Anda di halaman 1dari 10

UNIVERSITAS INDONESIA

Etika Profesi dan Tata Kelola Korporat

Dosen Pengajar:
Dr. Fitriany S.E., M.Ak.

Kelompok 5:
Arfian Saputra Siregar (1906340312)
Aria Respati W. Natakusuma (1906417615)
Ghesna Larasati S. (1906340344)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI PPAk
JAKARTA
2019

STATEMENT OF AUTHORSHIP
“Kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa /tugas terlampir adalah murni hasil
pekerjaan kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa menyebutkan
sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan/digunakan sebagai bahan untuk tugas pada mata ajaran
lain kecuali kami menyatakan dengan jelas bahwa kami menyatakan menggunakannya.

Kami memahami bahwa tugas yang kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan atau
dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.”

Nama NPM Tanda Tangan

Arfian Saputra Siregar 1906340312

Aria Respati W. Natakusuma 1906417615

Ghesna Larasati Sunatriyo 1906340344

Mata Ajaran : Etika Profesi dan Tata Kelola Korporat


Judul Tugas :
Dosen : Dr. Fitriany S.E., M.Ak.
Tanggal : 24 September 2019

Demikian Statement of Authorship ini dibuat dengan sebenar-benarnya.

Ethics of Professional Accountants in Business


1. Describe the relevant code of ethics for professional accountants professional accountants in
Business.

Akuntan profesional dalam bisnis bertanggung jawab terhadap penyusunan dan pelaporan
keuangan dan informasi lainnya, yang akan digunakan oleh organisasi pemberi kerja atau pihak
ketiga. Mereka juga dapat bertanggung jawab untuk memberikan manajemen keuangan yang
efektif dan saran-saran untuk berbagi persoalan bisnis. Akuntan profesional di dalam bisnis
dilarang untuk terlibat dalam bisnis, pekerjaan, ataupun kegiatan yang diketahuinya merusak atau
dapat merusak integritas, objektivitas, atau nama baik dari profesi yang mana bertentangan dengan
prinsip utama akuntan profesional. Akuntan Profesional di Bisnis memiliki tanggung jawab untuk
mendukung organisasi tempatnya bekerja mencapai tujuannya. Kode Etik ini tidak dimaksudkan
untuk menghalangi Akuntan Profesional di Bisnis memenuhi tanggung jawab tersebut, namun
lebih bertujuan untuk menjelaskan keadaan yang dapat mengurangi kepatuhan pada prinsip dasar
etika. (Modul IAI, 2015)

2. Explain the main principles of Professional Accountants Ethics

Ada lima prinsip utama dari akuntan profesional menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2015)
yaitu:

1. Integritas
Prinsip integritas pada kode etik akuntan mewajibkan akuntan untuk berterus terang dan
jujur dalam hubungan business dan professional. Akuntan tidak boleh menutup nutupi atau terkait
dalam tindakan menutup-nutupi atau menyembunyikan sesuatu apabila ditemukan kesalahan yang
material.

2. Objektivitas
Pada prinsip objektivitas, akuntan profesional diwajibkan untuk tidak terpengaruh pada
pertinbangan atau kepentingan pribadi atau orang lain dalam mengambil keputusan profesional.

3. Memiliki kompetensi dan Kehati-hatian Professional


Memiliki kompetensi dan kehati-hatian profesional adalah salah satu prinsip utama seorang
akuntan profesional. Dengan terus meningkatkan dan memelihara kompetensi dan perkembangan
teknik, akuntan diharapkan dapat memberikan layanan yang profesional dengan standar dan teknik
terkini kepada client. Lebih dari itu, akuntan profesional juga harus berhati-hati, tepat waktu, dan
menyeluruh dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai akuntan.

4. Kerahasiaan
Akuntan profesional diwajibkan untuk selalu menjaga kerahasiaan informasi yang dimiliki
oleh pemberi pekerjaan disaat ataupun sesudah masa kerja kepada pihak luar tanpa seizin yang
memadai dari pihak pemberi kerja. Ada beberapa situasi mewajibkan akuntan untuk
mengungkapkan informasi:

- Pengungkapan yang disetujui oleh klien dan hukum


- Pengungkapan yang diminta oleh hukum
- Pengungkapan berdasarkan hak dan kewajiban akuntan (penelaahan mutu, menjawab
pertanyaan investigasi, melindungi kepentingan profesional akuntan, dan mematuhi
standar profesi dan kode etik).

