KELAS :I
NIM : 2018310598
Investasi jangka panjang adalah penanaman dana yang jangka waktunya lebih dari satu
tahun, dan pada umumnya jauh lebih lama dari itu, dengan tujuan untuk memberikan
penghasilan tetap atau menguasai objek/perusahaan lain. Contohnya :
Investasi jangka pendek adalah investasi yang dilakukan dalam waktu kurang dari satu tahun.
Investasi jangka pendek biasanya bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dalam waktu dekat.
Misalnya, kamu ingin liburan ke luar negeri, renovasi rumah, atau membeli kendaraan baru.
Investasi jangka panjang adalah penanaman dana yang jangka waktunya lebih dari satu
tahun, dan pada umumnya jauh lebih lama dari itu, dengan tujuan untuk memberikan
penghasilan tetap atau menguasai objek/perusahaan lain.
3. Bagaimanakah perlakuan akuntansi perpajakan untuk Investasi Jangka Panjang atas Saham
dan Obligasi ?
4. Apa saja yang menjadi objek pajak pada investasi jangka Panjang saham dan investasi
jangka Panjang obligasi ?
SAHAM
Untuk tujuan perpajakan, tidak terdapat ketentuan yang secara eksplisit menyebut metode
pembukuan investasi jangka panjang saham, selain yang tersebut dalam penjelasan pasal 10
ayat 5 UU PPh. Penjelasan tersebut menyatakan bahwa investasi saham, sama halnya dengan
persediaan, dibukukan berdasarkan harga perolehan tanpa persentase kepemilikan. Karena
salah satu penghasilan investasi saham adalah dividen dan pajak terutang (pada umumnya)
pada saat pembagian, dapat disimpulkan bahwa penilaian investasi saham untuk perpajakan
berlaku metode harga perolehan. Berbeda dengan dividen, keuntungan pengalihan saham
dikenakan pajak. Keuntungan tersebut secara umum dimengerti sebagai kelebihan harga jual
di atas perolehan (penjelasan pasal 4 ayat ! bagian (d) UU PPh). Apabila penjualan saham
dilakukan di pasar modal, sama halnya dengan sekuritas saham (investasi lancar),
penghasilan dari penjualan tersebut dikenakan PPh sebesar 0,1% untuk bukan saham pendiri
atau 0,5% untuk saham pendiri dan bersifat final. Sementara itu jika penjualan dilakukan
tidak melalui pasar modal, maka keuntungan dari penjualan tersebut harus diakui sebagai
penghasilan di luar usaha yang harus digabungkan dengan penghasilan lain untuk dilaporkan
dalam Surat Pemberitahuan(SPT) Tahunan PPh Badan. Kedua tempat atau cara penjualan
memberikan perlakuan yang berbeda terhadap biaya penjualan. Sementara penjualan di bursa
efek tidak memperkenankan pengurangan biaya penjualan terhadap penghasilan bruto kena
pajak, penjualan di luar bursa memperbolehkan pengurangan dimaksud dengan cara engakui
biaya di luar usaha pada laporan SPT Tahunan PPh Badan.
OBLIGASI
Obligasi merupakan surat peminjaman uang yang akan di lunasi setelah jangka waktu
tertentu. Umumnya obligasi memberikan penghasilan bunga dengan jumlah tetap kepada
investor . Ada kalanya obligasi juga mempunyai hak atas pembagian keuntungan. Penjelasan
pasal 4 ayat 1 bagian (g) UU Pph menganggap bagian keuntungan tersebut memiliki karakter
sebagai dividen .
2. Bagaimana penyajian investasi dalam saham berjangka panjang ini dalam laporan
keuangan?
Berikut adalah ilustrasi penyajian investasi jangka panjang pada neraca:
PEMERINTAH ABC
NERACA
PER 31 DESEMBER 20X1
URAIAN
ASET
ASET LANCAR
....
.....
Dana Bergulir
ASET TETAP
ASET LAINNYA
....
KEWAJIBAN
EKUITAS
3. Menurut IAI (2009) dalam SAK ETAP, investasi dalam saham dicatat dengan menganut
metode cost/equity. Apa perbedaan dari kedua metode tersebut?
