TUGAS KELOMPOK 1
1. ROLE OF GOVERNMENT TO OVERSIGHT AP AND KAP
2. THE ROLE OF FINANCIAL SERVICES AUTHORITY (OTORITAS JASA
KEUANGAN) FOR AP AND KAP AS CAPITAL MARKET SUPPORT PROFESSION
3. LEGAL RESPONSIBILITY OF AP AND KAP
Dosen:
Stevanus Alexander Sianturi, M.For.Acc
Disusun Oleh:
Kelompok 1
Kelas G17-1S
Sugiarto Kasmuri 1706089955
Ronny Wicaksono 1706089910
Arya Prabu Rizal 1606851951
Antonius Adikusuma Mulyono 1706998290
A. Pendahuluan
Dunia bisnis semakin lama semakin maju, sejalan dengan hal tersebut, maka
dunia akuntansi juga dituntut untuk menyelaraskan dengan kemajuan dunia bisnis
tersebut. Dampak yang terjadi dari kemajuan tersebut adalah semakin banyaknya
stakeholder, dan semakin rumitnya dunia akuntansi. Stakeholder tersebut dapat berupa
pemerintah, pemegang saham, manajemen, dan lain sebagainya. Sedangkan rumitnya
dunia akuntansi dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk melakukan fraud,
contohnya kasus enron, dan satyam.
Pemerintah memiliki peranan penting dalam memastikan bahwa Akuntan Publik
dan Kantor Akuntan Publik yang memberikan jasa kepada stakeholder, telah
melaksanakan tanggung jawabnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia
No.216/PMK.01/2017 tentang Akuntan Beregister, Pemerintah melalui Kementerian
Keuangan melakukan pengaturan mengenai tata cara permohonan pendaftaran Akuntan
Beregister, menetapkan syarat untuk terdaftar sebagai akuntan beregister, Pusat
Pembinaan Profesi Keuangan di bawah Kementerian Keuangan yang melakukan
pembinaan dan pengawasan terhadap akuntan, akuntan beregister bagi warga negara
asing, sertifikasi dan keanggotaan akuntan beregister, ujian sertifikasi profesi akuntansi,
izin praktik akuntan dan lain-lain.
B. Peran Pemerintah
Laporan keuangan merupakan cerminan dari institusi yang dapat dibaca dan
dipahami oleh publik sehingga publik dapat menilai institusi tersebut. Namun demikian,
laporan keuangan tersebut merupakan buatan dari manajemen sehingga dikhawatirkan
adanya konflik kepentingan sehingga diperlukan pihak yang independen (yaitu auditor)
untuk melakukan audit atas laporan keuangan tersebut. Oleh karena itu, sebagai pihak
yang memiliki kewenangan sesuai dengan Undang-Undang, pemerintah melakukan
pengawasan kepada para akuntan agar melaksanakan tanggung jawabnya sesuai kaidah
standard dan peraturan yang berlaku. Bentuk pengawasan pemerintah tersebut dapat
berupa peraturan ataupun pengawasan kepada auditor langsung yang dibentuk melalui
suatu institusi tersendiri.
Sebagai stakeholder dan pihak yang memiliki kewenangan, pemerintah telah
mengeluarkan aturan sebagaimana berikut:
Undang-Undang No. 34 Tahun 1954 tentang Pemakaian Gelar Akuntan
PP Nomor 84 Tahun 2012 tentang Komite Profesi Akuntan Publik
PP Nomor 20 Tahun 2015 tentang Praktik Akuntan Publik
KMK Nomor 443 Tahun 2011 tentang Penetapan IAPI sebagai Asosiasi Profesi
Akuntan Publik
KMK Nomor 263 Tahun 2014 tentang Penetapan IAI sebagai Asosiasi Profesi
Akuntan
PP Nomor 1 Tahun 2013 tentang Jenis Dan Tarif Atas Jenis PNBP Yang Berlaku
Pada Kementerian Keuangan
Undang Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik beserta
Penjelasannya
PMK Nomor 55 Tahun 2017 Tentang Prinsip Mengenali Pengguna Jasa Bagi
Akuntan dan Akuntan Publik
Penilaian Risiko Sektoral Akuntan dan AP 2017
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 154/PMK.01/2017 tentang Pembinaan dan
Pengawasan Akuntan Publik
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 155/PMK.01/2017 tentang Perubahan Atas
PMK Nomor 55/PMK.01/2017
Sectoral Risk Assessment on Money Laundering for Accountant and Public
Accountant in Indonesia 2017
PMK Nomor 216/PMK.01/2017 Tentang Akuntan Beregister
SE-6/PPPK/2018 tentang Standardisasi dan Tata Cara Penomoran Lapran Auditor
dan Laporan Penilaian
Membentuk peraturan asosiasi profesi
kewenangan Menteri
Memberi izin keuangan
Membekukan
izin
Memberikan
sanksi
administratif Akuntan
Publik
PPPK
Berdasarkan Peraturan Pemerintah nomor 20 Tahun 2015 tentang praktik akuntan publik, dan PMK nomor
154/PMK.01/2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Akuntan Publik,
C. Undang- Undang Akuntan Publik
Profesi akuntan publik dan KAP berperan besar dalam perkembangan bisnis.
