Anda di halaman 1dari 45

AKUNTANSI ASET DAN

KEWAJIBAN

KELOMPOK 6
YAYA VIRGIA
DEBY FURNAMA
AZMIR S
KAS DAN SETARA KAS

Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di


bank yang setiap saat dapat digunakan untuk
membiayai kegiatan Pemerintah Daerah yang
sangat likuid yang siap dijabarkan atau
dicairkan menjadi kas serta bebas dari resiko
perubahan nilai yang signifikan.
SETARA KAS

Setara kas merupakan investasi jangka pendek yang


sangat likuid yang siap dijabarkan menjadi kas serta
bebas dari risiko perubahan nilai yang signifikan.
Setara kas umumnya bagian dari instrumen manajemen
kas dan ditujukan untuk memenuhi kebutuhan kas
jangka pendek atau untuk tujuan lainnya. Tidak semua
investasi jangka pendek dapat dikategorikan sebagai
setara kas. Inventasi jangka pendek yang dapat
dikategorikan sebagai setara kas adalah inventasi yang
dapat diubah menjadi kas dalam jumlah yang dapat
diketahui tanpa resiko perubahan nilai yang signifikan.
Klasifikasi Kas dan Setara Kas
Unsur-unsur yang termasuk kas meliputi :

KAS DI KAS DI KAS DI KAS DI


BENDAHARA BENDAHARA
DAERAH PENGELUARAN BLUD
PENERIMAAN
Unsur-unsur yang termasuk
setara kas meliputi :

Desposito dengan Surat Utang Negara


jangka waktu kurang dengan jangka waktu
dari 3 bulan kurang dari 3 bulan
Pengakuan dan Pengukuran
Kas dan Setara Kas

Kas diakui pada saat kas diterima


pada rekening umum pemerintah. Kas
diukur sebesar nilai nominal. Nilai
nominal merupakan nilai yang tertulis
dalam instrumen kas. Kas yang
berbentuk valuta asing dikonversi
menjadi rupiah dengan menggunakan
kurs tengah Bank Indonesia.
Transaksi dan Jurnal Kas dan Setara Kas

Berikut ini disajikan beberapa transaksi penerimaan kas dan


pengeluaran kas beserta jurnalnya pada SKPD A :

1. Bendahara Penerimaan menerima pelunasan piutang pajak PBB


pedesaan dan perkotaan sebesar Rp 4.000.000
2. Bendahara Penerimaan menerima kas dari pembayaran retribusi
pasar sebesar Rp 2.500.000
3. Diterima SP2D UP dari BUD untuk keperluan sehari-hari SKPD
sebesar Rp 2.000.000
4. Bendahara Pengeluaran menyetor penerimaan PBB pedesaan dan
perkantoran sebesar Rp 4.000.000 dan penerimaan retribusi pasar
sebesar Rp 2.500.000 ke kas daerah
5. Bendahara Pengeluaran menggunakan uang persediaan untuk
membayar listrik sebesar Rp 1.200.000
Transaksi penerimaan kas dan pengeluaran kas diatas dijurnal pada pembukuan SKPD A sebagai
berikut :
1. Jurnal Finansial :
Kas di Bendahara Penerimaan 4.000.000
Piutang Pajak Daerah 4.000.000
Jurnal Pelaksanaan Anggaran :
Perubahan SAL 4.000.000
Pendapatan PBB Pedesaan dan Perkotaan LRA 4.000.000

2. Jurnal Finansial :
Kas di Bendahara Penerimaan 2.500.000
Pendapatan Retribusi Pasar LO 2.500.000
Jurnal Pelakasanaan Anggaran :
Perubahan SAL 2.500.000
Pendapatan Retribusi Pasar LRA 2.500.000
3. Jurnal Finansial
Kas di Bendahara Pengeluaran 2.000.000
RK PPKD 2.000.000
Jurnal Pelakasanaan Anggaran :
Tidak Ada
4. Jurnal Finansial :
RK PPKD 6.500.000
Kas di Bendahara Penerimaan 6.500.000
Jurnal Pelaksaan Anggaran :
Tidak Ada
5.Jurnal Finansial :
Beban Jasa Kantor 1.200.000
Kas di Bendahara Pengeluaran 1.200.000
Jurnal Pelaksanaan Anggaran :
Belanja Jasa Kantor 1.200.000
Perubahan SAL 1.200.000
Berikut ini disajikan transaksi penerimaan dan
pengeluaran kas pada PPKD beserta penjurnalannya :