Cost Method
Dengan cost method, investasi dicatat sebesar harga perolehannya, sedangkan dividen yang
diperoleh dicatat sebagai pendapatan lain-lain. Perkiraan investasi jangka panjang akan
dikredit dalam hal terdapat penerimaan dividen yang merupakan pembagian keuntungan yang
berasal dari laba yang ditahan dari periode sebelum penyertaan tersebut dilakukan atau jika
perusahaan anak menderita kerugian yang sangat material yang menyebabkan penurunan aset
dan rentabilitas investee. Dalam hal dividen yang diterima dalam bentuk saham (dividen
saham) tidak boleh dicatat sebagai penambah harga perolehan penyertaan dan tidak diakui
sebagai pendapatan. Penyertaan bank pada lembaga keuangan lain dengan pangsa sampai
dengan 20% akan dicatat dengan cost method.
Equity Method
Apabila suatu perusahaan mempunyai investasi dalam saham dengan hak suara pada
perusahaan lain dalam jumlah yang memungkinkan perusahaan pemodal menguasai atau
mempengaruhi perusahaan lain tersebut, maka equity method akan lebih mencerminkan
hubungan ekonomis antara kedua perusahaan tersebut dibandingkan dengan cost method.
Dengan equity method, investasi dicatat sebesar harga perolehannya untuk kemudian didebet
atau dikredit dengan bagian laba atau rugi perusahaan anak secara proposional. Dividen yang
diterima dicatat mengurangi perkiraan investasi yang bersangkutan. Penyertaan bank pada
lembaga keuangan lain dengan pangsa lebih dari 20% serta penyertaan yang berasal dari
pengalihan kredit dicatat dengan equity method.
4. Bagaimana pajak mengatur tentang investasi jangka panjang dalam bentuk saham?
Untuk tujuan perpajakan, tidak terdapat ketentuan yang secara eksplisit menyebut metode
pembukuan investasi jangka panjang saham, selain yang tersebut dalam penjelasan pasal 10
ayat 5 UU PPh. Penjelasan tersebut menyatakan bahwa investasi saham, sama halnya dengan
persediaan, dibukukan berdasarkan harga perolehan tanpa persentase kepemilikan. Karena
salah satu penghasilan investasi saham adalah dividen dan pajak terutang (pada umumnya)
pada saat pembagian, dapat disimpulkan bahwa penilaian investasi saham untuk perpajakan
berlaku metode harga perolehan. Berbeda dengan dividen, keuntungan pengalihan saham
dikenakan pajak. Keuntungan tersebut secara umum dimengerti sebagai kelebihan harga jual
di atas perolehan (penjelasan pasal 4 ayat ! bagian (d) UU PPh). Apabila penjualan saham
dilakukan di pasar modal, sama halnya dengan sekuritas saham (investasi lancar),
penghasilan dari penjualan tersebut dikenakan PPh sebesar 0,1% untuk bukan saham pendiri
atau 0,5% untuk saham pendiri dan bersifat final. Sementara itu jika penjualan dilakukan
tidak melalui pasar modal, maka keuntungan dari penjualan tersebut harus diakui sebagai
penghasilan di luar usaha yang harus digabungkan dengan penghasilan lain untuk dilaporkan
dalam Surat Pemberitahuan(SPT) Tahunan PPh Badan. Kedua tempat atau cara penjualan
memberikan perlakuan yang berbeda terhadap biaya penjualan. Sementara penjualan di bursa
efek tidak memperkenankan pengurangan biaya penjualan terhadap penghasilan bruto kena
pajak, penjualan di luar bursa memperbolehkan pengurangan dimaksud dengan cara engakui
biaya di luar usaha pada laporan SPT Tahunan PPh Badan. Bagi perusahaan modal ventura
( perusahaan modal ventura adalah perusahaan yang kegiatan usahanya membiayai badan
usaha- sebagai pasangan usaha-dalam bentuk penyertaan modal untuk jangka waktu tertentu),
penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa bagian laba dari
badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha atau kegiatan di Indonesia tidak
termasuk sbagai Objek Pajak, dengan syarat badan pasangan usaha tersebut :
1. Merupakan perusahaan kecil, menengah, atau yang menjalankan kegiatan dalam sektor-
sektor usaha yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan.
2. Sahamnya tidak diperdagangkan di bursa efek di Indonesia.
Saham bonus yang diterima oleh pemegang saham, yang berasal dari konversi agio saham,
tidak termasuk dalam pengertian dividen sebagaimana diatur dalam pasal 4 ayat 1
huruf(g)UU Pph 1984, karena bukan merupakan bagian keuntungan yang diterima oleh
pemegang saham. Dengan demikian, penerimaan saham bonus yang berasal dari konversi
agio saham tidak termasuk sebagai objek pemotongan Pph 23. Sedangkan saham bonus yang
berasal dari saldo laba (retained earning) adalah merupakan bagian keuntungan sehingga
termasuk pengertian dividen sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat 1 huruf (g) dan pasal
23 ayat 1 huruf (a) angka (1) UU Pph.
