Anda di halaman 1dari 13

Intermediate Accounting

PERSEDIAAN BARANG

4 DAGANG
( Merchandise Inventory )

Pengertian
Persediaan barang dagang adalah persediaan barang yang dimiliki dan disimpan untuk dijual
dalam masa kegiatan usaha yang teratur.
Mengingat harga pokok penjualan merupakan komponen terbesar sebagai pengurang penjualan
dalam menentukan laba, maka perhitungan harga pokok persediaan merupakan hal yang sangat
penting.
Persediaan pada perusahaan manufaktur (industri) terdiri dari :
- Persediaan bahan baku (inventory of raw materials)
- Persediaan barang dalam proses (inventory of work in process)
- Persediaan barang jadi (inventory of finished goods)

Metode Pencatatan
Ada dua (2) metode / sistem pencatatan persediaan, yaitu :
1. Metode Pencatatan Terus Menerus (perpetual inventory method)
Disebut juga metode buku, dimana harga per unit dan jumlah masing-masing barang yang
dijual atau dibeli dicatat secara terus menerus, dengan demikian saldo persediaan dapat
diketahui setiap saat tanpa.
2. Metode Pencatatan Secara Periodik (perioduc inventory method)
Disebut juga metode fisik, dimana setiap ada pembelian dan penjualan barang tidak langsung
dicatat ke dalam persediaan melainkan dengan menggunakan perkiraan pembelian dan
penjualan, sehingga untuk mengetahui saldo persediaan harus melakukan perhitungan secara
fisik.
Perhatikan contoh di bawah ini :
Transaksi yang dilakukan PT TUNAS BANGSA berkaitan dengan persediaan barang dagang
selama bulan Oktober 2019 sebagai berikut : (Contoh tanpa PPN)
1. Pembelian barang dagang sebesar Rp 5.000.000,00 dengan termijn 2/10 n/30
2. Dikembalikan sebagian barang yang dibeli pada 1 karena rusak senilai Rp 500.000,00
3. Setelah 10 hari dilakukan pembayaran atas pembelian pada 1

Ev-2020 28
Intermediate Accounting

4. Dijual barang dagang sebesar harga jual Rp 7.400.000,00 dengan termijn 2/10 n/30. Harga
pokok barang yang dijual Rp 4.500.000,00
5. Sebagian barang yang dijual pada 4 diterima kembali karena tidak sesuai dengan pesanan
seharga Rp 400.000,00. Harga pokok barang tersebut Rp 250.000,00
6. Diterima per kas dari debitur atas penjualan pada 4 dengan memperoleh potongan tunai.
Dari transaksi di atas pencatatan dengan kedua metode sebagai berikut :

METODE PERIODIK / FISIK METODE TERUS-MENERUS / BUKU

1 Pembelian 5.000.000 - Persediaan barang dag. 5.000.000 -


Utang dagang - 5.000.000 Utang dagang - 5.000.000
2 Utang dagang 500.000 - Utang dagang 500.000 -
Retur pembelian - 500.000 Persed. barang dag - 500.000

3 Utang dagang 4.500.000 - Utang dagang 4.500.000 -


Kas - 4.410.000 Kas - 4.410.000
Pot. pembelian - 90.000 Pot. Pembelian - 90.000
4 Piutang dagang 7.400.000 - Piutang dagang 7.400.000 -
Penjualan - 7.400.000 Penjualan - 7.400.000
Harga pokok penjualan 4.500.000 -
Persed. barang dag - 4.500.000
5 Retur penjualan 400.000 - Retur penjualan 400.000 -
Piutang dagang - 400.000 Piutang dagang - 400.000
Persed. barang dag. 250.000
Hg. pokok penjualan 250.000
6 Kas 6.860.000 - Kas 6.860.000 -
Potongan penjualan 140.000 - Potongan penjualan 140.000 -
Piutang dagang - 7.000.000 Piutang dagang - 7.000.000

Penetapan Harga Pokok Persediaan


Pada pencatatan barang dagang dengan metode fisik, maka penetapan harga pokok persediaan
dapat menggunakan metode :
1. Rata-rata tertimbang 4. Harga Eceran
2. FIFO (first in first out) / MPKP 5. Laba kotor
3. LIFO (last in first out) / MTKP

