik analisa digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan
antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan dari
masing-masing pos tersebut.misalnya : diperbandingkan dengan laporan keuangan yang
dibudgetkan atau dengan laporan keuangan perusahaan lainnya.
Tujuan dari setiap metode dan teknik adalisa adalah untuk menyederhanakan data sehingga
dapat lebih dimengerti.

Ada 2 metode analisa yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan :

1. Analisa horisontal
Analisa dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau
beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode horisontal ini disebut
juga sebagai metode analisa dinamis.
2. Analisa vertikal
Apanila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu periode atau satu saat saja yaitu
dengan perbandingan antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam laporan keuangan
tersebut. Analisa vertikal disebut juga metode analisa yang statis.

Teknik analisa yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut :

 Analisa perbandingan laporan keuangan adalah metode dan teknik analisa dengan
cara memperbandingan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan
menunjukkan :

a. Data absolute atau jumlah-jumlah dalam rupiah.


b. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah.
c. Kenaikan atau penurunan dalam persentase.
d. Perbandingan yang dinyatakan dengan ratio.
e. Persentase dari total.
Analisa dengan menggunakan metode ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan yang
terjadi, dan perubahan mana yang memerlukan penelitian lebih lanjut.

 Tread atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam
persentase adalah suatu metode atau teknik analisa untuk mengetahui tendensi
daripada keadaan keuangannya, apakah meenunjukkan tendensi tetap, naik atau
bahkan turun.
 Laporan dengan persentase perkomponen atau common size statement adalah suatu
metode analisa untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva
terhadap total aktivanya.
 Analisa sumber dan penggunaan modal kerja adalah suatu analisa untuk mengetahui
sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab
berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.
 Analisa sumber dan penggunaan kas adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-
sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta
penggunaan uang kas selama periode tertentu.
 Analisa ratio adalah suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos
tertentu dalam neraca atau laporan rugi-laba secara individu atau kombinasi dari
kedua laporan tersebut.
 Analisa perubahan laba kotor adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab
perubahan laba kotor
 Analisa break-even adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang
harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tidak mengalami kerugian dan
break even ini dapat mengetahui tingkat keuntungan atau kerugian pada periode
tersebut.

Jadi metode dan teknik analisa manapun yang digunakan, semuanya ini adalah
merupakan permulaan dari proses analisa untuk menganalisa laporan keuangan , dan
bertujuan untuk membuat data dapat lebih dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai
dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

4. ANALISA PEMBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN

Neraca menunjukkan aktiva, hutang dan modal perusahaan pada suatu saat tertentu,
dengan demikian Neraca yang diperbandingkan (comparative balance sheet) menunjukkan
aktiva, hutang serta modal perusahaan pada dua tanggal atau lebih untuk satu perusahaan,
atau pada tanggal tertentu untuk dua perusahaan yang berbeda. Dengan memperbandingkan
neraca untuk dua tanggal atau lebih akan dapat diketahui perubahan–perubahan yang terjadi.

Perubahan–perubahan ini penting untuk diketahui sebab akan menunjukkan sampai


seberapa jauh perkembangan keadaan keuangan perusahaan, dimana perubahan-perubahan di
dalam neraca dalam suatu periode mungkin disebabkan karena :

a. Laba atau rugi yang bersifat operasionil maupun yang insidentil.

b. Diperolehnya aktiva baru maupun adanya perubahan bentuk aktiva.


c. Timbulnya atau lunasnya hutang maupun adanya perubahan bentuk hutang yang satu ke
bentuk hutang yang lain.
d. Pengeluaran atau pembayaran atau penarikan kembali modal saham, (adanya penambahan
atau pengurangan modal).