5. Perilaku Professional
Setiap akuntan profesional diwajibkan untuk mematuhi setiap peraturan yang berlaku dan
ketentuan hukum dan menghindari seluruh tindakan yang merusak nama baik profesi. Perilaku
profesional ini mencakup seluruh tindakan yang dapat menyebabkan dampak kepada pihak ketiga
dan akuntan harus mempertimbangkan seluruh fakta dan permasalahan yang dihadapi olehnya.

3. Explain the threat to professional accountants

Dalam menjalan prinsip utama akuntan profesional, akuntan bisa sama menghadapi
ancaman, sehingga akuntan wajib membuat kerangka konseptual untuk mengidentifikasi,
mengevaluasi, dan mengatasi ancaman profesional. Ancaman dapat tercipta dalam bentuk situasi
dan hubungan. Ikatan Akuntan Indonesia mengkategorikan ancaman berdasarkan kategori berikut:

- Ancaman kepentingan pribadi


Ancaman yang muncul dari kepentingan keuangan atau lainnya yang dapat mempengaruhi
perilaku akuntan.

- Ancaman telaah-pribadi
Ancaman yang muncul ketika akuntan profesional tidak sepenuhnya mengerti atau
mengevaluasi pertimbangan dan layanan profesional yang diberikan oleh akun professional
sebelumnya.

- Ancaman Advokasi
Ancaman yang muncul ketika akuntan profesional mempromosikan klien dengan
mengorbankan profesionalitas.

- Ancaman Kedekatan
Ancaman yang muncul karena hubungan akuntan profesional dan klien telah terlalu dekat
yang menyebabkan akuntan profesional bersimpati dengan kepentingan klien.

- Ancaman Intimidasi
Ancaman yang muncul ketika akuntan profesional diberi tekanan yang tidak pantas yang
mempengaruhi akuntan profesional menjadi tidak objektif.

4. Apply the main principles of Professional Accountants in unethical business environment

- Integritas
Di dalam kode etik akuntan profesional, integritas memiliki arti yaitu jujur dan berterus
terang dalam hubungan profesional bisnisnya. Seorang akuntan profesional tidak boleh
terkait dengan laporan, dokumen, atau informasi lainnya yang disusun secara tidak hati-
hati dan adanya informasi yang disembunyikan di dalamnya.

- Objektivitas
Pada hal ini, seorang akuntan tidak boleh bertindak sesuai dengan pendapat atau demi
kepentingan pribadi atau perorangan lainnya. Pengambilan keputusan secara profesional
harus diambil berdasarkan informasi yang relevan dan tidak dibuat-buat.
- Memiliki kompetensi dan kehati-hatian

Prinsip ini menekankan bahwa seorang akuntan harus memiliki kompetesi yang cukup
serta harus cermat dalam menjalani tugasnya. Kecermatan dalam bekerja mencakup
tanggung jawab untuk bertindak sesuai dengan tuntutan tugas secara berhati-hati,
menyeluruh, lengkap dan tepat waktu. Akuntan profesional akan mengambil langkah-
langkah yang masuk akal untuk menjamin bahwa orang-orang yang bekerja di bawah
tanggungjawabnya memperoleh pelatihan dan supervisi yang memadai.

- Kerahasiaan
Seorang akuntan yang profesional tidak diperkenankan untuk mengungkapkan informasi
yang bersifat rahasia tentang si pemberi kerja pada pihak lain kecuali jika ada izin yang
memadai maka informasi tersebut dapat diungkapkan. Akuntan harus tetap menjaga
kerahasiaan, termasuk dengan lingkungan sosialnya agar tidak mengungkapkan informasi
secara sengaja maupun tidak disengaja.

- Perilaku profesional
Perilaku profesional dalam etika ini dapat diartikan bahwa seorang akuntan profesional
harus bertindak sesuai dengan ketentuan hukum dan peraturan yang ada. Seorang akuntan
profesional juga harus berkata benar dan tidak boleh membuat pernyataan yang berlebihan
mengenai jasanya dan membuat perbandingan yang merendahkan akuntan lainnya.

