Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH AUDITING LANJUTAN

ETIKA DAN KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian

Persyaratan Mata Kuliah Auditing Lanjutan

Diajukan Oleh:

WIDYA LESTARI

2220532002

MAGISTER AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ANDALAS

2023
PEMBAHASAN

ETIKA DAN KODE ETIK PROFESI AKUNTAN PUBLIK

Etika berasal dari bahasa latin adalah ethica yang berarti falsafah moral. Dari
asal usul kata, etika yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos yang berarti adat
istiadat atau kebiasaan yang baik. Etika merupakan suatu prinsip moral dan perbuatan
merupakan landasan dalam bertindak seseorang sehingga apa yang dilakukannya
dipandang masyarakat sebagai perbuatan yang terpuji dan meningkatkan martabat dan
kehormatan seseorang. Etika merupakan suatu konsep yang dibentuk melalui moral dan
memiliki nilai kebenaran yang dapat dijadikan sebagai tindakan sosial oleh suatu
kelompok atau individu. Perilaku seseorang dapat ditunjukkan dengan tindakan secara
sadar dan memiliki aturan yang harus dipatuhi dan dapat berlaku dalam suatu organisasi
atau kelompok disebut sebagai etika.

Profesi merupakan pekerjaan yang membutuhkan pengalaman, pelatihan dan


skill dalam menguasai pengetahuan secara khusus. Dapat dikatakan profesi jika
memiliki sertifikasi dan lisensi yang dapat dipertanggungjawabkan dalam pekerjaan nya
yang membutuhkan proses dalam jangka waktu yang lama bisa disebut profesi. Etika
profesi dikatakan sebagai aturan yang saling mengikat secara normal antar hubungan
manusia dan memiliki nilai-nilai norma disusun dalam suatu peraturan kode etik suatu
profesi. Kode etik diatur dalam SPAP (Standar Profesi Akuntan Publik) dimana
tujuannya mengatur mengenai etika yang wajib dijalankan bagi para akuntan dalam
melaksanakan tanggung jawab untuk memenuhi pekerjaan secara profesionalisme.

Sering terjadi pelanggaran yang disebabkan oleh tindakan seseorang dalam


bidang pekerjaannya, hal ini dapat dikendalikan jika seseorang menggunakan penerapan
etika profesi sebagai batasan. Dimana penerapan etika profesi digunakan sebagai
pedoman bagi para akuntan sebagai prinsip dasar seperti, objektivitas, kerahasiaan,
perilaku profesional, standar teknis, tanggung jawab kepentingan publik, profesi,
integritas, kompetensi dan kehati-hatian profesional. Dengan menjunjung tinggi etika
profesi diharapkan seorang akuntan dapat menghindari perilaku tidak etis seperti
kecurangan. Tujuan ini dapat bermanfaat apabila dijalankan sesuai dengan kaidah,
aturan dan prosedur yang berlaku, tanpa adanya pedoman etika profesi untuk para
akuntan tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya.

Kode Perilaku Profesional dari American Institute of Certified Public


Accountants (AICPA) adalah sumber panduan utama bagi akuntan dalam praktik
publik. Belakangan ini, profesi akuntansi telah mengembangkan beberapa
subspesialisasi yang diakui, seperti Perencana Keuangan Pribadi Bersertifikat (Certified
Personal Financial Planner), atau Pemeriksa Penipuan Bersertifikat (Certified Fraud
Examiner). Profesi akuntan di syaratkan supaya berpengetahuan, berkeahlian dan
berkarakter.

