Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 4 Akuntansi Perpajakan

Persediaan

DOSEN PENGAMPU
Fajriani Azis, S.Pd.,M.Si

DISUSUN OLEH :
Kelompok 3
1. Arifah Nur Fasihah (1892142087)
2. Alif Alfian (1992140017)
3. Nur Rahma Dewi (200901501019)
4. Rifka Azzahroh (200901501022)
5. Leady Atisya Lestari (200901502049)
6. Sayyid Shaleh (200901502051)
KELAS C

PRODI AKUNTANSI S1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2023
PERSEDIAAN

Latihan !

1. Apakah yang dimaksud dengan persediaan menunut SAK-ETAP?

2. Dari jenis persediaan, sebutkan perbedaan antara perusahaan dagang dengan perusahaan industri.

3. Sebutkan sistem pencatatan persediaan menurut akuntansi dan pajak disertai dengan peraturan-
peraturannya.

4. Sebutkan perbedaan sistem pencatatan persediaan yang Anda ketahui.

5. Sebutkan sistem penilaian persediaan menurut akuntansi dan perpajakan beserta peraturan-
peraturannya.

6. Sebutkan perbedaan sistem penilaian persediaan yang Anda ketahui.

7. Dalam masa inflasi, jelaskan mengenai dampak terhadap nilai persediaan akhir dan HPP dari sistem
penilaian persediaan untuk metode FlFO dan Average.

8. PT Ninoy melakukan usaha perdagangan. Perhitungan harga pokok menggunakan metode FlFO dan
sistem perpetual. Berikut adalah perincian transaksiI yang berhubungan dengan persedian:

Diminta:

a. pembelian 125 unit Pembeliaan 200 unita. Hitunglah HPP dengan menggunakan metode dan
sistem yang dipakai PT Ninoy

b. Anda memberitahukan bahwa metode yang dipakai PT Ninoy tersebut tidak diperbolehkan
oleh ketentuan perpaakan. Menurut Anda, metode apa yang sesuai dengan ketentuan
perpajakan (PT Ninoy tetap ingin menggunakan sistem perpetual)

9. Jelaskan dan peraturan perpajakan yang mendasarnya dalam hal :

a. Dalam mencatat persediaannya perusahaan menggunakan metode penilaian harga rata-rata


dengan saldo akhir persediaan akhir per 3 Desember 2011 sebesar Rp20.000.000, apabila dinilai
dengan harga pasar, nila persediaan akhir menjadi sebesar Rp22.500.000.

b. Dalam pencatatan persediaan, perusahaan menggunakan metode FlFO dengan saldo akhir per 3I
Desember 2011 sebesar Rp250.000.000. Apabila persediaan tersebut dinilai dengan harga rata-
rata nilai persediaan akhir menjadi sebesar Rp260.000.000dan apabila diilai dengan harga pasar
nilai persediaan akhir menjadi sebesarRp225.000.000

c. Dalam saldo akhir persediaan termasuk di dalamnya beban penurunan nilai persediaan sebesar
Rp25.000.000 dan telah menjadi beban dalam laporan keuangan.

d. Pada akhir tahun, perusahaan membuat cadangan penurunan nilai persediaan sebesar Rp
15.000.000 karena harga pasar yang ada di gudang terjadi penurunan. Perusahaan menggunakan
metode nilai rata-rata.

10. Dalam melakukan perhitungan persediaan akhir tahun 2011, perusahaan menggunakkan metode
FIFO. Berikut adalah data transaksi selama tahun 2011:(dalam rupiah)

Berapakah nilai persediaan akhir tahun 2011.