1. Diterima kas sebesar Rp 6.500.000 yang disetor


oleh Bendahara Penerimaan SKPD A yang bersumber
dari pajak dan retribusi daerah
2. Di cairkan dana cadangan sebesar Rp 10.000.000
3. Diterbitkan SP2D UP sebesar Rp 2.000.000 yang
diberikan kepada Bendahara Pengeluaran SKPD A
4. Disetor PPN sebesar Rp 400.000 ke kas negara yang
sebelumnya dipotong dari transaksi pembelian
pemerintah dengan pihak ketiga.
Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas diatas dijurnal pada pembukuan
PPKD sebagai berikut :
1. Jurnal Finansial :
Kas di Kas Daerah 6.500.000
RK SKPD A 6.500.000
Jurnal Pelakasanaan Anggaran :
Tidak Ada
2. Jurnal Finansial :
Kas di Kas Daerah 10.000.000
Dana Cadangan 10.000.000
Jurnal Pelaksanaan Anggaran :
Perubahan SAL 10.000.000
Penerimaan Pembiayaan Pencairan Dana Cadangan 10.000.000
3. Jurnal Finansial :
RK SKPD A 2.000.000
Kas di Kas Daerah 2.000.000
Jurnal Pelaksanaan Anggaran :
Tidak Ada
4. Jurnal Finansial :
Utang PPN Pusat 400.000
Kas di Kas Daerah 400.000
Jurnal Pelaksanaan Anggaran :
Tidak Ada
PIUTANG
Piutang adalah hak pemerintah untuk menerima pembayaran
dari entitas lain termasuk wajib pajak/bayar atas kegiatan yang
dilaksanakan oleh pemerintah. Piutang disajikan di neraca
sebesar nilai bersih yang dapat direalisasi. Untuk itu, piutang
perlu disesuaikan agar menggambarkan nilai yang dapat
direalisasi. Penyesuaian nilai piutang dilakukan dengan
penentuan penyisihan piutang tak tertagih. Penyisihan piutang
tak tertagih adalah taksiran nilai piutang yang kemungkinan
tidak dapat dterima pembayaran dimasa yang akan datang.

PIUTANG
PIUTANG PIUTANG PIUTANG
KURANG
LANCAR DIRAGUKAN MACET
LANCAR
KLASIFIKASI PIUTANG

Pada dasarnya piutang diklasifikasi menjadi dua yaitu,


piutang pendapatan dan piutang lainnya. Piutang
pendapatan meliputi piutang pajak daerah, retribusi,
hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan,
piutang lainnya PAD yang sah, dan piutang transfer.
Sedangkan piutang kategori lain meliputi tagihan
jangka panjang yang akan jatuh tempo dan uang muka.
Pengakuan dan Pengukuran Piutang
Piutang diakui saat timbul klaim atau hak untuk menagih
uang atau manfaat ekonomi lainnya kepada entitas lain.
Sesuai pengertian diatas, piutang dapat diakui ketika :

Telah diterbitkan Belum dilunasi


Diterbitkan surat surat penagihan sampai dengan
ketetapan atau dan telah akhir periode
dokumn yang sah dilaksanakan pelaporan
penagihan
Pengukuran piutang bervariasi sesuai dengan faktor yang menyebabkan
timbulnya hak tagih. Pengukuran piutang diuraikan sebagai berikut :

1. Piutang pendapatan diukur sebesar nilai yang belum dilunasi sampai


dengan tanggal pelaporan

2. Piutang karena pemberian pinjaman diukur sebesar jumlah yang


dikeluarkan dari kas daerah dan/atau apabila berupa barang/jasa harus
dinilai dengan nilai wajar pada tanggal pelaporan atas barang/jasa
tersebut. Bunga, denda, dan biaya pinjaman lain yang dinyatakan dalam
perjanjian harus diperhitungkan.

3. Piutang dari penjualan dinilai sesuai naskah perjanjian penjualan yang


terutang pada akhir periode pelaporan. Apabila ada potongan
pembayaran maka nilai piutang harus dicatat sebesar nilai bersihnya.