5. Identify the threats faced by professional accountants in unethical business environment

Seorang akuntan profesional dapat menghadapi beberapa ancaman dalam lingkungan


bisnis yang tidak beretika. Berikut beberapa ancaman tersebut (Duska & Duska, 2011) :

a. Perilaku saya sebenarnya tidak melanggar aturan maupun tidak bermoral.

Biasa disebut dengan rasionalisasi, pada situasi bisnis yang tidak beretika, tindakan ini
tidak dianggap melanggar aturan maupun dirasakan tidak bermoral oleh akuntan tersebut.

b. Tindakan yang saya lakukan adalah bertujuan untuk kebaikan perusahaan.


Seorang akuntan profesional yang bekerja sebagai karyawan suatu perusahaan akan
memiliki anggapan bahwa setiap tindakannya hanya bertujuan untuk kebaikan perusahaan
di mana ia bekerja, karena perusahaan tersebutlah yang memberikannya penghasilan.
Sehingga akuntan tersebut ingin menjaga perusahaan di mana ia bekerja dengan sebaik
mungkin. Merasa tidak terikat atas kode etik seorang akuntan profesional yang bekerja
sebagai akuntan publik, memberikan rasa “bebas” dari kode etik yang sebenarnya juga
harus diikuti oleh seorang akuntan di dalam perusahaan.

c. Tidak ada orang lain yang akan mengetahui tindakan yang saya lakukan.

Seorang akuntan memiliki anggapan bahwa tindakannya tidak akan diketahui oleh
siapapun, sehingga tidak akan ada yang dapat menghukumnya atas tindakan tidak beretika
yang dilakukannya. Padahal suatu saat, tindakannya pasti akan terbongkar oleh pihak yang
berwenang untuk melakukan pemeriksaan atas pekerjaan akuntan tersebut.

d. Perusahaan akan melindungi saya atas tindakan yang saya lakukan.

Anggapan bahwa apabila perusahaan yang memerintahkan untuk melakukan tindakan


yang tidak beretika akan membela akuntan sebagai pelakunya.

6. Analyze the consequences of ethical violations against individual accountants, the accounting
profession, and the general public in case of breach of ethics of professional accountants in
business

Konsekuensi atas ketidakpatuhan seorang akuntan profesional dapat mengakibatkan


denda, tuntutan atau akibat lain bagi organisasi tempatnya bekerja yang mungkin berdampak
material terhadap laporan keuangan (IAI, Kode Etik Akuntan Profesional, 2016).

7. Analyze the differences in attitudes of Betty Vinson and Cynthia Cooper as professional
accountants who worked at WorldCom
Betty Vinson

Dikutip dari case Worldcom, Betty Vinson, senior accountant soon to be the director, pada
awalnya tidak setuju dengan proposal Yates untuk mengeluarkan $828 juta line accrual ke income
statement karena menurut dia ini merupakan pencatatan yang tidak benar. Namun, setelah dibujuk
oleh Yates, Betty dan rekannya mau melakukan pencatatan. Kejadian pencatatan yang tidak benar
berlanjut dari tahun ke tahun. Berdasarkan perilaku Betty pada case tersebut, dapat disimpulkan
bahwa dia tidak menjaga objektivitas, integritas, dan perilaku profesional dari seorang akuntan
profesional. Betty tidak menjaga nilai objektivitas karena keputusan dia untuk mengeluarkan $828
juta line accrual dipengaruhi oleh managernya sendiri, Yates, padahal dia tau kalau itu merupakan
pencatatan yang buruk. Tapi tetap saja dibiarkan olehnya. Bahkan setelah dia tahu itu salah dan
terus berlanjut terus menerus, dia berusaha menutup nutupi dan membiarkan itu walaupun dia
sudah diangkat menjadi director. Ini menunjukkan dia tidak memiliki integritas. Lebih dari itu,
Betty tidak berperilaku profesional karena tidak mempertimbangkan sebab akibat yang diperbuat
oleh pencatatan buruk yang dia lakukan.

