Anda di halaman 1dari 9

2.

1 AKUNTANSI PENANAMAN DANA BANK


Penanaman dana bank yang harus dilakukan bertujuan untuk menciptakan pendapatan
bank melalui penciptaan aktiva produktif yang menghasilkan. Besarnya penempatan dana harus
selalu diperhitunkan oleh tiap bank agar pendapatan yang dihasilkan dapat membayar biaya
dana yang telah dipergunakan, menutupi kebutuhan biaya operasional atau overhead, resiko
yang diperhitungkan, dan sejumlah margin atau laba yang dikehendaki.
Karena penanaman dana erat kaitannya dengan pendapatan bunga yang dihasilkan,
maka pembahasan dibawah ini menyangkut pos-pos aktiva dan pendapatan.
Penanaman uang kas untuk tujuan operasional harus diperhitungkan atas dasar
kebutuhan dana rata-rata uang tunai setiap hari. Akuntansi pada sisi aktiva yang menyangkut
penanaman dana seperti :
1. Penanaman dana dalam alat likuid atau kas
2. Penanaman dana pada lembaga-lembaga keuangan
3. Penanaman dana dalam bentuk perkreditan
4. Penanaman dana dalam aktiva tetap

Jenis-jenis penanaman dana ini antara lain :


1. Remise atau pengiriman uang antar cabang dalam suatu bank adalah pengiriman uang
secara fisik dari satu bank ke bank lain atau dari satu cabang ke cabang lainnya.
2. Penanaman pada bank-bank lain dalam bentuk giro, deposito berjangka, call money,
deposite on call, surat-surat berharga, serta penanaman dana dalm bentuk kredit.

Salah satu bentuk penanaman uang yang dilakukan oleh suatu bank adalah penanaman
dalam bentuk surat-surat berharga adalah instrument-instrument yang ada dalam pasar uang.
Penanaman ini bersifat sementara dan dimaksudkan untuk dijual kembali setelah di proyeksi
adanya keuntungan dari surat berharga tersebut. Standar akuntansi keuangan mengatur
perlakuan akuntansi untuk surat-surat berharga yang segera dapat dijual merupakan bentuk
penyertaan sementara. Penyertaan ini harus mempunyai pasaran dan dapat diperjual belikan
dengan segera dimaksudkan untuk dijual dalam jangka waktu dekat bila terdapat kebutuhan
dana untuk kegiatan umum perusahaan. Perbedaan dengan penyertaan jangka panjang yang
tujuannya adalah untuk menguasai perusahaan lain, pada penyertaan sementara ini dimaksudkan
hanyalah untuk pemanfaatan dana berlebihan yang belum dapat disalurkan ke dalam sector yang
menguntungkan yang menjadi usaha utama suatu bank.
Dari neraca utama setiap bank umum dapat dijumpai bahwa kredit atau debitur
merupakan komponen aktiva terbesar dari seluruh jumlah aktiva yang dimiliki suatu bank.
Akuntansi untuk kredit atau debitur ini harus dilakukan dengan cermat agar mampu menberikan
informasi kredit kepada manajemen secara efektif. Setiap transaksi yang bersangkut paut dengan
debitur seperti pembukuan rekening, penyetoran, penarikan, perhitungan bunga, perhitungan
komisi atau profisi kredit, kemacetan maupun penyisihan debitur yang dilakukan haruslah di catat
dengan tepat waktu dan lengkap. Debitr merupakan aktiva terbesar yang dimiliki oleh suatu
bank. Akuntansi untuk debitur meliputi beberapa prosedur pencatatan yang meliputi :
1. Persetujuan dan pemberian kredit
2. Penarikan cek oleh nasabah debitur
3. Pembebanan bungan debitur kepada nasabah debitur
4. Pelunasaan pokok debitur
5. Pembayaran bunga oleh nasabah debitur
6. Penilaian debitur pada neraca
Khusus untuk pencatatan pendapatan bunga debitur dapat dilakukan baik secara cash
basis maupunaccrual basis

