Anda di halaman 1dari 67

LIABILITAS LANCAR,

PROVISI DAN
KONTINJENSI
PSAK 57
Peranan dan Definisi Liabilitas

Utang entitas masa kini yang timbul dari


peristiwa masa lalu, penyelesaiannya
diharapkan mengakibatkan arus keluar dari
sumber daya entitas yang mengandung
manfaat ekonomi.

Peranan
mendanai kegiatan
entitas perusahaan
Liabilitas Jangka
PSAK 1
(Revisi 2009) Pendek
• diselesaikan dalam siklus operasi normal
• untuk tujuan diperdagangkan
• jatuh tempo = 12 bulan setelah periode pelaporan
Klasifikasi • Penyelesaian tidak dapat ditunda ≥ periode
pelaporan

• Utang Dagang
• Utang Bank Jangka Pendek
• Wesel Bayar
• Utang Pajak
• Utang Dividen
Jenis • Beban yang Masih Harus Dibayar
• Pendapatan Diterima di Muka
• Utang terkait Gaji Karyawan
• Uang Muka Pelanggan
• Provisi
Contoh Soal
Contoh 11.1 Utang Bank Jangka Pendek

PT Merapi pada tanggal 1 November 2015


menarik dari Bank Buana utang sebesar
Rp200.000.000 dengan bunga 15%, untuk jangka
waktu 150 hari. Tidak ada ada provisi yang
dikenakan oleh bank atas utang ini. Pokok dan
bunga akan dibayarkan pada saat jatuh tempo.
Jawaban:
Jurnal yang dibuat pada saat menerima utang 1 November 2015.
Kas 200.000.000
Utang Bank 200.000.000
Jurnal penyesuaian pada 31 Desember 2015 atas bunga yang terutang dan belum
dibayarkan.
Beban Bunga 5.000.000
Utang Bunga 5.000.000

Hari selama tahun 2015 = 30 – 1 = 29 hari di bulan November, 31 hari di bulan Desember
Total 60 hari = 2 bulan
Perhitungan bunga = Rp200.000.000 x 15% x 60/360 = Rp5.000.000
Jurnal saat utang jatuh tempo, jatuh tempo pada tanggal 60 + 31 + 29 + 30 = 150. Jatuh
tempo pada tanggal 30 Maret 2016 (asumsi 2016 tahun kabisat).
Beban Bunga 7.500.000
Utang Bunga 5.000.000
Utang Bank 200.000.000
Kas 212.500.000
Perhitungan bunga dibayarkan = Rp200.000.000 x 15% x 150/360 = Rp12.500.000
Perhitungan beban bunga 1 Jan–30 Maret = Rp200.000.000 x 15% x 90/360 =
Rp7.500.000
Contoh 11.2 Utang Bank Jangka Pendek: Bunga
Dibayar di Depan (Zero Coupon)

PT Lawu pada tanggal 2 Oktober 2015 menarik


utang jangka waktu 6 bulan dari Bank Mega
sebesar Rp400.000.000 dengan bunga 15% per
tahun dari pokok yang dipotong pada awal.
Pada saat jatuh tempo PT Lawu membayar
sebesar Rp400.000.000. Jumlah kas yang
diterima sebesar Rp400.000.000 – (400 x 15%
x 6/12) = Rp370.000.000.
Jawaban:
Jurnal yang dibuat pada saat menerima utang 2 Oktober 2015.
Kas 370.000.000
Diskon Utang Bank 30.000.000
Utang Bank 400.000.000

Bunga dibayarkan sekali di akhir sehingga perhitungan bunga efektif dengan membagi bunga dengan
pokok utang. Bunga = Rp30.000.000/Rp370.000.000 = 8,11% untuk 6 bulan atau 16,22% setahun.
Jurnal penyesuaian pada 31 Desember 2015 untuk pengakuan bunga yang dihitung dengan bunga
efektif.

Beban Bunga 15.000.000


Diskon Utang Bank 15.000.000

Bunga dihitung dengan bunga efektif 16,22% x 3/12 x Rp370.000.000 = Rp15.000.000 (pembulatan)
Jurnal saat utang jatuh tempo, 30 Maret 2016.

Beban Bunga 15.000.000


Utang Bank 400.000.000
Diskon Utang Bank 15.000.000
Kas 400.000.000

Asumsi tidak dibuat jurnal balik atas jurnal penyesuaian 31 Desember 2016.
Contoh 11.3 Utang Bank Jangka Pendek dengan Provisi
PT Semeru pada tanggal 1 November 2015
menarik dari Bank Mulia utang yang
Rp100.000.000 dengan bunga 12% per tahun
dari pokok yang akan dibayarkan bersamaan
dengan pelunasan tanggal 30 Januari 2016.
Bank Mulia mengenakan biaya administrasi
sebesar 1,5% dari jumlah utang yang ditarik,
sehingga kas yang diterima oleh PT Semeru
sebesar Rp100.000.000 – Rp1.500.000 =
Rp98.500.000.
Jawaban:
Jurnal yang dibuat pada saat menerima utang 1 November 2015.
Kas 98.500.000
Diskon Utang Bank 1.500.000
Utang Bank 100.000.000
Utang bank yang sebenarnya diterima adalah Rp98.500.000, namun PT Semeru
harus melunasi pada saat jatuh tempo bunga Rp3.000.000 dan pokoknya
Rp100.000.000. Untuk itu bunga efektif atas utang tersebut sebenarnya bukan 12%
tetapi Rp4.500.000 / Rp98.500.000 * 12/3 = 18,274%. Bunga dihitung dari bunga yang
dibayar dan provisi. Tingkat bunga efektif menjadi lebih tinggi karena Entitas
menerima utang yang lebih sedikit.
Beban Bunga 3.000.000
Utang Bunga 2.000.000
Diskon Utang Bank* 1.000.000
Beban bunga dihitung dari bunga efektif 18,2741% x 2/12 x Rp98.500.000 =
Rp3.000.000. Amortisasi diskon beban bunga dikurangi utang bunga =
Rp3.000.000 – Rp2.000.000
Jawaban:

Jurnal saat utang jatuh tempo, 30 Januari 2016.