Dalam dunia usaha, profesi ini adalah sebagai pihak independen yang memiliki
kompetensi untuk melakukan audit dalam laporan keuangan yang dibuat oleh
manajemen. Dengan demikian, jika terjadi fraud oleh manajemen, diharapkan dapat
diketahui oleh auditor, namun akan jadi masalah jika terjadi kolusi antara pihak
independen yang seharusnya dipercayai oleh stakeholder dengan manajemen.
Pemerintah menerbitkan undang-undang nomor 5 tahun 2011 tentang akuntan
publik dengan tujuan agar :
melindungi kepentingan publik;
mendukung perekonomian yang sehat, efisien, dan transparan;
memelihara integritas profesi Akuntan Publik;
meningkatkan kompetensi dan kualitas profesi Akuntan Publik; dan
melindungi kepentingan profesi Akuntan Publik sesuai dengan standar dan kode
etik profesi.
Profesi ini dianggap penting oleh pemerintah, karena merupakan profesi yang jasa
utamanya adalah jasa asurans dan hasil pekerjaannya digunakan secara luas oleh publik.
Selain itu, memiliki peran dalam peningkatan kualitas dan kredibilitas informasi
keuangan atau laporan keuangan suatu entitas.
Dalam undang-undang ini juga mengatur tentang :
lingkup jasa Akuntan Publik;
perizinan Akuntan Publik dan KAP;
hak, kewajiban, dan larangan bagi Akuntan Publik dan KAP; kerja sama antar
Kantor Akuntan Publik (OAI) dan kerja sama antara KAP dan Kantor Akuntan
Publik Asing (KAPA) atau Organisasi Audit Asing (OAA);
Asosiasi Profesi Akuntan Publik;
Komite Profesi Akuntan Publik;
pembinaan dan pengawasan oleh Menteri;
sanksi administratif; dan
ketentuan pidana
Undang-Undang Akuntan Publik ini juga telah dilakukan uji materil di
mahkamah konstitusi dengan hasil pada putusan MK nomor 84/PUU-IX/2011 dengan
materi antara lain:
pengertian kata manipulasi pada pasal 55
konsekuensi pemidanaan terkait dengan manipulasi data, dimana para akuntan
publik dapat dituduh melakukan manipulasi pada saat mengolah data pada
computer, hal ini menimbulkan rasa tidak aman dan ketakutan terhadap frasa
tersebut
pasal 55 huruf b, manipulasi, memalsukan, menghilangkan data atau catatan pada
kertas kerja atau tidak membuat kertas kerja
dianggap sebagai berlebihan karena kertas kerja bukan merupakan daokumen
final
meminta dibatalkannya hukuman pidana, karena telah diatur dalam KUHP.
Hal ini didasarkan pada auditing terdapat istilah data manipulating atau data
manipulation yang bermakna seorang investigator atau auditor melakukan analisis
data yang tersimpan dalam bermacam - macam media penyimpanan data untuk
menemukan sesuatu yang dicarinya , untuk kemudian disajikan sesuai dengan maksud
dan tujuannya agar dapat dibaca dengan mudah. Dengan demikian maka bagi
Akuntan Publik “manipulasi” memangmerupakan perbuatan dalam pengertian
legal yang tidak dapat digolongkan sebagai suatu perbuatan yang jahat
Terkait dengan law enforcement di tahun 2018, P2PK ini telah melakukan
pembekuan izin 5 Akuntan Publik dengan jangka waktu yang berbeda beda, antara lain:
AP James Pardomuan
AP A Krisnawan Budipracoyo
AP Hans Burhanuddin
AP Biasa Sitepu
AP Meillina Pangaribuan
BAB II
THE ROLE OF FINANCIAL SERVICES AUTHORITY (OTORITAS
JASA KEUANGAN) FOR AKUNTAN PUBLIK (AP)AND KANTOR
AKUNTAN PUBLIK (KAP)AS CAPITAL MARKET SUPPORT
PROFESSION
A. Pendahuluan
Terbentuknya disiplin pasar perlu didukungolehtransparansi kondisi keuangan
untuk memudahkan penilaian yang wajar bagi para stakeholder. Berdasarkan agency
theorybahwa hubungan yang muncul antara prinsipal yaitu pemegang saham selaku
pihak yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan dengan agen yaitu manajemen
selaku pihak yang mendapatkan wewenang pengambilan keputusan untuk memberikan
jasa demi kepentingan prinsipal namun agen tersebut memiliki kepentingan pribadi juga
sehingga bisa menyebabkan conflict of interest terjadi di antara kedua pihak tersebut
(Ross, 2015).