2.1.1 KAS dan BANK


Kas adalah mata uang kertas dan logam baik rupiah maupun mata uang asing yang masih
berlaku sebagai alat pembayaran yang sah.
Dasar Pengaturan :
kas dan setara kas terdiri atas :
 Kas
 Giro pada Bank Indonesia
 Giro pada Bank lain
Dalam pengertian termasuk mata uang rupiah dan asing yang ditarik dari peredaran dan
yang masih dalam masa tenggang untuk penukarannya ke Bank Indonesia atau Bank Sentral
Negara yang bersangkutan, kas besar, kas kecil, kas ATM, dan kas dalam perjalanan. Tidak
termasuk dalam pengertian kas adalah emas batangan dan uang logam yang diterbitkan untuk
memperingati peristiwa nasional, uang emas, uang logam asing dan uang kertas asing yang sudah
tidak berlaku.
Penanaman uang kas untuk tujuan operasional harus diperhitungkan atas kebutuhan dana
rata-rata uang tunai setiap hari. Kebutuhan uang yang melonjak pada hari-hari tertentu dapat
disediakan dari persediaan dalam rekening penempatan dana tunai maupun penempatan pada
beberapa bank harus dilakukan dengan memperhitungkan kebutuhan minimum dan syarat yang
harus dipelihara oleh suatu bank
Berkenaan dengan syarat minimum alat likuid yang harus ada, semua bank diwajibkan untuk
mempertahankan saldo giro minimal di Bank Indonesia sebesar lima persen dari dana masyarakat
yang dimiliki. Oleh sebab itu, setiap bank harus memiliki informasi akuntansi yang akurat akan
posisi dana masyarakat.
Tujuan dari memelihara minimum alat likuid ini adalah selain untuk memelihara likuiditas
juga untuk meghindari terjadinya over atau under liquid, memanfaatkan kelebihan dana untuk
dapat disalurkan kepada aktiva yang dapat menciptakan pendapatan.

2.1.2 REMISME
Remisme adalah pengiriman uang secara fisik dari satu bank ke bank lain atau dari satu
cabang ke cabang lainnya. Lazimnya remisme dilakukan antar cabang suatu bank.
Akuntansi untuk transaksi remisme diperlukan pada saat pengiriman uang fisik ke cabang atau
pada saat penerimaan uang fisik di cabang.
Sebagai contoh Bank Omega-Jakarta mengirim uang secara fisik sebesar Rp 500.000.000 tunai
kepada Bank Omega-Bandung disebabkan kebutuhan alat likuid di cabang tersebut. Oleh Bank
Omega-Jakarta akan dibukukan :
RAK-Cabang Bandung Rp. 500.000.000
Kas Rp. 500.000.000

Oleh Bank Omega-Bandung, setelah menerima uang secara fisik tersebut akan di bukukan :
Kas Rp. 500.000.000
RAK-Cabang Jakarta Rp. 500.000.000

Penanaman Alat Likuid dalam Rekening Bank Lainnya


Akuntansi penanaman pada bank lain meliputi saat penanaman, saat penerimaan atau
perhitungan bunga dan saat pencairan.
Sebagai contoh, apabila Bank Omega-Jakarta membeli deposito berjangka Bank ABC sebesar
Rp. 200.000.000 suku bunga 24% setahun, jangka waktu 3 bulan. Disamping itu, Bank Omega-
Jakarta menempatkan sebagian dananya pada Bank XYZ-Jakarta untuk call money sebesar Rp.
400.000.000 dengan suku bunga sebesar 30% setahun, dana dapat ditarik seawktu-waktu. Bank
Omega juga menempatkan uangnya pada Bank RST-Jakarta dalam bentuk deposito on call
sebesar Rp. 450.000.000 suku bunga 26% setahun, jangka waktu 2 bulan. Pembayaran kepada
lembaga keuangan tersebut diatas dilakukan atas beban rekening giro Bank Omega-Jakarta pada
Bank Indonesia.
Oleh Bank Omega-Jakarta dibukukan sebagai berikut :
Bank-bank Lain - Deposito Berjangka - Rekening
Bank ABC – Jakarta Rp. 200.000.000
Bank-bank Lain - Call Money – Rekening Bank
XYZ Jakarta Rp. 450.000.000
Bank-bank Lain – Deposits On Call – Rekening
Bank RST-Jakarta Rp. 450.000.000
Bank Indonesia Rp. 1.050.000.000

Penerimaan bunga secara berkala pada akhir bulan pertama diterima oleh Bank-Omega dan
langsung dibukukan pada rekening Giro Bank Omega-Jakarta di masing-masing bank tersebut.
Bank Lain – Giro – Rekening Bank ABC Rp. 4.000.000
Bank Lain – Giro – Rekening Bank XYZ Rp. 10.000.000
Bank Lain – Giro – Rekening Bank RST Rp. 9.750.000
Pendapatan Bunga Penempatan –
Deposito Berjangka Rp. 4.000.000
Pendapatan Bunga Penempatan –
Call Money Rp. 10.000.000
Pendapatan Bunga Penempatan –
Deposits On Call Rp. 9.750.000

2.1.3 SURAT BERHARGA

Salah satu bentuk penanaman uang yang dilakukan oleh suatu Bank adalah penanaman
dalam bentuk surat-surat berharga yaitu instrument-instrument yang ada dalam pasar uang.
Penanaman ini bersifat sementara dan dimaksudkan untuk dijual kembali setelah diproyeksikan
adanya keuntungan dari surat berharga tersebut.