Beban Bunga 1.500.000
Utang Bunga 2.000.000
Utang Bank 100.000.000
Diskon Utang Bank 500.000
Kas 103.000.000

Asumsi tidak dibuat jurnal balik atas jurnal penyesuaian 31 Desember 2015.
Contoh 11.4 Line of Credit atau Standby Loan
PT Kelud pada tanggal 1 Desember 2015 mendapatkan fasilitas line of credit dari Bank
Arta, sebesar 1 miliar selama jangka waktu 5 tahun. Kredit tersebut dapat ditarik sesuai
kebutuhan entitas. Bunga sebesar 12% per tahun dikenakan atas kredit yang ditarik.
Untuk setiap penarikan bank mengenakan biaya transaksi sebesar 2% dari dana yang
ditarik. Bank hanya mengenakan atas tarikan utang yang belum dilunasi sampai dengan
akhir bulan pelaporan. Jika penarikan telah dilunasi pada bulan yang sama, maka tidak
akan dikenakan bunga. Bunga akan dihitung dari tanggal penarikan atau saldo utang
terakhir sampai dengan tanggal jatuh tempo pelaporan. Setiap bulan akan disampaikan
laporan penggunaan line of credit, yang memperlihatkan saldo akhir utang, mutasi
kredit, termasuk jumlah bunga, dan biaya (charges) yang dikenakan.
Informasi ringkas untuk pemakaian line of credit bulan Desember adalah:
Tabel 11.2 Pemakaian Line of Credit
02-Des Penarikan 300.000.000 300.000.000
02-Des Biaya penarikan 6.000.000 306.000.000
16-Des Penarikan 400.000.000 706.000.000
16-Des Biaya penarikan 8.000.000 714.000.000
30-Des Pembayaran 300.000.000 414.000.000
31-Des Bunga 2.069.260 416.069.260
Jawaban:
Jurnal yang akan dibuat adalah:

2 Desember
Kas 300.000.000
Beban Bunga 6.000.000
Utang Bank 306.000.000

16 Desember
Kas 400.000.000
Beban Bunga 8.000.000
Utang Bank 408.000.000

30 Desember
Utang Bank 300.000.000
Kas 300.000.000

31 Desember
Beban Bunga 2.069.260
Utang Bank 2.069.260
Contoh 11.5 Liabilitas Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Dua Belas
Bulan
PT Wilis memiliki beberapa liabilitas jangka panjang untuk mendanai
usahanya. Berikut informasi yang diperoleh pada saat penyusunan laporan
keuangan tanggal 31 Desember 2015.
1. Obligasi seri A, senilai Rp400.000.000.000, diterbitkan 1 Maret 2007,
jangka waktu 10 tahun, bunga sebesar 10% dibayar setiap tahun.
2. Obligasi seri B, senilai Rp800.000.000.000, diterbitkan 1 Juni 2015,
bunga 11% per tahun dibayar setiap tahun, jatuh tempo setiap tahun
sebesar Rp100.000.000.000.
3. Obligasi seri C senilai Rp100.000.000.000, diterbitkan 1 Desember 2006,
jatuh tempo 10 tahun, bunga 10%. Atas obligasi ini entitas sedang
mengajukan pendanaan kepada Bank Mitra untuk mengambil alih
obligasi tersebut dan diganti dengan utang bank jangka panjang dengan
jangka waktu 5 tahun tingkat bunga 12%. Entitas sudah melakukan
detail pembicaraan dengan bank Mitra. Secara prinsip Bank Mitra
menyetujui namun proses administrasi baru akan diselesaikan pada
tahun 2016 mengingat obligasi tersebut baru akan jatuh tempo 1
Desember 2016. Proses administrasi perjanjian yang menyatakan Bank
Mitra akan mendanai utang obligasi dan menggantinya dengan utang
Bank Mitra diselesaikan pada 25 Maret sebelum laporan keuangan
Contoh 11.5 Liabilitas Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Dua Belas
Bulan (soal lanjutan)

4. Utang Bank Kriya ditarik pada 1 September 2011 sebesar Rp100.000.000.000,


jangka waktu 5 tahun bunga 12%. Atas utang ini entitas telah melakukan
perjanjian untuk melakukan pendanaan kembali dengan utang jangka
panjang dengan bank yang sama, namun dengan bunga yang lebih rendah
sebesar 11%.
5. Utang Bank Permata ditarik pada tanggal 1 Juni 2014 sebesar 300 miliar,
bunga 12% dibayar setiap tahun. Pelunasan akan dimulai 1 Juni 2015 secara
angsuran Rp50.000.000.000 per tahun.
Saat ini entitas sedang memproses penerbitan obligasi seri D sebesar
Rp300.000.000.000. Obligasi tersebut rencananya akan diterbitkan pada 1 Juni
2016. Obligasi tersebut telah mendapat persetujuan RUPS untuk diterbitkan. Saat
ini sedang proses untuk mengurus persyaratan penerbitan. Obligasi tersebut
diterbitkan untuk mendanai ekspansi pembukaan pabrik baru dan membayar
utang yang jatuh tempo.
Buatlah reklasifikasi untuk utang tersebut yang harus disajikan menjadi
liabilitas jangka pendek, buatlah penyajian dan pengungkapan yang diperlukan
untuk kelima utang tersebut jika ada.
Jawaban:
1. Obligasi seri A tidak perlu direklasifikasi, tetap menjadi liabilitas jangka panjang
karena jatuh tempo tahun 2017.
2. Obligasi seri B direklasifikasi menjadi liabilitas jangka pendek sebesar Rp100 miliar,
yang akan jatuh tempo dalam 12 bulan.

