Anda di halaman 1dari 8

Pengertian Etika Profesi Akuntansi

Oleh : Pepen Apendi

Etika profesi akuntansi adalah bagian dari ilmu etika bisnis dan etika manusia.

Etika profesi akuntansi merupakan sifat, karakter dan moral yang harus diterapkan pada
akuntansi.

Etika akuntansi telah diperbaharui dan diperbaiki untuk menjadi pedoman bagi para pelaku
akuntansi. Etika akuntansi juga berfungsi untuk mencegah terjadinya kecurangan dalam
akuntansi.

Fungsi Etika Akuntansi


Seorang akuntan atau auditor harus memiliki kebiasaan dan prinsip yang baik. Profesi yang
mereka jalani sangat berat tanggung jawabnya. Hasil pekerjaannya dibutuhkan oleh para pihak
pemakai informasi akuntansi dan kepentingan publik lain untuk membuat keputusan dalam
bisnis.

Beberapa fungsi etika akuntansi aalah:

1. Memberikan laporan dan menyajikan data yang benar tentang perusahaan.


2. Membantu penegakkan hukum.
3. Mencegah adanya kecurangan akuntansi.
4. Mengajarkan tentang tanggung jawab dan kewajiban moral kepada akuntan dan auditor.
5. Mengenali masalah akuntansi yang berkaitan dengan etika.

Etika Profesi Akuntansi Menurut IAI


IAI dalam Exposure Draft, Kode Etik Akuntan Profesional, menyebutkan prinsip dasar etika
profesi akuntansi. Berikut uraiannya.

1. Prinsip Integritas
Prinsip integritas ini mewajibkan setiap akuntan (professional) bersikap lugas dan jujur dalam
semua hubungan professional dan hubungan bisnisnya. Artinya integritas adalah berterus terang
dan selalu mengatakan yang sebenarnya.

Akuntan professional diharuskan tidak boleh terkait dengan pernyataan resmi, laporan,
komunikasi atau informasi lain ketika akuntan meyakini bahwa informasi tersebut terdapat:

1. Kesalahan material atau pernyataan yang menyesatkan.


2. Informasi atau pernyataan atau yang dilengkapi secara sembarangan.
3. Penghilangan atau pengaburan informasi yang seharusnya diungkapkan sehingga akan
menyesatkan.

Saat meyadari bahwa dirinya dikaitkan dengan informasi semacam tersebut,maka akuntan
professional mengambil keputusan dan langkah-langkah yang diperlukan agar tidak dikaitkan
dengan informasi tersebut.

2. Objektivitas

Prinsip objektivitas mewajibkan seluruh anggota bersikap adil, jujur secara intelektual, tidak
memihak, tidak berprasangka atau bias, bebas dari benturan kepentingan atau pengaruh yang
tidak sepantasnya dari phak lain.

Setiap anggota diharuskan menunjukkan objektivitasnya dalam berbagai situasi dalam


menjalankan kewajibannya dan menghidari yang dapat mengurangi pertimbangan professional
atau bisnisnya.

Akuntan professional mungkin dihadapkan pada situasi yang bisa saja mengganggu
objektivitasnya, namun semua anggota tidak akan memberikan layanan professional jika suatu
keadaan atau hubungan menyebabkan terjadi bias atau dapat memberi pengaruh yang berlebihan
pada pertimbangan profesionalnya.
3. Kompetensi Dan Kehati-Hatian Profesional

Prinsip kompetensi dan kehati hatian professional mengharuskan setiap anggotanya Akuntan
Profesional untuk :

1. Memelihara pengetahuan dan keahlian professional yang dibutuhkan untuk menjamin


pemberi kerja (klien0 menerima layanan yang professional dan kompeten.
2. Bertindak tekun dan cermat sesuai teknis dan professional yang berlaku ketika
memberikan jasa professional.

“ Jasa profesional yang berkompeten mensyaratkan pertimbangan yang cermat dalam


menerapkan pengetahuan serta keahlian profesional untuk jasa yang diberikan.”
Kompetensi dapat dibagi menjadi dua tahap yaitu:

1. Pencapaian kompetensi professional


2. Pemeliharaan kompetensi professional

Pemeliharaan kompetensi profesional memerlukan kesadaran yang berkelanjutan dan


pemahaman atas perkembangan teknis, professional serta bisnis yang relevan.

Program pengembangan yang berkelanjutan membuat akuntan dapat mengembangkan dan


memelihara kemampuanyya untuk bertindak secara kompeten dalam lingkungan professional.

Ketekunan yang dimaksud meliputi tanggung jawab untuk bertindak sesuai penugasan, berhati-
hati, lengkap dan tepat waktu.

Seorang akuntan professional mengambil langkah-langkah yang rasional untuk menjamin bahwa
anggota yang bekerja dibawah kewenangannya telah mendapatkan pelatihan serta pengawasan
yang memadai.

