Pasal 21
Presented by:
Zainal Abidin, S.E.,M.Ak.,Ak..ACPA
Dasar hukum
Per Dirjen Pajak No. PER-16/PJ/2016 Pengertian PPh pasal 21
Pajak atas Penghasilan berupa
• Gaji
• Upah
• Honorarium
• Tunjangan, dan
• Pembayaran lain dengan nama & bentuk apapun
Sehubungan dengan
Bendaharawan
Penyelenggara
Pemerintah
• Orang Pribadi Pusat/Daerah • Badan Lain seperti PT Kegiatan
• Badan Taspen, PT Astek
• Institusi TNI/POLRI • Badan pemerintah
• Cabang, perwakilan,
unit yang melakukan • Instansi atau lembaga • Organisasi
pembayaran pemerintah nasional/internasiona
• Termasuk KEDUBES RI l
Dana Pensiun, BPJS TK, • Orang pribadi
di Luar Negeri dan Badan Lain yang
Pemberi Kerja membayar uang pensiun, • Peyelenggara lainnya
THT, JHT, secara berakala
PENGHASILAN YANG DIPOTONG PPh PASAL 21
(Pasal 5 Per-16/PJ/2016 )
Objek Pajak Penghasilan 21
(Jika iuran JHT senilai 2% yang dipotong dari gaji karyawan, apakah dapat dijadikan pengurang bruto ?
Program BPJS Ketenagakerjaan dan BPJS
Kesehatan
Tarif Perlakuan PPh 21
4 Jaminan Pensiun (JP) Ditanggung pemberi kerja 2% x gaji/upah Bukan Penambah Bruto
Dibayar oleh pekerja 1% x gaji per bulan Pengurang Bruto
Ditanggung pemberi kerja 4% x gaji per bulan Penambah Bruto
5 Jaminan BPJS Kesehatan (Jkes)
Dibayar oleh pekerja 1% x gaji per bulan Bukan Objek Pengurang Bruto
PENGHITUNGAN PPh Pasal 21 (Pasal 14 Per-16/PJ/2016 )
PENGHASILAN BRUTO
DIKURANGI:
DIKURANGI
• Biaya jabatan, 5% dari DIKURANGI:
penghas. Bruro (Maks. • Biaya pensiun, 5% dari
Rp 6 juta/tahun atau Rp penghasilan bruto
500.000/bulan) (Maks. Rp 2,4 juta/tahun
• Iuran pensiun, JHT, yang atau Rp 200.000/bulan)
dibayar sendiri oleh
karyawan
Tidak memiliki NPWP maka TARIF pasal 17 UU HPP No. 7 Penghasilan Kena Pajak (Dibulatkan
tarif 120% lebih tinggi Tahun 2021 kebawah hingga ribuan penuh)
PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)
(PER DIRJEN PAJAK NO. PER-16/PJ/2016 dan PMK No. 101/PMK.010/2016)
Uraian PTKP
Wajib Pajak Orang Pribadi Rp 54.000.000
Tambahan Wajib Pajak Kawin Rp 4.500.000
Tambahan Tanggungan 1 Rp 4.500.000
Tambahan Tanggungan 2 Rp 4.500.000 Ayah, Ibu (benar-benar
Tambahan Tanggungan 3 (maks) Rp 4.500.000 tidak berpenghasilan),
anak kandung
Istri penghasilannya digabung Rp 54.000.000
dengan suami
X
Sedarah lurus
UU PPh UU HPP
Lapisan
Tarif Lapisan Tarif Lapisan Penghasilan Tarif
Penghasilan Kena Pajak
Kena Pajak
I 0 - Rp50 juta 5% 0 - Rp60 juta 5%
www.pajak.go.id
PTKP penghasilan istri digabung dengan
suami
Edi adalah karyawan tidak menikah, maka statusnya TK/0 dengan PTKP
sebesar Rp 54.000.000
Ia kemudian menikah, dan istrinya tidak bekerja, maka statusnya
berubah menjadi K/0 (Rp 54.000.000 + Rp 4.500.000 = Rp 58.000.000)
Edi kemudian punya satu anak, maka PTKPnya K/1 (Rp 54.000.000 + Rp