Utang Obligasi Seri B 100.000.000.000


Utang Obligasi Seri B Jangka Pendek 100.000.000.000
3. Obligasi seri B tetap harus direklasifikasi karena proses pengambilalihan belum
selesai sepenuhnya. Namun kejadian ini perlu diungkapkan dalam laporan
keuangan.
Utang Obligasi Seri C 100.000.000.000
Utang Obligasi Seri C Jangka Pendek 100.000.000.000

Pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan perlu ditambahkan untuk


menginformasikan peristiwa setelah tanggal laporan posisi keuangan.
4. Dilakukan reklasifikasi menjadi liabilitas jangka pendek, karena akan jatuh tempo
pada 1 September 2016. Karena telah dilakukan perjanjian untuk memperbarui utang
dan kontraknya telah diselesaikan, utang ini tetap menjadi utang jangka panjang.
Jawaban:
5. Dilakukan reklasifikasi atas jumlah yang akan jatuh tempo pada 1 Juni 2016.
Utang Bank Permata 50.000.000.000
Utang Bank Permata Jangka Pendek 50.000.000.000

Penyajian dalam laporan posisi keuangan


Liabilitas jangka pendek
Liabilitas jangka pendek yang akan jatuh tempo dalam dua bulan (lihat pengungkapan)
Utang Obligasi Seri B 100.000.000.000
Utang Obligasi Seri C 100.000.000.000 (lihat pengungkapan)
Utang Bank Kriya 50.000.000.000
Utang Bank Permata 50.000.000.000

Liabilitas jangka panjang


Utang Obligasi Seri A 400.000.000.000
Utang Oblligasi Seri B 600.000.000.000
Utang Bank Kriya 100.000.000.000
Utang Bank Permata 200.000.000.000
Jawaban:

Pengungkapan liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam


dua belas bulan mendatang.
Obligasi seri C akan jatuh tempo pada 1 Desember 2016, namun perusahaan
telah melakukan negosiasi dengan Bank Mitra untuk mendanai pelunasan
obligasi tersebut, sehingga akan berubah menjadi utang bank jangka panjang
pada 1 Desember 2016, entitas tetap melakukan reklasifikasi dalam jangka
pendek, karena meskipun pendanaan ini telah disetujui pemegang saham,
secara prinsip telah disetujui Bank Mitra namun proses administrasi baru
diselesaikan pada 25 Maret 2016, sesuai dengan PSAK 1 (Revisi 2009) tetap
harus direklasifikasi.
Atas liabilitas jangka panjang yang akan jatuh tempo pada tahun 2016,
perusahaan telah akan menerbitkan obligasi yang saat ini masih dalam proses
penerbitan. Direncanakan obligasi tersebut akan diterbitkan pada Juni 2016.
Contoh 11.6 Pencatatan Utang Dagang
Selama bulan Desember 2015 PT Slamet memiliki beberapa
transaksi kepada para pemasoknya.
a. 12 Desember membeli barang secara kredit kepada PT
Delima senilai Rp200.000.000 ditambah nilai PPN 10%
sehingga total Rp220.000.000. Persyaratan jual beli 2/10;
n/30. FOB Shipping point. PT Slamet membayar utang pada
PT Delima pada 22 Desember 2015.
b. 29 Desember membeli barang secara kredit kepada PT
Mawar senilai Rp330.000.000 setelah nilai PPN. Persyaratan
jual beli n/30. FOB Shipping Point. Barang sampai 31
Desember belum sampai di gudang PT Slamet dan diketahui
baru diterima di gudang pada 2 Januari 2016. Pembelian ini
dibayar dengan wesel bayar yang akan jatuh tempo 30 hari
tanpa bunga.
Jawaban:
Jurnal yang dibuat:

12 Desember
Persediaan 200.000.000
PPN Masukan 20.000.000
Utang Dagang 220.000.000

22 Desember
Utang Dagang 220.000.000
Persediaan 4.400.000
Kas 215.600.000

29 Desember
Persediaan 300.000.000
PPN Masukan 30.000.000
Wesel Bayar 330.000.000
(tetap dicatat tertanggal 29 Desember karena titik pengakuan di gudang
penjual)
Contoh 11.7 Beban yang Masih Harus Dibayar

1. Pembayaran gaji sebesar Rp240.000.000 dilakukan tanggal 5 tiap bulan,


untuk masa kerja tanggal 1 sampai dengan akhir bulan. Pada akhir periode
misal 31 Des 2015 dibuat penyesuaian atas gaji untuk masa kerja Desember
2015 yang baru akan dibayarkan tanggal 5 Januari 2016.