Bila perusahaan menggunakan metode pencatatan terus-menerus, maka penetapan harga pokok
persediaan dapat menggunakan metode :
1. FIFO (first in first out) / MPKP
2 LIFO (last in first out) / MTKP
3 Rata-rata Bergerak (moving average)
Perhatikan contoh di bawah ini :

Ev-2020 29
Intermediate Accounting

Data mengenai persediaan awal dan pembelian selama bulan Desember dari PT ASTRA JAYA
sebagai berikut :
Des 1. Saldo 200 unit @ Rp 1.000,00
Des 20. Pembelian 300 unit @ Rp 1.050,00
Des 25. Pembelian 250 unit @ Rp 1.100,00
Data penjualan barang selama bulan Desember sebagai berikut :
Des 10. Penjualan 200 unit @ Rp 1.200,00
Des 28 Penjualan 275 unit @ Rp 1.250,00
Dari data di atas, harga pokok persediaan per 31 Desember 2002 dengan anggapan pencatatan
persediaan menggunakan metode fisik untuk masing-masing metode sebagai berikut :

Harga pokok dengan menggunakan metode Rata-rata Tertimbang


Saldo awal : 200 unit x Rp 1.000,00 = Rp 200.000,00
Pembelian : 300 unit x Rp 1.050,00 = Rp 315.000,00
Pembelian : 250 unit x Rp 1.100,00 = Rp 275.000,00
Jumlah : 750 unit Rp 790.000,00

Harga pokok rata-rata per unit : Rp 790.000,00 = Rp 1.053,33


750 unit
Harga pokok persediaan akhir per 31 Desember : 275 unit x Rp 1.053,33 = Rp 289.665,75

Harga pokok dengan menggunakan metode FIFO / MPKP


Harga pokok diambil dari harga barang yang belum terjual dimulai dari yang terakhir masuk
sampai dengan tercukupi unit persediaan akhir,
Harga pokok dari pembelian 25 Des : 250 unit x Rp 1.100 = Rp 275.000,00
20 Des : 25 unit x Rp 1.050 = Rp 26.250,00
Jumlah : 275 unit Rp 301.250,00
Harga pokok persediaan akhir per 31 Desember sebesar Rp 301.250,00

Harga pokok dengan menggunakan metode LIFO / MTKP


Harga pokok diambil dari harga barang yang belum terjual dimulai dari yang pertama masuk
sampai dengan tercukupi unit persediaan akhir,
Harga pokok dari pembelian 01 Des : 200 unit x Rp 1.000 = Rp 200.000,00
20 Des : 75 unit x Rp 1.050 = Rp 78.750,00
Jumlah : 275 unit Rp 278.750,00
Harga pokok persediaan akhir per 31 Desember sebesar Rp 278.750,00

Ev-2020 30
Intermediate Accounting

Metode Harga Eceran


Harga pokok barang dihitung dengan cara :

Nilai Barang Harga Eceran (NBHE) x Ratio

Ratio diperoleh dengan cara :


Jlh barang siap dijual harga eceran
x 100 %
Jlh barang siap dijual harga pokok

Nilai Barang Harga Eceran (NBHE) dicari dengan cara :


Jumlah barang siap dijual harga eceran - Penjualan bersih

Perhatikan contoh di bawah ini :


Keterangan Harga pokok : Harga eceran :
Persediaan barang dagang, awal Rp 15.600,00 Rp 23.000,00
Pembelian Rp 26.500,00 Rp 35.000,00
Retur pembelian Rp 1.500,00 Rp -
Penjualan Rp 30.500,00
Retur penjualan Rp 500,00

Dari data di atas, harga pokok persediaan akhir dengan metode harga eceran sbb :

Keterangan
Persediaan barang dagang, awal Rp 15.600,00 Rp 23.000,00
Pembelian Rp 26.500,00 Rp 35.000,00
Retur pembelian (Rp 1.500,00) - .
Jumlah barang siap dijual Rp 40.600,00 Rp 58.000,00

Ratio : Rp 40.600,00 x 100% = 70%


Rp 58.000,00

Nilai barang harga eceran :