Laporan rugi laba menunjukkan penghasilan-penghasilan yang diperoleh perusahaan,


biaya-biaya yang terjadi serta laba atau rugi netto sebagai hasil dari operasi perusahaan
selama periode tertentu, sehingga Laporan rugi laba yang diperbandingkan menunjukkan
penghasilan, biaya, laba atau rugi netto dari hasil operasi perusahaan dalam dua periode atau
lebih.
Apabila laporan keuangan dianalisa dengan mengadakan pembandingan dari laporan-
laporan selama beberapa periode, maka analisa yang demikian dinamakan analisa horizontal
atau analisa dinamis. Sedangkan apabila laporan keuangan yang dianalisa hanya meliputi satu
periode saja (hanya memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam satu
laporan keuangan), analisa yang demikian itu disebut analisa vertikal atau analisa statis.
Dengan mengadakan atau menggunakan analisa yang dinamis akan diperoleh hasil
analisa yang lebih memuaskan, karena dengan laporan keuangan yang diperbandingkan untuk
beberapa periode akan diketahui sifat dan tendensi perubahan yang terjadi dalam perusahaan
tersebut. Dalam metode analisa pembandingan ini dapat ditunjukkan dalam :
a. Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah.
b. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah.
c. Kenaikan atau penurunan dalam prosentase.
d. Perbandingan yang dinyatakan dalam ratio.
e. Dinyatakan dalam prosentase dari total.
Keuntungan utama dapat diketahuinya pertambahan atau pengurangan ini adalah
bahwa perubahan yang besar akan terlihat dengan jelas, dan dapat segera-diadakan
penyelidikan atau analisa lebih lanjut dan menunjukkan sampai seberapa jauh perkembangan
keadaan keuangan perusahaan dan hasil-hasil yang dicapai.
Bentuk atau kolom-kolom dalam laporan keuangan yang diperbandingankan tersebut dapat
digunakan sebagai berikut :

Kolom (C) menunjukkan perubahan-perubahan yang terjadi dalam absolutnya (jumlah


dalam rupiah), sedang kolom (D) menunjukkan pertambahan atau pengurangan yang
dinyatakan dalam prosentase. Prosentase ini dapat dihitung dengan membagi jumlah
pertambahan atau pengurangan dari setiap pos dengan jumlah yang terdapat dalam laporan
tahun sebelum-nya atau tahun yang dijadikan pembanding (tahun dasar). Apabila data tahun
pembandingnya kosong (nol) atau negatip maka perubahan dalam prosentase tidak dapat
ditentukan, begitu pula kalau data yang diperbandingkan negatif maka prosentase
perubahannya tidak dapat ditentukan, tetapi kalau data pembandingnya ada nilainya sedang
data yang diperbandingkan kosong (nol) maka perubahan dalam prosentase masih dapat
ditentukan.

Untuk jelasnya dapat diberi contoh sebagai berikut :

Kolom (E) atau kolom ratio dihitung dengan membagi jumlah rupiah tiap pos dari
tahun yang diperbandingkan dengan tahun pembanding atau tahun dasar. Kolom (F) atau
prosentase dari total dihitung dengan cara membagi masing-masing pos aktiva dengan jumlah
aktivanya dan masing-masing pos pasiva dibagi dengan jumlah pasiva, sedangkan pos-pos
biaya dibagi dengan jumlah penjualan bersih. (masalah prosentase dari total ini akan dibahas
lebih lanjut dalam analisa prosentase per komponen).
Dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan yang menunjukkan data
absolutnya saja maka kita akan mengalami kesulitan, karena sulit untuk mengetahui adanya
hubungan-hubungan ataupun perubahan-perubahan yang penting di antara data-data absolut,
oleh karena itu di dalam perbandingan tersebut ditunjukkan juga kenaikan atau penurunan
dalam jumlah rupiahnya.
Besarnya perubahan dalam jumlah rupiah dari tahun ke tahun sebaiknya juga diikuti
dengan menentukan perubahan relatipnya yang dinyatakan dalam prosentase, sehingga kita
mengetahui proporsi perubahan yang terjadi, seperti contoh misalnya piutang dan hutang
masing-masing telah bertambah dengan Rp. 25.000, dilihat jumlah rupiahnya menunjukkan
perubahan yang sama, tetapi apabila dinyatakan dengan prosentase bertambahnya piutang
hanya meliputi 10% sedangkan dalam hutang merupakan kenaikan 50%.
Untuk dapat lebih menjelaskan perbandingan laporan keuangan dapat juga
ditambahkan suatu kolom lain yaitu kolom ratio (yaitu kolom E). Ratio yang lebih dari satu
berarti bahwa jumlah dalam yang dibandingkan lebih besar daripada jumlah dalam tahun
pembanding atau menunjukkan adanya kenaikan, sebaliknya kalau ratio lebih rendah dari
pada satu berarti ada penurunan. Dengan diketahuinya prosentase dari total untuk masing-
masing pos maka akan diketahui pula perubahan proporsi masing-masing pos tersebut dari
periode ke periode berikutnya.
5. TAHUN PEMBANDING
Apabila laporan keuangan yang di perbandingkan terdiri dari dua neraca atau laporan
laba rugi laba dari dua periode atau antara neraca dan laporan rugi laba yang di rencanakan
(budget) dengan realisasinya maka penentuan data pembandingnya tidak akan di temukan
kesulitan yaitu sebagai pembanding.Tetapi kalau data/ laporan keuanagan yang
diperbandingkan lebih dari dua periode atau tahun maka yang digunakan sebagai tahun
pembanding ( tahun dasar )dengan cara sebagai berikut :