4. Piutang yang timbul karena kemitraan diukur berdasarkan ketentuan-


ketentuan yang dipersyaratkan dalam naskah perjanjian kemitraan.
Piutang yang timbul dari pemberian fasilitas atau jasa dihitung sebesar
fasilitas atau jasa yang telah diberikan dikurangi dengan pembayaran atau
uang muka yang telah diterima.
Transaksi dan Jurnal Piutang
Berikut ini adalah transaksi piutang SKPD B :

1. Ditetapkan piutang PBB pedesaan dan perkotaan sebesar Rp


4.800.000

2. Pada akhir periode terhadap retribusi parkir tepi jalan umum


yang belum dibayar oleh pihak ketiga sebesar Rp 2.200.000

3. Bendahara Penerimaan menerima pelunasan piutang PBB


pedesaan dan perkotaan sebesar Rp 2.000.000 dan piutang
retribusi parkir tapi jalan umum sebesar Rp 1.000.000

4. Pada akhir periode dilakukan penilaian bahwa piutang PBB


pedesaan dan perkotaan yang diperkirakan tidak dapat ditagih
adalah Rp 200.000 dan piutang retrbusi parkir tepi jalan umum
yang diperkirakan tidak dapat ditagih sebesar Rp 100.000
Jurnal untuk mencatat transaksi diatas pada pembukuan SKPD B adalah
sebagai berikut :
1. Jurnal Finansial :
Piutang Pajak Daerah 4.800.000
Pendapatan PBB Pedesaan dan Perkotaan LO 4.800.000
Jurnal Pelaksanaan Anggaran :
Tidak Ada
2. Jurnal Finansial :
Piutang Retribusi 2.200.000
Pendapatan Retribusi LO 2.200.000
Jurnal Pelaksanaan Anggaran :
Tidak Ada
3. Jurnal Finansial :
Kas di Bendahara Penerimaan 3.000.000
Piutang Pajak Daerah 2.000.000
Piutang Retribusi 1.000.000
Jurnal Pelaksanaan Anggaran :
Perubahan SAL 3.000.000
Pendapatan PBB Pedesaan dan Perkotaan LRA 2.000.000
Pendapatan Retribusi Parkir Tepi Jalan Umum LRA 1.000.000
4. Jurnal Finansial :
Beban Penyisihan Piutang Pendapatan 300.000
Penyishin Piutang Pendapatan 300.000
Berikut ini adalah Transaksi piutang pada PPKD :
1. Jurnal Finansial :
Piutang Transfer Pemerintah Pusat Dana Perimbangan 19.000.000
Pendapatan DBH Pajak LO 3.500.000
Pendapatan DBH Bukan Pajak LO 4.000.000
Pendapatan DAU LO 9.000.000
Pendapatan DAK LO 2.500.000
2. Jurnal Finansial :
Kas di Kas Daerah 15.000.000
Piutang Transfer Pemerintah Pusat Dana Prmbngn 15.000.000
Jurnal pelaksanaan Anggaran :
Perubahan SAL 19.000.000
Pendapatan DBH Pajak LRA 3.500.000
Pendapatan DBH Bukan Pajak LRA 4.000.000
Pendapatan DAU LRA 9.000.000
Pendapatan DAK LRA 2.500.000
3. Jurnal Finansial :
Bag. Lancar Tagihan Pinj. Jk. Pjg. Kepada Entitas 7.500.0000
Tagihan Pinj. Jk. Pjg kepada Entitas Lainnya 7.500.000
4. Jurnal Finansial :
Kas di Kas Daerah 7.500.000
Bagian Lancar Tagihan Pinj. Jk. Pjg. Kepada Entitas 7.500.000
PERSEDIAAN

Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau


perlengkapan yang dimaksudkan untuk mendukung
kegiatan operasional Pemerintah Daerah, dan barang-barang
yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam
rangka pelayanan kepada masyarakat.
Klasifikasi Persediaan
Persediaan dikelompokkan menjadi 3,
yaitu :

• PERSEDIAAN BAHAN HABIS


PAKAI

• PERSEDIAAN
BAHAN/MATERIAL

• PERSEDIAAN BAHAN
LAINNYA
KLASIFIKASI PERSEDIAAN

11701 Persediaan Bahan Pakai Habis

11702 Persediaan Bahan/Material

11703 PersediaanBarang Lainnya


Ada dua pendekatan pengakuan persediaan, yaitu :

1. Pendekatan Beban
Persediaan yang diperoleh dicatat sebagai beban
persediaan dan pada akhir periode dilakukan
perhitungan untuk mengetahui persediaan yang sisa
ditangan. Pendekataan beban digunakan untuk
persediaan yang dimaksudkan digunakan segeran dan
tidak dimaksudkan untuk sepanjang satu periode.