Jawaban:

Beban Gaji 240.000.000


Utang Gaji 240.000.000
Contoh 11.7 Beban yang Masih Harus Dibayar (lanjutan)

2. Bonus karyawan dibayarkan atas prestasi kerja tahun 2015, namun baru
ditetapkan jumlahnya setelah diketahui laba entitas sehingga jumlahnya
baru dipastikan di bulan Januari 2016 dan akan dibayarkan bulan Maret
2016. Pada 15 Januari sebelum laporan keuangan terbit, ditetapkan bonus
untuk seluruh karyawan sebesar Rp300.000.000. Atas bonus karyawan akan
dibuat jurnal penyesuaian tertanggal 31 Desember 2015.

Jawaban:

Beban Gaji - Bonus 300.000.000


Utang Gaji 300.000.000
Contoh 11.7 Beban yang Masih Harus Dibayar (lanjutan)

3. Entitas memiliki utang bank yang ditarik pada 1 Desember 2015 sebesar
Rp400.000.000 bunga 12% per tahun, jangka waktu 5 tahun. Bunga
dibayarkan setiap tanggal 1 Desember. Bunga dari tanggal 1 Desember
2015 sampai dengan 31 Desember 2015 harus dibebankan sebagai beban
bunga dan utang bunga/bunga yang masih harus dibayar.

Jawaban:

Beban Bunga 4.000.000


Utang Bunga 4.000.000

Bunga 12% x 1/12 x Rp400.000.000 = Rp4.000.000


Contoh 11.7 Beban yang Masih Harus Dibayar (lanjutan)

4. Entitas memperbaiki AC di kantor dengan meminta perusahaan servis AC.


Pekerjaan telah diselesaikan pada tanggal 30 Desember 2015, namun
sampai dengan tanggal 31 Desember, perusahaan servis AC belum
mengirimkan tagihan sebesar Rp10.000.000. Tagihan baru dikirim pada
tanggal 5 Januari 2016 dan dibayarkan tanggal 10 Januari 2016. Atas jasa
servis AC tersebut diakui pada sebagai beban pemeliharaan dan beban
yang masih harus dibayar (liabilitas) pada 31 Desember 2015.
Jawaban:

Beban Pemeliharaan 10.000.000


Utang Biaya 10.000.000
Contoh 11.8 Pencatatan Pendapatan Diterima di Muka
PT Ciremai mulai tahun 2015 menjual tiket keanggotaan (membership) golf
kepada pelanggan pribadi dan perusahaan. Tiket tersebut dijual dalam bentuk
paket tahunan dan lima tahunan. Untuk paket tahunan harganya Rp6.000.000
dapat digunakan main golf selama satu tahun. Paket tiga tahun dijual dengan
harga Rp16.200.000. Keanggotaan tersebut tidak didasarkan pada jumlah
kedatangan, pemegang kartu keanggotaan bebas datang jika kartu
keanggotaannya masih aktif. Setiap tahun harga kartu keanggotaan
meningkat, sehingga menjadi anggota jangka panjang memberikan banyak
keuntungan bagi anggota.
Pada 1 Desember diterima keanggotaan tahunan 10 paket dan keanggotaan
tiga tahunan sebanyak 5 paket. Entitas melakukan penyesuaian untuk
keanggotaan setiap bulan, karena entitas menyusun laporan bulanan untuk
keperluan internal manajemen. Saldo pendapatan diterima di muka dari
keanggotaan tahunan pada tanggal 1 Desember 2015 adalah Rp337.000.000
dari total penerimaan keanggotaan tahunan Rp636.000.000. Untuk
keanggotaan tiga tahunan saldo 1 Desember Rp620.100.000 dari total
penerimaan keanggotaan tiga tahunan Rp745.200.000. Buatlah jurnal untuk
transaksi tersebut dan penyesuaian yang diperlukan!
Jawaban:

1 Desember 2015
Kas 141.000.000
Pendapatan Diterima di Muka 141.000.000

31 Desember 2015
Pendapatan Diterima di Muka 80.950.000
Pendapatan 80.950.000
Untuk membership tahunan, alokasi pendapatan yang terealiasi per bulan
adalah 1/12 x Rp6.000.000 = Rp500.000 atau total sama dengan
(Rp636.000.000 + Rp60.000.000) x 1/12 = Rp58.000.000.
Untuk membership tiga tahunan, pendapatan terealiasi per bulan
Rp16.200.000 : 3 : 12 = Rp450.000 atau total (Rp745.200.000 + Rp81.000.000)
x 1/36 = Rp22.950.000.
Total pendapatan direalisasi Rp58.000.000 + Rp22.950.000 = Rp80.950.000.
Saldo pendapatan diterima di muka pada 31 Desember 2015 adalah:
Rp337.000.000 + Rp630.100.000 + Rp60.000.000 + Rp81.000.000 –
Rp58.000.000 – Rp22.950.000 = Rp1.017.150.000.
Contoh 11.9 Pembayaran Gaji

Mutiara adalah pegawai PT Salak, pada bulan Desember 2015


menerima gaji sebesar Rp6.000.000 per bulan ditambah tunjangan
rumah Rp500.000 dan tunjangan transportasi Rp1.000.000. Selain
itu, PT Salak membayarkan asuransi kecelakaan kerja Rp150.000,
asuransi kematian Rp50.000, dan iuran tunjangan hari tua
Rp250.000. Mutiara juga melakukan iuran pensiun ke pengelola
dana pensiun sebesar Rp300.000 yang dipotongkan dari gajinya.
Mutiara membayar melalui pemotongan oleh PT Salak, zakat ke
LAZ sebesar Rp187.500 dan angsuran rumah ke Bank CMN sebesar
Rp1.500.000. PPh 21 yang dipotong oleh PT Salak Rp425.200. Gaji
dibayarkan tiap akhir bulan dan semua pemotongan dibayarkan
pada tanggal 10 bulan berikutnya.
Jawaban:
Jurnal yang dibuat pada 31 Desember 2015.

