Anda di halaman 1dari 6

TUGAS II Investasi Pada Efek Tertentu

Nama : Nur Rahma Dewi


NIM : 200901501019
Kelas/Prodi : C / Akuntansi S1
Mata kuliah : Akuntansi Perpajakan

Definisi
Dana kas menganggur (idle cash) ialah kelebihan kas yang tidak diperlukan dalam
waktu dekat. Biasanya kelebihan dana ini dimanfaatkan dengan cara membeli atau
menanamkannya dalam bentuk surat-surat berharga baik dalam efek utang atau efek
ekuitas. Investasi pada surat-surat efek harus memenuhi syarat-syarat aman, likuid,
dan menghasilkan.

Menurut IAI (2009: 43) dalam SAK-ETAP efek adalah surat berharga, yaitu surat,
pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit
penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif
dari elek Pengakuan dan pengukuran investasi pada efek utang dapat diklasifikasikan
dalam 3 kelompok yaitu (1) dimiliki hingga jatuh tempo (held to maturity); (2)
diperdagangkan (trading), dan (3) tersedia untuk dijual (available for sale).

Sementara itu, pengakuan dan pengukuran investasi pada efek ekuitas dapat
diklasifikasikan dalam 2 (dua) jenis yaitu sebagai berikut.
1. Aset Lancar, yang terdiri atas kelompok investasi ekuitas yang diperdagangkan
(trading) dan kelompok investasi ekuitas yang tersedia untuk dijual (available forsale)

Obligasi ialah surat utang jangka panjang dengan tingkat bunga tertentu. Obligasi
dapat dibeli sesuai dengan nilai nominal atau nilai kurs. Nilai obligasi sebagai
investasi dicatat sesuai dengan harga perolehannya. Pembayaran untuk bunga
sehubungan dengan obligasi yang diperoleh di antara tanggal pembayaran bunga
harus dinyatakan terpisah dari harga perolehannya. Perbedaan antara harga perolehan
dengan nilai nominal obligasi atau surat berharga semacam itu harus ditangguhkan
dan diamortisasikan selama jangka
waktu yang ada.

Efek Dimiliki Hingga Jatuh Tempo (Held to Maturity-HTM)

Menurut Kiesa, Weygand, dan Warfield (2007: 840-841) surat berharga utang yang
diklasifikasi sebagai HTM hanya apabila perusahaan mempunyal niat untuk memiliki
efek tersebut sampai dengan jatuh tempo

Apabila entitas memiliki investasi utang HTM dan berniat memiliki hingga jatuh
tempo, maka investasi dalam efek utang tersebut harus diklasifikasikan dalam
kelompok investasi dalam utang dan disajikan dalam neraca sebesar biaya perolehan
setelah amortiza premil/diskonto Premi/diskonto diamortisasi dengan effective
interest method, kecuali straight-line method menunjukkan hasil yang sama.

Menurut IAI dalam SAK ETAP (2009: 44-45), entitas mungkin mengubah.
maksudnya untuk memiliki investasi utang HTM dengan menjual atau mentransfer
investasi utang tersebut. Penjualan atau transfer investasi utang tidak dianggap
sebagai perubahan dalam tujuan HTM, apabila perubahan maksud tersebut
disebabkan oleh kondisi sebagai berikut.
 Terdapat bukti mengenai penurunan signifikan risiko kredit entitas penerbit
Efek
 Terjadi perubahan peraturan perpajakan yang menghapus atau menaikkan
tarif pajak final yang berlaku atas bunga dari efek utang (tidak termasuk
perubahan peraturan perpajakan yang merevisi tarif pajak atas bunga secara
umum)
 Terjadi periggabungan usaha atau penjualan dalam jumlah besar, seperti
penjualan segmen, yang mengakibatkan diperlukannya penjualan atau transfer
Efek dalam kelompok HTM untuk mempertahankan risiko kredit entitas dan
posisi risiko suku bunga yang ada saat tersebut.
 Terjadi perubahan dalam persyaratan atau peraturan perundangan yang secara
signifikan mengubah definisi investasi yang diizinkan atau tingkat maksimal
investasi yang diizinkan dalam jenis Efek tertentu, sehingga entitas harus
melepaskan efek dalam kelompok HTM
 Terjadi perubahan peraturan pemerintah mengenai modal minimal industry
tertentu yang mengakibatkan entitas mengurang aktivitas usahanya atau kala
operasinya dan menjual Efek dalam kelompok HTM
 Terjadi perubahan dalam peraturan pemerintah yang mengakibatkan
bertambahnya bobot risiko atas imutang dalan perhitungan cast hertentu,
misalnya dalam perhitung hobiles entitas asurata pengin kesk modal
perbankan

