Anda di halaman 1dari 5

Karakteristik Profesi Akuntansi dan Ekspektasi Masyarakat Terhadap

Profesi Akuntansi
 

Definisi Profesi
 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi
pendidikan keahlian (keterampilan, dan jujuran, dan sebagainya) tertentu.
 Menurut Hidayat Nur Wahid, profesi adalah sebuah pilihan yang sadar dilakukan oleh
seseorang, sebuah pekerjaan yang secara khusus dipilih, dilakukan dengan konsisten,
kontinu ditekuni, sehingga orang bisa menyebut kalau dia memang dia berprofesi di
bidang tersebut.
 Menurut Kanter (2001), profesi adalah pekerjaan dari kelompok terbatas orang-orang
yang memiliki keahlian khusus yang diperolehnya melalui training atau pengalaman lain,
atau diperoleh melalui keduanya sehingga penyandang profesi dapat membimbing atau
memberi nasehat/saran atau juga melayani orang lain dalam bidangnya sendiri.
 Menurut Sonny Keraf (1998), profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai nafkah
hidup dengan mengandalkan keahlian dan keterampilan yang tinggi dengan melibatkan
komitmen pribadi(moral) yang mendalam. Dengan demikian, orang yang profesional
adalah orang yang menekuni pekerjaannya dengan purna-waktu, dan hidup dari pekerjaan
itu dengan mengandalkan keahlian dan keterampilan yang inggi serta punya komitmen
pribadi yangmendalam atas pekerjaannya itu.
 Menuurut Brooks, profesi adalah suatu kombinasi fitur, kewajiban, hak yang kesemuanya
dibingkai dalam seperangkat nilai-nilai profesional yang umum. Nilai-nilai yang
menentukan bagaimana keputusan dibuat dan bagaimana tindakan dilaksanakan.
 Dari definisi profesi menurut para ahli, dapat kami simpulkan bahwa, profesi adalah suatu
jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian dan keterampilan khusus. Artinya pekerjaan yang
disebut profesi itu tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak terlatih dan tidak disiapkan secara
khusus terlebih dahulu untuk melakukan pekerjaan.

B. Karakteristik Profesi
1. Keterampilan yang berdasar pada pengetahuan teoritis
Mempunyai pengetahuan teoritis yang ekstensif dan memiliki keterampilan yang berdasar pada
pengetahuan tersebut dan bisa diterapkan dalam praktik
2. Asosiasi Profesional
Profesi biasanya memiliki badan yang diorganisasi oleh para anggotanya, yang dimaksudkan
untuk meningkatkan status para anggotanya
3. Pendidikan yang ekstensif
Profesi yang prestisius biasanya memerlukan pendidikan yang lama dalam jenjang pendidikan
tinggi
4. Ujian Kompetensi
Sebelum memasuki organisasi professional, biasanya ada persyaratan untuk lulus dari suatu tes
yang menguji terutama pengetahuan teoritis
5. Pelatihan Institusional
Selain ujian, juga biasanya dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan institusional dimana calon
professional mendapatkan pengalaman praktis sebelum menjadi anggota penuh organisasi
6. Lisensi
Profesi menetapkan syarat pendaftaran dan proses sertifikasi sehingga hanya mereka yang
memiliki lisensi bisa dianggap bisa dipercaya
7. Otonomi Kerja
Profesional cenderung mengendalikan kerja dan pengetahuan teoritis mereka agar terhindar
adanya intervensi dari luar
8.  Kode Etik
Organisasi profesi biasanya memiliki kode etik bagi para anggotanyadan prosedur pendisiplinan
bagi mereka yang melanggar aturan

Prinsip Etika Profesi


 Tanggung Jawab

1.    Tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan dan terhadap hasilnya


2.    Tanggung jawab terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan orang lain atau
masyarakat pada umumnya.
 Keadilan

Prinsip ini menuntut kita untuk memberikan keadilan kepada siapa saja apa yang menjadi haknya
 Otonomi