Standar akuntansi keuangan mengatur pelakuan akuntansi untuk surat-surat berharga yang
segera dapat dijual merupakan bentuk penyertaan sementara dalam rangka pemanfaatan dana
yang tidak dapat digunakan. Karena sifatnya yang sementara ini, penyertaan ini harus
mempunyai sifat sebagai berikut :
1. Mempunyai pasaran dan dapat diperjualbelikan dengan segera.
2. Dimaksudkan untuk dijual dalam jangka waktu dekat bila terdapat kebutuhan dana untuk
kegiatan umum perusahaan.
3. Tidak dimaksudkan untuk menguasai perusahaan lain

Berbeda dengan penyertaan jangka panjang yang tujuannya adalah untuk menguasai
perusahaan lain, pada penyertaan sementara ini dimaksudkan hanyalah untuk pemanfaatan dana
berlebih yang belum dapat disalurkan kedalam sector yang menguntungkan yang menjadi usaha
utama suatu bank.
Jenis-jenis surat berharga yang dimiliki oleh suatu bank dalam jangka waktu yang relative
pendek antara lain :
1. Surat yang berlaku dalam pasar uang
2. Wesel
3. Obligasi
4. Saham
5. Sekuritas kredit atau setiap derivative dari surat berharga atau kepentingan lain atau suatu
kewajiban dari penerbit, dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar uang dan
pasar modal.

Akuntansi Surat Berharga


Akuntansi untuk surat berharga meliputi pembelian, penjualan, penilaian, dan segi-segi
khusus seperti pengungkapan(disclosure) dan lainnya.
Akuntansi Pembelian Surat Berharga
Pembelian setiap jenis surat berharga yang dilakukan oleh suatu bank harus dicatat
menurut harga beli yang telah disetujui dengan penjualan dan semua biaya-biaya yang terjadi
dalam transaksi pembelian tersebut, seperti komisi broker dan lainnya akan termasuk dan
tercatat dalam harga beli surat berharga. Karena terdapat berbagai jenis surat berharga yang
dimiliki oleh suatu bank, perlu penjelasan lebih lanjut mengenai tata cara akuntansi
pembeliannya.

Obligasi
Obligasi adalah suatu istilah yang dipergunakan dalam dunia keuangan yang merupakan
suatu pernyataan utang dari penerbit obligasi kepada pemegang obligasi beserta janji untuk
membayar kembali pokok utang beserta kupon bunganya kelak pada saat tanggal jatuh tempo
pembayaran. Ketentuan lain dapat juga dicantumkan dalam obligasi tersebut seperti misalnya
identitas pemegang obligasi. Obligasi pada umumnya diterbitkan untuk suatu jangka waktu tetap
diatas 10 tahun.
Dalam hal pembelian Surat Berharga berupa Obligasi yang dibeli antara tanggal pembayaran
bunga, maka pembayaran bunga tersebut bukan merupakan bagian dari harga perolehan, tetapi
dimasukkan dalam pos pendapatan bunga. Perbedaan antara harga perolehan dengan nilai
nominal obligasi diakui sebagai pendapatan atau beban yang ditangguhkan dan diamortisasi
selam jangka waktu obligasi yang bersangkutan.

2.1.4 KREDIT YANG DIBERIKAN


Aktiva produktif yang sangat diandalkan oleh bank yang menghasilkan pendapatan besar
adalah debitur/kredit.
Akuntansi untuk kredit ini harus dilakukan dengan cermat agar mampu memberikan
informasi yang efektif kepada manajemen.
 Jenis kredit yang diberikan oleh bank
a. Kredit Investasi
b. Kredit Modal Kerja
c. Kredit Profesi, dsb.
 Jangka waktu kredit:
a. Kredit jangka pendek
b. Kredit jangka panjang
 Akuntansi Kredit meliputi:
Akuntansi kredit meliputi beberapa prosedur:
1. Persetujuan dan pemberian pagu kredit
2. Penarikan cek oleh nasabah/debitur
3. Pembebanan bunga pada debitur
4. Pelunasan pokok
5. Wanprestasi pembayaran
6. Penilaian debitur pada neraca
a. Persetujuan Dan Pemberian Kredit
 Saat persetujuan kredit dicatat:
K: Rek.Admin rupiah-kredit yg disetujui
Kasus: Bank Omega–Jakarta telah menyetujui pemberian kredit investasi kepada PT
Pizzaria sebesar Rp 250.000.000 untuk rencana expansi usaha dengan suku bunga sebesar
Rp 1.500.000, biaya materai dan lainnya Rp 50.000, biaya notariat pada notary Andi sebesar
Rp 5.000.000 dibebankan dan dibayar lansung oleh calon nasabah pada bank Omega-
Jakarta. Oleh Bank Jakarta komitmen ini dicata:
K: Rek. Administrasi-Kredit yang telah disetujui Rp 250.000.000
Sedangkan untuk perhitungan provisi kredit dicatat:
D: Giro – debitur K: Pendapatan provisi kredit
D: Giro-Rekening PT Pizaria Rp 6.550.000
K: Pendapatan Provisi Kredit Rp 1.500.000
K: Persediaan Formulir Berharga Rp 50.000
K Giro – Rekening Tn Andi Rp 5.000.000

