Anda di halaman 1dari 5

TUGAS

AKUNTANSI PERPAJAKAN

Nama : Fuji Nurani


NIM : 175109030
Kelas : Sore A
Dosen : Eva Rahayu, S.Pd., M.Ak.

Soal dan Jawaban

1. Dalam SAK ekuitas diatur dalam PSAK berapa ? Apa yang dimaksud dengan ekuitas?

Jawaban : PSAK No. 21 (Ikatan Akuntan Indonesia, 2002) menyatakan bahwa


ekuitas sebagai  bagian hak pemilik dalam perusahaan harus dilaporkan sedemikian
rupa sehingga memberikan informasi mengenai sumbernya secara jelas dan disajikan
sesuai dengan peraturan perundangan dan akta pendirian yang berlaku.

Akuntansi untuk ekuitas dibedakan menjadi dua yaitu akuntansi untuk ekuitas
badan usaha bukan PT dan Akuntansi ekuitas untuk badan usaha berbentuk PT.
Akuntansi untuk ekuitas badan usaha bukan PT harus dilaporkan sesuai dengan
peraturan perundangan yang berlaku untuk badan usaha tersebut dan standar
akuntansi keuangan yang berlaku khusus untuk industri yang bersangkutan, misalnya
koperasi.

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) ekuitas adalah hak


residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban. Secara umum,
ekuitas dapat didefinisikan sebagai besaran hak dari pemilik perusahaan pada harta
perusahaan.

2. Bagaimana penyajian ekuitas, yaitu modal saham dan saldo laba, dalam pelaporan
keuangan?

Jawaban :

1) Penyajian modal saham


Penyajian modal saham dalam neraca harus dilakukan sesuai dengan
ketentuan pada akta pendirian perusahaan dan peraturan yang berlaku serta
menggambarkan hubungan keangan yang ada.
Modal dasar, modal yang ditempatkan dan modal yang disetor, nilai nominal
dan banyaknya saham untuk setiap jenis saham harus dinyatakan dalam
neraca. Bila terdapat lebih dari stau jenis saham, hak preferen dari suatu
golongan saham atas dividend an pelunasanmodal pada saat likuidasi harus
dicantumkan dalam Laporan Keuangan.
Dalam hal terdapat tunggakan dividen atas saham preferen dengan hak
dividen komulatif , jumlah tunggakan tiap saham dan keseluruhan dividen
peiode sebelumnya harus diungkapkan dalam catatan atas Laporan Keuangan.
Perubahan atas modal yang ditanam dalam tahun berjalan harus diungkapkan
dalam catatan  atas Laporan Keuangan.
Modal disajikan dalam neraca setelah kewajiban. Bentuk penyajiannya
sesuai akta pendirian Badan Usaha tersebut, misalnya saham adalah
penyertaan modal dalam kepemilikan PT.
Pada perusahaan yang terdaftar di bursa efek saham dapat ditempatkan dengan
dasar pesanan. Dengan dasar ini, saham hanya akan dikeluarkan jika pemesan
telah mebayar penuh harga saham yang bersangkutan. Pesanan saham dicatat
dengan mendebit akun piutang kepda pemesan saham dan mnegkredit akun
modal saham yang dipesan. Akun modal saham yang dipesan disajikan dlaam
kelompok modal dibawah akun modal saham.
Akun piutang kepada pemesan saham  sebesar sisa harga saham yang
belum dilunasi dalam transaksi semacam ini lazimnya disajikan dalam
kelompok asset lancar. Apabila piutang ini tidak dimasukkan untuk ditagih
dalam waktu dekat, akun ini dapat disajikan dalam kelompok mengurangi
akun modal saham yang dipesan.Pada saat harga saham sudah dibayar penuh,
akun modal saham yang dipesan akan didebet dan akun modal saham dikredit
2) Penyajian Saldo Laba
Saldo laba menunjukkan akumulasi hasil usaha perodik setelah
memperhitungkan pembagian dividend an koreksi Laba Rugi periode lalu.
Akun ini harus dinyatakan terpisah dari akun modal saham. Seluruh saldo laba
dianggap bebas untuk dibagikan sebagai dividen, kecuali jika diberikan
indikasi mengenai pembatasan terhadap saldo laba, misalnya dicadangkan
untuk perluasan pabrik atau untuk memenuhi ketentuan undang-undang
meupun ikatan tertentu.
Saldo laba tidak tersedia dibagikan dividen karena pembatasan-
pembatasan tersebut, dilaporkan akun tersendiri yang menggambarkan tujuan
pencadangkan termaksud; pembatasan-pembatasan yang ada harus
diungkapkan dalam catatan atas Laporan Keuangan.
Saldo laba tidak boleh dibebani atau dikredit dengan pos-pos yang seharusnya
diperhitungkan pada laporan laba rugi tahun berjalan