Cynthia Cooper

Cynthia Cooper adalah internal audit dari WorldCom. Cooper melakukan internal audit secara
profesional. Dia melakukan internal audit sesuai Yates minta untuk fokus ke area tertentu bukan
kepada capital expenditure. Pada Maret 2002, head of the wireless business unit komplain ke
Cooper bahwa $400 juta data yang di accrue ditransfer ke akun lainnya. Cooper punbetanya kepa
external auditor kenapa ini di approved, tetapi Arthur Andersen menolak pertanyaan itu. Melihat
kejanggalan ini, Cooper memperluas penyelidikannya dari internal audit ke financial audit. Pada
akhirnya, dia menemukan bukti atas penyalah catatan ini. Berdasarkan perilaku Cooper, kita dapat
menyimpulkan bahwa dia menjunjung tinggi kode etik akuntan profesional. Ia secara objektif
menilai pemindahan accrual merupakan tindakan yang tidak tepat. Karena dia menemukan
kejanggalan ini, dia secara teliti dan menggunakan potensi yang dia miliki untuk memperluas yang
diperiksa dari internal audit ke financial audit. Untuk menjaga integritas dan kerahasiaan
perusahaan, dia melakukan pencari sendiri mengenai kasus yang terjadi tanpa melibatkan orang
lain. Ketika dia telah mendapatkan bukti transaksi, dia menjaga keprofesionalannya dengan tidak
memberi tahu ke anak dan istrinya.
Kesimpulan

Perilaku yang ditunjukkan oleh Betty Vinson dan Cynthia Cooper merupakan dua contoh ekstrim
atas reaksi akuntan profesional yang bekerja di suatu korporasi dalam kasus ini Worldcom. Reaksi
tersebut disebabkan oleh terjadinya tata kelola korporat yang tidak berjalan dengan efektif,
intervensi langsung oleh direksi, serta ancaman-ancaman yang ditujukan langsung kepada mereka.

Betty Vinson pada awalnya mempertimbangkan untuk tidak melanjutkan untuk bekerja di
Worldcom karena merasa tindakan yang diminta oleh direksi sangat bertentangan dengan etika
profesi akuntan profesional, namun adanya hasutan bahwa pelanggaran yang harus dilakukan ini
hanya akan terjadi sekali dan apabila terjadi sesuatu Vinson akan dilindungi oleh perusahaan. Pada
akhirnya integritas Vinson pun menjadi hilang. Promosi yang diberikan oleh direksi juga semakin
membebani integritas Vinson, karena Vinson memperoleh banyak remunerasi dan benefit yang
menjadi penghasilan utama keluarganya. Situasi ini menyebabkan terjeratnya Vinson di dalam
rangkaian fraud yang dilakukan oleh Worldcom. Pada saat terungkapnya skandal Worldcom ini,
Vinson memperoleh hukuman pidana tahanan penjara selama 5 bulan dan 5 bulan tambahan
tahanan rumah.

Berbeda dengan Cynthia Cooper, tekanan yang diperolehnya tidak menyurutkan integritasnya
sebagai akuntan profesional. Setelah melalui proses yang panjang untuk mengungkap fraud yang
terjadi di dalam Worldcom, akhirnya Cooper berhasil untuk mengungkapkan fraud tersebut.
Namun, walaupun Cooper telah melakukan tanggung jawabnya sebagai akuntan profesional
dengan sangat baik, ia tetap dipandang oleh beberapa mantan pegawai Worldcom sebagai
penyebab runtuhnya perusahaan yang mempekerjakan banyak orang dan menghilangkan
penghasilan mereka sebagai pegawai.
Referensi

Ikatan Akuntan Indonesia. (2015). Model Chartered Accountant; Etika Profesi dan Tata
Kelola Korporat. Jakarta, DKI Jakarta: Ikatan Akuntan Indonesia.

Ikatan Akuntan Indonesia. Kode Etik Akuntan Profesional. (2016). DKI Jakarta : Ikatan
Akuntan Indonesia.

Duska, Ronald F, B.S. Duska, J. Ragatz (2011). Accounting Ethics. Blackwell Publishing,
2nd edition.

Anda mungkin juga menyukai