b. Saat Penarikan Kredit Oleh Debitur


Setiap terjadi penarikan oleh debitur dibukukan dalam rekening efektif
D: Debitur
K: BI – Giro
Kasus : PT Pizzaria menarik selembar cek debitur yang telah disetujui sebesar Rp
35.000.000 kepada Pt MNA, kemudian cek disetorkan ke Bank Omega – Jakarta untuk
keuntungan PT MNA, nasabah Bank ABC – Jakarta melalui kliring. Oleh Bank Omega Jakata
dibukukan:
D: Debitur-Rekening PT Pizzaria Rp 35.000.000
K: Bank Indonesia-Giro Rp 35.000.000
Dan dicatat pada rek. Administratif :
D: Rek. Adm.rupiah – kredit yg disetujui Rp 35.000.000
c. Perhitungan Bunga Kredit
Besarnya bunga dihitung dari lamanya hari outstanding kredit .
Pengakuan pendapatan bunga dilakukan:
1. Accrual basis (saat jatuh tempo)
D: Debitur tunggakn bunga
K: Pendapatan bunga debitur
2. Cash basis (saat penerimaan): bila debitur merupakan non-performing loan:
D: Rek.Admin-tunggakan bunga debitur
Kasus:
Sampai akhir bulan PT Pizzaria tidak melakukan mutasi lagi. Maka pencatan
bunganya sbb (bunga 28%/tahun) :
1. Accrual basis (saat jatuh tempo)
D: Debitur Tunggakan Bunga- Rekening PT Pizzaria Rp 816.667
K: Pendapatan Bunga Debitur Rp 816.667
2. Cash basis (saat penerimaan)
D: Rek.Admin-tunggakan bunga debitur Rp 816.667
d. Pelunasan bunga
1. Accrual basis
D: BI – Giro
K: Debitur tunggakan bunga
2. Cash basis
D: BI – Giro
K: Pendapatan bunga-debitur
3. Rekening administratif dicatat:
K: Rek.admin-debitur tunggakan bunga
Pelunasan pokok pinjaman. Pada saat pelunasan kredit dicatat:
D: Kas
K: Debitur- rek.debitur
Koletibilitas meliputi:
 Lancar(standar)
 Kurang lancar (sub-standar)
 Diragukan (doubtful)
 Macet (uncollectible)
e. Wanprestasi Nasabah Debitur
Bila terjadi wanpestasi dalam pelunasan pokok, maka pencatatnya harus dipisah kan
dari debitur yang masih aktif
D: Debitur tunggakan pokok
K: Debitur – Rek. debitur
Praktek kredit yang berjalan saat ini harus membeda-bedakan berdasarkan
kolektibilitasnya. Kolektibilitas terdiri dari :
1. Lancar :
bila nasabah ybs tidak pernah melakukan penunggakan (bayar tepat waktu).
kurang lacar :
nasabah telah menungggak pelunasan bunga atau pokok pinjaman (<dari 6 bulan)
2. diragukan :
nasabah telah menungggak pelunasan bunga atau pokok pinjaman >dari 6 bulan)
3. macet.: diragukan :
nasabah telah tidak mampu lagi melunasi kewajibannya baik bunga ataupun pokok.
Tujuannya untuk memberikan informasi kepada manajemen dalam mengambil
keputusan.
f. Penilaian Debitur Pada Neraca
o Penilaian debitur pada neraca dilakukan atas dasar kolektibilitas debitur yang
outstanding.
o Penyisihan dibebankan ke ikhtisar laba-rugi dalam rek.Biaya penyisihan debitur
diragukan.
D: Biaya debitur ragu
K: Penyisihan debitur diragukan
Kasus Saldo debitur Bank Omega –Jakarta sebesar Rp 20.000.000.000 terdiri dari :
Kolektibilitas I Rp 18.000.000.000
Kolektibilitas II Rp 2.000.000.000
Penyisihan debitur ragu-ragu :
Kolektibilitas I = 1% (Rp 18.000.000.000*50%) = Rp 90.000.000
Kolektibilitas II = 5% (Rp 2.000.000.000*50%) = Rp 50.000.000
Besarnya penyisihan debitur:
D: Biaya Debitur ragu Rp 140.000.000
K: Penyisihan Debitur diragukan Rp 140.000.000
Dengan demikian rekening debitur disajikan dineraca :
Debitur (pokok) Rp 20.000.000.000
Penyisihan Debitur Ragu Rp 140.000.000
Bersih Rp 19.860.000.

Anda mungkin juga menyukai