3. Bagaimana Perlakuan PPh 23/26 atas dividen untuk perusahaan Go Public dan Non
Go Public?
Jawaban :
1) Dividen Sebagai Objek Pemotongan PPh Pasal 23
Wajib Pajak Badan Dalam Negeri atau Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang
menerima atau memperoleh penghasilan berupa dividen, maka atas
penghasilan dividen tersebut dipotong PPh Pasal 23 sebesar 15% dari
penghasilan bruto sebagaimana diatur dalam Pasal 23 ayat (1) huruf a UU
PPh. Dividen tersebut dikenakan PPh Pasal 23 sepanjang tidak memenuhi
ketentuan sebagaimana disebutkan dalam pasal 4 ayat 3 huruf f UU PPh.
2) Dividen Sebagai Objek Pemotongan PPh Final Pasal 4 ayat (2)
Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri yang menerima atau memperoleh
penghasilan berupa dividen, maka atas penghasilan dividen tersebut dipotong
PPh Pasal 4 ayat (2) yang bersifat final sebesar 10% dari penghasilan bruto
sebagaimana diatur dalam PP No. 19 Tahun 2009 tanggal 9 Februari 2009.
 
3) Dividen Sebagai Objek Pemotongan PPh Pasal 26
Wajib Pajak Luar Negeri yang menerima atau memperoleh penghasilan yang
bersumber dari Indonesia berupa dividen, maka atas penghasilan dividen
tersebut dipotong PPh Pasal 26 sebesar 20% dari penghasilan bruto
sebagaimana diatur dalam Pasal 26 ayat (1) huruf a UU PPh. Namun, apabila
penerima dividen ini adalah WPLN dimana Negara domisili yang
bersangkutan mempunyai perjanjian perpajakan dengan Indonesia dan
terdapat Surat Keterangan Domisili (COD), maka tarif yang dikenakan adalah
tarif yang sesuai dengan Tax Treaty
4. Bagaimana terjadinya agio dan disagio saham? Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis
saham dalam perseroan terbatas yang anda ketahui.
Jawaban :
 Terjadinya Agio dan Disagio
Akun agio dan disagio saham terdapat di laporan keuangan pada
kelompok modal. Terdapat beberapa bentuk perusahaan, salah satunya adalah
perseroan. Pada bentuk perseroan terbatas memiliki sejumlah keuntungan,
misalnya adanya fasilitas untuk menarik dan mengumpulkan sejumlah modal
yaitu dengan cara melakukan penerbitan saham. Ini merupakan hal yang tidak
bisa dilakukan pada bentuk perusahaan yang lainnya.
Bagi pemegang saham, keuntungan yang akan didapatnya dengan
memiliki saham adalah pemiik saham akan mendapatkan deviden. Pengertian
dividen adalah bagian laba yang dibagikan kepada pemegang saham yang
besarnya akan sangat tergantung pada berapa jumlah lembar saham yang
dimiliki oleh pemegang saham tersebut atau % (prosentase) atas kepemilikan
sahamnya. Dengan adanya kemampuan dari perusahan untuk membayar
dividen, maka hal ini dapat menunjukkan nilai dari perusahaan (firm value)
tersebut dan sangat berkaitan dengan kemampuan dari perusahaan dalam
mendapatkan laba yang kemudian akan berpengaruh pada nilai sahamnya.
Apabila laba yang dicapai oleh perusahaan tinggi, maka dividen yang dibayar
kepada pemilik juga akan tinggi, ini berarti bahwa nilai perusahaan juga akan
tinggi, dan tentunya harga saham dari perusahaan tersebut juga akan melonjak
tinggi.
Dari kondisi tersebut, bukan merupakan hal yang mengherankan
apabila seorang investor berani untuk membeli saham pada suatu perusahaan
yang bisa memberikan investor tersebut dividen yang tinggi dengan harga
yang tinggi pula.
 Jenis-jenis saham dalam perseroan terbatas
1) Saham Biasa (Common Stock)
Jenis saham ini yang paling sering digunakan dan paling populer di pasar
modal karena pemilik saham jenis ini akan menerima dividen jika
perusahaan memperoleh keuntungan / laba dan tidak memperoleh dividen
ketika perusahaan dalam kondisi buruk serta memiliki hak suara pada Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS).