2. Pendekatan Aset
Pendekatan yang diperoleh dicatat sebagai aset dan
pada akhir periode dilakukan perhitungan untuk
mengetahui beban sebesar persediaan yang
digunakan atau dikonsumsi. Pendekatan aset
digunakan untuk persediaan yang maksud
penggunaannya untuk maksud berjaga-jaga.
Pengukuran Persediaan adalah sebagai berikut :

1. Persediaan yang dibeli diakui sebesar harga perolehan.


Unsur0unsur yang dipertimbangkan dalam harga perolehan
adalah harga beli, biaya pengangkutan, biaya penanganan,
potongan harga, rabat, dan lainnya yang secara langsung
berkaitan dengan peroleha persediaan.

2. Persediaan yang diproduksi diakui sebesar harga pokok


produksi. Harga Pokok Produksi meliputi biaya langsung dan
biaya tidak langsung yang terjadi dalam rangka proses
persediaan.

3. Persediaan yang diperoleh dengan cara lain diakui sebesar


nilai wajar. Nilai wajar persediaan meliputi nilai tukar aset
atau penyelesaian kewajiban antar pihak yang memahami
dan berkeinginan melakukan transaksi wajar.
Transaksi dan Jurnal Persediaan
Berikut ini adalah transaksi persediaan pada SKPD C :
1. Bendahara Pengeluaran SKPD C menggunakan uang
persediaan untuk membeli alat tulis kantor Rp 150.000,
benda-benda pos Rp 250.000, perlengkapan kebersihan
Rp 300.000, dan isi ulang tabung gas Rp 250.000

2. Dengan menggunakan SP2D LS, SKPD C membeli


bahan baku bangunan Rp 12.000.000, bibit tanaman Rp
18.000.000, obat-obatan Rp 10.000.000, dan bahan kimia
Rp 5.000.000

3.Pada akhir periode dilakukan perhitungan fisik


persediaan dan ditemukan bahwa sisa bahan habis
adalah Rp 325.000 dan bahan/material yang ada
ditangan adalah Rp 4.500.000
Transaksi-transaksi diatas dijurnal pada pembukuan SKPD C dengan
pendekatan beban adalah sebagai berikut :
1. Jurnal Finansial :
Beban bahan pakai habis 900.000
Kas di Bendahara Pengeluaran 900.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Belanja Bahan Pakai Habis 900.000
Perubahan SAL 900.000
2. Jurnal Finansial :
Beban Bahan/Material 35.000.000
RK PPKD 35.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Belanja Bahan/Material 35.000.000
Perubahan SAL 35.000.000
3. Jurnal Finansial :
Persediaan Bahan Pakai Habis 325.000
Persediaan Bahan/Material 4.500.000
Beban Bahan Pakai Habis 325.000
Beban Bahan/Material 4.500.000
Transaksi-transaksi diatas di jurnal pada pembukuan SKPD C
dengan pendekatan aset adalah sebagai berikut :
1. Jurnal Finansial :
Persediaan Bahan Pakai Habis 900.000
Kas di Bendahara Pengeluaran 900.000
Jurnal Pelaksanaan Anggaran :
Belanja Bahan Pakai Habis 900.000
Perubahan SAL 900.000
2. Jurnal Finansial :
Persediaan Bahan/Material 35.000.000
Perubahan SAL 35.000.000
3. Jurnal Finansial :
Beban Bahan Pakai Habis 575.000
Beban Bahan/Material 30.500.000
Persediaan Bahan Pakai Habis 575.000
Persediaan Bahan/Material
30.500.000
INVESTASI

Investasi adalah aset yang dimaksudkan untuk


memperoleh manfaat ekonomik seperti bunga, deviden
dan royalti, atau manfaat sosial, sehingga dapat
meningkatkan kemampuan Pemerintah Daerah dalam
rangka pelayanan kepada masyarakat. Surplus anggaran
dapat digunakan dalam rangka manajemen kas dengan
memperoleh investasi jangka pendek. Surplus anggaran
juga dapat digunakan untuk memperoleh investasi jangka
panjang dalam rangka mendapatkan pendapatan dalam
jangka panjang.
KLASIFIKASI INVESTASI

Investasi dikategorikan berdasakan jangka


waktunya .