PRINSIP-PRINSIP ETIKA PROFESI AKUNTAN

Prinsip-prinsip etika profesi menurut IAPI (2008) mempunyai prinsip dasar


seperti integritas, objektivitas, kompetensi, kecermatan, kehati-hatian profesional,
kerahasiaan dan perilaku profesional. Dalam aturan kode etik yang dibentuk oleh IAPI
(2008) dalam beberapa penerapan sebagai berikut:

1. Tanggung jawab. Seorang akuntan harus memiliki sikap tanggung jawab untuk
menjaga kepercayaan masyarakat, tanggung jawab profesi diharapkan dapat
mengatur perilaku diri sendiri dan mengembangkan profesi akuntansi.
2. Kepentingan publik. Para profesi akuntan diwajibkan menunjukkan komitmen
secara profesional dalam hal melayani publik serta menghormati kepercayaan.
3. Integritas adalah kepercayaan publik atas kualitas sebagai kunci para akuntan
untuk dapat menguji keputusan-keputusan yang diambil. Sikap jujur dan
berterus terang dalam pengambilan keputusan mengharuskan para akuntan tidak
mengorbankan rahasia oleh penerima jasa untuk kepentingan pribadi.
4. Obyektivitas adalah sikap jujur, adil, tidak berpihak, tidak bias atau
berprasangka, serta bebas terhadap pengaruh pihak lain.
5. Kehati-hatian. Kewajiban melaksanakan pekerjaan secara baik dan sistematis
disesuaikan oleh kemampuan para pengguna jasa secara konsisten bertanggung
jawab secara profesional kepada publik.
6. Kerahasiaan. Para anggota dilarang menggunakan informasi bahkan memakai
untuk mengungkapkan tanpa persetujuan, kecuali apabila diberikan hak dan
kewajiban secara profesional untuk mengungkapan atas dasar hukum.
7. Konsisten adalah konsep yang memiliki standar yang dituntut dan diterapkan
secara terus menerus, tidak dapat berubah kecuali dengan alasan yang dapat
dibenarkan.
8. Standar teknis. Jasa profesional dijalankan sesuai dengan standar teknis yang
relevan. Sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas selama menjalankan
tugas.

Jika para akuntan dalam bekerja selalu mengimplementasikan prinsip etika akuntan
maka tidak akan terjadi pelanggaran dan para akuntan dapat menyelesaikan tugasnya
secara professional.

Kode etik profesi akuntan publik 2020 mengadopsi Handbook of the


International Code of Ethic for Professional Accountans Including International
Independence Standarts 2018 yang di terbitkan oleh International Ethics Standards
Board for Accountans. Kode Perilaku Profesional dari American Institute of Certified
Public Accountants (AICPA) adalah sumber panduan utama bagi akuntan dalam praktik
publik. Belakangan ini, profesi akuntansi telah mengembangkan beberapa
subspesialisasi yang diakui, seperti Perencana Keuangan Pribadi Bersertifikat (Certified
Personal Financial Planner), atau Pemeriksa Penipuan Bersertifikat (Certified Fraud
Examiner).

DASAR HUKUM YANG MENGATUR PROFESI AKUNTAN PUBLIK :

 Peraturan Mentri Keuangan yaitu: PMK Nomor 154/PMK.01/2017 Tentang


Pembinaan Dan Pengawasan Akuntan Publik, PMK Nomor 155/PMK.01/2017
Tentang Prinsip Mengenali Pengguna Jasa Bagi Akuntan Dan Akuntan Publik.
 Akuntan publik adalah seseorang yang telah memperoleh izin untuk
memberikan jasa sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2011 tentang Akuntan Publik.

KODE ETIK AKUNTAN ISLAM


Kode etik ini menyajikan kerangka etika untuk akuntan dan auditor yang
diambil dan dirumuskan dari prinsip dan syariat Islam. Dengan demikian diyakini
bahwa Akuntan Muslim akan termotivasi untuk mematuhi ketentuan syari’ah dan tidak
melakukan kegiatan yang bertentangan dengan syari’ah.

Kode etik dapat membantu membangun sikap kehati-hatian akuntan dengan


menarik perhatiannya pada isu etika dalam praktek professional sehingga dia dapat
memisahkan mana perilaku yang etis dan non etis sesuai ketentuan syari’ah sebagai
dimensi lain dari praktek professi yang umum.

