Pendahuluan
7. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang
baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban
untuk menjauhi tingkah laku yang dapat mendiskreditkan profesi harus
dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada
penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan
masyarakat umum.
Standar teknis dan standar professional yang harus ditaati anggota adalah
standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional
Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-
undangan yang relevan.
2. Prinsip objektivitas
Setiap Praktisi tidak boleh membiarkan subjektivitas, benturan kepentingan,
atau pengaruh yang tidak layak (undue influence) dari pihak-pihak lain
memengaruhi pertimbangan profesional atau pertimbangan bisnisnya.
3. Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian profesional
(professional competence and due care).
Setiap Praktisi wajib memelihara pengetahuan dan keahlian profesionalnya
pada suatu tingkatan yang dipersyaratkan secara berkesinambungan,
sehingga klien atau pemberi kerja dapat menerima jasa profesional yang
diberikan secara kompeten berdasarkan perkembangan terkini dalam
praktik, perundang-undangan, dan metode pelaksanaan pekerjaan. Setiap
Praktisi harus bertindak secara profesional dan sesuai dengan standar
profesi dan kode etik profesi yang berlaku dalam memberikan jasa
profesionalnya.
4. Prinsip kerahasiaan
Setiap Praktisi wajib menjaga kerahasiaan informasi yang diperoleh sebagai
hasil dari hubungan profesional dan hubungan bisnisnya, serta tidak boleh
mengungkapkan informasi tersebut kepada pihak ketiga tanpa persetujuan
dari klien atau pemberi kerja, kecuali jika terdapat kewajiban untuk
mengungkapkan sesuai dengan ketentuan hukum atau peraturan lainnya
yang berlaku. Informasi rahasia yang diperoleh dari hubungan profesional
dan hubungan bisnis tidak boleh digunakan oleh Praktisi untuk keuntungan
pribadinya atau pihak ketiga.
5. Prinsip perilaku profesional
Setiap Praktisi wajib mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku dan
harus menghindari semua tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
Bagian B
Bagian ini memuat Aturan Etika Profesi yang memberikan ilustrasi mengenai
penerapan kerangka konseptual pada situasi tertentu.
1. Ancaman dan Pencegahan
Ancaman
Kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi dapat terancam oleh berbagai situasi,].
a. Ancaman kepentingan pribadi
b. Ancaman telaah pribadi
c. Ancaman advokasi
d. Ancaman kedekatan
e. Ancaman intimidasi
Pencegahan
a. Pencegahan yang dibuat oleh profesi, perundang-undangan atau peraturan
b. Pencegahan dalam lingkungan kerja, pencegahan pada tingkat institusi dan
tingkat perikatan
1. Kejujuran (honesty)
2. Integritas (integrity)
4. Kesetiaan (fidelity)
5. Keadilan (fairness)
1. Kompetensi
Akuntan manajemen bertanggung jawab untuk
a. Menjaga tingkat kompetensi profesional yang diperlukan dengan terus
menerus mengembangkan pengetahuan dan keahliannya
b. Melakukan tugas-tugas profesionalnya sesuai dengan hukum,
peraturan, dan standar
teknis yang berlaku
BAB III
KASUS LEHMAN BROTHERS DAN KAP ERNST & YOUNG
Berdasarkan deskripsi kasus diatas dapat dianalisa bahwa KAP Ernst &
Young telah melakukan pelangaran kode etik profesi akuntan publik. Dia
dengan sengaja melaporkan hasil audit palsu soal keuangan Lehman Brothers.
Dia mengetahui bahwa Lehman Brothers menggunakan rekayasa akuntansi
untuk menutupi utang sebesar 50 milliar dollar AS di pembukuannya, yang
semua itu dilakukannya untuk menyembunyikan ketergantungannya dari
utang dan KAP Ernst & Young tahu akan tindakan Lehman Brothers. Bukan
itu saja, Ernest & Young tahu bahwa sebenarnya para eksekutif dari Lehman
Brothers salah melakukan penilaian bisnis untuk memanipulasi neraca
perusahaan tetapi dia tetap mengeluarkan opini audit wajar tanpa
pengecualian sehingga tidak terdeteksi adanya krisis di dalam perusahaan
Lehman Brothers.Ernst & Young dan Lehman Brothers melakukan skandal
tersebut dengan sadar dan tahu akan akibat tersebut.