Rp 58.000,00 - Rp 30.000,00 = Rp 28.000,00

Harga pokok barang akhir :


Rp 28.000,00 x 70% = Rp 19.600,00

Ev-2020 31
Intermediate Accounting

Metode Laba Kotor


Harga pokok barang dihitung dengan cara :

Persediaan barang dagang, awal Rp xxx


Pembelian bersih Rp xxx +
Jumlah barang siap dijual Rp xxx
Harga pokok penjualan Rp xxx -
Harga pokok barang, akhir Rp xxx

Harga pokok penjualan (HPP) = Penjualan bersih - Laba kotor


Atau HPP dapat dicari dengan cara :

1. Bila % LK dihitung dari harga jual HPP = (100% - % LK) x Penjualan berish
100
2. Bila % LK dihitung dari harga pokok HPP = x Penjualan neto
100 + % LK

Perhatikan contoh di bawah ini :


Data persediaan barang dari PT National tahun 2019 sbb :
Persediaan barang dagang per 1 Januari Rp 562.500,00
Pembelian barang dagang Rp 1.012.000,00
Ongkos angkut pembelian Rp 45.000,00
Retur pembelian Rp 22.500,00
Penjualan barang dagang Rp 1.350.000,00
Retur penjualan Rp 45.000,00
Laba kotor ditetapkan 20% dihitung dari jumlah penjualan bersih (harga jual)

Dari data di atas, harga pokok barang akhir per 31 Desember 2019 sbb :

Persediaan barang dagang per 1 Januari Rp 562.500,00


Pembelian bersih Rp 1.035.000,00 +
Jumlah barang siap dijua Rp 1.597.500,00
HPP (100% - 20%) x Rp 1.305.000,00 = Rp 1.044.000,00 –
Harga pokok persediaan per 31 Desember Rp 553.500,00

Penetapan Harga Pokok


bila Pencatatan dengan Metode Perpetual

Ev-2020 32
Intermediate Accounting

Bila pencatatan persediaan barang dagang menggunakan metode perpetual, maka perhitungan
harga pokok persediaan barang dagang akhir dapat dilakukan dengan menggunakan kartu
persediaan.

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh di bawah ini :

Data persediaan barang dagang diperoleh dari PT ARUM SEGAR selama bulan Desember 2019
sebagai berikut :
Des. 01. Persediaan awal 1.000 unit @ Rp 100,00
10. Pembelian barang 500 unit @ Rp 105,00
17. Penjualan barang 1.200 unit @ Rp
20. Pembelian barang 800 unit @ Rp 110,00
22. Pembelian barang 400 unit @ Rp 118,00
31. Penjualan barang 800 unit @ Rp

Dari data di atas, harga pokok persediaan barang per 31 Desember 2019 untuk masing-masing
metode sebagai berikut :

1. Metode FIFO :
MASUK KELUAR PERSEDIAAN
TGL
UNIT HARGA JUMLAH UNIT HARGA JUMLAH UNIT HARGA JUMLAH

Des Rp Rp Rp Rp Rp Rp
01 - - - - - - 1.000 100 100.000
10 500 105 52.500 - - - 500 105 52.500
17 - - - 1.000 100 100.000 - - -
- - - 200 105 21.000 - - -
- - - 1.200 121.000 - - -
- - - - - - 300 105 31.500
20 800 110 88.000 - - - 800 110 88.000
22 400 118 47.200 - - - 400 118 47.200
31 - - - 300 105 31.500 - - -
- - - 500 110 55.000 - - -
- - - 800 86.500 - - -
300 110 33.000
400 118 47.200
31 Harga pokok persediaan barang akhir 700 80.200

Ev-2020 33
Intermediate Accounting

2. Metode LIFO :
MASUK KELUAR PERSEDIAAN
TGL
UNIT HARGA JUMLAH UNIT HARGA JUMLAH UNIT HARGA JUMLAH

Des Rp Rp Rp Rp Rp Rp
01 - - - - - - 1.000 100 100.000
10 500 105 52.500 - - - 500 105 52.500
17 - - - 500 105 52.500 - - -
- - - 700 100 70.000 - - -
- - - 1.200 122.500 - - -
- - - - - - 300 100 30.000
20 800 110 88.000 - - - 800 110 88.000
22 400 118 47.200 - - - 400 118 47.200
31 - - - 400 118 47.200 - - -
- - - 400 110 44.000 - - -
- - - 800 91.200 - - -
300 100 30.000
400 110 44.000
31 Harga pokok persediaan barang akhir 700 74.000