Struktur kode etik :

1. Aspek Syari’ah sebagai prinsip dasar dari kode etik akuntan.


2. Prinsip etika untuk akuntan. Prinsip umum kode etik yang didasarkan pada
prinsip dasar aspek pertama dan juga termasuk prinsip umum kode etik yang
umum dikenal dalam profesi akuntan
3. Peraturan dari perilaku etika untuk akuntan. Merupakan aspek prosedural atau
aturan yang diambil dari aspek kedua.

Landasan kode etik muslim :

1. Integritas. Islam menempatkan integritas adalah merupakan nilai tertinggi yang


dipergunakan sebagai pedoman bagi seluruh perilakunya. Islam juga menilai
perlunya kemampuan, kompetensi dan kualifikasi tertentu untuk melaksanakan
suatu kewajiban.
2. Prinsip kekhalifahan manusia di bumi. Ini berarti manusia dipercayakan untuk
membangun dan memakmurkan bumi –Nya ini. Kekhalifahan ini didasarkan
pada prinsip yang menyatakan bahwa pemegang kekuasaan tertinggi di bumi ini
adalah Allah SWT dan kepemilikan manusia terhadap kekayaan yang di bumi
ini bukanlah tujuan akhir tetapi sebagai sarana untuk menjalani kehidupan
dirinya, keluarganya dan masyarakat.
3. Keikhlasan. Landasan ini berarti bahwa akuntan harus mencari keridhaan Allah
dalam melaksanakan pekerjaannya bukan mencari nama. Pura-pura, hipokrit dan
berbagai bentuk kepalsuan lainnya. Menjadi ikhlas berarti akuntan tidak perlu
tunduk pada pengaruh atau tekanan luar tetapi harus berdasarkan komitmen
agama, ibadah dalam melaksanakan fungsi professinya.
4. Ketakwaan. Takwa adalah sikap ketakutan kepada Allah baik dalam keadaan
tersembunyi maupun terang-terangan sebagai slaah satu cara untuk melindungi
dari akibat negative dan perilaku yang bertentangan dari syariah khususnya
dalam hal yang berkaitan dengan perilaku terhadap penggunaan kekayaan atau
transaksi yang cenderung pada kezaliman dan hal lain yang tidak sesuai dengan
syariah. ketakwaan akan dapat diwujudkan bila kita mematuhi semua perintah
dan menjauhi larangan Allah SWT.
5. Kebenaran dan bekerja secara sempurna. Akuntan tidak harus membatasi dirinya
hanya melakukan pekerjaan-pekerjaan professi dan jabatannya tetapi juga harus
berjuang untuk mencari dan menegakkan kebenaran dan kesempurnaan tugas
professinya dengan melaksanakan semua tugas yang dibebankan kepadanya
dengan sebaik-baik dan sesempurna mungkin.
6. Takut kepada Allah dalam setiap hal. Ini berarti bahwa seorang akuntan/auditor
harus berperilaku ”takut” kepada Allah tanpa harus menunggu dan
mempertimbangkan apakah orang lain atau atasannya setuju atau menyukainya.
Sikap ini merupakan sensor diri sehingga ia mampu bertahan terus-menerus dari
godaan yang berasal dari pekerjaan professinya.

DAFTAR PUSTAKA

Muria. 2021. “Perilaku Etis dan Kode Etik Akuntan Profesional Dalam Akuntan
Publik”. Wacana Equiliberium: Jurnal Pemikiran & Penelitian Ekonomi. Vol. 09,
No. 01, Hlm: 41-52.

Susilawati. 2022. “Apakah Penerapan Etika Profesi dapat Membatasi Perilaku Tidak
Etis Akuntan?”. Jurnal Nominal: Barometer riset akuntansi dan manajemen. Vol.
11, No. 2, Hlm: 207-217.

Sutrisno. 2022. “Pengaruh Pemahaman Kode Etik Profesi Akuntan Terhadap Perilaku
Etis Mahasiswa”. Jurnal Education and Development. Vol. 10, No. 3, Hlm: 516-
518.

Anda mungkin juga menyukai