4. Kerahasiaan
Prinsip kerahasiaan mengharuskan setiap akuntan untuk tidak melakukan hal berikut ini.

1. mengungkapkan informasi rahasia yang diperolehnya dari hubungan professional dan


hubungan bisnis pada pihak diluar kantor akuntan atau organisasi tempat akuntan bekerja
tanpa diberikan kewenangan yangmemadai dan spesifik, terkecuali jika mempunyai hak dan
kewajiban secara hukum atau professional untuk mengungkapkan kerahasiaan tersebut.
2. Menggunakan informasi rahasia untuk keuntungan pribadi atau pihak ketiga. Informasi
yang diperoleh baik melalui hubungan professional maupun hubungan bisnis.

Kode etika profesi akuntansi mewajibkan seluruh akuntan untuk melakukan hal-hal yang
berkaitan dengan prinsip kerahasiaan berikut ini

1. Akuntan professional menjaga kerahasian informasi termasuk dalam lingkungan


sosialnya, sekaligus waspada terhadap kemungkinan pengungkapan yang tidak disengaja
kepada keluarga atau rekan bisnis terdekat.
2. Menjaga kerahasiaan informasi yang diberikan / diungkapkan oleh pemberi kerja (klien).
3. Menjaga kerahasiaan informasi di dalam kantor akuntan atau organisasi di tempatnya
bekerja.
4. Akuntan professional harus mengambil langkah yang dibutuhkan untuk memastikan,
bahwa staf dibawah pengawasannya dan orang yang memberi saran dan bantuan
professional serta menghormati kewajiban akuntan professional untuk menjaga kerahasiaan
informasi.
5. Kewajiban untuk mematuhi semua prinsip kerahasiaan terus dipertahankan, bahkan saat
setelah berakhirnya hubungan antara klien dan akuntan. Ketika akuntan mendapat klien
baru, berhak menggunakan pengalaman dari sebelumnya. Namun demikian akuntan tetap
tidak diperbolehkan mengungkapkan setiap informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan
professional atau bisnis sebelumnya.

Baca Juga: Prospek Kerja Jurusan Akuntansi dan Gaji

5. Perilaku Profesional

Prinsip perilaku professional mewajibkan setiap akuntan professional mematuhi ketentuan


hukum serta peraturan yang berlaku dan menghindari setiap perilaku yang dapat mengurangi
kepercayaan pada profesi.

Dalam upaya memasarkan dan mempromosikan diri dan pekerjaan, akuntan professional sangat
tidak dianjurkan mencemarkan nama baik profesi. Akuntan wajib mempunyai sikap jujur dan
dapat dipercaya, serta tidak melakukan hal-hal diantaranya:

1. Mengakui dengan berlebihan mengenai jasa yang ditawarkan, pengelaman yang


diperoleh, kualifikasi yang dimiliki.
2. Membuat referensi yang menjatuhkan atau membuat perbandingan tanpa bukti kepada
pekerjaan pihak lain.

Sumber lain, Mulyadi menambahkan

6. Tanggung Jawab profesi


Seorang Akuntan dalam melaksanakan tanggungjawabnya sebagai professional, harus senantiasa
menggunakan pertimbangan moral dan professional terhadap semua kegiatan yang
dilaksanakannya.

Anggota memiliki tanggungjawab kepada pemakai jasa professional mereke dan tanggungjawab
untuk bekerja sama dengan sesama anggota demi mengembangkan profesi akuntansi serta
memelihara kepercayaan masyarakat. Semua usaha tersebut diperlukan untuk memelihara dan
meningkatkan tradisi profesi.

7. Standar Teknis
Setiap anggota akuntan professional dalam melaksanakan jasa profesionalnya harus sesuai
dengan standar ptofesional yang relevan. Keahlian anggota akuntan professional berkewajiban
untuk melaksakan tugas yang diterima dari pemberi kerja dengan prinsip integritas dan
objektivitas.

Standar yang harus ditaati setiap anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh IAI (Ikatan
Akuntansi Indonesia), International Federation Of Accountants, badan pengatur dan undang-
undang yang relevan dengan profesi akuntan.

8. Kepentingan Publik

Anggota akuntan professional berkewajiban untuk bertindak dalam rangka pelayanan kepada
public, menghormati kepercayaan publik serta menunjukkan sikap profesionalisme.
Salah satu ciri dari profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi akuntan
juga memegang peranan penting di masyarakat. Arti public dari profesi akuntan meliputi klien,
pemerintah, pemberi kredit, pegawai.

Investor, dunia bisnis dan keuangan dan pihak-pihak yang bergantung kepada integritas dan
obyektivitas akuntan dalam memlihara berjalannya fungsi bisnis dengan tertib.

Tugas terpenting setiap anggota adalah menjaga dan mempelihara kepercayaan publik terhadap
profesi akuntan.

Anda mungkin juga menyukai