Dalam hal potensi terjadinya konflik kepentingan tersebut, makadibutuhkan
penyusunan dan penyajian laporan keuangan yang berkualitas.Oleh karena itu,pihak
yang melaksanakan kegiatan jasa keuangan menggunakan jasa Akuntan Publik (AP) dan
Kantor Akuntan Publik (KAP). Selain itu, AP dan KAP bertujuanuntuk memastikan
bahwa pada laporan keuangan tidak terdapat salah penyajian baik karena error maupun
salah saji material dan sesuai dengan standar yang berlaku umum.Dengan begitu dapat
dilihat bahwa AP dan KAP memiliki peran yang sangat penting sebagai penunjang
kegiatan sektor jasa keuangan dalam penegakan disiplin pasar. Sehubungan dengan hal
tersebut maka diperlukan pengaturan mengenai penggunaan jasa AP dan KAP dalam
kegiatan jasa keuangan.
A. Akuntan Publik
Akuntan Publik adalah seseorang yang telah memperoleh izin untuk memberikan
jasa sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun
2011 tentang akuntan publik, yaitu jasa asurans, yang meliputi:
a. jasa audit atas informasi keuangan historis;
b. jasa reviu atas informasi keuangan historis;dan
c. jasa asurans lainnya.
Selain jasa asurans, Akuntan Publik juga dapat memberikan jasa lainnya yang
berkaitan dengan akuntansi, keuangan, dan manajemen sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.Pemberian jasa audit oleh Akuntan Publik dan/atau
KAPatas informasi keuangan historis suatu klien untuk tahun buku yang berturut-turut
dapat dibatasi dalam jangka waktu tertentu yang diatur dalam Peraturan Pemerintah.
Tugas dan Fungsi Akuntan Publik
Akuntan publik memiliki tanggung jawab hukum untuk memberikan jasanya
sesuai standar dan peraturan yang berlaku yaitu Standar Profesional Akuntan Publik
(SPAP) dan kode etik profesi, serta peraturan perundang-undangan yang berkaitan
dengan jasa yang diberikan. Tugas dan Fungsi akuntan publik menurut SPAP SA seksi
110 antara lain:
1. Bertanggung jawab untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk
memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari
salah saji material, baik disebabkan oleh kekeliruan atau kecurangan.
2. Bertanggung jawab untuk menyatakan pendapat secara independen berdasarkan
keyakinan yang memadai mengenai kewajaran atas kesesuaian laporan keuangan
yang dibuat oleh manajemen dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Sedangkan tanggung jawab untuk penerbitan laporan keuangan sepenuhnya
menjadi tanggung jawab manajemen dana bukan merupakan tanggung jawab
akuntan publik.
3. Akuntan publik bertanggung jawab terhadap kompetensi yang dimiliki terhadap
keahlian dalam profesi ini. Akuntan publik profesional harus merupakan orang
yang memiliki pendidikan dan pengalaman berpraktik sebagai akuntan publik dan
tidak termasuk orang yang terlatih untuk atau berkeahlian dalam profesi atau
jabatan lain.
4. Dalam mengamati standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia
(IAI), akuntan publik harus menggunakan pertimbangannya dalam menentukan
prosedur audit yang diperlukan sesuai dengan keadaan, sebagai basis memadai
bagi pendapatnya. Pertimbangan tersebut harus merupakan pertimbangan
berbasis informasi dari seorang profesional yang ahli.
5. Akuntan Publik juga bertanggung jawab terhadap profesinya, yaitu tanggung
jawab untuk mematuhi standar yang diterima oleh para praktisi rekan
seprofesinya.
Otoritas Jasa Keuangan. 2017. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 13/POJK.03/2017
tentang Penggunaan Jasa Akuntan Publik Dan Kantor Akuntan PublikDalam
Kegiatan Jasa Keuangan.
Otoritas Jasa Keuangan. 2017. Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No.
36/POJK.03/2017 tentang Tata Cara Penggunaan Jasa Akuntan Publik Dan
Kantor Akuntan Publik Dalam Kegiatan Jasa Keuangan.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2011 tentang Akuntan Publik
Putusan MK no. 84/PUU-IX/2011
SPAP SA 110 tentang Tanggung Jawab dan Fungsi Auditor Independen
Peraturan Pemerintah nomor 20 Tahun 2015 tentang praktik akuntan public
PMK nomor 154/PMK.01/2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Akuntan Publik
http://www.pppk.kemenkeu.go.id