Berdasarkan teori Arens, terdapat 5 prinsip dasar etika profesional,
yaitu:
1. Integritas
2. Objektivitas
3. Kompetensi profesional dan kecermatan
4. Kerahasiaan
5. Perilaku Profesional
Berdasarkan analisa diatasdapat disimpulkan, kode etik profesional
yang dilanggar KAP Ernst & Young adalah sebagai berikut:
1. Integritas dan Objektivitas
Aturan Etika Profesi Akuntan Publik (IAI,20000.1-20000.6)
menjelaskan bahwa dalam menjalankan tugasnya, KAP harus
mempertahankan integritas dan objektivitas, harus bebas dari
benturan kepentingan dan tidak boleh membiarkan salah saji
material yang diketahuinya atau mengalihkan pertimbangannya
kepada pihak lain (Sukrisno, 2012:45).
Auditor harus terus terang dan jujur serta melakukan praktek secara
adil dan sebenar-benarnya dalam hubungan profesional mereka
(Arens, 2011:71).
Sedangkan objektivitas yaitu di mana para auditor harus tidak
berkompromi dalam memberikan pertimbangan profesionalnya
karena adanya bias, konflik kepentingan atau karena adanya
pengaruh dari orang lain yang tidak semestinya (Arens, 2011:71).
Pada kenyataannya auditor tersebut tidak jujur dalam melakukan
penilaian laporan keuangan Lehman Brothers dimana pada kasus
tersebut, sebenarnya KAP Ernst & Young mengetahui bahwa
perusahaan menutupi utang sebesar 50 milliar dollar AS, tetapi
auditor jelas-jelas terbukti menutupi fakta tersebut dan melakukan
skandal dengan kliennya, yaitu Lehman Brothers.
2. Perilaku Profesional
Para auditor harus menahan diri dari setiap perilaku yang akan
mendiskreditkan profesi mereka, termasuk melakukan kelalaian
(Arens,2011:71).
Pada kasus ini,KAP Ernst & Youngjustru melakukan skandal
dengan Lehman Brothersperihal laporan keuangan yang telah
dimanipulasi, di mana skandal tersebut telah mendiskreditkan
profesi mereka dan KAP Ernst & Young dinilai tidak mempunyai
perilaku profesional dalam menjalankan tugasnya oleh pelaku
bisnis yang akan menyewa jasanya sebagai auditor.
3. Kepentingan Publik
Auditor harus memegang prinsip kepentingan publik, dimana
auditor berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam rangka
pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik, dan
menunjukkan komitmen atas profesionalisme (Mulyadi, 2002).
Pada kasus ini, KAP Ernst & Young dianggap tidak memenuhi
prinsip kepentingan publik di atas, karena terdapat pihak-pihak di
luar perusahaan yang merasa dirugikan atas hasil opini auditor
tersebut, dimana pada laporan keuangan tersebut, menunjukkan
bahwa perusahaan dalam keadaan yang baik. Tetapi pada
kenyataannya, KAP Ernst & Young mengetahui bahwa terdapat
masalah dalam perusahaan tersebut, dan KAP justru bekerjasama
dengan perusahaan dan malah melakukan kebohongan kepada
publik.
3.4.3 KESIMPULAN
Dari hasil analisis kasus Lehman Brothers tersebut dapat disimpulkan bahwa
Ernst & Young dengan sengaja dan sadar melakukan skandal dengan Lehman
Brothers yang berdampak pada kehancuran mereka sendiri. Lehman Brothers
dengan sengaja melakukan manipulasi laporan keuangan dengan tujuan menutupi
kasus hutang sebesar 50 miliar dollar AS tersebut dan membiarkan para pengguna
laporan keuangan tersebut terjerumus dalam laporan yang sebenarnya tidak dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya. Sebagai akuntan publik, Ernst & Young
sudah tidak lagi menerapkan prinsip dasar etika profesi. Kode etik yang dilanggar
oleh Ernst & Young yaitu integritas dan objektivitas, perilaku profesional, dan
kepentingan publik.