1. Tahun yang paling awal digunakan sebagai tahun pembanding :

2. Perbandingan dapat dilakuakn dengan data keuangan dari tahun sebelumnya,


kolomnya Nampak sebagai berikut:

3. Dasar pembandingnya adalah rata-rata dari jumlah kumulatif seluruh periode yang
bersangkutan. Hal ini akan bermanfaat sekali apabila di terapkan pada. Laporan rugi laba
karena penganalisa akan dapat mengetahui rata-rata dari beberapa tahun dan dapat
menentukan jumlah –jumlah atau pos-pos mana yang menyimpang dari jumlah rata - rata
dapat segera mencari faktor - faktor penyebabnya. Bentuk laporan tersebut nampak sebagai
berikut :
Setelah diadakaan perhitungan terhadap data yang di peroleh maka langkah
berikutnya dilakukan analisa terhadap perubahan- perubahan yang terjadi. Langkah – langkah
dalam analisa ini dimulai dari analisa terhadap perubahan jumlah totalnya (misalnya
perubahan jumlah aktiva ) kemudian analisa terhadap perubahan sub total (misalnya
perubahan yang terjadi pada aktiva lancer, hutang lancar ,aktiva tetap dan perubahan -
perubahan yang terjadi dalam masing- maisng pos dengan memperbandingkan atau
menghubungkan antara perubahan yang satu dengan perubahan lainnya sehingga akhirnya
akan dapat di Tarik berbagai kesimpulan dari hasil analisa tersebut.
Jika laporan keuangan disajikan secara bulanan ataupun kwartalan, maka
pembandingan dapat dilakukan secara bulanan ataupun kwartalan .Data Pembanding dapat di
ambil dari bulan- bulan atau kwartal yang sama dari tahun sebelumnya atau dengan
memperbandingkan antara bulan atau kwartal yang satu dnegan bulan atau kwartal lain dalam
tahun yang sama.

6. ILUSTRASI ANALISA PEMBANDINGAN


Untuk dapat memberikan gambaran tentang cara melakukan analisa interprestasi dari
suatu laporan keuangan yang di perbandingkan berikut :

Contoh :
Laporan keuangan PT Nusa Indah yang di perbandingkan terdiri dari neraca per 31
Desember 1977 dan 1978 serta laporan rugi – laba untuk periode-periode tersebut yang
berakhir pada tanggal 31 Desember adalah sebagai berikut :
PT. NUSA INDAH
Perbandingan Laporan Rugi-Laba
Untuk Tahun 1977 & 1978
PT. NUSA INDAH
Neraca Perbandingan
31 Desember 1977, 1978
Analisis :
Berdasarkan data neraca dan laporan rugi laba diatas dapat di tentukan hal- hal apa yang
menunjukkan perubahan –perubahan penting dan memerlukan penyelidikan lebih lanjut.
Perubahan- perubahan lain yang penting yang terjadi selama tahun 1978 dari PT Nusa Indah
dapat dikemukan sebagai berikut :

1. Dengan bertambahnya aktiva tetap (mesin,gedung dan tanah ) sebesar 40,1%


mengakibatkan perubahan dalam pos –pos yang lain seperti aktiva lancar berkurang
23.009.000 atau 13,9% berkurangnya investasi jangka panjang sebanyak 80 % atau
1.203.000 serta bertambahnya modal saham biasa sebesar 5.227.000 ( setelah di
tambah surplus )
2. Piutang dan persediaan barang dagangan telah bertambah masing –masing dengan 3%
dan 1.9%
3. Dari Laporan rugi laba menunjukkan adanya kenaikan penjualan 4,1% atau
15.120.000 mengakibatkan bertambahnya operating income 3.788.000 atau 16.1 %.

