Dwi Martani
Slide by: Jayu Pramudya
Departemen Akuntansi FEUI
Sistematika
1. PPh Pasal 21
2. PPh Pasal 26
2
PPh Pasal 21
Landasan Hukum:
Pasal 21 UU PPh
PMK No. 252/ PMK.03/ 2008
Peraturan Dirjen Pajak No. PER.57/ PJ./ 2009
3
Definisi
Saat Terutang
Saat yang lebih dahulu antara akhir bulan diterimanya
pembayaran atau akhir bulan diperolehnya penghasilan.
4
Subjek Pajak
Pegawai.
Peserta kegiatan.
5
Subjek Pajak
(Bukan Pegawai yang Menerima Atau Memperoleh Penghasilan)
7
Objek Pajak
Penghasilan pegawai
Penghasilan pegawai
tidak tetap atau
tetap.
tenaga kerja lepas.
Penghasilan
Penghasilan terkait PHK
Imbalan Imbalan
penerima dan pensiun
kepada kepada
pensiun yang
bukan peserta
secara diterima
pegawai. kegiatan.
teratur. secara
sekaligus.
8
Pengecualian Objek
Natura dan/
Pembayaran Iuran yang diterima
kenikmatan lain
manfaat atau oleh dana pensiun
yang diberikan
santunan yang disahkan
oleh WP atau
asuransi. Menkeu.
pemerintah.
9
Natura dan/ atau Kenikmatan Lain
10
Objek PPh 21 Final
11
Pemotong, Penyetor, dan Pelapor
Bendaharawan
Pemberi kerja. Dana pensiun.
pemerintah.
Orang pribadi
yang Penyelenggara
Badan.
menjalankan kegiatan.
kegiatan usaha.
12
Pengecualian Pemotong
Dikurangi Dikurangi
• Kredit Pajak • Pajak yang
Lain (PPh 22, Dibayar Sendiri
23, 24) (Angsuran PPh
25)
14
PPh 21 Lebih Bayar
15
Lapisan Tarif
16
Kepemilikan NPWP
Bagi wajib pajak tidak memiliki NPWP, maka untuk setiap lapisan tarif
dikenakan persentase 20% lebih tinggi.
18
Dasar Pengenaan (2)
Penghasilan yang melebihi Rp 150.000,00 sehari
• Berlaku bagi pegawai tidak tetap yang menerima upah
harian, mingguan, satuan, atau borongan.
• Berlaku sepanjang penghasilan kumulatif sebulan tidak
melebihi Rp 1.320.000,00.
Penghasilan bruto
• Merupakan seluruh jumlah penghasilan yg diterima atau
diperoleh dalam suatu periode atau saat dibayarkan.
• Berlaku atas penghasilan yang diterima oleh pihak selain
yang telah diatur berdasar ketiga DPP sebelumnya.
19
Elemen PTKP
20
Tata Cara Penghitungan
Bukan
Pegawai Tidak Pegawai
Tetap dan Peserta
Tenaga Kerja Kegiatan
Lepas
Penghasila Penerima
n di Akhir Lain
Masa Kerja
21
Tata Cara Penghitungan (1)
Senilai 5% dari penghasilan bruto.
Penghasilan Bruto Maksimal senilai Rp 500.000,00
per bulan atau Rp 6.000.000,00
per tahun.