11. PT Pearl adalah perusahaan yang menjual peralatan selam. Tahun ini mengalami musibah kebakaran
sehingga sebagian besar persediaan barang rusak terbakar. Berikut ini adalahdata sebelum kebakaran
tanggal 3 April 2012 dalam Ribuan rupiah, yaitu:

• Persediaan barang dagang awal 85.000

• Pembelian = penjualan + retur pembelian

• Ongkos angkut pembelian 9.000

• Retur pembelian 10% x persediaan barang dagang awal

• potongan pembelian=7.000

• Penjualan = 100.000

• Retur penjualan = 11,5% x (penjualan - persediaan barang dagang awal)

• Potongan penjualan =8.275

• Persediaan barang dagang yang selamat = 32.500

Diminta:

Hitunglah nilai kerugian PT Pearl atas barang dagang yang terbakar apabila perusahaan
menggunakan metode laba bruto, jika diterapkan:
a. Laba buto sebesar 20% dari HPP

b. Laba bruto sebesar 15% dari penjualan

12. PT APO adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha retail. Berikut ini adalah data yang
menyangkut persediaan P'T APO selama bulan Maret 2012 (dalam Rp) yaitu:

• Persediaan awal (Cost) = 40.000.000

• Persediaan awal (Retail)=45.000.000.

• Pembelian (Cost) 60.000.000

• Pembeliaan (Retail)= 67.500.000

• Ongkos angkut (Cost)= 6.000.000

• Ongkos angkut (Retail)= 1,125 x ongkos angkut (Cost)

• Potongan pembelian (Cost) = 5% dari Pembeliaan (Cost)

• Potongan pembeliaan (Retail) 2.250.000

• Retur Pembeliaan (Cost) = ongkos angkut (Retail)

• Retur pembeliaan (Retail)= Purchase Allowance (Cost)+ Purchase Allowance (Retail)

• Purchase Allowance (Cost): Purchase Return (Cost) = 3:5

• Purchase Allowance (Retail) = 1.750.000

• Penjualan (Retail) = 62.900.000

• Retur Penjualan (Retail) = 15% dari penjualan (Retail)

Jawaban :

1. Dalam SAK-ETAP yang di atur oleh IAI (2009:52), persediaan asalah asset untuk dijual dalam
kegiatan usaha normal; dalam proses produksi untu kemudian dijual atau dalam bentuk bahan atau
perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pembelian kerja.

2. Perbedaan perusahaan dagang dan perusahaan industri

a. Perusahaan Dagang:
• Menjual barang yang diperoleh dari pemasok
• Tujuannya menjual kembali barang tanpa mengubah bentuk
• Memiliki persediaan barang jadi
• Dalam menentukan harga pokok barang relative mudah
• Tidak menggunakan laporan harga pokok produksi

b. Perusahaan industri:
• Menjual barang yang diperoleh dengan cara mengolah bahan baku terlebih dahulu.
• Tujuannya menghasilkan barang jadi yang bernilai jual.
• Memiliki persediaan bahan olahan atau bahan baku. Dalam menentukan harga pokok
harus melalui beberapa tahapan.
• Membuat laporan harga pokok produksi.

3. Dalam sistem pencatatan persediaan menurut akuntansi terdapat 2 yaitu sistem periodik dan sistem
perpetual. dan menurut pajak Dalam UU PPh No 36 tahun 2008 Pasal 10 ayat(6): Sistem pencatatan
yg diperkenankan adalah sistem pencatan perpetual

4. Perbedaan sistem pencatatan persediaan yakni sebagai berikut :

✓ invetarisasi setiap akhir periode

✓ wajib dilakukan stock opname , untuk pengujian keakuratan nilai persediaan

✓ cocok untuk perusahaan dengan jenis persediaan yang sedikit sistem perpetual.

▪ tanpa invetarisasi , keterangan menganai persediaan di catat setiap kali transaksi

▪ stock opname hanya sebagai pelengkap untuk pengawasan persediaan

▪ cocok untuk perusahaan dengan jenis persediaan yang banyak.

5. Dalam penilaian persediaan menurut akuntansi dan perpajakan terdapat tiga:

➢ Specipic identification method.