Analisa terhadap neraca perbandingan dapat dilakukan dengan memperbandingkan


perubahan yang terjadi dalam jumlah totalnya, perubahan dalam sub total dan masing –
masing pos secara individu dan memperbandingkan atau menghubungkan antara perubahan
pos yang satu dengan perubahan pos-pos lainnya yang saling berkaitan atau yang mempunyai
hubungan yang erat antara pos- pos tersebut.

7. TREND DALAM PROSENTASE


Dengan teknik analisa dengan memperbandingkan laporan keuangan seperti diterangkan
di muka akan diketahui perubahan masing - masing pos dan dapat diketahui perubahan mana
yang cukup penting untuk dianalisa lebih lanjut. Tehnik analisa tersebut sering juga disebut
dengan Analisa Naik Turun; karena dengan analisa tersebut diketahui kenaikan atau
penurunan dari masing – masing pos. Tehnik analisa tersebut hanya akan praktis bila
digunakan untuk menganalisa dua atau tiga (periode) laporan keuangan, karena bila laporan
keuangan yang diperbandingkan lebih dari tiga tahun akan ditemui kesulitan.
Cara yang terbaik untuk menganalisa laporan keuangan yang lebih dari tiga tahun
tersebut adalah dengan menggunakan angka index, dan semua data laporan keuangan yang
dianalisa dihubungkan dengan angka index tersebut yang dinyatakan dalam prosentase.
Dengan menganalisa laporan keuangan untuk jangka waktu lebih dari tiga tahun akan
diketahui kecenderungan atau arah atau trend dari posisi keuangan ataupun hasil – hasil yang
telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan, apakah menunjukan arah yang tetap,
meningkat atau bahkan menurun.

Untuk dapat menghitung trend yang dinyatakan dalam prosentase (trend percentages)
ini diperlukan dasar pengukurannya atau tahun dasar. Biasanya data atau laporan keuangan
dari tahun yang paling awal dalam deretan laporan keuangan yang dianalisa tersebut
dianggap sebagai tahun dasar (base year). Pemilihan tahun yang paling awal sebagai tahun
dasar ini bukan merupakan suatu keharusan; karena tahun yang paling awal tersebut belum
tentu menunjukan keadaan yang norma atau representatif. Sedapat mungkin periode atau
laporan keuangan yang digunakan sebagai tahun dasar adalah tahun yang paling normal di
antara tahun – tahun yang dianalisa tersebut.

Dalam menganalisa dengan menggunakan trend atau perubahan yang dinyatakan


dalam prosentase, perlu pula mempelajari perubahan – perubahan yang terjadi dalam angka
absolutenya atau jumlah rupiah nya serta tendensi – tendensi yang ada ataupun hubungan
antara pos – pos yang ada.

Agar trend itu dapat diperbandingkan maka harus dipenuhi beberapa syaratnya, antara lain :

1. Prinsip – prinsip akuntansi yang digunakan pada waktu melaukan pencatatan akuntansi
dilakukan secara konsisten dalam tahun – tahun yang bersangkutan.
2. Selama periode yang bersangkutan tidak terjadi perubahan nilai uang atau kenaikan harga –
harga yang amat berbeda (inflasi maupun deflasi).
8. ILUSTRASI ANALISA TREND DALAM PROSENTASE

PT. SARI INDAH


Neraca Perbandingan
31 Desember 1974 - 1978

Cara menghitung prosentase :


Contoh untuk kas tahun 1975 adalah (120/100) x 100% = 120 %
PT. SARI INDAH
Laporan Rugi-Laba Perbandingan