Efek Diperdagangkan
Menurut Kieso, Weygand, dan Warfield (2007: 846, 850) surat berharga dalam
bentuk utang ataupun saham yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam
periode singkat (kurang dari 3 bulan atau mungkin diukur dalam hitungan hari).
Perusahaan melaporkan efek "trading" pada fair value, dengan unrealized holding
gain or losses sebagaibagian dari laba neto.
Holding gain or losses adalah perubahan neto antara nilai wajar dari satu periode
ke periode lainnya, tidak termasuk dividen maupun bunga yang telah diakui tetapi
belum diterima. Sama seperti kedua jenis investasi utang lainnya, premi/diskonto
juga akan diamortisasi.

Perubahan Kelompok Investasi


Menurut IAI dalam SAK-ETAP (2009: 47-48) pemindahan Efek antarkelompok
dicatat sebesar nilai wajarnya. Pada tanggal perubahan kelompok, laba/rugi yang
belum direalisasi harus dicatat sebagai berikut:
a) untuk Efek yang dipindahkan dari kelompok "trading", maka laba/rugi
yang belum direalisasi pada tanggal transfer telah tercatat sebagai
penghasilan dan oleh karena itu tidak boleh dihapus:
b) untuk Efek yang dipindahkan ke kelompok "trading", maka laba/rugi yang
belum direalisasi pada tanggal pemindahan diakui sebagai penghasilan
pada saat tersebut;
c) untuk Efek utang yang dipindahkan ke kelompok AFS dari kelompok
HTM, maka laba/rugi yang belum direalisasi diakui dalam kelompok
ekuitas secara terpisah pada tanggal pemindahan kelompok;

d) untuk Efek utang yang ditransfer dari kelompok AFS ke kelompok HTM,
maka laba/rugi yang belum direalisasi pada tanggal transfer harus tetap
dilaporkan dalam komponen ekuitas secara terpisah, namun harus
diamortisasi selama masa manfaat efek dengan cara yang konsisten dengan
amortisasi premi/diskonto. Amortisasi laba/rugi yang belum direalisasi
tersebut akan sepadan dengan pengaruh amortisasi premi/diskonto
terhadap pendapatan bunga dari efek dalam kelompok HTM.