3. Metode Rata-Rata :
MASUK KELUAR PERSEDIAAN
TGL
UNIT HARGA JUMLAH UNIT HARGA JUMLAH UNIT HARGA JUMLAH

Des Rp Rp Rp Rp Rp Rp
01 - - - - - - 1.000 100 100.000
10 500 105 52.500 - - - 500 105 52.500
1.500 101,67 152.500
17 - - - 1.200 101,67 122.004 - - -
- - - - - - 300 101,67 30.496
20 800 110 88.000 - - - 800 110 88.000
22 400 118 47.200 - - - 400 118 47.200
- - - - - - 1.500 110,46 165.696
31 - - - 800 110,46 88.368 - - -
31 Harga pokok persediaan barang akhir 700 110,46 77.328

Ev-2020 34
Intermediate Accounting

Metode Khusus dalam Penilaian Persediaan


Dalam keadaaan tertentu untuk menetapan harga pokok persediaan harus menggunakan metode
khusus di luar metode yang telah dibahas sebelumnya, yaitu :

1. Metode Penjualan Relatif (relative sales price)


Metode ini digunakan untuk mengalokasikan harga pokok bersama (joint cost) agar dapat
diketahui harga pokok barang tiap-tiap unit berdasarkan perbandingan harga jual.
Perhatikan contoh di bawah ini :
PT BANGUN JAYA bergerak dibidang real estate membeli sebidang tanah seharga Rp
100.000.000,00, tanah tersebut di bagi ke dalam 3 bagian :
Kelas I : Harga jualnya Rp 80.000.000,00
Kelas II : Harga jualnya Rp 60.000.000,00
Kelas III : Harga jualnya Rp 20.000.000,00
Jumlah harga jual Rp 160.000.000,00
Dari data di atas harga pokok dan laba kotor tanah tiap-tiap kelas sebagai berikut :
Harga jual tanah kelas I Rp 80.000.000,00
Harga pokok tanah kelas I :80 x Rp 100.000.000 = Rp 50.000.000,00 -
160
Laba kotor penjualan tanah kelas I Rp 30.000.000,00

2. Penilaian Persediaan
untuk Perusahaan Kontrak Jangka Panjang
Untuk mengetahui harga pokok persediaan dan laba-rugi pada perusahaan yang bekerja
berdasarkan order berupa kontrak jangka panjang (lebih dari 1 tahun) dapat digunakan :
1. Metode Prosentase penyelesaian (procentage of completion method)
Pada metode ini laba-rugi diakui sebanding dengan biaya yang tela dikeluarkan
2. Metode Kontrak Selesai (completed contract method)
Pada metode ini laba-rugi diakui setelah kontrak pekerjaan selesai

Ev-2020 35
Intermediate Accounting

Soal Soal
Soal 1.
Dari pembukuan PT KIRANA, diperoleh informasi tentang persediaan barang dagang
seperti sebagai berikut :
Persediaan awal 1.500 kg @ Rp 6.400,00
Pembelian 25 Januari 2.500 kg @ Rp 7.000,00
Pembelian 21 Mei 3.500 kg @ Rp 8.000,00
Pembelian 30 Juni 1.600 kg @ Rp 7.600,00
Pembelian 15 Juli 3.600 kg @ Rp 7.400,00
Pembelian 22 Agustus 1.250 kg @ Rp 6.600,00
Pembelian 22 November 1.000 kg @ Rp 9.500,00
Pembelian 27 Desember 1.750 kg @ Rp 8.500,00
Pembelian 30 Desember 2.100 kg @ Rp 8.900,00
Pada tanggal 31 Desember 2019 diadakan inventarisasi fisik barang dagang yang ada
di gudang, ternyata barang yang ada sebanyaj 1.200 kg.
Dalam pencatatan persediaan barang perusahaan menggunakan metode fisik
Saudara diminta :
1. Harga pokok persediaan barang dagang per 31 Desember 2019 dengan
menggunakan :
A Metode FIFO B. Metode LIFO
C. Rata-rata Tertimbang
2. Hitung harga pokok penjualan barang, bila perusahaan mengunakan metode FIFO

