-AKUNTANSI PENGANTAR 2 –
1
Persediaan
Menurut Kiesso & Weygandt, persediaan
adalah aktiva perusahaan yang dimiliki dengan
tujuan untuk dijual kembali dalam kegiatan
normal perusahaan atau akan digunakan /
dikonsumsi dalam produksi barang yang akan
dijual
2
Klasifikasi Persediaan
3
Penentuan Jumlah Persediaan
• Persediaan yang ada di gudang dan atau di toko
perusahaan (dihitung jumlah fisik dan
dicocokkan dengan catatan)
- mengecek akurasi catatan
PERPETUAL
- menghitung jumlah inventory loss
- menghitung jumlah persediaan di tangan
PERIODIK
- menentukan HPP periode tersebut
4
• Persediaan dalam perjalanan ( good in transit)
Persediaan yang masih dalam perjalanan harus
turut diperhitungkan dalam penghitungan
persediaan perusahaan, dalam hal ini yang perlu
diperhatikan adalah TERM-nya ( syarat pengiriman)
atau biasa disebut FOB ( Freigh On Board).
1. FOB Shipping Point barang menjadi hak
pembeli ketika barang sudah dikeluarkan dari
gudang penjual dan berada pada Ekspedisi
2. FOB Destination barang menjadi hak pembeli
ketika barang sudah sampai di tempat tujuan
5
• Barang Konsinyasi
Barang konsinyasi atau barang titipan tidak
diperkenankan untuk dimasukkan dalam
perhitungan persediaan perusahaan
6
Sistem Pencatatan Persediaan
• Sistem Pencatatan Periodik
Merupakan sistem pencatatan dimana HPP
ditentukan pada akhir periode akuntansi
9
CONTOH :
PT. Sukajaya mempunyai data persediaan barang sebagai berikut :
Jan 1 Per. Awal 397 Unit @ Rp 23.000,00 ⁼ Rp 9.131.000,00
6 Pembelian 785 Unit @ Rp 26.000,00 ⁼ Rp 20.410.000,00
10 Penjualan 735 Kg
17 Pembelian 1020 Unit @ Rp 24.500,00 ⁼ Rp 24.990.000,00
23 Pembelian 340 Unit @ Rp 25.750,00 ⁼ Rp 8.755.000,00
30 Penjualan 956 Kg
Jumlah 2542 Rp 99.250,00 Rp 63.286.000,00 1691 Kg
10
Asumsi Arus Biaya
• Identifikasi Khusus
“suatu metode penilaian harga yang didasarkan atas nilai perolehan dari
barang yang sesungguhnya”
Contoh : misalnya kita telah mengetahui bahwa 851 unit persediaan barang
yang ada merupakan sisa dari : Persediaan awal = 12 unit, pembelian ke-1
= 20 unit, pembelian ke-2 = 576 unit, Pembelian ke-3 = 243 unit.
Setelah jelas semuanya tinggal kita kalikan satu persatu.
12 X Rp 23.000,00 ⁼ Rp 276.000,00
20 X Rp 26.000,00 ⁼ Rp 520.000,00
576 X Rp 24.500,00 ⁼ Rp 14.112.000,00
243 X Rp 25.750,00 ⁼ Rp 6.257.250,00 +
Rp 21.165.250,00
11
Asumsi Arus Biaya
12
• Metode FIFO ( Masuk Pertama Keluar
Pertama)
-> PERIODIK
Persediaan barang dagang 851 Unit
Pembelian tanggal 23
340 Unit @ Rp 25.750,00 ⁼ Rp 8.755.000,00
Pembelian tanggal 17
511 Unit @ Rp 24.500,00 ⁼ Rp 12.519.500,00
Persediaan Akhir Rp 21.274.500,00
HPP = Barang Tersedia Untuk Dijual – Persediaan Akhir
Barang Tersedia Untuk Dijual merupakan jumlah persediaan awal
ditambah dengan pembelian bersih
13
• Metode LIFO ( Masuk Terakhir Keluar
Pertama)
PERIODIK
Persediaan barang dagang 851 Unit
Persediaan tanggal 1
397 Unit @ Rp 23.000,00 ⁼ Rp 9.131.000,00
Pembelian tanggal 6
454 Unit @ Rp 26.000,00 ⁼ Rp 11.804.000,00
Persediaan Akhir Rp 20.935.000,00
HPP = Barang Tersedia Untuk Dijual – Persediaan Akhir
Barang Tersedia Untuk Dijual merupakan jumlah persediaan
awal ditambah dengan pembelian bersih
14
Metode Average (Rata – rata)
PERIODIK
15
PERPETUAL
Diilustrasikan terdapat peredaran barang seperti pada tabel
berikut :
16
17
Keterangan
1. Saldo awal pada 1 Januari adalah sebesar Rp20.000.000 (1.000 unit dengan biaya tiap unit
Rp20.000).