Beban Gaji 7.950.000


Utang PPh 21 425.200
Utang BPJS 450.000
Utang Iuran Pensiun Karyawan 300.000
Utang Zakat Karyawan 187.500
Utang Angsuran Bank Karyawan 1.500.000
Kas 5.087.300

Tunjangan menambah gaji. Asuransi dan pensiun yang ditanggung


entitas menambah beban gaji.
Beban gaji = Rp6.000.000 + Rp500.000 + Rp1.000.000 + Rp150.000 +
Rp50.000 + Rp250.000 = Rp7.950.000.
Kas = Rp7.000.000 – Rp425.200 – Rp187.500 – Rp300.000 = Rp5.087.300.
Contoh 11.10 Akuntansi Utang Pajak Pihak Ketiga

PT Salak melakukan beberapa pembayaran atas jasa atau


kegiatan yang telah dilakukan beberapa rekanan selama
Desember 2015. Jasa tersebut dikenakan pajak, seperti
dijelaskan dalam informasi di soal. Pajak yang telah dipotong
akan dibayar perusahaan pada masa pajak periode berikutnya.

a. 15 Desember 2015 Membayar jasa konsultan manajemen


sebesar Rp80.000.000 dipotong PPh 23 sebesar 2%.
b. 20 Desember 2015 Membayar gaji pada seorang konsultan
asing sebesar Rp50.000.000 dipotong PPh 26 sebesar 20%.
c. 30 Desember 2015 Membayar bunga kepada PT Kinibalu atas
utang sebesar Rp100.000.000 yang akan jatuh tempo 2014,
bunga 10% dibayar tahunan setiap 30 Desember. Pajak atas
bunga yang dipotong 15%.
Jawaban:

Jurnal yang dibuat selama Desember 2015 atas transaksi di atas.


15 Desember
Beban Administrasi 80.000.000
Utang PPh 23 1.600.000
Kas 78.400.000

20 Desember
Beban Gaji 50.000.000
Utang PPh 26 10.000.000
Kas 40.000.000

30 Desember
Beban Bunga 100.000.000
Utang PPh 23 15.000.000
Kas 85.000.000
Contoh 11.11 Akuntansi Pajak Per tambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah

PT Gede melakukan transaksi berikut ini.

5 Desember → Melakukan pembelian persediaan untuk bahan produksi


senilai Rp300.000.000 dikenakan PPN 10%.
10 Desember → Menjual barang mewah secara kredit sebesar
Rp900.000.000. Atas penjualan tersebut dikenakan PPN 10% dan PPnBM
20%. Harga pokok barang yang dikirim nilainya Rp600.000.000.
15 Desember → Membeli peralatan secara kredit untuk pabrik sebesar
Rp600.000.000 dikenakan PPN 10%. Atas peralatan ini pajaknya boleh
dikreditkan.
25 Desember → Menerima uang muka dari pelanggan sebesar
Rp132.000.000 atas pesanan yang akan dikirimkan pada bulan Januari 2016.
Nilai uang muka termasuk nilai PPN 10%.
Jawaban:

Jurnal selama Desember 2015 atas transaksi di atas.


5 Desember
Persediaan 300.000.000
PPN Masukan 30.000.000
Utang Dagang 330.000.000

10 Desember
Beban Pokok Penjualan 600.000.000
Persediaan 600.000.000
Piutang Dagang 1.170.000.000
PPN Keluaran 90.000.000
Utang PPnBM 180.000.000
Penjualan 900.000.000

15 Desember
Peralatan 600.000.000
PPN Masukan 60.000.000
Utang Dagang 660.000.000
Jawaban:

Jurnal selama Desember 2015 atas transaksi di atas.


25 Desember
Kas 132.000.000
PPN Keluaran 12.000.000
Penjualan 120.000.000

31 Desember
PPN Keluaran 102.000.000
PPN Masukan 90.000.000
Utang PPN 12.000.000

Jurnal penyesuaian atas PPN masukan dan PPN keluaran untuk memunculkan
utang
pajak di akhir tahun.
Penyajian liabilitas jangka pendek terkait PPN dan PPnBM sebagai berikut.

Liabilitas Jangka Pendek


Utang PPN 12.000.000
Utang PPnBM 180.000.000
Contoh 11.12 Utang Pajak Penghasilan

PT Gandul untuk tahun pajak yang berakhir 31


Desember 2015 menghitung jumlah pajak terutang
sebesar Rp430.000.000. Pajak yang telah dibayar
melalui angsuran PPh 25 sebesar Rp360.000.000 dan
dipotong oleh pihak lain PPh 23 Rp20.000.000.
Perusahaan mencatatnya sebagai pajak dibayar di
muka. Berapakah utang pajak penghasilan untuk tahun
2015? Buatkan jurnal penyesuaian!
Jawaban:

Jurnal yang dibuat:


Beban Pajak 430.000.000
Pajak Dibayar di Muka PPh 23 20.000.000
Pajak Dibayar di Muka PPh 25 360.000.000
Utang PPh Badan (29) 50.000.000

Utang pajak penghasilan akan disajikan di laporan posisi keuangan sebesar


Rp50.000.000.
Klasifikasi
Liabilitas

Liabilitas Liabilitas
yang yang
Nilainya Nilainya
Pasti Diestimasi
Provisi dan
Kontinjensi

PSAK 57 (Revisi
2009)

Liabilitas yang kepastian dan jumlahnya tidak dapat


ditentukan dengan pasti. Istilah umum yang digunakan
untuk sesuatu yang memiliki ketidakpastian dari sisi
kejadian dan jumlah adalah kontinjensi.