➢ Cost flow method= First-in, first-out (FIFO) dan average-cost

➢ Estimasi persediaan = gross profit method dan retail inventory method.

Menurut pasal 10 ayat (6) UU PPH, Penilaian pemakaian persediaan untuk menghitung HPP
menurut pajak hanya boleh dilakukan dengan metode FIFO dan metode average. Pemilihan metode
ini harus taat azas, artinya sekali WP memilih salah satu cara penilaian pemakaian persediaan untuk
perhitungan HPP, maka untuk selanjutnya harus digunakan cara yg sama.

6. Perbedaan sistem penilaian persediaan

• Metode Identifikasi Khusus


Metode ini berasumsi arus barang harus sama dengan arus biaya, sehingga setiap kelompok
barang diberi identifikasi dan dibuat kartu. HP untuk setiap barang dapat diketahui, sehingga
HPP terdiri atas HP Barang yg dijual dan sisanya sebagai persediaan akhir. Metode ini
digunakan untuk persediaan yg mempunyai persediaan relatif sedikit tetap harga per unitnya
besar. Karena itu HPP dan HP Persediaan menggunakan arus harga pokok sebenarnya (actual)
dari persediaan.
• Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (First In Firt Out- FIFO)
Metode ini mendasarkan pada asumsi bahwa barang yg masuk pertama akan dikeluarkan
pertama.
• Masuk Terakhir Keluar pertama (Last In First Out LIFO)
Cara ini digunakan dengan mendasarkan pada asumsi bahwa arus pembebanan ke Harga
Pokok Penjualan berdasarkan pada harga pembelian terakhir.
• Metode Rata-rata (Average)
Dengan metode rata-rata pembebanan ke harga pokok untuk barang yg dijual atau untuk
persediaan akhir menggunakan harga rata-rata. Metode rata-rata terdiri atas: 1) Rata- rata
Sederhana (Simple Average), harga rata-rata dihitung dng cara menjumlahkan harga pokok
per unit (tanpa mengalikan juml barang ) dibagi dng banyaknya harga. 2)Rata-rata Bergerak
(Moving Average) seperti pada perhitungan rata-rata tertimbang, Pembebanan ke harga pokok
penjualan dilakukan setiap terjadi pembelian. Metode ini digunakan pada perpetual.

7. Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu)
berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya, konsumsi
masyarakat yang meningkat. Dampak inflasi untuk metode FIFO yaitu nilai persediaan akhirnya
menjadi lebih tinggi dan HPP menjadi lebih tinggi. Sedangkan menggunakan metode LIFO
dampaknya nilai persediaan akhir tetap, nilai pasar naik sehingga perusahaan mendapatkan
keuntungan. Untuk metode AVERAGE, harga perolehan persediaan menjadi lebih tinggi.

8. Berikut Jawabannya :

a. PT Ninoy menggunakan metode LIFO


HPP persediaan akhir PT Ninoy:

100 unit@ Rp 2.000 = Rp 200.000

150 unit @ Rp 2.500 = Rp 375.000

125 unit @ Rp 3.500 = Rp 437.500

200 unit@ Rp 2.600 = Rp 520.000 +

Total Rp 1.532.500

b. Menurut ketentuan perpajakan, penilaian persediaan tidak diperbolehkan menggunakan


metode LIFO. Jika PT Ninoy tetap ingin menggunakan sistem perpetual, saya menyarankan
untuk menggunakan metode average atau metode FIFO yang sesuai dengan ketentuan
perpajakan.