Investasi Investasi
jangka pendek jangka panjang
Investasi jangka panjang merupakan
investasi yang pencairannya memiliki
jangka waktu lebih dari 12 bulan,
Investasi jangka panjang dikelompokkan
menjadi :
1. Investasi jangka panjang nonpermanen
2. Investasi jangka panjang permanen
Klasifikasi Investasi Jangka Panjang

Investasi Jangka Panjang Nonpermanen


12101 Investasi Jangka Panjang kepada Entitas Lainnya
12102 Investasi dalam Obligasi
12103 Investasi dalam Proyek Pembangunan
12104 Dana Bergulir
12105 Deposito Jangka Panjang
12106 Investasi Non Permanen Lainnya
Investasi Jangka Panjang Permanen
12201 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah
12202 Investasi Permanen Lainnya
Pengakuan dan Pengukuran Investasi
Investasi diakui pada saat terjadi pengeluaran kas
atau aset lainnya dengan kriteria (1) Pemerintah Daerah
mungkin memperoleh manfaat ekonomik dan manfaat
lain di masa depan atau (2) nilai perolehan atau nilai
wajar investasi dapat diukur secara andal. Investasi
jangka pendek merupakan bagian dari pembiayaan
Pemerintah Daerah.

Pengukuran investasi berbeda-beda sesuai dengan


jenis investasi. Investasi jangka pendek berbentuk
sekuritas diukur sebesar harga perolehan atau nilai wajar
apabila harga perolehan tidak diketahui. Investasi jangka
pendek berupa deposito diukur sebesar nilai
nominalnya.
Berikut ini adalah transaksi investasi yang dilakukan oleh PPKD :
1. Kas yang menganggur dimanfaatkan untuk memperoleh investasi sebagai
berikut saham Rp 15.000.000 dan deposito jangka pendek Rp 25.000.000
2. Kas dikeluarkan dengan menyalurkan dana bergulir sebesar Rp 40.000.000
dan investasi deposito berjangka sebesar Rp 30.000.000
3. Saham dengan harga perolehan Rp 10.000.000 dijual senilai Rp 10.500.000
dan deposito dicairkan dengan nominal Rp 15.000.000 ditambah bungan Rp
400.000
4. Investasi dana bergulir nilai nominal Rp 20.000.000 dicairkan kembali
ditambah dengan bunga 5% dan deposito jangka panjang dengan nilai
nominal Rp 15.000.000 juga dicairkan ditambah bunga 10%.
5. Ditambah pemberitahuan dari Direksi BUMD bahwa perusahaan laba
sebesar Rp 45.000.000. Kepemilikan pemerintah pada BUMD tersebut adalah
100%.
Jurnal untuk mencatat transaksi :
1. Jurnal Finansial :
Investasi dalam saham 15.000.000
Investasi dalam deposito 25.000.000
Kas di Kas Daerah 40.000.000
Jurnal Pelaksanaan Anggaran :
Tidak Ada Jurnal
2. Jurnal Finansial :
Dana Bergulir 40.000.000
Deposito Jangka Panjang 30.000.000
Kas di Kas Daerah 70.000.000
Jurnal Pelaksanaan Anggaran :
Pengeluaran Pemby. Pem.Dana Bergulir 40.000.000
Pengeluaran Pemby. Pem. Dep. Jk. Panjang 30.000.000
Perubahan SAL 70.000.000
Jurnal Finansial :
Kas di Kas Daerah 25.900.000
Investasi Dalam Saham 10.000.000
Investasi Dalam Deposito 15.000.000
Pendapatan Bunga LO 400.000
Surplus Pelepasan Investasi Jangka Pendek LO 500.000
Jurnal Pelaksanaan Anggaran :
Perubahan SAL 900.000
Perubahan Bunga LRA 400.000
Pendapatan Lain-lain PAD yang Sah Lainnya 500.000
Jurnal Finansial :
Kas di Kas Daerah 37.500.000
Dana Bergulir
20.000.000
Deposito Berjangka
15.000.000
Pendapatan Bunga
2.500.000
Jurnal pelaksanaaan anggaran :
Perubahan SAL 35.000.000
Penerimaan Pembiayaan Pencairan Dana Bergulir 20.000.000
Penerimaan Pemby. Pencairan Deposito Jk. Panjang 15.000.000
Jurnal Finansial :
Piutang Hasil Pengl. Keu. Daerah yang dipisahkan 45.000.000
Pendapatan Bagian Laba yang Dibagikan kepada 45.000.000
Pemda LO
Jurnal pelaksanaan anggaran
Tidak ada jurnal
ASET TETAP