Soal 2.
Data tentang saldo awal, pembelian, dan penjualan barang dagang yang diperoleh
dari PT MITRA UTAMA selama bulan Oktober 2019 sebagai berikut :
Oktober 01 Saldo awal 600 unit, harga per unit Rp 9.000,00
02 Pembelian barang 400 unit, harga per unit Rp 9.100,00
03 Pembelian barang 700 unit, harga per unit Rp 9.200,00
06 Penjualan barang 800 unit, harga per unit Rp 12.000,00
07 Penjualan barang 200 unit, harga per unit Rp 12.200,00
12 Pembelian barang 300 unit, harga per unit Rp 9.250,00
25 Penjualan barang 400 unit, harga per unit Rp 12.400,00
30 Pembelian barang 200 unit, harga per unit Rp 9.300,00

Ev-2020 36
Intermediate Accounting

Saudara diminta :
Hitung harga pokok persediaan barang dagang per 31 Oktober 2019 dengan metode :
A. FIFO perpetual B. LIFO Perpetual C. Rata-rata bergerak

Soal 3.
Informasi tentang harga beli (at cost) dan harga eceran (at retail) dari PT KIA selama
tahun 2019 adalah :
Keterangan : At Cost : At Retail :
Persediaan, per 1 Januari 2019 Rp 48.000.000,00 Rp 64.000.000,00
Pembelian Rp 139.000.000,00 Rp 226.000.000,00
Ongkos angkut pembelian Rp 5.000.000,00 Rp -
Potongan pembelian Rp 1.500.000,00 Rp -
Retur pembelian Rp 2.000.000,00 Rp -
Penjualan Rp 196.000.000,00
Potongan penjualan Rp 6.000.000,00
Saudara diminta :
A. Hitung harga pokok persediaan per 31 Desember 2019
B. Hitung % laba kotor penjualan

Soal 4.
Informasi yang berkaitan dengan persediaan barang dagang selama tahun 2019 sbb :
Persediaan barang dagang per 1 Januari 2019 sebesar Rp 2.610.000,00

Transaksi yang terjadi selama tahun 2019 adalah :


- Pembelian barang dagang Rp 3.122.000,00
- Penjualan barang dagang Rp 3.402.500,00
- Ongkos angkut pembelian Rp 50.500,00
- Retur penjualan Rp 31.500,00
- Potongan pembelian Rp 93.000,00
- Potongan penjualan Rp 34.500,00
- Retur pembelian Rp 51.500,00
Berdasarkan tahun-tahun lalu laba kotor sebesar 40% dari penjualan bersih
Saudara diminta :
A. Harga pokok persediaan barang per 31 Desember 2019
B. Harga pokok persediaan barang dagang per 31 Desember , bila laba kotor
dihitung dari harga pokok

Soal 5.
CV Abadi Jaya membeli suatu barang seharga Rp 35.000.000,00 yang terdiri dari 3
kelompok. Masing-masing harga jual tiap kelompok adalah :
Kelompok 1 : 2.500 kg, @ Rp 7.500,00
Ev-2020 37
Intermediate Accounting

Kelompok 2 : 4.000 kg, @ Rp 5.000,00


Kelompok 3 : 9.000 kg, @ Rp 2.000,00
Sampai dengan akhir tahun,
Barang kelompok 1 telah terjual 2.000 kg, kelompok 2 terjual 3.000 kg, dan kelompok 3
terjual 5.000 kg
Saudara diminta :
Hitung harga pokok persediaan barang masing-masing kelompok pada kahir periode
31 Des’ 2019

Soal 6.
Perusahaan dagang di Bandar Lampung yang bergerak dibidang hasil bumi selama
tahun 2019 memperlihatkan sebagian data akuntansinya sebagai berikut :
a. Pembelian barang secara kredit Rp 58.350.000,00
b. Pembelian barang secara tunai Rp 25.650.000,00
c. Ongkos angkut yang telah dibayar Rp 370.000,00
d. Retur pembelian secara kredit Rp 350.000,00
e. Potongan yang diterima Rp 200.000,00
f. Penjualan barang secara kredit Rp 69.000.000,00
g. Penjualan barang secara tunai Rp 30.000.000,00
h. Retur penjualan secara kredit Rp 250.000,00
Saudara diminta :
Hitung harga pokok persediaan barang dagang per 31 Desember 2019, bila diketahui
laba kotor atas penjualan barang secara kredit 25% dan laba kotor atas penjualan
secara tunai 20% yang masing-masing dihitung dari harga pokok.