Provisi → diakui dan disajikan


Kontinjensi → diungkapkan dalam
laporan keuangan.
Definisi

• Kontrak eksekutori adalah kontrak yang kedua belah pihak


terkaitnya belum melaksanakan kewajiban kontrak atau telah
melaksanakan sebagian kewajiban mereka dengan proporsi
yang sama.
• Provisi adalah liabilitas yang waktu dan jumlahnya belum pasti
• Liabilitas adalah kewajiban kini entitas yang timbul dari
peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya dapat
mengakibatkan arus keluar sumber daya entitas yang
mengandung manfaat ekonomi.

37
Pengakuan Provisi

Provisi diakui jika: Present


obligation
(a) entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum
maupun bersifat konstruktif) sebagai akibat peristiwa Past event
masa lalu;

Probable
(b) kemungkinan besar penyelesaian kewajiban tersebut
outflow
mengakibatkan arus keluar sumber daya yang
mengandung manfaat ekonomi; dan

(c) estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban ter Reliable


sebut dapat dibuat. estimate

Jika kondisi di atas tidak terpenuhi, maka kewajiban


diestimasi tidak diakui. 38
Pengakuan Provisi

• Dalam kasus kewajiban kini tidak dapat ditentukan


Present
Present Obligation
Obligation
secara jelas: Contoh:

Contoh:Tuntutan
Tuntutan
setelah mempertimbangkan semua bukti tersedia, Hukum
Hukum
• terdapat kemungkinan lebih besar terjadi daripada Par
Par15
15
tidak terjadi bahwa
• kewajiban kini telah ada,
• pada akhir periode pelaporan.

More
Morelikely
likelythan
thannot
not

End
Endof
ofReporting
ReportingPeriod
Period

39
Pengakuan Provisi

Pertimbangan bukti-bukti yang tersedia:

(a) besar kemungkinannya bahwa kewajiban kini


telah ada pada akhir periode pelaporan, entitas more
morelikely
likelythan
thannot
not
mengakui provisi (jika kriteria pengakuan
provision
provision
terpenuhi); dan

(b) jika besar kemungkinan bahwa kewajiban kini


belum ada pada akhir periode pelaporan, Disclose
DiscloseaaContingent
Contingent
Liability
Liability
entitas mengungkapkan kewajiban kontinjensi.

(c) Pengungkapan tidak diperlukan jika


kemungkinan arus keluar sumber daya kecil. Remote:
Remote:
No
No disclosure
disclosure
40
Pengakuan Provisi

Past
Pastevents
events Present
Present obligation
obligation

Kewajiban hukum timbul Obligating events


dari:
(a) suatu kontrak (secara Constructive
Constructive
Legal
Legal Obligation
Obligation
eksplisit atau implisit); Obligation
Obligation
(b) peraturan perundang-
undangan; atau
(c) pelaksanaan produk Kewajiban konstruktif :
hukum lainnya. (a) berdasarkan praktik baku masa lalu,
dan
(b) menimbulkan ekspektasi kuat bahwa
entitas akan melaksanakan tanggung
jawab tersebut.
41
Pengakuan Provisi
• Provisi diakui hanya bagi kewajiban yang timbul dari peristiwa masa lalu, yang terpisah

dari tindakan entitas pada masa datang (yaitu penyelenggaraan entitas pada masa
datang).
 “Independent of future actions”
PSAK 57
• Contoh:
Par 19
• denda atau biaya pemulihan pencemaran lingkungan, yang
mengakibatkan arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban
itu tanpa memandang tindakan entitas pada masa datang.
• biaya kegiatan purna-operasi (decommissioning) instalasi minyak atau
instalasi nuklir sebatas jumlah yang harus ditanggung entitas untuk
memperbaiki kerusakan yang telah ditimbulkan.

42
Pengakuan Provisi

• Contoh ...
• ketika terjadi
kerusakan lingkungan, entitas tidak terikat
untuk menanggulanginya. Akan tetapi, perbuatan yang
mengakibatkan kerusakan tersebut akan menjadi peristiwa
yang mengikat pada saat terbit peraturan perundang-
undangan baru yang mengharuskan kerusakan itu untuk
ditanggulangi atau pada saat entitas mengumumkan secara
terbuka untuk menanggulangi kerusakan tersebut sehingga
menimbulkan kewajiban konstruktif. PSAK 57
• Jikaterdapat sejumlah kewajiban serupa (misalnya garansi Par 21; 24
atau jaminan produk, atau kontrak-kontrak serupa),
• kemungkinan arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan
kewajiban tersebut ditentukan dengan mempertimbangkan
keseluruhannya sebagai suatu kelompok kewajiban.

43
Pengakuan Provisi

44
Kewajiban Kontijensi

Entitas tidak diperkenankan No Recognition  Disclose unless


mengakui kewajiban kontinjensi. remote
(PSAK 57 par 27)
Kewajiban kontinjensi adalah:
(a) kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan
keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu
peristiwa atau lebih pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada
dalam kendali entitas; atau
(b) kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi
tidak diakui karena:
(i) tidak terdapat kemungkinan besar entitas mengeluarkan sumber
daya yang mengan dung manfaat ekonomis (selanjutnya disebut
sebagai “sumber daya”) untuk menyelesaikan kewajibannya; atau
(ii) jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara andal.