Aktiva adalah sumber ekonomi yang memiliki manfaat


masa depan dan dikendalikan oleh perusahaan yang
timbul sebagai akibat dari transaksi masa lal. Aset tetap
adalah aset berwujud yang mempunyai masa manfaat
lebih dari 12 bulan untuk digunakan, atau dimaksudkan
untuk digunakan, dalam kegiatan pemerintah daerah atau
dimanfaatkan oleh masyarakat umum.
Klasifikasi Aset Tetap
Aset tetap diklasifikasikan berdasarkan
kesamaan dalam sifat atau fungsinya.
Berdasarkan sifat dan fungsinya, aset tetap
dikasifikasikan menjadi :

1. Tanah
2. Peralatan dan Mesin
3. Gedung dan Bangunan
4. Jalan, Irigasi, dan jaringan
5. Aset tetap lainnya
Pengakuan dan Pengukuran Aset Tetap
Aset tetap diakui pada saat manfaat ekonomi masa depan
diperoleh dan nilainya dapat diukur dengan andal. Apabila
perolehan aset tetap belum didukung dengan bukti secara hukum
yang lengkap karena masih dalam proses, misalnya proses jual
beli tanah dan sertifikatnya, maka aset tetap diakui pada saat
terdapat bukti bahwa penguasaan atas aset tetap tersebut telah
berpindah.
Transaksi dan Jurnal Aset Tetap
Berikut ini adalah transaksi aset tetap yang tidak saling berkaitan yang
terjadi pada SKPD D :
1. Dibeli aset tetap melalui mekanisme pembayaran SP2D sebagai berikut
: Traktor Rp 45.000.000, mobil dinas Rp 75.000.000, komputer Rp
10.000.000. Harga tersebut sudah termasuk PPN. BUD memotong PPN 10%
dan PPh pasal 22 sebesar 0,5%

2. Dibayar Termin terkahir pembangunan kantor sebesar Rp 80.000.000


melaui SP2D LS. Nilai kontrak adalah Rp 160.000.000. Gedung selesai
dibangun dan diserahkan kepada pemerintah. Harga tersebut sudah
termasuk PPN. BUD memotong PPN 10% dan PPh pasal 22 sebesar 0,5%

3. Kendaraan bermotor dengan harga perolehan Rp 50.000.000 dijual


seharga Rp 21.000.000. Akumulasi penyusutan pada saat penjualan adalah
sebesar Rp 30.000.000

4. Diketahui penyusutan traktor adalah Rp 250.000, kendaraan dinas Rp


300.000, komputer Rp 150.000, dan bangunan gedung tempat kerja Rp
500.000
Jurnal untuk mencatat transaksi diatas pada pembukuan SKPD D adalah
sebagai berikut :
1. Jurnal Finansial :
Alat-alat Berat 45.000.000
Alat Angkutan Darat Bermotor 75.000.000
Komputer 10.000.000
RK PPKD 130.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Belanja Modal Pengadaan Alat-alat Berat 45.000.000
Blnj. Modal Peng. Alat Angkutan Darat Bermotor 75.000.000
Belanja Modal Pengadaan Komputer 10.000.000
Perubahan SAL 130.000.000
2. Jurnal Finansial :
Kontruksi dalam pengerjaan 80.000.000
RK PPKD 80.000.000
Bangunan Gedung Tempat kerja 160.000.000
Kontruksi Dalam Pengerjaan 160.000.000
Jurnal pelaksanaan Anggaran :
Blnj. Modal Pengadaan Bang. Gd. Tempat Kerja 80.0000.000
Perubahan SAL 80.000.000
3. Jurnal Finansial :
Kas di Bendahara Penerimaan 21.000.000
Akumulasi Penyusutan Peralatan Mesin 30.000.000
Alat Angkutan Darat Bermotor 50.000.000
Surplus Penjualan Aset Non Lancar LO 1.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Tidak Ada Jurnal
4. Jurnal Finansial :
Penyusutan Peralatan dan Mesin 700.000
Penyusutan Gedung dan Bangunan 500.000
Akumulasi Penyusutan Peralatan Mesin 700.000
Akumulasi Penyusutan Gedung dan Bangunan 500.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Tidak ada Jurnal
KEWAJIBAN