2. Pada 4 Januari, terjual 700 unit dengan harga jual Rp30.000 per unit sehingga total penjualan
adalah Rp21.000.000 (700 unit × Rp30.000). Beban pokok penjualan adalah Rp14.000.000 (700
unit dengan biaya per unit Rp20.000). Setelah penjualan, sisa persediaan adalah Rp 6.000.000
3. Pada 10 Januari, dilakukan pembelian senilai Rp11.200.000 (500 Unit dengan harga per unit
Rp6.000.000 (300 unit dengan biaya per unit Rp20.000) yang merupakan persediaan awal dan
Rp11.200.000 (500 unit dengan biaya per unit Rp22.400) yang merupakan pembelian pada 10
Januari.
18
4. Pada 22 Januari, sebanyak 360 unit terjual dengan harga Rp 30.000 per unit sehingga total
penjualan adalah Rp10.800.000 (360 unit x 30.000). Dengan menggunakan FIFO, beban pokok
penjualan adalah sebesar Rp7.344.000 yang terdiri atas Rp6.000.000 (300 unit dengan biaya
per unit 20.000), yang merupakan saldo awal,ditambah Rp1.344.000(60 unit dengan biayaper
tersisa sebesar Rp9.856.000 (440 unit dengan biaya per unit Rp22.400) yang merupakan
5 Penjualan pada 28Januari dan 30 Januari dicatat dengan cara yang sama.
19
20
21
22
23
24
25
Dampak Penggunaan Metode FIFO dan
Average(Rata-rata tertimbang)
Dampak FIFO AVERAGE
Terhadap Laporan L/ R FIFO akan menghasilkan Average memberikan nilai
nilai persediaan akhir yang persediaan a khir yang
tinggi dan mengakibatkan lebih rendah dan
nilai HPP menjadi rendah mengakibatkan nilai HPP
sehingga Laba kotor menjadi tinggi sehingga
menjadi tinggi laba kotor menjadi rendah
Terhadap Pajak FIFO akan membuat Average akan membuat
perusahaan membayar perusahaan membayar
pajak lebih tinggi karena pajak lebih rendah karena
laba kotor yang dihasilkan laba kotor yang dihasilkan
juga tinggi juga rendah
Terhadap Neraca FIFO akan mengakibatkan Average akan
jumlah persediaan yang mengakibatkan jumlah
dilaporkan di neraca lebih persediaan yang dilaporkan
tinggi di neraca lebiih rendah dari
FIFO
26
Metode Harga Terendah Antara Harga Pokok
dan Harga Pasar (Lower of Cost or Market)
• Kemampuan barang untuk menghasilkan pendapatan akan
berkurang apabila harga jual barang menurun. Dalam situasi
demikian, perusahaan dapat menggunakan metode harga
terendah diantara harga perolehan atau harga pasar (lower of
cost or market/LCM).. LCM adalah contoh dari prinsip
konservatisme, yakni ketika memilih antara berbagai
alternatif, maka pilihan terbaik adalah metode mana yang
paling menekan harta dan laba bersih.
27
Mengestimasi Biaya Persediaan
• Metode Persediaan Eceran
28
ILUSTRASI
29
Metode Laba Kotor
30
Ilustrasi
• Kishwaukee Company’s dalam bulan Januari mencatat penjualan bersi
sebesar $200.000, persediaan awal (beginning inventory) $40,000, dan
Hrga pokok pembelian ( cost of goods purchased) $120,000. Perusahaan
mengaharapkan laba kotor sebesar 30%. Hitung estimasi biaya persediaan
akhir per 31 Januari dengan menggunakan perkiraan laba kotor.
31
Perputaran Persediaan ( Inventory Turnover)
32