Untuk Tahun 1974 - 1978

Analisis :
Dari laporang keuangan PT. SARI INDAH yang terdiri dari Neraca dan Laporan Rugi-Laba
tahun 1974, 1975, 1976, 1977 dan 1978 dengan menggunakan tahun dasar 1974 dapat
diketahui bahwa telah terjadi perubahan – perubahan atau kecenderungan – kecenderungan
baik yang menguntungkan maupun yang tidak menguntungkan bagi perusahaan, hal ini
terbukti bahwa :
a. Posisi keuangan jangka pendek menunjukkan perkembangan yang menguntungkan walaupun
hutang jangka pendek naik, namun kenaikan itu telah diimbangi dengan kenaikan aktiva
lancar dengan tingkat yang lebih besar. Aktiva lancar naik dari Rp. 1.600.000 menjadi Rp.
2.060.000 (29%) sedangkan hutang lancar naik dari Rp. 460.000 menjadi Rp. 510.000 (11%).
Kenaikan penjualan dari Rp. 2.800.000 menjadi Rp. 4.260.000 (52%) diimbangi dengan
penurunan piutang sebesar 2%. Hal ini menunjukan bahwa bagian penagihan bekerja lebih
efektif atau adanya syarat – syarat penjualan yang mendorong para langganan membeli
dengan tunai atau membayar hutangnya dalam jangka pendek.
b. Kenaikan persediaan barang dagangan dari Rp. 620.000 menjadi Rp. 1.060.000 (71%)
menunjukan perkembangan yang kurang menguntungkan, karena kenaikan penjualan tersebut
hanya diimbangi dengan kenaikan penjualan sebesar 52%. Hal ini menunjukan ada investasi
yang terlalu besar dalam persediaan (kebijaksanaan dalam persediaan yang kurang tepat).
c. Dalam jangka waktu 5 tahun perusahaan tidak melakukkan pengeluaran investasi, hal ini
terbukti adanya pertambahan aktiva tetap yang sangat kecil selama 5 tahun tersebut, yaitu
dari Rp. 2.780.000 menjadi Rp. 2.910.000 (naik 5%). Kenaikan aktiva teta[ yang kecil ini
justru penjualan naik 52% apakah kenaikan penjualan ini disebabkan oleh bertambahnya
volume penjualan atau adanya kenaikan harga – harga pada umumnya.
d. Ditinjau dari faktor solvabilitas menunjukan bahwa para kreditor semakin terjamin, margin of
safety para kreditor naik dari 517% di tahun 1974 menjadi 554% dalam tahun 1978.
Kenaikan hutang dari Rp. 710.000 menjadi Rp. 760.000 (7%) diimbangi dengan kenaikan
modal sendiri (owner’s equity) dari Rp. 3.670.000 menjadi Rp. 4.210.000 (15%).
e. Ditinjau dari faktor rentabilitas menunjukkan bahwa perusahaan semakin rendabel, karena
kenaikan laba operasi dari Rp. 240.000 menjadi Rp. 620.000 (naik 158%) sedangkan aktiva
tetap hanya naik 5%.
f. Ditinjau dari segi effisiensi menunjukkan bahwa perusahaan semakin effisien, hal ini terbukti
dengan adanya kenaikan penjualan 52% diimbangi kenaikan harga pokok dengan tingkat
yang lebih rendah (46%) dan kenaikan biaya penjualan 28%. Dengan kata lain management
semakin mampu untuk mengadakan pengawasan biaya dan ongkos – ongkos dalam rangka
menaikkan penjualan.

9. LAPORAN DENGAN PROSENTASE PER KOMPONEN


Teknik-teknik analisa laporan keuangan seperti yang telah diuraikan diatas,
mempunyai kelemahan-kelemahan yaitu bahwa penganalisa tidak bias membandingkan atau
tidak memperoleh gambaran tentang perubahan-perubahan dalam masing-masing pos dari
tahun ketahun dalam hubungannya dengan total aktiva atau total penjualan.

Apabila laporan keuangan disajikan dalam prosentase-prosentase, yaitu prosentase


dari masing-masing pos aktiva terhadap total aktivanya masing-masing pos pasiva terhadap
total pos pasivanya serta pos-pos rugi-laba terhadap total penjualan nettonya, maka akan
diperoleh suatu dasar atau ukuran umum yang dapat digunakan sebagai pembanding. Laporan
yang disajikan atau dinyatakan dalam prosentase-prosentase ini disebut common size
statement atau “laporan dengan prosentase per komponen”.