Kewajiban adalah pengorbanan manfaat ekonomi dimasa yang akan


datang yang disebabkan oleh kewajiban saat sekarang dari suatu perusahaan
yang akan dipenuhi dengan menstransfer aset atau memberikan jasa kepada
pihak lain dimasa datang sebagai akibat dari transaksi masa lalu. Kewajiban
pemerintah daerah dapat muncul akibat melakukan pinjaman kepada
masyarakat, alokasi pendapatan ke entitas lainnya, atau kewajiban kepada
pemberi jasa.

Klasifikasi Kewajiban

Kewajiban diklasifikasi berdasarkan jatuh temponya. Berdasarkan


jatuh tempo, kewajiban dikelompokkan menjadi :
1. Kewajiban jangka pendek, yaitu kewajiban yang diharapkan dibayar
dalam waktu paling lama 12 bulan setelah tanggal pelaporan.

2. Kewajiban jangka panjang, yaitu kewajiban yang diharapkan dibayar dalam


waktu lebih dari 12 bukan setelah tanggal pelaporan.
Pengakuan dan Pengukuran Kewajiban
Kewajiban diakui pada saat kewajiban untuk mengeluarkan
sumber daya ekonomi dimasa depan timbul. Kewajiban diukur sebesar nilai
nominalnya. Apabila kewajiban tersebut dalam bentuk mata uang asing,
maka dijabarkan dan dinyatakan dalam mata uang rupiah menggunakan
kurs tengah Bank Indonesia.

Transaksi dan Jurnal Kewajiban

Berikut ini adalah transaksi utang SKPD E :


1. Diterima tagihan Listrik Rp 2.400.000 dan tagihan telepon sebesar Rp
1.200.000

2.Diterima tagihan atas penyewaan rumah sebesar Rp 8.000.000

3.Dibayar tagihan listrik Rp 2.400.000 dan tagihan telepon Rp 1.200.000


dengan uang persediaan serta tagihan sewa rumah sebesar Rp 8.000.000
dengan SP2D LS.
Jurnal diatas dicatat pada pembukuan SKPD E sebagai berikut ;
1. Jurnal Finansial :
Beban Jasa Kantor 3.600.000
Utang Belanja Barang dan Jasa 3.600.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
2. Jurnal Finansial :
Beban Sewa Rumah 8.000.000
Utang Belanja Lainnya 8.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Tidak ada
3. Jurnal Finansial :
Utang Belanja Brang dan Jasa 3.600.0000
Utang Belanja Lainnya 8.000.000
Kas di Bendahara Pengeluaran 3.600.000
RK PPKD 8.000.000
Berikut ini adalah transaksi utang PPKD :
1. Diterima pemberitahuan bahwa bunga utang bank yang harus dibayar
adalah sebesar Rp 7.500.000

2. Diterima kas sebesar Rp 120.000.000 dari utang perbankan dalam negeri


yang sudah disepakati

3. Nilai utang obligasi yang jatuh tempo dalam 1 tahun kedepan adalah
sebesar Rp 25.000.000

Transaksi diatas dijurnal pada pembukuan PPKD sebagai berikut :


1. Jurnal Finansial :
Beban Bunga Bank 7.500.000
Utang Bunga Kepada Bank 7.500.000
Jurnal Pelaksanaan Anggaran :
Tidak ada jurnal
2. Jurnal Finansial :
Kas di Kas Daerah 120.000.000
Utang Dalam Negeri Sektor Perbankan 120.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Perubahan SAL 120.000.000
Penerimaan Pembiayaan Pinjaman Dalam Negeri 120.000.000
dari Bank
3. Jrunal Finansial :
Utang Obligasi 25.000.000
Bagian Lancar Utang Obligasi 25.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Tidak ada

Anda mungkin juga menyukai