Akuntansi Perpajakan
Obligasi merupakan serat pemi uang yang akan tenta Umumnys obligasi
memberikan penghasilan bungs dengan jumlah tap kepada investor Ada kalanya
obligast) mempunyai hak atas pembagian keuntung Plan Palapa (1) hagan (UU
PPh menganggap bagian keuntungan tersebut sebagai penghasilan.
Pada UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Pasal 4 ayat (1) menyebutkan bahwa
"Yang kpak adalah penghasilan pat setup tambahan kemampuan pihak baik
yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia menambah kekayaan
WP yang bersaing dlm bentuk apapun. Hal ini juga mencakup penghasilan yang
dia/diperoleh dari transasksi investasi utang.
Jika dalam pembelian obligasi termansk unsur bunga berjalan, maka bunga
tersebur harus diperhitungan sebagai penghasilan. PPh yang dipungut atas
bunga obligasi yang idak dijual di bursa efik tidak boleh dikapitalisan tetap
harus dicatat sebagai pihak yang di muka UPS 23 dengan tarif 15% x
penghasilan bruto) Sementara tabungan obligasi bursa efek dikenakan PPh final
(PPh Pasal 4 ayat 21 sesuai dengan perturan pemerintah (PP).
Selain bunga tetap, penghasilan obligasi dapat berupa capital gain dan realisasi
diskonto (selisih antara nilai nominal dengan nilai perolehan) pada saat
pelunasan obligai yang dipendagangkan di Bursa Efek yang diterima WP orang
pribadi di mana tidak melebihi jumlah Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP)
setahun dibebaskan dari pajak.
Surat Utang Negara
Surat Utang Negara (SUN) → surat berharga yang berupa surat pengakuan
utang baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing yang dijamin
pembayaran bunga dan pokoknya oleh Negara RI sesuai dengan masa
berlakunya, yang terdiri dari Surat Perbendaharaan Negara (SPN) dan Obligasi
Negara.
(1) Penghasilan berupa diskonto SPN sesuai dengan PP 27 Tahun 2008 jo.
PMK-63/ PMK.03/2008 yang mulai berlaku 4 April 2008.
SPN berjangka waktu paling lama 12 bulan dengan pembayaran bunga
secara diskonto. Diskonto SPN merupakan selisih lebih antara:
a) nilai nominal pada saat jatuh tempo dengan harga perolehan di Pasar Perdana
di Pasar Sekunder atau
b) harga jual di Pasar Sekunder dengan harga perolehan di Pasar Perdana/Par
Sekunder

Besarnya PPh adalah 20% dari diskonto SPN bagi WP dalam negeri dan BUT
atau sesuai tari ketentuan P38 yang berlaku bagi WP luar negeri. Pemotongan
PPh tersebut dilakukan oleh:
 penerbit SPN (emiten) atau kustodian yang ditunjuk selaku agen
pembayar atas diskonto SPN yang diterima pemegang SPN saat jatuh
tempo;
 atau perusahaan Efek (broker) atau bank selaku pedagang perantara
maupun selaku pembeli, atas diskonto SPN yang diterima di Pasar
Sekunder
Tetapi apabila diskonto SPN diterima/diperoleh WP:
 bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di
Indonesia:
 dana pensiun yang pendirian/pembentukannya telah disahkan oleh
Menteri Keuangan:
 reksadana yang terdaftar pada Bapepam (Badan Pengawasan Pasar
Modal) selama 5 tahun pertama sejak pendirian perusahaan atau
pemberian izin usaha tidak dilakukan pemotongan pajak linal

(2) Penghasilan dari transaksi bunga obligasi sesuai dengan PP 16 Tahun 2009
jo PMK-85/PMK.03/2011 tentang PPh atas penghasilan berupa bunga obligasi:
yang mulai berlaku 1 Januari 2009.
Besarnya PPh adalah sebagai berikut.
a) Bunga dari obligasi dengan kupon (interest bearing debt securities)
sebesar 15% bagi WP dalam negeri dan BUT: dan 20% atau sesuai
dengan tarif P3B bagi WP luar negeri selain BUT dari jumlah bruto
bunga sesuai dengan masa kepemilikan (holding period) obligasi
b) Diskonto dari obligasi dengan kupon (interest bearing debt securities)
sebesar 15% bagi WP dalam negeri dan BUT: dan 20% atau sesuai tarif
P3B bagi WP luar negeri selain BUT; dari selisih lebih harga jual atau
nilai nominal di atas harga perolehan obligasi, tidak termasuk bunga
berjalan (accrued interest).
c) Diskonto obligasi tanpa bunga (non-interest bearing debt securities)
sebesar 15% bagi WP dalam negeri dan BUT; dan 20% atau sesuai P3B
bagi WP luar negeri selain BUT dari selisih lebih harga jual atau nilai
nominal di atas harga perolehan obligasi.

Anda mungkin juga menyukai