Anda di halaman 1dari 10

ANALISA PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN

2.1 Tujuan Analisis

Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh

informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh

perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti bagi pihak-

pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode

atau lebih.

Dalam menganalisis dan menilai posisi keuangan dan potensi atau kemajuan-

kemajuan perusahaan, faktor yang paling utama untuk mendapatkan perhatian oleh

penganalis adalah:

a. Likuiditas, yang menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi

kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi. Perusahaan yang mampu

memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan

tersebut dalam keadaan „likuid“ , sebaliknya apabila perusahaan tidak dapat

segera memenuhi kewajiban keuangaannya pada saat ditagih, berarti

perusahaan tersebut dalam keadaan „illikuid“ .

Kewajiban keuangan suatu perusahaan dapat digolongkan menjadi dua :

1. Kewajiban keuangan yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan atau

kreditur yang dinamakan lukiditas badan usaha.

2. Kewajiban keuangan yang berhubungan dengan proses produksi (intern

perusahaan yang dinamakan lukiditas


b. Solvabilitas, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan, baik

keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.

Suatu perusahaan diaktakan solvabel apabila perusahaan tersebut mempunyai

aktiva atau aset yang cukup untuk membayar semua hutang- hutangnya,

belaliknya apabila perusahaan tidak cukupuntuk membayar hutang-hutangnya,

berarti perusahaan tresebut dalamkeadaan insolvabel .

Dalam hubungannya dengan likuiditas dan solvabilitas ada empat kemungkinan

keadaan yang akan dialami oleh perusahaan :

 Perusahaan yang likuid dan sovabel

 Perusahaan yang likuid tetapi insovabel

 Perusahaan yang illikuid tetapi sovabel

 Perusahaan yang illikuid dan insovabel.

c. Rentabilitas atau profitabilitas, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas perusahaan dapat

diukur dengan kesuksesan perusahaan dan kemmapuan menggunakan

aktivanya secara produktip. Rentabilitas prusahaan dapat diketahui dengan

membandinkan antara laba yang diperoleh dengan jumlah aktiva atau

modalperusahaan.

Rentabilitas perusahaan dapat dihitung dengan dua cara yaitu : (1) perbandingan

antara laba usaha dengan seluruh modal yang digunakan (modal sendiri dan

modal asing) yang disebut dengan rentabilitas ekonomis. (2) perbandingan

antara laba yang tersedia untuk pemilik perusahaan dengan modal sendiri ,
yang digunakan (modal sendiri dan modal asing) yang disebut dengan

rentabilitas modal sendiri atau rentabilitas usaha.

d. Stabilitas usaha, menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melakukan

usahnya dengan stabil, diukur dengan mempertimbangkan kemampuan

perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya dan pada

akhirnya akan membayar hutang-hutangnya tepat pada waktunya, serta

kemampuan untuk mebanyar devidend secara teratur kepada para pemegang

saham, tampa mengalami hambatan atau krisis keuangan.

Faktor-faktor tersebut diatas (likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan stabilitas

usaha) akan dapat diketahui dengan menganalisis dan menginterpretasikan

laporan keuangan dengan menggunakan metode atau teknik analisi yang

tepat/sesuai dengan tujuan analisis.

2.2 Prosedur Analisis

Sebelum melakukan analisis terhadap laporan keuangan, penganalisis harus

benar-benar memahami laporan keuangan tersebut. Penganalisis dapat

menggambarkan aktivitas-aktivitas perusahaan yan tercermin dalam laporan tersebut,

dengan kata lain agar dapat menganalisis laporan keuangan degan hasil yang

memuaskan maka perlu mengetahui latar belakang dari data keuangan tersebut.

Penganalis juga harus mempunyai kemampuan atau kebijaksanaan yang cukup

dalam mengambil kesimpulan, disamping itu juga harus memperhatikan dan

mempertimbangkan perubahan-perubahan kondisi perusahaan, mempertimbangkan

perubahan tingkat harga-harga yang terjadi.


