Anda di halaman 1dari 4

BAB

INVESTASI SEMENTARA
II

=================================================================
A. Pengertian Investasi Sementara
Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam “Standar Akuntansi Keuangan“
(2009:13:02),  Investasi adalah suatu aset yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan
kekayaan (accretion of  wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalti,
dividen dan uang sewa), untuk apresiasi nilai
investasi, atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang berinvestasi seperti manfaat yang
diperoleh melalui hubungan perdagangan.
Menurut Sunariyah (2003:4), Investasi adalah penanaman modal untuk satu atua lebih
aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan
keuntungan di masa-masa yang akan datang.
Investasi sementara adalah investasi yang dapat segera dicairkan atau didanai dari
kelebihan dana yang bersifat sementara yang dimiliki oleh perusahaan yang dimaksudkan
untuk dimiliki selama dua belas bulan atau kurang. Kelebihan uang kas dalam suatu
perusahaan tidak akan menimbulkan pendapatan karena itu kelebihan kas sebaiknya
diinvestasikan selama masa tidak terpakainya kas tersebut. Karena jangka watu tidak
dipakainya kas itu relatif pendek, maka investasinya juga dilakukan dalam bentuk atau dalam
jangka pendek.

B. Bentuk Investasi Sementara


Investasi jangka pendek bisa dilakukan dalam bentuk deposito, sertifikat bank atau surat-
surat berharga yaitu saham (efek ekuitas) atau obligasi (efek hutang).
1. Efek bersifat hutang (obligasi pemerintah dan perseroan)
Efek bersifat hutang ini dapat disebut sebagai surat hutang, obligasi, atau surat
komersial tergantung dari tenggang waktu jatuh tempo pembayarannya. Pemegang
efek bersifat hutang ini secara khusus berhak atas pembayaran pokok hutang beserta
bunganya beserta hak-hak lainnya sesuai dengan yang diperjanjikan dalam
persyaratan penerbitan surat hutang seperti misalnya hak untuk memperoleh
informasi tertentu.
Efek bersifat hutang ini biasanya diterbitkan dengan jangka waktu jatuh tempo yang
tetap dan hanya dapat diuangkan pada saat tanggal jatuh tempo efek. Efek ini dapat
disertai jaminan ataupun tanpa disertai jaminan,dan apabila tanpa disertai jaminan
maka dapat diperjanjikan dalam penerbitan efek bahwa pemegang efek adalah
memiliki peringkat yang tertinggi dibandingkan peringkat pemberi hutang tanpa
jaminan lainnya dalam hal terjadinya kepailitan.
2. Efek bersifat ekuitas (saham preferen dan saham biasa)
Efek bersifat ekuitas merupakan saham dari suatu perusahaan yang biasanya
merupakan saham biasa namun juga termasuk saham preferen. Pemegang efek
bersifat ekuitas ini adalah pemegang saham. Tidak seperti pada surat hutang yang
mensyaratkan adanya pembayaran bunga secara teratur kepada si pemegang efek,
pada efek bersifat ekuitas ini si pemegang efek tidak berhak atas pembayaran
apapun. Apabila terjadi kepailitan maka nilai sahamnya hanya berupa sisa harta
perseroan setelah dikurangi pembayaran hutang (apabila ada) terhadap seluruh
kreditur perseroan. Pemegan saham juga berhak atas keuntungan saham dan
kenaikan harga saham.
3. Surat berharga jangka pendek (sertifikat deposito)

C. Tujuan dan Kriteria Investasi Sementara


Tujuan investasi jangka pendek adalah:
1. Memanfaatkan kelebihan cash flow untuk sementara waktu
2. Memperoleh tambahan dana.
Kriteria investasi jangka pendek adalah:
1. Dapat segera diperjualbelikan/dicairkan, artinya ada pasar yang setiap saat dapat
mengkonversi sekuritas menjadi kas
2. Investasi tersebut ditujukan dalam rangka manajemen kas, artinya pemerintah dapat
menjual investasi tersebut apabila timbul kebutuhan kas
3. Berisiko rendah (pembelian surat-surat berharga yang berisiko tinggi
bagi pemerintah karena dipengaruhi oleh fluktuasi harga pasar surat berharga tidak
termasuk investasi jangka pendek).
Investasi yang tidak memenuhi kriteria investasi sementara, adalah:
1. Saham perusahaan sendiri dibeli kembali
2. Sekuritas yang dibeli dimaksudkan untuk mendapatkan pengendalian atas suatu
perusahaan
3. Surat berharga yang dibeli pemerintah dalam rangka mengendalikan suatu badan
usaha, misalnya pembelian surat berharga untuk menambah kepemilikan modal
saham pada suatu badan usaha.
4. Surat berharga yang dibeli pemerintah untuk tujuan menjaga hubungan kelembagaan
yang baik dengan pihak lain, misalnya pembelian
surat berharga yang dikeluarkan oleh suatu lembaga baik dalam negeri maupun luar
negeri untuk menunjukkan partisipasi pemerintah
5. Sekuritas lainnya yang tidak dapat digunakan sebagai sumber kas yang cepat.