Iuran Dana
• Dikurangi Pensiun, JHT, THT
Dibayar Sendiri
22
Tata Cara Penghitungan (2)
Penghasilan
Netto
• Dikurangi PTKP
• Diperoleh
Penghasilan
Kena Pajak
• Dikalikan Pajak
Tarif Terutang
23
Bentuk Penghasilan
Tunjangan
Gaji Pokok Uang Rapel
Berkesinambungan
24
Perspektif Pemberi Kerja
Memunculkan
“Utang PPh
21” di Laporan
Diakui sebagai Posisi
“Beban Gaji” di Keuangan
Laporan Laba
Rugi
Pemotongan
PPh 21 oleh
pemberi kerja
25
Penghitungan Teknis
27
Ilustrasi
(Gaji Bulanan)
Jawaban :
Gaji pokok 2,750,000 Jurnal Pemberi
Penghasilan bruto per bulan
Kerja 2,750,000
(Biaya jabatan) (137,500) Beban Gaji 2.750.000
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (125,000) (262,500) Utang Dana Pensiun 125.000
Penghasilan netto per bulan 2,487,500 Utang PPh 21 36.375
Kas 2.588.625
Penghasilan netto setahun 29,850,000
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan tiga anak (3,960,000) (21,120,000)
Penghasilan Kena Pajak 8,730,000
Pajak terutang setahun
5% x 8,730,000 436,500 Rp436,500.00
Pajak terutang per bulan Rp36,375.00
Jika Tn. Budi tidak memiliki NPWP, maka pajak terutang per bulan
= 120% x 36.375 = Rp 43.650,00
28
Ilustrasi
(Gaji Bulanan)
29
Ilustrasi
(Gaji Bulanan)
Jawaban :
Jurnal Pemberi Kerja
Gaji pokok 4,000,000 Beban Gaji 4.000.000
Iuran JKKyang dibayar perusahaan 20,000 Beban JKK 20.000
Iuran JKMyang dibayar perusahaan 12,000 Beban JKM 12.000
Penghasilan bruto per bulan 4,032,000 Beban JHT 148.000
(Biaya jabatan) (201,600) Beban Dapen 110.000
(Iuran JHTyang dibayar karyawan) (80,000) Utang JKK 20.000
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (85,000) (366,600) Utang JKM 12.000
Penghasilan netto per bulan 3,665,400 Utang JHT 228.000
Penghasilan netto setahun 43,984,800 Utang Dana Pensiun 195.000
(PTKP) Utang PPh 21 100.767
WPsendiri (15,840,000) Kas 3.734.233
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan dua anak (2,640,000) (19,800,000)
Penghasilan Kena Pajak 24,184,800
Pembulatan PKP 24,184,000
Pajak terutang setahun
5%x 24,184,000 1,209,200 Rp1,209,200.00
Pajak terutang per bulan Rp100,766.67
30
Ilustrasi
(Gaji Harian)
31
Ilustrasi
(Gaji Harian)
Jawaban:
Jurnal Pemberi Kerja
Gaji pokok sebulan (26 x 88.500) 2,301,000 Beban Gaji 2.301.000
Iuran JKKyang dibayar perusahaan 23,010 Beban JKK 23.010
Iuran JKMyang dibayar perusahaan 6,903 Beban JKM 6.903
Penghasilan bruto per bulan 2,330,913 Beban JHT 131.157
(Biaya jabatan) (116,546) Utang JKK 23.010
(Iuran JHTyang dibayar karyawan) (46,020) Utang JKM 6.903
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (37,500) (200,066) Utang JHT 177.177
Penghasilan netto per bulan 2,130,847 Utang Dana Pensiun 37.500
Penghasilan netto setahun 25,570,168 Utang PPh 21 29.542
(PTKP) Kas 2.187.938
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan satu anak (1,320,000) (18,480,000)
Penghasilan Kena Pajak 7,090,168
Pembulatan PKP 7,090,000
Pajak terutang setahun
5%x 7,090,000 354,500 Rp354,500.00
Pajak terutang sebulan Rp29,541.67
Pajak terutang per hari Rp1,136.22
32
Penghasilan Karyawati
33
Ilustrasi
(Karyawati)
Dewi adalah seorang karyawati dengan status menikah dan memiliki
anak tunggal. Dia bekerja di suatu perusahaan retail dengan gaji sebulan
Rp 12.350.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 165.000,00.
Berdasarkan surat keterangan dari kecamatan tempatnya berdomisili
yang diserahkan kepada pemberi kerja, diketahui bahwa suaminya tidak
memiliki penghasilan apapun. Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas
Dewi? Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?
34
Ilustrasi
(Karyawati)
Jawaban :
Jurnal Pemberi Kerja
Gaji pokok 2,350,000 Beban Gaji 2.350.000
Utang Dana Pensiun 65.000
Penghasilan bruto per bulan 2,350,000 Utang PPh 21 36.875
(Biaya jabatan) (117,500) Kas 2.248.125
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (65,000) (182,500)
Penghasilan netto per bulan 2,167,500
Penghasilan netto setahun 26,010,000
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000) (17,160,000)
Penghasilan Kena Pajak 8,850,000
Pajak terutang setahun
5% x 8,850,000 442,500 Rp442,500.00
Pajak terutang per bulan Rp36,875.00
Jika suami Tribhuwanatunggadewi memiliki pekerjaan, maka PTKP yang diberikan
kepadanya hanya PTKP WP sendiri sebesar Rp 15.840.000,00.