45
Contingent Assets
Entitas tidak diperkenankan mengakui aset
kontinjensi. (PSAK 57 par 31)

 No Recognition  Disclosed

Aset kontinjensi adalah aset potensial yang timbul dari peristiwa


masa lalu dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau
tidak terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa depan yang
tidak sepenuhnya berada dalam kendali entitas.

46
Pengukuran

1. Estimasi terbaik
• Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik
pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini
pada akhir periode pelaporan. (par 36)
2. Risiko dan Ketidakpastian
• Jumlah yang diakui sebagai provisi adalah hasil estimasi terbaik
pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini
pada akhir periode pelaporan. (par 42)
3. Nilai Kini
• Jika dampak nilai waktu uang cukup material, maka jumlah provisi
adalah nilai kini dari perkiraan pengeluaran yang diperlukan untuk
menyelesaikan kewajiban. (par 45)

47
Pengukuran

4. Peristiwa Masa Depan


• Peristiwa masa depan yang dapat mempengaruhi jumlah yang
diperlukan untuk menyelesaikan suatu kewajiban harus tercermin
dalam jumlah provisi jika ada bukti obyektif bahwa peristiwa itu
akan terjadi. (PSAK 57 par 48)

5. Rencana Pelepasan Aset


• Keuntungan sehubungan dengan rencana pelepasan aset tidak
boleh dipertimbangkan dalam menghitung suatu provisi (PSAK 57
par 51)

48
Contoh Soal

Contoh 11.13 Pengukuran Provisi


Entitas menjual produk dengan memberikan garansi selama 1
tahun dari tanggal penjualan. Jika kerusakan terdeteksi cacat
ringan biaya perbaikan atas seluruh produk yang dijual
Rp100.000.000, jika cacat berat biaya yang dikeluarkan
Rp500.000.000. Pengalaman entitas di masa lalu memberikan
indikasi bahwa dalam tahun mendatang kemungkinan 80%
produk terjual tanpa cacat, 15% cacat ringan, dan 5% cacat
berat.
Jawaban:

Berdasarkan pengalaman masa lalu tersebut, estimasi biaya


perbaikan didasarkan pada nilai yang diharapkan (expected
value) = (80% x 0) + (15% x Rp100.000.000) + (5% x
Rp500.000.000) = Rp40.000.000.
Entitas akan mengakui garansi tersebut.
Beban Garansi 40.000.000
Utang Garansi 40.000.000
Contoh Provisi dan Kontinjensi
Kewajiban
Garansi Pengelolaan
Lingkungan

Litigasi Liabilitas
Hukum Kontinjensi
Contoh Soal

Contoh 11.14 Garansi Produk

PT Kendeng menjual produk dengan memberikan garansi perbaikan selama


dua tahun. Berdasarkan pengalaman beberapa tahun terakhir, hasil analisis
teknis dan pengalaman dari industri diketahui bahwa hanya 5% pelanggan
datang meminta garansi. Dari pelanggan yang meminta garansi tersebut 70%
meminta garansi di tahun pertama dan sisanya di tahun kedua. Rata-rata
biaya yang dikeluarkan untuk memberikan garansi tiap produk sebesar
Rp100.000.
Pada tahun 2014 penjualan sebanyak 20.000 unit dan tahun 2015 penjualan
sebanyak 26.000 unit. Total garansi aktual yang dikeluarkan di tahun 2014
sebesar Rp65.000.000 dan tahun 2015 sebesar Rp125.000.000. Buatlah jurnal
yang diperlukan untuk mencatat garansi di dua tahun tersebut!
Jawaban:

Jurnal yang dibuat tahun 2014.

Pengakuan beban garansi.


Beban Garansi 100.000.000
Provisi Garansi 100.000.000
(5% x 20.000 x Rp100.000 = Rp100.000.000)

Pemberian garansi tahun 2014.


Provisi Garansi 65.000.000
Kas 65.000.000

Provisi garansi yang disajikan pada laporan keuangan


31 Desember 2014 sebesar Rp35.000.000.
Jawaban:
Jurnal yang dibuat tahun 2015.
Pengakuan beban garansi.
Beban Garansi 130.000.000
Provisi Garansi 130.000.000
(5% x 26.000 x Rp100.000 = Rp130.000.000)

Pemberian garansi tahun 2015.


Provisi Garansi 125.000.000
Kas 125.000.000

Provisi garansi yang disajikan pada laporan keuangan 31


Desember 2015 sebesar Rp40.000.000.
Jawaban:

Entitas dapat mencatat jurnal pemberian garansi, baru di akhir periode pelaporan
mencatat provisi dengan jurnal penyesuaian. Jika pendekatan tersebut digunakan
maka jurnal yang dibuat:
Jurnal tahun 2015.

Pemberian beban garansi.


Beban Garansi 65.000.000
Kas 65.000.000

Tambahan pengakuan beban garansi tahun 2015.

Beban Garansi 35.000.000


Provisi Garansi 35.000.000

5% × 20.000 × Rp100.000 = Rp100.000.000


Beban garansi tambahan Rp100.000.000 – Rp65.000.000 =
Rp35.000.000
Jawaban:

Jurnal tahun 2016.

Pemberian beban garansi.


Beban Garansi 125.000.000
Kas 125.000.000

Tambahan pengakuan beban garansi tahun 2016.