D. Cara Kepemilikan dan Pencatatan Investasi Sementara


Cara kepemilikan investasi sementara atas saham dan obligasi dapat diketahui melalui
bursa saham (efek), pasar perdana maupun pasar sekunder, atau melalui media seperti koran
ataupun langsung dari perusahaan yang besangkutan. Informasi lengkap mengenai
perusahaan yang diinginkan peminat dapat didapatkan melalui prospectus yang diterbitkan
oleh perusahaan tersebut.
Pencatatan investasi sementara atas saham dan obligasi yang diperoleh dapat dicatat
sebesar harga peolehannya yang meliputi harga beli saham atau obligasi termasuk biaya
komisi pialang, pajak, dan biaya lainnya. Apabila sekuritas berbunga diperoleh diantara
tanggal pembayaran bunga maka jumlah yang dibayarkan untuk sekuritas akan bertambah
sebesar beban bunga yang diantisipasikan pada tanggal pembelian, dan beban ini tidak
menambah harga perolehan investasi.
Pencatatan investasi sementara ini juga dapat dicatat sebesar harga terendah antar harga
perolehan dan harga pasar. Hal ini digunakan apabila harga pasar surat berharga ternyata
lebih rendah dari harga perolehannya, dengan selisih yang cukup berarti dan tidak bersifat
sementara, apabila hal ini terjadi maka selisih tersebut diakui sebagai kerugian. Kerugian ini
dicatat dengan mengkredit surat berharga yang bersangkutan atau rekening penyisihan
penurunan nilai surat berharga. Apabila dikemudian hari terjadi kenaikan harga pasar, maka
kenaikan harga tersebut akan mengurangi atau menghapus rekening penyisihan penurunan
nilai surat berharga tadi sampai menjadi nol. Apabila kenaikan mengakibatkan harga pasar
lebih dibandingkan harga perolehannya, maka kenaikan harga ini tidak perlu dijurnal.
Contoh soal:
1. Pencatatan pembelian saham
Harga nominal 500 lembar saham PT Naruto nominal per lembar @ Rp 100.000 dengan
kurs 80% provisi dan materai Rp 750.000.
Jawab:
Harga Nominal 500 lembar @ Rp 100.000 = Rp 50.000.000
Harga Kurs 80% x Rp 50.000.000…...……= Rp 40.000.000
Provisi dan Materai ………………………..= Rp     750.000
                Dibayar per kas………………….= Rp 40.750.000
Jurnal :
Surat-surat Berharga                      Rp 40.750.000
                Kas                                                         Rp 40.750.000

2. Pencatatan penjualan saham


Dijual 300 lembar saham PT Naruto nominal perlembar @ Rp 100.000 dengan kurs 100%.
Biaya provisi danh materai Rp 600.000. saham-saham persebut pernah dibeli dengan harga
perolehan Rp 105.000 per lembar.
Jawab :
Harga Nominal 300 lembar @ Rp 100.000 = 30.000.000
Harga Kurs 100% x Rp 30.000.000……… =Rp 30.000.000
Provisi dan Materai ……………………….(=Rp      600.000)
       Diterima per kas ……..………………  =Rp 29.400.000
Harga Perolehan saham yang dijual 300 lembar @Rp 105.000(=Rp 31.500.000)
                Rugi Penjualan Saham …………………..………… =Rp   2.100.000
Jurnal :
Kas                                                         Rp 29.400.000
Rugi Penjualan Saham                    Rp   2.100.000
              Surat-surat berharga                                       Rp 31.500.000

Anda mungkin juga menyukai