Metode untuk merubah jumlah-jumlah rupiah dalam suatu laporan keuangan menjadi
prosentase-prosentase tersebut dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Nyatakan total aktiva, total pasiva, serta total penjualan netto masing-masing dengan 100 %
2. Hitunglah ratio dari tiap-tiap pos atau komponen dalam laporan tersebut dengan cara
membagi jumlah rupiah dari masing-masing pos aktiva dengan total aktivanya, jumlah rupiah
masing-masing pos pasiva dengan total pasivanya dan masing-masing pos rugi-laba dengan
total penjualan nettonya, dikalikan 100%.
Dari data laporan keuangan PT NUSA INDAH tahun 1977 dan 1978 seperti Nampak dalam
halaman 46 dapat diketahui prosentase dari total, hitungan prosentasi –prosentase tersebut
adalah sebagai berikut :

Ini berarti bahwa saldo piutang dagang pada tanggal 31 des 1977 sebesar 31 % dari jumlah
aktiva akhir tahun tersebut atau setiap Rp. 1.- aktiva diinvestasikan dalam bentuk piutang
dagang sebesar Rp. 0,31.

Ini berarti bahwa saldo utang lancar tanggal 31 des 1978 sebesar 20 % dari jumlah pasiva (
utang dan modal) 31 des 1978 atau setiap Rp.1.- pasiva per 31 des 1978 Rp.0,20 berupa utang
lancar atau setiap Rp.1.- aktiva dibiayai dari utang dagang sebesar Rp. 0,20.

Ini berarti bahwa harga pokok penjualan 1977 adalah sebesar 89 % dari penjualan netto 1977
atau setiap Rp.1,- penjualan maka sebesar Rp 0,89 akan terserap dalam harga pokok
penjualan.
10. EVALUASI TERHADAP COMMON SIZE STATEMENT
Dalam Laporan Prosentase Per Komponen (Common Size Statement) semua komponen
semua komponen atau pos dihitung prosentasenya dari jumlah totalnya, tetapi untuk lebih
meningkatkan atau menaikkan mutu atau kewajiban data maka masing – masing pos atau
komponen tersebut tidak hanya dihitung prosentase dari jumlah totalnya tetapi juga dihitung
prosentase masing – masing komponen terhadap sub totalnya; misalnya komponen aktiva
lancar dihubungkan atau ditentukan prosentasenya terhadap jumlah aktiva lancar, komponen
hutang lancar terhadap jumlah hutang lancar dan sebagainya.

a. Laporan dengan prosentase per komponen menunjukan prosentase dari total aktiva yang
telah diinvestasikan dalam masing – masing jenis aktiva.

Contohnya :

b. Laporan dengan cara ini juga menunjukkan distribusi daripada hutang dan modal. jadi
menunjukkan sumber – sumber dari mana dana yang diinvestasikan dalam aktiva tersebut.

Contonya :

Hal ini disebabkan karena total passiva (tota hutang dan modal) bertambah dengan
rate yang lebih cepat daripada bertambahnya hutang obligasi, atau mungkin juga dalam data
absolutnya mengalami penurunan, tetapi dalam laporan dengan prosentase per komponen
justru menunjukkan kenaikan.

c. Prosentase per komponen yang terdapat dalam neraca akan merupakan prosentase per
komponen terhadap tota aktiva, sehingga perbandingan secara horizontal dari tahun ke tahun
hanya akan menunjukkan trend daripada hubungan (trend of relationship), dan tidak
menunjukkan ada atau tidaknya perubahan secara absolut.

Contohnya :
Contoh Soal Study Kasus

1. Berikut adalah laporan neraca perbandingan dan laporan rugi-laba perbandingan PT. JASJUS
MANIA tahun 2012, 2013, 2014, 2015 dan 2016.

