Anda di halaman 1dari 2

Etika Profesi Akuntan

Akuntan sebagai profesi untuk memenuhi fungsi auditing harus tunduk pada kode etika
profesi dan melaksanakan audit terhadap laporan keuangan dengan cara tertentu.Selain itu,
akuntan wajib mendasarkan diri pada norma atau standar auditing dan mempertahankan
terlaksananya kode etik yang telah ditetapkan. Etika sebagai prinsip moral dan perbuatanyang
menjadi landasan bertindaknya seseorangsehingga apa yang dilakukannya dipandang oleh
masyarakat sebagi perbuatan yang terpuji dan meningkatkan martabat dan kehormatan
seseorang. Etika yang teleh disepakati bersama oleh anggota suatu profesi disebut dengan Kode
Etik Profesi. Akuntan sebagai suatu profesi mempunyai kode etik profesi yang dinamakan Kode
Etik Akuntan Indonesia. Kodeetik akuntan Indonesia memuat delapan prinsip etika,yaitu :

1. Tanggung jawab profesi  


Dalam melaksanakan tanggung jawabnyasebagai profesional, setiap anggota harus
senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang
dilakukannya.Anggota mempunyai tanggungjawab kepada semua pengguna jasa profesional
mereka. Anggota juga harus bertanggung jawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota
untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan
menjalankan tanggun jawab profesi dalam mengatur diri sendiri.

2. Kepentingan publik  
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada
publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
Salah satu ciri utama dari profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik.
Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi yang
dilayani anggota secara keseluruahn. Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk
membuat pengguna jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat
prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat
prestasi tersebut. Semua anggota mengikat diri mereka untuk menghormati kepercayaan
publik. Atas kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, anggota harus secara terus-
menerus menunjukkan dedikasi mereka untuk mencapai profesionalisme yang tinggi. Untuk
memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi
tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.

3. Integritas  
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional.
Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan
(benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya. Integritas
mengharuskan anggota untuk bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan
rahasia penerima jasa.
4. Obyektifitas  
Objektivitasnya asalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan
anggota. Prinsip objektifitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur
secara intelektual, tidak berprasangka atau bias,serta bebeas dari benturan kepentingan atau
dibawah pengaruh pihak lain.

5. Kompetensi dan kehati-hatian profesional  


Akuntan dituntut harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan penuh kehati-hatian,
kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan
pengetahuan dan keterampilan profesionalnya pada tingkat yang diperlukan untuk
memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional yang
kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi, dan teknik yang paling mutakhir.

6. Kerahasiaan    
Akuntan harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa
profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa
persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk
mengungkapkannya.

7. Perilaku profesional  
Akuntan sebagai seorang profesional dituntut untuk berperilaku konsisten selaras dengan
reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesinya.

8. Standar teknis  
Akuntan dalam menjalankan tugas profesionalnya harus mengacu dan mematuhi standar
teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-
hati, akuntan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa
selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektifitas.

Anda mungkin juga menyukai