3.4.4 SARAN
Dalam kondisi dan situasi apapun, KAP khususnya auditor harus tetap
bersikap independen, serta tidak boleh terdesak oleh kepentingan apapun, tidak
peduli dari pihak mana kepentingan itu berasal, auditor tetap harus memegang
teguh integritas dan independensi dalam menjalankan tugas dan kewajibannya.
Proses pelaporan audit yang independen akan berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit yang dihasilkan karena hasil audit yang tidak dapat dipercaya
kebenarannya akan berdampak kepada kredibilitas dimata masyarakat maupun
klien-klien yang selama ini telah di audit oleh KAP tersebut.
Dalam hal ini, auditor KAP Ernst & Young telah menghadapi dilema etika,
yaitu situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia harus membuat keputusan
mengenai perilaku yang patut. (Arens, 2011:62)
Dilema etika yang dihadapi oleh Ernst & Young seharusnya dapat
diselesaikan dengan baik apabila Ernst & Young menggunakan pendekatan enam
langkah sesuai dengan teori Arens berikut ini:
1. Memperoleh fakta-fakta yang relevan
2. Mengidentifikasikan masalah etika
3. Memutuskan siapa yang akan terkena dampak dari dilema tersebut dan
bagaimana setiap orang atau kelompok dapat terkena dampaknya
4. Mengidentifikasikan alternatif-alternatif yang tersedia bagi individu
yang harus menyelesaikan dilema tersebut
5. Mengidentifikasikan konsekuensi yang muncul dari setiap alternatif
6. Memutuskan tindakan yang tepat
BAB IV
Penutup
kode etik profesi perlu diterapkan dalam setiap jenis profesi. Kode etik ini
menetapkan prinsip dasar dan aturan etika profesi yang harus diterapkan oleh setiap
individu. Dalam prinsip akuntansi, etika akuntan harus lebih dijaga dari pada
kepentingan perusahaan. Tanpa etika, profesi akuntansi tidak akan ada karena
fungsi akuntansi adalah penyedia informasi untuk proses pembuatan keputusan
bisnis oleh para pelaku bisnis, dengan berdasarkan kepentingan banyak pihak yang
terlibat dengan perusahaan. Dan bukan didasarkan pada beberapa pihak tertentu
saja.
Kewajiban menaati kode etik telah diatur oleh Departemen Keuangan yaitu
Peraturan Menteri Keuangan No. 17 tahun 2008. Peraturan ini mewajibkan akuntan
dalam melaksanakan tugas atas kliennya itu selalu berdasarkan pada SPAP (Standar
Profesi Akuntan Publik) dan kode etik. SPAP dan kode etik yang diterapkan oleh
asosiasi profesi berdasarkan standar Internasional. Terdapat dua tujuan utama dari
kode etik:
1) kode etik bertujuan melindungi kepentingan masyarakat dari kemungkinan
kelalaian, kesalahan atau pelecehan, baik disengaja maupun tidak disengaja
oleh anggota profesi.
2) kode etik bermaksud melindungi keluhuran profesi dari perilakuperilaku
menyimpang oleh anggota profesi.
Agar kode etik dapat berfungsi dengan optimal, minimal ada 2 (dua) syarat yang
arus dipenuhi.
1. Kode etik harus dibuat oleh profesinya sendiri.
Kode etik tidak akan efektif apabila ditentukan oleh pemerintah atau
instansi di luar profesi itu.
2. Pelaksanaan kode etik harus diawasi secara terus-menerus.
Setiap pelanggaran akan dievaluasi dan diambil tindakan oleh suatu dewan
yang khusus dibentuk.
Daftar Pustaka
Brooks, Leonard J & Paul Dunn, Etika Bisnis dan profesi edisi 5,Salemba empat,
Jakarta:2011
Duska, Ronald F and Brenda shay Duska, accounting Ethics, Ebook Blackwell
Publishing:2011.
http://iapi.or.id
http://www.iaiglobal.or.id
http://iamiglobal.or.id
PMK No.17/2008 Tentang Jasa Akuntan Publik
PMK No.25/2014 Tentag Akuntan Beregister Negara
Peraturan Menteri NegaraPendayagunaan Aparatur Negara
No.PER/04/M.PAN/03/2008
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2011 tetang Akuntan Publik