BAB IX
KELOMPOK 1:
KELAS PERPAJAKN I
UNIVERSITAS UDAYANA
2020
BAB I
PEMBAHASAN
1.1 HARGA PEROLEHAN DARI INVESTASI JANGKA PANJANG DAN AKTIVA TAK
BERWUJUD
A. Pengertian Investasi Jangka Panjang
Investasi jangka panjang merupakan sekuritas yang tidak mudah diperdagangkan dan
dilakukan dalam jangka waktu yang lama atau dilakukan dalam jangka waktu lebih dari
siklus normal operasi perusahaan. Investasi jangka panjang bukan merupakan sumber dana
yang cepat. Investasi jangka panjang biasanya dicatat pada biaya perolehan. Tetapi jika
terjadi penurunan yang tidak bersifat sementara dalam penilaian investasi jangka panjang
tersebut, nilai tercatat dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut. Indikator nilai suatu
investasi dapat diperoleh dengan mengacu pada nilai pasarnya, aktiva dan kinerja investee
serta arus kas yang diharapkan dari aktivitas tersebut. Resiko dan jenis serta penyertaan
(stake) investor pada investe juga diperhitungkan. Pembatasan distribusi oleh investee
tersebut atau pelepasan investasi oleh investor mungkin mempengaruhi investasi. Contoh :
pembayaran dividen atau pembayaran kembali investasi.
Banyak investasi jangka panjang yang secara individual penting bagi perusahaan yang
melakukan investasi. Nilai tercatat dari investasi jangka panjang karenanya, biasanya
ditentukan secara individual. Namun, dari beberapa negara, sekuritas ekuitas mudah
dipasarkan yang diklasifikasikan sebagai investasi jangka panjang dapat dinilai menurut
yang terendah antara biaya dan nilai pasar yang ditentukan pada basis portofolio. Dalam
hal ini, penurunan sementara dan pemulihan atas penurunan tersebut dimasukkan dalam
ekuitas.
Penurunan selain penurunan sementara dalam nilai tercatat investasi jangka panjang
dibebankan pada laporan laba rugi. Penurunan nilai tercatat dapat dipulihkan jika
selanjutnya terdapat kenaikan dalam nilai invetasi tersebut, atau jika alasan penurunan
tersebut tidak relevan lagi. Pemulihan tersebut tidak boleh menyebabkan nilai investasi
melebihi biaya perolehannya semula (original cost).
Investasi properti lazim dicatat sebagai investasi jangka panjang kecuali apabila
dimaksudkan untuk dimiliki dalam waktu satu tahun atau kurang. Investasi properti tidak
boleh disajikan sebagai bagian dari aktiva tetap dan tidak boleh disusutkan.
B. Tujuan Investasi Jangka Panjang
a) Untuk memperoleh pendapatan yang tetap dalam setiap periode, antara lain seperti
bunga, royalti, deviden, atau uang sewa dan lain-lainnya.
b) Untuk membentuk suatu dana khusus, misalnya dana untuk kepentingan ekspansi,
kepentingan sosial.
c) Untuk mengontrol atau mengendalikan perusahaan lain, melalui pemilikan sebagian
ekuitas perusahaan tersebut.
d) Untuk menjamin tersedianya bahan baku dan mendapatkan pasar untuk produk yang
dihasilkan.
e) Untuk mengurangi persaingan di antara perusahaan-perusahaan yang sejenis.
f) Untuk menjaga hubungan antar perusahaan.
C. Bentuk - bentuk Investasi Jangka Panjang
Ada banyak pilihan bagi perusahaan untuk menetapkan bentuk investasi jangka
panjangnya. Ada perusahaan yang memilih investasi pada tanah atau bangunan (bukan
untuk operasi perusahaan) yang disebut dengan investasi properti. Ada juga yang memilih
investasi dalam bentuk tabungan atau deposito, atau pilihan investasi yang lain yaitu
pembelian saham atau obligasi.
Investasi jangka panjang dapat dilakukan perusahaan dalam bentuk obligasi atau saham.
Apabila diperbandingkan, kedua bentuk investasi tersebut mempunyai kelebihan dan
kekurangan. Investasi jangka panjang dalam obligasi memberikan jaminan yang pasti atas
penerimaan bunga selama kurun waktu tertentu. Bila tingkat bunga di pasaran menurun,
tingkat bunga obligasi tidak berubah karena tingkat bunganya sudah ditetapkan dalam
perjanjian awal. Di lain pihak, investasi jangka panjang dalam saham akan memberikan
penghasilan yang lebih tinggi daripada tingkat bunga obligasi, apabila perusahaan
mendapat keuntungan yang tinggi dan sebaliknya.
Penyelesaian :
Pembukuan komersial saudara Winarno & Listijani dengan mengalokasikan Harga Perolehan
saham :
Saudara Winarno 5.000.000 : (500.000+250.000) = Rp. 6.667
Saudara Listijani 10.000.000 : (500.000+250.000) = Rp. 13.333
Saudara Winarno Saudara Listijani
1. Hak Cipta
Diberikan pada penulis atau pencipta untuk menjual, mengawasi, atau menerbitkan hasil
karyanya. Hak cipta dapat dijual kepada pihak lain dengan perjanjian yang telah
disepakati. Harga perolehan hak cipta meliputi pengeluaran mulai penyusunan sampai
pengurusan ijin hak cipta hingga sertifikat hak cipta diterima.