4.500.000 + Rp 4.500.000 = Rp 63.000.000)
Istrinya kemudian bekerja di perusahaan lain untuk membantu
membantu mencukupi kebutuhan rumah tangga, sehingga PTKP nya
K/I/I (Rp 63.000.000 + Rp 54.000.000 = Rp 117.000.000)
PTKP BAGI KARYAWATI (Pasal 11, Per-16/PJ/2016)
Pada tahun 2023, Yusuf bekerja sebagai pegawai tetap di PT. Mandiri Sejahtera dengan gaji Rp
5.550.000/bulan dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 150.000, Yusuf masih lajang dan memiliki
NPWP. Hitunglah PPh 21 terutang nya! (praktiknya tunjangan JKK, JKm, Jkes, dan Iuran JHT masuk
penghitungan) Penghasilan Bruto Sebulan
Gaji sebulan Rp 5.550.000
Pengurangan:
1. Biaya jabatan (5% x Rp 5.550.000) Rp 277.500
2. Iuran Pensiun Rp 150.000
Rp 427.500
Penghasilan neto sebulan Rp 5.122.500
Penghasilan neto setahun (Rp 5.122.500 x 12 bulan) Rp 61.470.000
PTKP Setahun (TK/0)
Untuk Wajib Pajak Sendiri Rp 54.000.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp 7.470.000
PPh 21 setahun:
5% x Rp 7.470.000 Rp 373.500
PPh Pasal 21 Terutang sebulan = Rp 373.500 / 12 = Rp 31.125
Perhitungan PPh 21 Bagi Pegawai Tetap
Pada tahun 2023, Karna bekerja sebagai pegawai tetap di PT. FORTIS dengan gaji Rp 8.000.000/bulan serta
tunjangan-tunjangan sebesar Rp 2.000.000. PT FORTIS mengikuti program JKK BPJS Ketenagakerjaan dan premi
jaminan kematian (JKm) yang dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing 0,40% dan 0,50% dari
gaji, sedangkan Karna membayar iuran JHT sebesar 0,4% dari gaji dan membayar iuran pensiun sebesar Rp
200.000. Karna sudah menikah dan memiki 1 anak. Asumsi Karna ber-NPWP, berapa Pph 21 terutang nya!
PTKP Setahun
Untuk Wajib Pajak Rp 54.000.000
• PPh pasal 21 pegawai tidak tetap adalah pajak penghasilan yang diterima
pegawai tidak tetap harian, mingguan, borongan, uang saku harian, maupun
mingguan
• Pegawai tidak tetap/karyawan lepas adalah karyawan yang hanya menerima
penghasilan apabila karyawan tersebut bekerja.
• Roma adalah seorang pengacara. Dalam menangani sebuah kasus, ia mendapatkan fee
sebesar Rp 450.000.000 dari PT Fortis. Maka perhitungan PPh Ps 21 Bukan Pegawainya ialah:
50% x Rp 450.000.000 = 225.000.000
PPh 21 terutang:
5% x Rp 60.000.000 = Rp 3.000.000
15% x Rp 165.000.000 = Rp 24.750.000
Total = Rp 27.750.000
Contoh
Pph 21
Bukan
Pegawai
PPh 21 Final
Objek pajak:
1. Uang pesangon yang dibayarkan sekaligus
2. Uang manfaat pensiun, THT, JHT yang dibayarkan sekaligus
3. Honor atau Imbalan Lain yang Dibebankan kepada APBN atau APBD yang Diterima oleh PNS,
Anggota TNI/POLRI, Pejabat Negara dan Pensiunannya
Tarif PPh 21 untuk pesangon bersifat final:
Penghasilan Kena Pajak Tarif
Penghasilan bruto s.d Rp 50.000.000 0%
Rp 50.000.000 s.d Rp 100.000.000 5%
Rp 100.000.000 s.d Rp 500.000.000 15%
Lebih dari Rp 500.000.000 25%