Kelompok 11
Nama Anggota Kelompok :
Integritas berkaitan dengan profesi auditor yang dapat dipercaya karena menjun-
jung tinggi kebenaran dan kejujuran.
Obyektivitas
Auditor yang obyektif adalah auditor yang tidak memihak sehingga in-
dependensi profesinya dapat dipertahankan.
Kompetensi dan kehati-hatian
Agar dapat memberikan layanan audit yang berkualitas, auditor harus memiliki
dan mempertahankan kompetensi dan ketekunan
Kerahasiaan
Auditor harus melakukan audit sesuai dengan standar audit yang berlaku, yang
meliputi standar teknis dan profesional yang relevanStandar ini ditetapkan oleh
Ikatan Akuntan Indonesia dan Pemerintah Republik Indonesia.
Panduan Umum Lainnya Pada Aturan IAI-KASP
Seperti telah dikemukakan sebelumnya, panduan umum lainnya yang tercantum dalam
aturan etika IAI-KASP terdiri dari tiga hal yaitu panduan good governance dari organisasi/instansi
tempat auditor bekerja, panduan identifikasi pertentangan kepentingan, panduan
atas pemberian fasilitas dan hadiah, dan panduan penerapan aturan etika bagi auditor yang bek-
erja di luar wilayah hukum aturan etika.
Good Governance
Auditor diharapkan mendukung penerapan good governance pada organisasi atau instansi tempat
ia bekerja, yang meliputi prinsip-prinsip berikut:
• Tidak mementingkan diri sendiri
• Integritas
• Obyektivitas
• Akuntabilitas
• Keterbukaan
• Kejujuran
• Kepemimpinan
Pertentangan Kepentingan
Beberapa hal yang tercantum dalam aturan etika yang dapat mengindikasikan adanya pertentangan
kepentingan yang dihadapi oleh auditor sektor publik adalah:
• Adanya tekanan dari atasan, rekan kerja, maupun auditan di tempat kerja (instansinya).
• Adanya tekanan dari pihak luar seperti keluarga atau relasi.
• Adanya tuntutan untuk bertindak yang tidak sesuai dengan standar atau aturan.
Fasilitas dan Hadiah.
Auditor dapat menerima fasilitas atau hadiah dari pihak-pihak yang memiliki atau akan memiliki hubungan
kontraktual dengannya dengan mengacu dan memperhatikan seluruh peraturan perundang-undangan
mengenai tindak pidana korupsi, dengan melakukan tindakan-tindakan berikut:
• Melakukan pertimbangan atau penerimaan fasilitas atau hadiah yang normal dan masuk akal
• Meyakinkan diri bahwa besarnya pemberian tidak menimbulkan persepsi masyarakat bahwa auditor akan
terpengaruh oleh pemberian tersebut.
• Mencatat semua tawaran pemberian fasilitas atau hadiah, baik yang diterima maupun yang dito-
lak, dan melaporkan catatan tersebut.
Pemberlakuan Aturan Etika bagi Auditor yang Bekerja di Luar Negeri
Pada dasarnya auditor harus menerapkan aturan yang paling keras apabila auditor dihadapkan
pada dua aturan berbeda yang berlaku ketika ia bekerja di luar negeri, yaitu aturan etika pro-
fesinya di Indonesia dan aturan etika yang berlaku di luar negeri.
Indenpendensi
Auditor
Sesuai dengan etika profesi, akuntan yang berpraktik sebagai auditor dipersyaratkan
memiliki sikap independensi dalam setiap pelaksanaan audit. Dalam kaitannya dengan auditor,
independensi umumnya didefinisikan dengan mengacu kepada kebebasan dari hubungan
(freedom from relationship) yang merusak atau tampaknya merusak kemampuan akuntan untuk
menerapkan obyektivitas.
Indenpendensi dan Akuntan Publik
Independensi merupakan suatu konsep yang lebih mendasar dalam profesi akuntansi diband-
ingkan dengan profesi lainnya. Tidak ada standar dalam Aturan Perilaku atau Kode Etik
Profesi bagi auditor yang lebih penting daripada independensi.
Indenpendensi dalam Kenyataan
Independensi dalam kenyataan merupakan salah satu aspek paling sulit dari etika dalam profesi
akuntansi. Kebanyakan auditor siap untuk menegaskan bahwa untuk sebagian besar indepen-
densi dalam kenyataan merupakan norma dalam kehidupan sehari-hari seorang profesional.
Indenpendensi dalam Penampilan
Independensi dalam penampilan mengacu kepada interpretasi atau persepsi orang mengenai in-
dependensi auditor. Sebagian besar nilai laporan audit berasal dari status independensi dari
auditor.
KKN dan Tindakan
Melanggar Hukum
Lainnya
Dari sudut pandang etika, korupsi dalam konteks administrasi publik didefinisikan
sebagai penggunaan jabatan, posisi, fasilitas atau sumber daya publik untuk kepentingan atau
keuntungan pribadi. Dengan demikian, korupsi pada dasarnya merupakan pelanggaran terhadap
kepercayaan publik yang diberikan kepada pegawai atau pejabat publik
Pengendalian Mutu Audit
Hasil audit diperlukan oleh berbagai pihak sebagai pertimbangan dalam membuat keputu-
san. Opini auditor yang tidak akurat akan memberikan dampak yang buruk. Karenanya,
timbul suatu kebutuhan untuk menjaga kualitas laporan audit sehingga mencegah pengambi-
lan keputusan yang kurang tepat.
Peer Review
Menurut Internal Quality Review, istilah peer review memiliki arti eksternal reviu dan evaluasi
kualitas dan efektivitas program akademis, staffing, dan struktur, yang dilaksanakan oleh pihak
eksternal yang memiliki keahlian di bidang yang direviu.
Pelaksanaan Peer Review di BPK
Pada Agustus 2004, BPK menyelesaikan peer review untuk pertama kalinya. Peer review terse-
but dilaksanakan oleh 3 (tiga) pihak dari Badan Audit New Zealand, yaitu Direktur Eksekutif
New Zealand, Direktur Audit New Zealand, dan Direktur Asosiasi Audit New Zealand.
Thanks !