Soal 7.
Dalam pembukuan PT KARYA INDAH pada tanggal 10 April 2019 ditemukan data
sebagai berikut :
Persediaan barang dagang per 1 Januari 2019 Rp 84.000.000,00
Pembelian dari 1 Januari s/d 10 April 2019 Rp 413.000.000,00
Ongkos angkut pembelian Rp 14.000.000,00
Potongan pembelian Rp 5.000.000,00
Retur pembelian Rp 23.000.000,00
Penjualan barang dari 1 Januari s/d 10 April 2019 Rp 700.000.000,00
Pada 10 April 2019 terjadi musibah kebakaran, mengakibatkan semua barang yang
ada habis terbakar.
Persediaan barang dagang per 1 Januari 2019 dijual dengan harga Rp 199.500.000,00
dan barang yang dibeli dari 1 Januari s/d 10 April 2019 dijual seharga Rp 568.000.000,00
Saudara diminta :
Saudara diharapkan bantuannya untuk menghitung harga pokok barang yang
terbakar dengan menggunakan metode Harga Eceran

Soal 8.

Ev-2020 38
Intermediate Accounting

Transaksi yang berkaitan dengan persediaan barang dagang dari PT MOTOR JAYA
selama bulan Maret 2019 sebagai berikut :
Maret 01. Dibeli barang dagang seharga Rp 8.000.000,00 dengan termijan 4/14 n/30
Maret 03. Dijual barang dagang Rp 4.500.000,00 diterima tunai 20%-nya sedangkan
sisanya dengan syarat 2/10 n/30, harga pokok barang yang dijual Rp
3.800.000,00. Penjualan dilakukan kepada CV Adil
Maret 04. Dikeluarkan nota debit untuk barang yang dikembalikan sebagian atas
pembelian 01 Maret yang lalu, yaitu sebesar Rp 500.000,00
Maret 05. Dibayar ongkos angkut atas barang yang dibeli sebesar Rp 80.000,00
Maret 07. Dibeli lagi barang dagang sebesar Rp 5.000.000,00 dibayar tunai Rp
2.000.000,00 sisanya dengan termijn 2/10 n/30.
Maret 08. Dikeluarkan nota kredit untuk retur sebagian barang yaitu sebesar Rp
200.000,00 dari penjualan kepada CV Adil. Harga pokok penjualan sebesar
Rp 168.000,00
Maret 10. Dijual lagi barang dagang seharga Rp 6.000.000,00 dengan termijn 2/10 n/30,
harga tersebut sudah termasuk laba kotor 20% dari harga jual
Maret 13. Diterima per kas dari debitur CV Adil atas penjualan yang lalu.
Maret 15. Dibayar per kas kepada kreditur atas pembelian 01 Maret yang lalu.
Maret 17. Diterima kembali sebagian barang yang pernah dijual 10 Maret, sebesar Rp
1.000.000
Maret 20. Diterima per kas atas penjualan 10 Maret yang lalu.
Maret 25. Dibayar utang kepada kreditur atas pembelian 07 Maret yang lalu.
Maret 29. Dijual barang dagang secara tunai sebesar Rp 3.750.000,00, harga tersebut
sudah termasuk laba kotor 25% yang dihitung dari harga pokok..
Saudara diminta :
A. Jurnal umum, bila digunakan metode pencatatan :
1. Metode fisik / periodik
2. Metode terus-menerus / perpetual
B. Hitung laba kotor selama bulan Maret 2019 ini

Ev-2020 39
Intermediate Accounting

Ev-2020 40

Anda mungkin juga menyukai