2. Hak Paten
Diberikan kepada pihak yang melakukan penelitian dan menemukan hal baru untuk
memproduksi, menjual, atau mengawasi temuannya dalam kurun waktu tertentu. Harga
perolehannya meliputi semua pengeluaran yang mencakup biaya penelitian,
pengembangan, pembuatan gambar, percobaan, dan pengurusan hak paten hingga
diterbitkannya sertifikat hak paten.
3. Hak Merek Dagang
Hak cipta dan hak untuk menggunakan simbol dari suatu produk. Harga perolehan hak
merek dagang ini mencakup biaya perencanaan, desain, pembuatan logo atau lambang
termasuk perijinan merk dagang sampai sertifikat merek dagang diterbitkan.
4. Hak Franchise
Menggunakan fasilitas tertentu dari suatu pihak ke pihak lain sebagai franchisee. Pihak
franchisee hanya diperkenankan menggunakan hak franchise sesuai dengan
kesepakatan, tidak berhak menjual hak franchise kepada pihak lain. Bagi pihak
franchisor harga perolehan hak franchise sebesar dana yang dikeluarkan untuk
mendapatkan izin hak franchise, sedangkan bagi franchisee harga perolehan sebesar
harga yang diberikan kepada franchisor.
5. Hak Sewa
Menggunakan aset tertentu yang ditetapkan dalam perjanjian sewa menyewa.
Pencatatan akuntansi terhadap pengeluaran berkenaan dengan mendapatkan hak sewa
ditentukan dari cara pembayaran sewa yang dilakukan. Perolehan hak sewa mencakup
pembayaran sewa kepada pihak pemilik aset dan pengeluaran lain untuk persiapan aset
agar siap digunakan.
6. Hak Eksklusif
Hak khusus yang diberikan negara kepada suatu lembaga atau instansi untuk mengelola
fasilitas atau sumber daya alam milik negara. Harga perolehan dari hak ini meliputi
biaya survei, riset, pemetaan, eksplorasi, pembangunan fasilitas, perjanjian dan biaya
lainnya hingga hak tersebut dinyatakan siap.
Pembelian Amortisasi
Aset Tak
(D) (D) Biaya Amortisasi
Berwujud
1.2 AMORTISASI
Amortisasi berasal dari bahasa Inggris, yaitu dari kata amortize. Secara harafiah, arti
kata amortize, yaitu “membawa mati”. Kemudian, istilah ini dipakai dalam bidang keuangan,
akuntansi dan perpajakan. Jadi, definisi amortisasi adalah suatu prosedur pembayaran utang
yang dilakukan secara bertahap dalam jangka waktu periode tertentu. Misalnya, seperti
pembayaran bulanan untuk pinjaman KPR, KPA, kredit kendaraan, utang kartu kredit atau
pinjaman lainnya. Supaya amortisasi bisa berjalan, maka syaratnya adalah jumlah pembayaran
atau total angsuran harus cukup besar untuk membayar pokok pinjaman dan bunga.
Selain itu, definisi amortisasi juga mengacu pada penyebaran biaya modal untuk aset tak
berwujud selama jangka waktu tertentu (biasanya selama masa manfaat aset).
Bisa juga didefinisikan sebagai suatu prosedur akuntansi yang akan mengurangi nilai
biaya (kewajiban) dan aset tak berwujud secara bertahap, dengan umur ekonomis yang terbatas
melalui pembebanan secara berkala ke pendapatan.
Pengalokasian biaya aset tak berwujud mengacu kepada pengurangan kewajiban dengan
pembayaran pokok pinjaman beserta bunga dalam jumlah tertentu sampai pinjaman terbayar
selesai.
Amortisasi dapat juga diartikan sebagai penurunan nilai penyusutan dari sebuah aset yang
mempunyai umur ekonomis yang lama. Dalam sebuah bisnis, jika perusahaan melakukan
amortisasi biaya, maka amortisasi dapat membantu mengaitkan biaya aset dengan pendapatan
yang dihasilkannya. Contohnya, jika perusahaan Anda membeli 1 lusin kain, maka perusahaan
akan menuliskan biaya pada tahun pembelian dan biasanya perusahaan akan menggunakan
semua kain pada tahun yang sama.
Namun sebaliknya, dengan aset besar (membeli kain dalam jumlah yang besar), bisnis
akan mendapatkan keuntungan dari biaya selama beberapa tahun. Hal ini bisa menghemat biaya
secara bertahap selama beberapa tahun.
1.2
BAB II
PENUTUP
2.1 KESIMPULAN
Investasi sekuritas semakin menjadi pilihan penting dalam pertimbangan investasi,
tentunya dengan semakin merebaknya pasar modal. Sesuai dengan maksudnya, investasi dalam
saham dapat untuk tujuan jangka pendek atau tujuan jangka panjang. Aktiva tetap adalah aktiva
berwujud yang diperoleh oleh perusahaan dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih
dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka
kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.
Aset tak berwujud disajikan dalam neraca pada kolom aktiva, dan dicatat sesuai
dengan nilai bersih setelah dikurangi oleh akumulasi amortisasi. Supaya amortisasi bisa
berjalan, maka syaratnya adalah jumlah pembayaran atau total angsuran harus cukup
besar untuk membayar pokok pinjaman dan bunga.
DAFTAR PUSTAKA