PT JASJUS MANIA
Neraca Perbandingan
31 Desember 2012 - 2016
PT JASJUS MANIA
Laporan Rugi Laba Perbandingan
Untuk Tahun 2012 - 2016

Berdasarkan laporan neraca dan laporan rugi laba PT. JASJUS MANIA diatas
tentukanlah :
a. Trend dalam prosentase tahun 2013 sampai 2016 dengan tahun dasar 2012
b. Berilah analisa mengenai trend dalam prosentase yang telah dihitung pada poin a

Jawab :

a. Trend dalam prosentase tahun 2013 sampai 2016 dengan tahun dasar 2012

Untuk mencari Trend dalam Prosentase contoh tahun 2013 :


(Tahun 2013 / Tahun Dasar 2012) * 100%
PT JASJUS MANIA
Neraca Perbandingan
31 Desember 2012 - 2016
PT JASJUS MANIA
Laporan Rugi Laba Perbandingan
Untuk Tahun 2012 - 2016

b. Berilah analisa mengenai trend dalam prosentase yang telah dihitung pada poin a

Dari laporang keuangan PT. JASJUS MANIA yang terdiri dari Neraca dan Laporan Rugi-
Laba tahun 2012, 2013, 2014, 2015 dan 2016 dengan menggunakan tahun dasar 2012 dapat
diketahui bahwa telah terjadi perubahan – perubahan atau kecenderungan – kecenderungan
baik yang menguntungkan maupun yang tidak menguntungkan bagi perusahaan, hal ini
terbukti bahwa :
a. Posisi keuangan jangka pendek menunjukkan perkembangan yang menguntungkan walaupun
hutang jangka pendek naik, namun kenaikan itu telah diimbangi dengan kenaikan aktiva
lancar dengan tingkat yang lebih besar. Aktiva lancar naik dari Rp. 1.910.000 menjadi Rp.
2.370.000 (24%) sedangkan hutang lancar naik dari Rp. 570.000 menjadi Rp. 610.000 (7%).
Kenaikan penjualan dari Rp. 4.000.000 menjadi Rp. 5.260.000 (32%) diimbangi dengan
penurunan piutang sebesar 2%. Hal ini menunjukan bahwa bagian penagihan bekerja lebih
efektif atau adanya syarat – syarat penjualan yang mendorong para langganan membeli
dengan tunai atau membayar hutangnya dalam jangka pendek.
b. Kenaikan persediaan barang dagangan dari Rp. 720.000 menjadi Rp. 1.160.000 (61%)
menunjukan perkembangan yang kurang menguntungkan, karena kenaikan penjualan tersebut
hanya diimbangi dengan kenaikan penjualan sebesar 32%. Hal ini menunjukan ada investasi
yang terlalu besar dalam persediaan (kebijaksanaan dalam persediaan yang kurang tepat).
c. Dalam jangka waktu 5 tahun perusahaan tidak melakukkan pengeluaran investasi, hal ini
terbukti adanya pertambahan aktiva tetap yang sangat kecil selama 5 tahun tersebut, yaitu
dari Rp. 3.780.000 menjadi Rp. 3.910.000 (naik 3%). Kenaikan aktiva tetap yang kecil ini
justru penjualan naik 32% apakah kenaikan penjualan ini disebabkan oleh bertambahnya
volume penjualan atau adanya kenaikan harga – harga pada umumnya.
d. Dari faktor solvabilitas dapat ditunjau dari penurunan hutang dari Rp. 920.000 menjadi Rp.
860.000 (7%) diimbangi dengan kenaikan modal sendiri (owner’s equity) dari Rp. 4.770.000
menjadi Rp. 5.420.000 (14%).
e. Ditinjau dari faktor rentabilitas menunjukkan bahwa perusahaan semakin rendabel, karena
kenaikan laba operasi dari Rp. 330.000 menjadi Rp. 600.000 (naik 82%) sedangkan aktiva
tetap hanya naik 3%.
f. Ditinjau dari segi effisiensi menunjukkan bahwa perusahaan semakin effisien, hal ini terbukti
dengan adanya kenaikan penjualan 32% diimbangi kenaikan harga pokok dengan tingkat
yang lebih rendah 31% dan kenaikan biaya penjualan 2%. Dengan kata lain management
semakin mampu untuk mengadakan pengawasan biaya dan ongkos – ongkos dalam rangka
menaikkan penjualan.

2. Berikut adalah data PT. DA SQUAD dari tahun 2000, 2001, 2002 dan 2003
Dari data diatas hitunglah Common Size (%) untuk tahun 2000, 2001, 2002 dan 2003!

Jawab :

Untuk mencari Common Size contoh tabel pertama :


(Investasi / Total Aktiva) * 100%

Anda mungkin juga menyukai