2) Saham Preferen  (Preferred Stock)


Jenis saham preferen ini maksudnya ialah pemegang saham memperoleh hak
istimewa dan pasti dalam pembayaran dividen dibandingkan jenis saham
biasa. Jika suatu saat perusahaan dilikuidasi, para pemegang saham jenis ini
ini akan mendapatkan hak atas sisa aset perusahaan sebelum pemegang
saham biasa dan haknya lebih tinggi dari pemegang saham biasa, maksudnya
besarnya dividen yang diterima biasanya sudah ditetapkan terlebih dulu.

3) Saham Atas Unjuk (Bearer Stocks)

 Pada saham ini tidak tertulis nama pemiliknya, supaya lebih mudah
dipindahtangankan dari satu investor ke investor lain.
 Siapa yang memegang saham tersebut secara hukum, maka dialah yang
diakui sebagai pemiliknya dan berhak untuk ikut hadir dalam RUPS.

4) Saham Atas Nama (Registered Stocks)

 Saham jenis ini ditulis dengan jelas siapa nama pemiliknya, cara
peralihannya harus dilalui melalui prosedur yang telah ditentukan.

5. Jelaskan tentang saham perbendaharaan yang anda ketahui. Apakah saham


pembendaharaan dimasukkan dalam perhitungan pembagian deviden ? jelaskan
jawaban anda
Jawaban : Saham perbendaharaan menunjukan saham yang telah diterbitkan,
ditempatkan dimasa lampau, dan kemudian dibeli kembali oleh para pemegam saham.
Alasan pembelian saham mungkin untuk menyediakan bonus saham bagi karyawan,
menggunakan saham tersebut untuk rencana tabungan pegawai, atau untuk menaikan
nilai pasar saham. Jika saham perbendaharaan diterbitkan kembali atau dibatalkan, dia
tidak lagi merupakan saham perbendaharaan. Metode akuntansi yang biasanya
digunakan untuk mencatat pembelian dan penjualan saham perbendaharaan adalah
dasar biaya.

Ini merupakan bagian dari saham beredar yang ditarik kembali untuk
sementara waktu. Saham – saham perbendaharaan ini nantinya dapat dijual kembali
bila dianggap perlu atau dihapuskan dari ekuitas perusahaan. Terdapat 2 pendekatan
pencatatan saham perbendaharaan, yaitu :

1) Saham perbendaharaan dianggap sebagai penarikan saham beredar, sehingga


sebesar nilai nominal saham yang dibeli kembali beserta dengan premium atau
diskonnya dikeluarkan dari ekuitas perusahaan
2) Saham perbendaharaan tidak dianggap sebagai penarikan saham beredar, sehingga
baik nilai nominal atau premium atau diskonnya tidak perlu dikeluarkan dari ekuitas
perusahaan

Anda mungkin juga menyukai