Bentuk dan isi laporan keuangan mungkin tidak atau belum ada keseragaman

diantara perusahaan-perusahaan industri maupun perusahaan perdagangan, sehingga

klasifikasi dari pos-pos yang ada dalamlaporan keuangan suatu perusahaan akan

berbeda-beda dengan perusahaan yang lain. Perbedaan-perbedaan ini mungkin

disebabkan karena:

1. Laporan tersebut disesuaikan dengan tekanan atau tujuan managemen atau

maksud penggunaan laporan keuangan tersebut. Misalnya untuk tujuan intern

atau tujuan perencanaan dan pengawasan intern akan berbeda dengan laporan

ditujukan untuk ketentuan penentuan pajak, juga berbeda dengan laporan yang

ditujukan untuk kreditor atau calon kreditor, dimana untuk para kreditor akan

ditonjolkan tingkat likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas perusahaan.

2. Perbedaan pendapat diantara mereka yang menyusun laporan tersebut.

Misalnya perbedaan pendapat tentang besarnya suatu pengeluaran untuk

reparasi atau perbaikan mesin yang harus ikapitalisir, taksiran umur ekonomis

aktiva tetap dan lain-lain.

3. Perbedaan pengetahuan serta pengalaman daripada akuntan yang menyusun

laporan. Misalnya akuntan yang memperoleh pendidikan atau pengetahuan

didtem akuntansi secara continental dengan akuntan yang memperoleh

pengetahuan akuntansinya secara accounting, maka bentuk atau susunan

laporannya kan berbeda.

4. Adanya kegagalan untuk mengetrapkan klasifikasi yang terbaru yang diterima

umum atau lazim digunakan.


Oleh karena itu sebelum mengadakan perhitungan-perhitungan, analisis dan

interpretasi penganalis harus mempelajari atau mereview secara menyeluru dan kalau

dianggap perlu diadakan penysusunan kembali (recounstruction) dari data-data sesuai

dengan prinsip-prinsip yang berlaku dan tujuan analis. Maksud dari perlunya

mempelajari data secara menyeluruh ini adalah untuk menyakinkan pada penganalisa

bahwa laporan sudah cukupjelas menggambarkan data semua keuangan yang relevan

dan telah diterapklan prosedur akuntansi maupun metode penilaian yang tepat,

sehingga penganalisa akan betul-betul mendapatkan laporan keuangan yang dapat

diperbandingkan (comparable).

2.3 Metode dan Teknik Analisis

Metode dan teknik analisis (alat0alat analisis) digunakan untuk menentukan dan

mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan keuangan, sehingga

dapat diketahui dari perubahan masing-masing pos tersebut apabila dibandingkan

dengan laporan dari beberapa periode untuk suatu perusahaan atau diperbandingkan

dengan alat-alat pembanding lainnya, misalnya diperbandingkan dengan laporan

keuangan yang dibudgetkan atau dengan laporan keuangan perusahaan lain.

Tujuan dari setiap metode dan teknik analisa yang digunakan adalah untuk

menyerhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti. Ada dua metode analisa yang

digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan, yaitu :

1. Analisa horizontal (analisa dinamis) analisa dengan mengadakan perbandingan

laporan keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan

diketahui perkembangannya.
2. Analisa Vertikal (analisa Statis) yaitu laporan keuangan yang dialasisi hanya satu

periode, yaitu dengan memperbandingkan antara pos-pos yang satu dengan

pos-pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut. Sehingga akan

diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Jadi

kesimpulan yang diperoleh hanya satu periode itu saja tanpa mngetahui

perkembangannya.

Teknik analisa yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah

sebagai berikut :

1. Analisa Perbandingan Laporan Keuangan, metode dan teknik analisa dengan

cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih,

dengan menunjukkan :

a. Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah.

b. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah

c. Kenaikan atau penurunan dalam prosentase.

d. Perbandingan yang dinyatakan dalam ratio.

e. Prosentase dari total.

Analisa dengan menggunakan metode ini akan dapat diketahui perubahan-

perubahan yang terjadi, dan perubahan mana yang akan memerlukan penelitian

lebih lanjut.

2. Trend atau tendesi posisi dan kemampuan keuangan perusahaan yang

dinyatakan dalam prosentase (trend percentage analysis). Adalah metode atau


teknik analisis untuk mengetahui tendesi daripada keadaan keuangannya,

apakah menunjukkan tendesi tetap, naik atau turun.

3. Laporan dengan prosentase per komponen atau common size statement.

Adalahsuatu metode analisis untuk mengetahui prosentase investasi pada

masing-masing aktiva/aset terhadap total atau sub total aktivanya, juga untuk

mengetahui struktur permodalanya dan komposisis perongkosan yang terjai

dihubungkan dengan jumlah penjualannya.