Penghasilan berupa saham bonus tersebut harus dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh, dengan
ketentuan bahwa pengakuan penghasilan atas saham bonus yang berasal dari konversi agio
adalah pada saat dijual, karena belum dimasukkan sebagai penghasilan pada saat
diterima/diperoleh.
2. PPh Pasal 23: Penerima penghasilan dividen ini merupakan wajib pajak dalam negeri dan
bentuk usaha tetap (BUT). Potongan untuk laba ini sebesar 15% dari jumlah dividen, kecuali
pembagiannya kepada orang pribadi dikenakan final, bunga dan royalti.
3. PPh Pasal 26: Penerima penghasilan dividen merupakan orang pribadi yang tinggal di luar
negeri, perusahaan di luar negeri yang mengoperasikan usahanya melalui bentuk usaha tetap
di Indonesia, serta perusahaan di luar negeri yang menerima penghasilan dari Indonesia tanpa
melalui bentuk usaha tetap. Tarif potongan pajak penghasilannya sebesar 20% atas jumlah
bruto dividen.
7. Apakah saham bonus termasuk dalam objek pemotongan PPh 23, jelaskan jawaban Anda!
Saham bonus selain dalam point di atas merupakan objek Pajak Penghasilan. Pelunasan PPh
dilakukan melalui pemotongan PPh Final 10% apabila yang menerimanya adalah Wajib
Pajak orang pribadi dalam negeri. Selain itu, pelunasan PPh atas saham bonus dilakukan
melalui pemotongan PPh Pasal 23 sebesar 15%, kecuali dividen yang diterima dari luar
negeri yang tentunya pemotongannya sesuai dengan ketentuan domestik atau P3B yang
berlaku.
14. Pada tanggal 22 Desember 2011 PT Edson menjual saham PT Matthew, yang dibelinya
sebesar Rp1.000.000 dengan harga Rp2.000.000. Buatlah jurnal untuk mencatat transaksi di
atas.
Jurnal PT Edson tanggal 22 Desember 2011:
Kas/ Setarakas Rp2.000.000
PPhPasal 4 (2) Rp 2.000
Laba Penjualan Investasi Saham Rp.1.002.000
Investasi Pada Efek Tertentu Rp.1.000.000
15. Menurut Akuntansi, Investasi Saham jangka panjang dengan kepemilikan kurang dari
20% dicatat dengan metode Cost, sedangkan kepemilikan dari 20% sampai 50% dicatat
dengan metode equity. PT Cinta mengeluarkan deviden dimana kepemilikan PT
Wahyuningsih, PT Witjaksono, Ny Fien dan Tuan Agus Terhadap PT Cinta adalah 25%,
10%, 30% dan 50%. Bagaiman pencatatan perpajakan atas transaksi deviden tersebut?
Jawab:
Penjelasan Pasal 10 ayat (5) UU PPh menyatakan bahwa inverstasi sama halnya dengan
[ersediaan, dibukukan berdasarkan harga perolehan tanpa memperhatikan persentasi
kepemilikan. Dalam UU PPh No 36 Tahun 2008pasal 17 ayat (2c), Menyatakan bahwa
deviden yang dikenakan pajak adalah deviden yang diterima oleh WPOP dalam negeri. atas
penghasilan tersebut dikenakan PPH final dengan tarif 10% dari penghasilan bruto.
Menurut UU PPh No 38 Tahun 2008 pasal 4 ayat 3, deviden yang dikecualikan dari Objek
psal 23 adalah deviden yang diterima ole Perseroan Terbatas sebagai WPDN, koperasi,
BUMN/BUMD, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat
kedudukan di Indonesia dengan syarat deviden yang dibagikan berasal dari cadangan laba
ditahan dan untuk BUMN/BUMD, Kepemilikan saham paling rendah 25% dari jumlah
modal yang disetor. Dengan demikian Deviden yang diberikan kepada PT Wahyuningsih
bukan merupakan objek pajak dan PT Cinta tidak perlu memotong PPh 23 atas deviden
tersedut. Deviden yang diberikan kepada PT Witjaksono, merupakan objek pajak dan PT
Cinta harus memotong PPh 23 atas deviden tersebut
Deviden yang diberikan kepada Ny Fien merupakan objek pajak dan PT Cinta harus
memotong PPh 4 ayat 2 sebesar 10% deviden yang diberikan kepada Tuan Agus merupakan
objek pajak maka PT Cinta harus memotong PPh 4 ayat 2 sebesar 10%