Prinsip ini menuntut agar setiap kaum professional memiliki dan diberi kebebasan dalam
menjalankan profesinya.
 Prinsip intergritas moral
Seorang profesional juga dituntut untuk memiliki komitmen pribadi untuk menjaga kepentingan
profesinya, dirinya, dan masyarakat

Kode Etik Profesi


Kode etik profesi merupakan suatu patanan etika yang telah disepakati oleh suatu kelompok
masyarakat tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma sosial, namun bila ada kode
etik yang memiliki sanksi dalam ketegori norma hukum yang didasari kesusilaan.
Kode etik juga dapat diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda, pedoman etis dalam
melakukan sesuatu kegiatan atau pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara
sebagai pedoman berperilaku dan berbudaya.
Tujuan kode etik agar profesionalisme memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai jasa
atau nasabah nya .
Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yanbg tidak profesional

Profesi Akuntansi
Menurut International Federation of Accountants (dalam Regar, 2003) yang dimaksud dengan
profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di bidang
akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada
perusahaan industri, keuangan atau dagang, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan
sebagai pendidik.
Dalam arti sempit, profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan
sebagai akuntan publik yang lazimnya terdiri dari pekerjaan audit, akuntansi, pajak dan
konsultan manajemen.
Profesi Akuntan biasanya dianggap sebagai salah satu bidang profesi seperti organisasi lainnya,
misalnya Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Supaya dikatakan profesi ia harus memiliki beberapa
syarat sehingga masyarakat sebagai objek dan sebagai pihak yang memerlukan profesi,
mempercayai hasil kerjanya.

Nilai-Nilai Etika Profesi Akuntansi

1. Tanggung Jawab profesi

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa
menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
2. Kepentingan Publik

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada
publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme.
Profesi akuntan memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi
akuntan yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor,
dunia bisnis dan keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas
akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Untuk memelihara dan
meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi tanggung jawab
profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.

3. Integritas

Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan


profesional.Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan
patokan (benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya.Integritas
mengharuskan seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus
mengorbankan rahasia penerima jasa.Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan
oleh keuntungan pribadi.Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan
perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.

4. Obyektivitas

Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota.
Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara
intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah
pengaruh pihak lain. Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan
kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.Anggota bekerja dalam berbagai
kapasitas yang berbeda dan harus menunjukkan obyektivitas mereka dalam berbagai situasi.

5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman.Setiap anggota harus melaksanakan


jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban
untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan profesional pada tingkat yang diperlukan
untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan
teknik yang paling mutakhir.Hal ini mengandung arti bahwa anggota mempunyai kewajiban
untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya sesuai dengan kemampuannya,
demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung jawab profesi kepada public.

6. Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa
profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan,
kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.Anggota
mempunyai kewajiban untuk menghormati kerahasiaan informasi tentang klien atau pemberi
kerja yang diperoleh melalui jasa profesional yang diberikannya.Kewajiban kerahasiaan
berlanjut bahkan setelah hubungan antar anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir.

7. Perilaku Profesional

Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi
tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat
mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya
kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat
umum.

8. Standar Teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar
profesional yang relevan.Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota
mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan
tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas.Standar teknis dan standar
professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia. Internasional Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-
undangan yang relevan.

Ekspektasi Masyarakat Terhadap Profesi Akuntansi

Beberapa hal yang diharapkan oleh masyarakat terhadap profesi akuntan publik adalah:

1. Masyarakat pada umumnya mengatakan akuntan sebagai orang yang profesional


khususnya di dalam bidang akuntansi. Karena mereka mempunyai suatu kepandaian yang
lebih di dalam bidang tersebut dibandingkan dengan orang awam
2. Masyarakat berharap bahwa para akuntan dapat mematuhi standar dan sekaligus tata nilai
yang berlaku dilingkungan profesi akuntan
3. Masyarakat dapat mengandalkan kepercayaannya terhadap pekerjaan yang diberikan,
sehingga masyarakat dapat menentukan sebuah pilihan

Anda mungkin juga menyukai