Perhitungan persediaan akhir dengan menggunakan metode FIFO


Maka nilai persediaan akhir tahun 2009 adalah:

250 Unit @ Rp 5.500 = Rp 1.375.000

2300 Unit @ Rp 4.500 = Rp 10.350.000 +

Total = Rp 11.725.000

9. Peraturan perpajakan yang mendasari dalam hal:

a. Pasal 6 UU PPh

b. UU PPh Pasal 9 ayat (1) huruf c

10. Berikut ini perhitungan nilai persediaan akhir tahun 2011 menggunakan metode FIFO

Pembelian Penjualan Saldo


Tgl Ket Harga Harga Harga
Unit Jumlah Unit Jumlah Unit Jumlah
/unit /unit /unit
01/01/11 Saldo 1.000 4.000 4.000.000
awal
12/02/11 Beli 1.500 5.000 7.500.000 1.000 4.000 4.000.000
1.500 5.000 7.500.000
21/03/11 Jual 1.000 4.000 4.000.000
1.200 5.000 6.000.000 300 5.000 1.500.000
11/06/11 Beli 450 5.500 2.475.000 300 5.000 1.500.000
450 5.500 2.475.000
09/08/11 Beli 2.300 4.500 10.350.000 300 5.000 1.500.000
450 5.500 2.475.000
2.300 4.500 10.350.000
21/09/11 Jual 300 5.000 1.500.000 250 5.500 1.375.000
200 5.500 1.100.000 2.300 4.500 10.350.000
Total 4.250 20.325.000 2.700 12.600.000 2.550 11.725.000
Maka nilai persediaan akhir tahun 2011 menggunakan metode FIFO adalah Rp 11.725.000.

11. Dik:

• Persediaan Barang dagang awal: 85.000.000


• Pembelian 104.250.000
• Ongkos angkut pembelian 9.000.000
• Retur pembelian 8.500.00
• Potongan pembelian 7.000.000
• Penjualan 100.000.000
• Retur penjualan 1.725.000
• Potongan penjualan 8.275.000
• Persediaan barang dagang yang selamat 32.500.000

a. Peny:
Persediaan Awal 85.000.000
Pembelian 104.250.000
Ongkos angkut (9.000.000)
Retur pembelian (8.500.000)
Potongan pembelian (7.000.000)

Pembelian Bersih 80.000.000

Persediaan barang yang selamat (32 500.000)

HPP 132.500.000

Jadi, nilai kerugian PT. Pearl adalah laba bruto 20% dari HPP:

20% x 132.500.000Rp. 26.500.000

b. Peny.

Penjualan 100.000.000
Retur penjualan 1.725.000
Potongan penjualan 8.275.000
Penjualan Bersih 110.000.000

Jadi, nilai kerugian PT. Pearl adalah laba bruto sebesar 15% dari penjualan:
15% x Rp. 110.000.000
=Rp. 16.500.000

12. Persediaan akhir = Persediaan awal + Pembelian – Penjualan

• Persediaan awal (cost) = Rp 40.000.000


Pembelian (cost) = Rp 60.000.000
= Rp100.000.000

• Ongkos angkut (cost) = Rp 6.000.000


Potongan pembelian (cost) = Rp 3.000.000
Retur pembelian (cost) = Rp 6.750.000
= Rp15.750.000

• Nilai persediaan akhir = Rp 100.000.000 – Rp 15.750.000


= Rp 84.250.000

Jadi nilai persediaan akhir bagi PT. APO per 31 Maret 2012 pada harga pokoknya (cost)
adalah sebesar Rp 84.250.000
LAMPIRAN

Format Lembaran kegiatan kelompok :

No. Waktu Kegiatan keterangan

1. Jum’at • Alif Alfian

17 Maret 2023 Mengerjakan Soal No. 1 dan 9

• Arifah Nur Fasihah

Mengerjakan Soal No. 2 dan 6

• Rifka Azzahroh

Mengerjakan Soal No. 3 dan 8

• Leady Atisya Lestari

Mengerjakan Soal No. 4 dan 10 )

• Sayyid Shaleh

Mengerjakan Soal No. 5 dan 11

• Nur Rahma Dewi


Mengerjakan Soal No. ( 7 dan 12 )

Anda mungkin juga menyukai