35
Ilustrasi
(Tunjangan Pajak)
36
Ilustrasi
(Tunjangan Pajak)
Jawaban :
Jurnal Pemberi Kerja
Gaji pokok 3,150,000 Beban Gaji 3.172.500
Tunjangan pajak 22,500 Utang Dana Pensiun 145.000
Penghasilan bruto per bulan 3,172,500 Utang PPh 21 66.442
(Biaya jabatan) (158,625) Kas 2.961.058
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (145,000) (303,625)
Penghasilan netto per bulan 2,868,875
Penghasilan netto setahun 34,426,500
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan satu anak (1,320,000) (18,480,000)
Penghasilan Kena Pajak 15,946,500
Pembulatan PKP 15,946,000
Pajak terutang setahun
5% x 15,946,000 797,300 Rp797,300.00
Pajak terutang per bulan Rp66,441.67
Atas selisih antara beban pajak dengan tunjangan pajak sebesar 43.941,67, pembayarannya dapat
ditanggung oleh Mahendradatta atau perusahaan. Jika pembayarannya ditanggung perusahaan, maka
pembayaran tersebut termasuk non deductible expense.
37
Ilustrasi
(PPh Ditanggung Perusahaan)
38
Ilustrasi
(PPh Ditanggung Perusahaan)
Jawaban :
Pajak penghasilan yang ditanggung perusahaan merupakan salah satu bentuk natura,
sehingga secara umum tidak diperhitungkan sebagai penambah penghasilan pegawai dan
termasuk non deductible expense bagi perusahaan. Jika ternyata perusahaan tempat
Mahendradatta bekerja bukan merupakan wajib pajak, dikenai PPh final, atau menggunakan
norma penghitungan khusus, maka natura ini akan menambah penghasilan Mahendradatta
sebagaimana tunjangan pajak dan bersifat deductible bagi perusahaan.
Jurnal Pemberi Kerja
Gaji pokok 3,150,000 Beban Gaji 3.150.000
Penghasilan bruto per bulan 3,150,000 Utang Dana Pensiun 145.000
(Biaya jabatan) (157,500) Utang PPh 21 65.375
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (145,000) (302,500) Kas 2.939.625
Penghasilan netto per bulan 2,847,500
Penghasilan netto setahun 34,170,000
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan satu anak (1,320,000) (18,480,000)
Penghasilan Kena Pajak 15,690,000
Pajak terutang setahun
5% x 15,946,000 784,500 Rp784,500.00
Pajak terutang per bulan Rp65,375.00
39
Ilustrasi
(Tunjangan Penghasilan)
40
Ilustrasi
(Tunjangan Penghasilan)
Jawaban :
Jurnal Pemberi Kerja
Gaji pokok 5,250,000
Beban Gaji 5.250.000
Tunjangan makan 525,000
Tunjangan keluarga 262,500
Beban tunjangan 1.232.500
Tunjangan pendidikan 105,000 Utang Dana Pensiun 112.500
Tunjangan kesehatan 125,000 Utang PPh 21 259.208
Tunjangan transportasi 215,000 Kas 6.110.792
Penghasilan bruto per bulan 6,482,500
(Biaya jabatan) (324,125)
(Iuran dana pensiun yang dibayar sendiri) (112,500) (436,625)
Penghasilan netto per bulan 6,045,875
Penghasilan netto setahun 72,550,500
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan satu anak (1,320,000) (18,480,000)
Penghasilan Kena Pajak 54,070,500
Pembulatan PKP 54,070,000
Pajak terutang setahun
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 4,070,000 610,500 Rp3,110,500.00
Pajak terutang per bulan Rp259,208.33
41
Ilustrasi
(Uang Rapel)
Kertarajasa (K/3), sebagaimana dideskripsikan
dalam ilustrasi awal, menerima kenaikan gaji di
bulan September 2015, sehingga gaji pokoknya
menjadi Rp 13.750.000,00. Kenaikan tersebut
berlaku surut sejak 1 Januari 2015 sehingga
Kertarajasa menerima uang rapel sejumlah Rp
16.000.000,00 untuk kekurangan di periode Januari
2015 – Agustus 2015. Berapakah beban PPh 21
yang dikenakan atas uang rapel Kertarajasa?
42
Ilustrasi
(Uang Rapel)
Gaji pokok
Jawaban: 3,750,000
Penghasilan bruto per bulan 3,750,000
(Biaya jabatan) (187,500)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (125,000) (312,500)
Penghasilan netto per bulan 3,437,500
Penghasilan netto setahun 41,250,000
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan tiga anak (3,960,000) (21,120,000)
Penghasilan Kena Pajak 20,130,000
Pajak terutang setahun
5% x 20,130,000 1,006,500 Rp1,006,500.00
Pajak terutang per bulan Rp83,875.00
Pajak yang seharusnya dipotong selama Jan - Aug (8 x 83.875) 671,000
Pajak yang telah dipotong selama Jan - