Anda di halaman 1dari 47

Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi
Universitas Katolik Parahyangan

Pertemuan ke-2 dan 3:

PPh Pasal 21 & 26

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


Dasar Hukum
• UU no. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan s.t.d.t.d dengan UU No. 36 Tahun 2008

• PMK No. 82/PMK.03/2021 tentang Perubahan atas PMK No. 9/PMK.03/2021 tentang
Insentif Pajak untuk WP terdampak Pandemi Corona Virus Disease 2019.

• PMK No. 9/PMK.03/2021 tentang Insentif Pajak untuk WP terdampak Pandemi Corona
Virus Disease 2019.

• PMK No.101/PMK.010/2016 tentang penyesuaian besarnya PTKP

• PMK No.102/PMK.010/2016 tentang penetapan bagian penghasilan sehubungan


dengan pekerjaan dari pegawai harian & mingguan serta pegawai tidak tetap lainnya
yang tidak dikenakan pemotongan pajak penghasilan

• PER No.16/PJ/2016 tentang pedoman teknis tata cara pemotongan, penyetoran, dan
pelaporan PPh Pasal 21 dan/atau PPh Pasal 26 sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan
kegiatan orang pribadi
Definisi
Pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, hono- rarium, tunjangan, d
an pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubu
ngan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang
dilakukan oleh:

Subjek pajak dalam Subjek pajak luar


negeri (SPDN) negeri (SPLN)

PPh pasal 21 PPh pasal 26


PPh pasal 21/26 - Withholding system
Pajak atas penghasilan dihitung, dipotong, disetor, dan dilaporkan oleh pihak lain

Penerima penghasilan Subjek pajak (yang penghasilannya


dipotong)

Pemotong pajak Pemberi penghasilan


Penerima Penghasilan & Pemotong Pajak
Pasal 2 PER 16/PJ/2016 Pasal 3 & 4, PER 16/PJ/2016
Pemotong PPh 21 dan/PPh 26 Penerima penghasilan

1. Pegawai
1. Pemberi kerja: OP, badan, cabang,
2. Penerima uang pesangon, pensiun THT, JHT,
perwakilan, unit.
termasuk ahli warisnya
2. Bendahara/pemegang kas pemerintah.
3. Bukan pegawai yang memberikan jasa
3. Dana pensiun, badan penyelenggara jaminan
4. Anggota dewan komisaris/pengawas yang
sosial tenaga kerja.
tidak merangkap sebagai pegawai tetap
4. Orang pribadi yang melakukan kegiatan
pada perusahaan yang sama
usaha atau pekerjaan bebas.
5. Mantan pegawai
5. Penyelenggara kegiatan
6. Peserta kegiatan

Tidak termasuk sebagai Tidak termasuk


pemberi kerja Penerima penghasilan
1. Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat
1. Kantor perwakilan negara asing
atau pejabat lain dari negara asing dan orang
2. Organisasi internasional yang diatur PMK
yang diperbantukan kepada mereka
3. Organisasi internasional yang ketentuan
2. Pejabat perwakilan organisasi internasional
pajak penghasilan didasarkan pada
yang ditetapkan Menteri Keuangan
perjanjian pajak internasional
4. Pemberi kerja OP yang tidak melakukan
Syarat:
kegiatan usaha/pekerjaan bebas yang
-. Bukan WNI
semata-mata memperkerjakan OP untuk
-. Tidak memperoleh penghasilan dari usaha
pekerjaan rumah tangga
atau pekerjaan lain
Bukan Pegawai
Pasal 3 PER 16/PJ/2016
• Tenaga ahli yang melakukan pekerjaan bebas (pengacara, akuntan,
arsitek, dokter, konsultan, notaris, penilai, dan aktuaris).
• Pekerja seni (pemain musik, pembawa acara, penyanyi, pelawak,
bintang film/iklan, sutradara, kru film, penari, pemahat, pelukis,
pemain drama, dan seniman lainnya).
• Olahragawan.
• Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah, penyuluh, dan moderator
• Pengarang, peneliti, dan penerjemah.
• Pemberi jasa dalam segala bidang serta pemberi jasa kepada
suatu kepanitiaan.
• Agen iklan.
• Pengawas atau pengelola proyek.
• Pembawa pesanan atau perantara.
• Petugas penjaja barang dagangan.
• Petugas dinas luar asuransi.
• Distributor MLM, direct selling, atau sejenisnya.
Penghasilan yang dipotong
PPh pasal 21/26
Pasal 5 PER 16/PJ/2016

Penghasilan pegawai tetap (baik teratur maupun tidak teratur)

Penghasilan penerima pensiun secara teratur (uang pensiun atau penghasilan sejenisnya)

Pembayaran sekaligus uang pesangon, uang pensiun, THT, JHT selepas 2 tahun sejak Jika diterima dalam
berhenti bekerja
mata uang asing,
Upah pegawai tidak tetap/tenaga kerja lepas (harian, mingguan, satuan, borongan, bulanan) perhitungan PPh 21
dan PPh26 didasar-
Imbalan kepada bukan pegawai (honorarium, komisi, fee, dan imbalan sejenis) kan pada nilai tukar
(kurs) Menkeu yang
Imbalan kepada peserta kegiatan (uang saku, uang representasi, uang rapat, honorarium, berlaku pada saat
hadiah, penghargaan, dan imbalan sejenis) pembayaran peng-
Penghasilan Dewan komisaris/Dewan pengawas yang tidak merangkap sebagai pegawai hasilan.
tetap pada perusahaan yang sama
Penghasilan mantan pegawai ( jasa produksi, tantiem, gratifikasi, bonus/imbalan yang
bersifat tidak teratur)
Penarikan dana pensiun oleh peserta program pensiun yang masih berstatus pegawai
Didasarkan pada
Natura/kenikmatan (diberikan oleh WP yg dikenakan PPh Final, WP yg dikenakan norma harga pasar atas
penghitungan khusus) barang yang di-
berikan/nilai wajar
Tidak Termasuk Penghasilan yang dipotong
PPh pasal 21/26
Pasal 8 PER 16/PJ/2016

Pembayaran manfaat/santunan dari perusahaan asuransi

Natura/kenikmatan (*)

Iuran pensiun yang dibayarkan kepada dana pensiun;


iuran JHT/THT yang dibayar oleh pemberi kerja

Zakat & sumbangan keagamaan wajib yang diterima OP

Beasiswa

(*) SELAIN yang diberikan oleh WP yang dikenakan pajak bersifat final atau
WP yang dikenakan norma penghitungan khusus.
Dasar Pengenaan Pajak dan Tarif
Pegawai
Ph neto - PTKP
Tetap
Pegawai ph. kum <= 4,5 jt Ph bruto – 450.000 Dikali
Tidak Tetap tarif pasal 17
ayat (1)a
ph. kum > 4,5 jt PTKP yang
Ph bruto – ………………
sebenarnya lapisan
Harian/ Mingguan/
pertama saja
Satuan/ Borongan
ph. kum > 10,2 jt PTKP yang
Ph bruto – ………………
sebenarnya

Bulanan Ph bruto - PTKP

Penerima Dikali
Ph neto - PTKP
Pensiun Berkala tarif pasal
50% x Ph bruto – PTKP 17 ayat (1)a
Berkesinambungan
(kumulatif)
Berkesinambungan 50% x Ph bruto
Bukan Pegawai
excl. Pasal 13 (1) (kumulatif)
Tidak
50% x Ph bruto
Berkesinambungan

Dewan komisaris/pengawas, Mantan pegawai, Ph bruto


Penarikan dapen oleh pegawai (kumulatif)

Peserta Kegiatan Ph bruto


Penghasilan Tidak Kena Pajak (1)
Pasal 7; PMK no.101/PMK.010/2016; dan Pasal 11 PER 16/PJ/2016

Diri Wajib pajak orang pribadi Rp 54.000.000

Tambahan untuk wajib pajak kawin Rp 4.500.000

Tambahan untuk setiap anggota keluarga


sedarah dan semenda dalam garis ketu-
runan lurus serta anak angkat, yang Rp 4.500.000
menjadi tanggungan sepenuhnya
(maksimal 3 orang untuk setiap keluarga)

 PTKP per bulan = PTKP per tahun / 12

 Besaran PTKP ini mulai berlaku pada tahun pajak 2016


 Penerapan PTKP ditentukan berdasarkan keadaan awal tahun pajak
Penghasilan Tidak Kena Pajak (2)
Pasal 7; PMK no.101/PMK.010/2016; dan Pasal 11 PER 16/PJ/2016
PTKP untuk karyawati
 Bagi karyawati kawin: TK/0
 Bagi karyawati tidak kawin: TK/tanggungan
 Dalam hal karyawati dapat menunjukkan keterangan tertulis dari
Pemda (min Kecamatan) yang menyatakan bahwa suami tidak ber-
penghasilan: K/tanggungan

Ilustrasi dengan tanggungan sebanyak 3 orang

PENGHASILAN SPT PPh pasal 21


Kesatuan Istri
Suami Istri Keluarga
Suami

K/3 K/3 -
(digabung) K/I/3 K/3 TK/0
(tdk digabung) K/3 K/3 TK/0
K/3* - K/3*
*. Menunjukkan keterangan tertulis dari Pemda (min Kecamatan) yang
menyatakan bahwa suami tidak berpenghasilan.
Tarif Pajak Orang Pribadi DN
Pasal 17 ayat 1 (a) UU no 36 tahun 2008

Tarif progresif:

sampai dengan Rp 50 juta 5%

diatas Rp 50 juta sd Rp 250 juta 15%

diatas Rp 250 juta sd Rp 500 juta 25%

diatas Rp 500 juta 30%

Jika WP tidak memiliki NPWP, maka dikenakan pemotongan


PPh pasal 21 dengan tarif lebih tinggi 20% (kecuali apabila
pajak yang dikenakan bersifat final)
PPh Pasal 21 untuk
Pegawai Tetap

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


Pegawai Tetap: Skema perhitungan
Gaji pokok sebulan xxx
Tunjangan xxx
Premi JKK, JKM, dan BPJS Kesehatan yang dibayar pemberi kerja xxx
Penghasilan bruto per bulan xxx
Biaya jabatan (xxx)
(5% x ph. bruto, max Rp500 ribu/bln atau Rp6jt/thn)
Iuran dana pensiun, JHT, dan THT yang dibayar karyawan (xxx)
Pengurangan (xxx)
Penghasilan neto per bulan xxx
Dikali jumlah bulan (disetahunkan / tidak disetahunkan)
Penghasilan neto setahun xxx
PTKP (xxx)
Penghasilan Kena Pajak (PKP) xxx
Penghasilan Kena Pajak (PKP) pembulatan kebawah ribuan rupiah xxx
Dikali tarif pajak
PPh pasal 21 terutang setahun xxx
Dibagi jumlah bulan (disetahunkan / tidak disetahunkan)
PPh pasal 21 per bulan xxx

Take home pay (THP) = Gaji pokok + tunjangan – PPh pasal 21 - iuran yang dibayar karyawan
Contoh Perhitungan PPh pasal 21
(Lampiran PER No.16/PJ/2016)
Contoh pegawai tetap dibayar bulanan: I.1.1., I.1.2, I.1.3, dan I.1.5
Contoh pegawai tetap dibayar mingguan/harian: I.2.1., 1.2.2., dan 1.2.3.
Contoh THR / bonus : I.4.1
Disetahunkan VS Tidak Disetahunkan
Tidak
Disetahunkan
Disetahunkan

1. Orang asing mulai bekerja di Indonesia 1. WP OP DN mulai bekerja pada tahun


pada tahun berjalan untuk jangka waktu berjalan (kewajiban pajak subjektif sudah
lebih dari 6 bulan (kewajiban pajak ada sejak awal tahun)
subjektif dimulai setelah awal tahun
pajak) 2. WP OP DN pindah kerja ke pemberi kerja
yang lain
2. WP OP DN meninggal dunia atau
meninggalkan Indonesia selamanya
3. Karyawan pindah cabang
Contoh Perhitungan PPh pasal 21
(Lampiran PER No.16/PJ/2016)
Contoh PER-16/PJ/2016: I.6.1.1. dan I.6.1.2
Ditanggung VS Ditunjang

Ditanggung Ditunjang

1. PPh pasal 21 karyawan 1. Tunjangan menambah ph.


dibayarkan pemberi kerja bruto karyawan
2. Bagi karyawan, merupakan 2. Bagi karyawan, karena
penerimaan dalam bentuk menambah ph. bruto, maka
natura/kenikmatan menambah PPh pasal 21 yg
harus dipotong
3. Bagi pemberi kerja,
merupakan non deductible 3. Bagi pemberi kerja,
expense merupakan deductible
expense
Contoh Perhitungan PPh pasal 21
(Lampiran PER No.16/PJ/2016)
Contoh PER-16/PJ/2016: I.8. dan I.9
PPh Pasal 21 selain
Pegawai Tetap

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


Pegawai Harian, Tenaga Harian Lepas, dan
Penerima Upah Satuan/Borongan
Upah Harian/Mingguan Dibayarkan Bulanan
/Satuan/Borongan .

Penghasilan sehari:

≤ 450.000 > 450.000 Dikali 12

Tidak Dipotong Dikurangi 450.000 Dikurangi PTKP Setahun


PPh pasal 21
Tarif pajak 5% Penghasilan Kena Pajak

apabila: Dikenakan Tarif Ps 17


Ph. kumulatif 1 bulan Ph. kumulatif 1 bulan
> Rp 4,5jt sd Rp 10,2jt > Rp 10,2jt PPh Ps 21 Setahun

Ph. bruto dikurangi Ph. bruto dikurangi


Dibagi 12
PTKP yang sebenarnya PTKP yang sebenarnya

Tarif pajak 5% Tarif pasal 17 berlapis PPh Pasal 21 Sebulan


Contoh Perhitungan PPh pasal 21
(Lampiran PER No.16/PJ/2016)
Contoh PER-16/PJ/2016: III.1.1 dan III.1.2
Bukan Pegawai
Berkesinambungan Tidak
Berkesinambungan Exc. Pasal 13 ayat (1) berkesinambungan

50 % x Ph bruto
dikurangi 50 % x Ph bruto
50 % x Ph bruto
PTKP sebulan, (dihitung kumulatif)
x tarif psl 17
(dihitung kumulatif) x tarif psl 17
x tarif psl 17

Jumlah ph. bruto diluar dari:


1. bagian gaji atau upah pegawai yang dipekerjakan oleh WP
2. biaya material atau barang
Kecuali apabila dalam kontrak/perjanjian biaya tersebut tidak dapat dipisahkan.
Untuk dokter yang melakukan praktik di RS/klinik, maka ph. bruto adalah sebesar
jasa dokter yang dibayar pasien sebelum dipotong biaya/bagi hasil oleh RS/klinik.
Contoh Perhitungan PPh pasal 21
(Lampiran PER No.16/PJ/2016)
Contoh bukan pegawai yg menerima penghasilan berkesinambungan: V.1.a dan V.1.b
Contoh bukan pegawai yg menerima penghasilan tdk berkesinambungan: V.2.a dan V.2b
Penerima Pensiun Berkala
Penerima Pensiun
Pegawai Tetap
Berkala

Ph. bruto Ph. bruto


Gaji, tunjangan, premi JKK/JKM/BPJS
Uang pensiun berkala
Kesehatan yg dibayar pemberi kerja
Pengurangan Pengurangan
1. Biaya jabatan (5% ph. bruto Biaya pensiun (5% ph. bruto
max. Rp 500 ribu/bulan atau max Rp 200 ribu/bulan atau
Rp 6 juta/tahun Rp 2,4 jt/tahun
2. Iuran pensiun, THT/JHT yang di
bayar sendiri

Penghasilan Neto (setahun/disetahunkan)

Dikurangi PTKP

Penghasilan Kena Pajak

Dikenakan Tarif Pasal 17


Contoh Perhitungan PPh pasal 21
(Lampiran PER No.16/PJ/2016)
Contoh penerima pensiun bulanan pada tahun pertama: II.1.1 s/d II.1.2
Contoh penerima pensiun bulanan pada tahun kedua dst: II.2
Uang pesangon, pensiun, THT, JHT yang
Dibayarkan Sekaligus Pajak
Final
PP 68 tahun 2009, PMK No 16/PMK.03/2010

Uang pesangon, uang manfaat pensiun, THT, atau JHT dianggap dibayarkan sekaligus
jika sebagian atau seluruh pembayarannya dilakukan dalam jangka waktu paling lama
2 tahun kalender

Pesangon Uang Manfaat Pensiun,


THT, JHT
Penghasilan Tarif Penghasilan Tarif
sd 50 juta 0% sd 50 juta 0%
diatas 50 juta sd 100 juta 5% diatas 50 juta 5%
diatas 100 juta sd 500 juta 15%
diatas 500.000.000 25%
Contoh: Uang Pensiun Dibayarkan Sekaligus

Irawan sudah menikah belum memiliki anak. Pada tahun 2018 Irawan
memasuki usia pensiun dan menerima uang pensiun yang dibayarkan
sekaligus sebesar Rp180.000.000. Berapakah PPh 21 terutang oleh
Pak Irawan pada tahun 2018?

Penghasilan bruto 180.000.000


PPh Pasal 21 terutang:
0% x Rp50.000.000 0
5% x Rp130.000.000 6.500.000
PPh 21 terutang 6.500.000

Jika pembayaran pensiun dilakukan dalam dua kali pembayaran:


Agustus 2018 Rp 80.000.000 dan Februari 2019 Rp 100.000.000.

Berapakah PPh 21 terutang?


Contoh: Pesangon Dibayarkan Sekaligus

Dani sudah menikah belum memiliki anak. Dani pegawai tetap pada PT. Awan.
Pada tahun 2018 PT. Awan mengalami kesulitan keuangan sehingga merumahkan
100 pegawainya termasuk Dani. Dani menerima uang pesangon sebesar
Rp180.000.000 yang dibayarkan sekaligus. Berapakah PPh 21 terutang oleh Pak
Dani pada tahun 2018?

Penghasilan bruto 180.000.000


PPh Pasal 21 terutang:
0% x Rp50.000.000 0
5% x Rp50.000.000 2.500.000
15% x Rp80.000.000 12.000.000
PPh 21 terutang 14.500.000

Jika pembayaran pesangon dilakukan dalam dua kali pembayaran:


Agustus 2018 Rp 80.000.000 dan Februari 2019 Rp 100.000.000.

Berapakah PPh 21 terutang?


PPh Pasal 21 lainnya
Dewan Komisaris/ Peserta program
Pengawas Mantan Pegawai pensiun yang Peserta Kegiatan
berstatus pegawai

Imbalan (uang
Jasa produksi,
Honorarium atau saku, uang rapat,
tantiem, gratifikasi, Penarikan dana
imbalan yang ber- uang representasi,
bonus/imbalan pensiun
sifat tidak teratur yang tidak teratur
honorarium, hadiah,
dll)

Ph bruto (kumulatif) x tarif psl 17 Ph bruto x tarif psl 17


Contoh Perhitungan PPh pasal 21
(Lampiran PER No.16/PJ/2016)
Contoh honorarium komisaris yg tidak merangkap pegawai tetap: IV.2
Contoh penghasilan yang dibayarkan kepada mantan pegawai: IV.1
Contoh penarikan DaPen oleh peserta pensiun yg masih berstatus pegawai: IV.3
Contoh penghasilan yang diterima peserta kegiatan: VI
PPh Pasal 26

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


Pajak
PPh pasal 26 Final

Subjek pajak luar


negeri (SPLN)
selain BUT

Penghasilan

Tarif PPh pasal 26 (20%)* x ph. bruto

*. Perlu mempertimbangkan ketentuan P3B


Pajak
PPh pasal 26 Final

Objek PPh Pasal 26


1. Dividen,
2. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan
sehubungan dengan jaminan pengembalian utang
3. Royalti, sewa, dan penghasilan lain sehubungan dengan
penggunaan harta
4. Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan
kegiatan
5. Hadiah dan penghargaan
6. Pensiun dan pembayaran berkala lainnya
7. Premi swap dan transaksi lindung nilai lainnya
8. Keuntungan karena pembebasan utang
Contoh Perhitungan PPh pasal 26
(Lampiran PER No.16/PJ/2016)
Contoh pemotongan PPh 26 atas pegawai dengan status WPLN: VII
Ilustrasi
Jurnal Akuntansi

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


Jurnal Akuntansi (1) - basic
Retno bekerja pada PT Parahyangan sejak awal tahun 2021 dan
memperoleh gaji pokok Rp 9.000.000 berikut dengan tunjangan
transportasi sebesar Rp 1.000.000. Retno belum menikah dan tidak
memiliki tanggungan. Pembayaran gaji dilakukan setiap tanggal
2 bulan berikutnya.

Perhitungan PPh pasal 21 Bulan Jan 2021: Rp 333.333

31 Jan 2021 (Pembebanan akhir bulan)


Beban gaji 10.000.000
Utang gaji 9.666.667
Utang PPh pasal 21 333.333

2 Feb 2021 (Saat pembayaran gaji)


Utang gaji 9.666.667
Kas 9.666.667

10 Feb 2021 (Saat penyetoran PPh pasal 21)


Utang PPh pasal 21 333.333
Kas 333.333
Jurnal Akuntansi (2) - advance
Retno bekerja pada PT Parahyangan sejak awal tahun 2021 dan
memperoleh gaji pokok Rp 9.000.000 berikut dengan tunjangan
transportasi sebesar Rp 1.000.000. Retno belum menikah dan tidak
memiliki tanggungan. Pembayaran gaji dilakukan setiap tanggal
25 bulan berjalan.

Perhitungan PPh pasal 21 Bulan Jan 2021: Rp 333.333

25 Jan 2021 (Saat pembayaran gaji)


Beban gaji 8.064.516 -> (25/31 x 10 juta)
Beban gaji dibayar dimuka 1.935.484 -> ( 6/31 x 10 juta)
Kas 9.666.667
Utang PPh pasal 21 333.333

31 Jan 2021 (Jurnal akhir bulan)


Beban gaji 1.935.484
Beban gaji dibayar dimuka 1.935.484

10 Feb 2021 (Saat penyetoran PPh pasal 21)


Utang PPh pasal 21 333.333
Kas 333.333
Insentif Pajak
Insentif Pajak - PPh Pasal 21 DTP
Insentif Pajak - PPh Pasal 21 DTP
Insentif Pajak - PPh Pasal 21 DTP
Insentif Pajak - PPh Pasal 21 DTP
Insentif Pajak - PPh Pasal 21 DTP
Insentif Pajak - PPh Pasal 21 DTP
Insentif Pajak - PPh Pasal 21 DTP

Anda mungkin juga menyukai