Beban Garansi 5.000.000


Provisi Garansi 5.000.000

5% x 26.000 x Rp100.000 = Rp130.000.000


Beban garansi tambahan Rp130.000.000 – Rp125.000.000 =
Rp5.000.000
Contoh 11.15 Garansi Jaminan Produk dan Jasa

PT Prahu menjual mobil pada 2 Januari 2015 dengan


memberikan garansi atas 36.000 km pertama atau selama tiga
tahun mana yang lebih dahulu. Harga jual mobil
Rp300.000.000. Entitas mengestimasi biaya garansi yang akan
diberikan selama 3 tahun sebesar Rp7.000.000. Pelanggan juga
membeli garansi jasa senilai Rp9.000.000 sehingga ada
tambahan pelayanan untuk servis mobil tersebut dari standar
jaminan yang diberikan. Selama tahun 2015 biaya terkait
dengan jaminan asuransi yang dikeluarkan sebesar
Rp5.000.000 dan tahun 2016 sebesar Rp1.000.000. Atas
garansi jasa perusahaan mengakui dengan metode garis lurus.
Jawaban:
Jurnal yang dibuat oleh perusahaan pada saat melakukan penjualan adalah:
Kas 309.000.000
Beban Garansi 7.000.000
Provisi Garansi 7.000.000
Pendapatan Ditangguhkan Garansi Jasa 9.000.000
Penjualan 300.000.000

Jurnal pada 2015, saat memberikan garansi jaminan dan pengakuan garansi
jasa.

Provisi Garansi 5.000.000


Kas/Persediaan 5.000.000
Pendatapan Ditangguhkan Garansi Jasa 3.000.000
Pendapatan Garansi 3.000.000
Contoh 11.16 Akuntansi Liabilitas Pembongkaran Aset

PT Kapuas pada 2 Januari 2015 memulai


penggunaan peralatan penambangan (drilling) di
sebuah areal tambang yang dimiliki. Regulasi
pemerintah mengharuskan perusahaan
melakukan pembongkaran peralatan tersebut di
akhir masa manfaatnya. Masa manfaat drilling
tersebut 10 tahun dengan estimasi biaya sebesar
Rp2.000.000.000. Dengan tingkat diskon 6%
selama masa manfaat, nilai wajar kewajiban
lingkungan tersebut adalah Rp1.116.800.000
(Rp2.000.000.000 x 0,5584).
Jawaban:
Jurnal pengakuan liabilitas sebagai penambah nilai peralatan drilling.

Peralatan Drilling 1.116.800.000


Liabilitas Pembongkaran Aset 1.116.800.000

Jurnal pengakuan depresiasi peralatan drilling


Beban Depresiasi 1.116.800.000
Akumulasi Depresiasi - Drilling 1.116.800.000

Depresiasi ini akan dilakukan bersamaan dengan nilai peralatan drilling sebagai satu
kesatuan, tidak didepresiasikan secara terpisah.
Jurnal pengakuan bunga atas liabilitas pembongkaran aset.

Beban Bunga 67.008.000


Liabilitas Pembongkaran Aset 67.008.000

Beban bunga = 6% x Rp1.116.800.000 = Rp67.008.000


Contoh 11.17 Akuntansi Litigasi
PT Merbabu memiliki dua kasus yang saat ini sedang dalam proses di
pengadilan.
1. Entitas menerima klaim dari seorang pelanggan atas proyek yang tidak
dapat diselesaikan oleh perusahaan. Akibat kegagalan tersebut, pelanggan
mengajukan klaim ganti rugi sebesar Rp100.000.000.000. Pada saat
penyusunan laporan keuangan 31 Desember 2015 proses hukum sedang
berlangsung. Menurut pendapat konsultan hukum entitas, kemungkinan
entitas dapat kalah. Namun jika kalah masih ada upaya lagi untuk melakukan
banding. Konsultan belum dapat memastikan berapa jumlah kerugian yang
harus dibayar oleh perusahaan akibat tuntutan tersebut.
2. Entitas menerima klaim dari seorang ahli waris pekerja akibat kecelakaan
pekerja yang berakibat pekerja mengalami cacat seumur hidup. Pihak
perusahaan sudah memberikan semua santunan asuransi kecelakaan kerja
sesuai dengan ketentuan ketenagakerjaan. Namun ahli waris menuntut
jumlah yang lebih besar yaitu Rp300.000.000, karena kesalahan tersebut
terkait dengan tindakan entitas yang memberikan pengamanan pada
pekerja. Proses pengadilan berlangsung selama 2013. Pada 1 Februari 2016
saat audit laporan keuangan belum selesai, diperoleh keputusan, entitas
dinyatakan bersalah dan harus membayar Rp250.000.000. Entitas tidak ingin
memperpanjang masalah ini, sehingga tidak berniat melakukan banding.
Jawaban:

Jurnal yang dibuat.


1. Tidak diakui sebagai beban dan liabilitas, informasi merupakan liabilitas
kontinjensi. Entitas cukup menjelaskan dalam catatan atas laporan
keuangan kasus litigasinya dan potensi kerugian yang harus dibayarkan
jika pengadilan menyatakan perusahaan bersalah.
2. Entitas mengakui beban dan liabilitas.

Kerugian Tuntutan Hukum Pekerja 250.000.000


Utang Tuntutan Hukum 250.000.000
PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN
Menurut PSAK 1 (Revisi 2009) →
bagian atas sebelum liabilitas jangka
Penyajian panjang
Menurut IAS 1 → liabilitas jangka
pendek setelah liabilitas jangka
panjang

Pengungkapa Pengungkapan liabilitas jangka pendek


berisikan rincian dan tambahan
n penjelasan
CONTOH PENGUNGKAPAN UTANG PAJAK
CONTOH PENGUNGKAPAN
LITIGASI
Analisis Laporan Keuangan

Anda mungkin juga menyukai