4. Analisa sumber dan penggunaan modal kerja, suatu analisis untuk mengetahui

sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-

sebab berubahnya modal kerja dalam periodetertentu.

5. Analisa sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis), adalah

suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebabnya berubahnya jumlah uang kas

atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama

periode tertentu.

6. Analisa Ratio yaitu analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu

dalam neraca atau laporan laba-rugi secara individu atau kombinasi dari kedua

laporan tersebut.

7. Analisa perubahan laba kotor, (gross profit analysis), suatu analisis untuk

mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode

ke periode yang lain.

8. Analisa break even, adalah suatu anlisis untuk mengetahui tingkat penjualan

yang harus dicapai oleh perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita

kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisa break


even juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk

berbagai tingkat penjualan.

2.4 Analisa Pembandingan Laporan Keuangan

Bentuk atau kolom-kolom dalam laporan keuangan yang diperbandingkan

tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

31 Desember Kenaikan – % dari total


Pos-pos penurunan*
neraca 2011 2012 Ratio
(Rp) (Rp) (Rp) % 2011 2012
(A) (B) (C) (D) (E) (F) (F)
Kas 8000 16.000 8000 100 2,0 3 6
Barag dagang 40.000 30.000 10.000* 25* 0,75 17 11
Piutang 20.000 5000 15.000* 75* 0,25 9 2
Tanah 75.000 90.000 15.000 20 1,20 32 34
Bangunan 50.000 75.000 25.000 50 1,50 22 28
Akt Tetap Lain 40.000 50.000 10.000 25 1,25 17 19

Jumlah aktiva 233.000 266.000 33.000 14 1,14 100 100


Keterangan

Kolom C = kolom A dikurang kolom B

Kolom D = kolom C dibandingkan dengan kolom A

Komol E = kolom B dibanding dengan kolom A

Kolom F = membagikan masing-masing pos aktiva dengan jumlah aktivanya.

Apabila laporan keuangan yang digunakan lebih dari dua periode maka ada tahun
Pembandingnya :

1. Tahun yang paling awal digunakan sebagai tahun pembanding, sehingga kolom

laporan tersebut nampak sebagai berikut :

31 Desember Bertambah/berkurang*
Pos-pos 2011 2012 2013 2012 atas 2011 2013 atas 2011
neraca/lapora Rp % Ratio Rp % Ratio
n laba rugi
2. Tahun yang sebelumnya digunakan sebagai tahun pembanding, sehingga

kolom laporan tersebut nampak sebagai berikut :

31 Desember Bertambah/berkurang*
Pos-pos 2011 2012 2013 2012 atas 2011 2013 atas 2012
neraca/lapora Rp % Ratio Rp % Ratio
n laba rugi

3. Dasar perbandingan adalah rata-rata dari jumlah kumulatif seluruh periode yang

bersangkutan. Dasar perbandingan ini akan bermanfaat sekali apabila

diterapkan pada laporan laba – rugi. Bentuk laporan tersebut nampak sebagai

berikut :

Periode Jumlah Rata-rata


Pos-pos 2011 2012 2013 kumulatif per tahun

Rp Rp Rp Rp Rp
Penjualan 7.500.000 9.000.000 4.500.000 21.000.000 7.000.000
Harga Pokok 6.000.000 7.200.000 3.600.000 16.800.000 5.600.000
Laba Kotor 1.500.000 1.800.000 900.000 4.200.000 1.400.000
Beban penjualan 500.000 700.000 300.000 1.500.000 500.000
Beban umum 400.000 500.000 300.000 1.200.000 400.000
Jml.beban 900.000 1.200.000 600.000 2.700.000 900.000
operasional
Laba bersih 6.00.000 600.000 300.000 1.500.000 500.000

Langkah-langkah dalam analisis ini dimulai dari analisis terhadap perubahan

jumlah totalnya, kemudian sub total, dan kemudian diadakan analisis terhadap

perubhan-perubahan yang terjadi dalam masing-masing pos, dengan

memperbandingkan atau menghubungkan antara perubahan yang satu dengan

perubahan lainnya sehingga akhirnya akan dapat ditarik berbagai kesimpulan dari hasil
analisa tersebut. Jika laporan keuangan disajikan secara bulanan ataupun kwartalan,

maka perbandingan dapat dilakukan secara bulanan ataupun kwartalan.

Anda mungkin juga menyukai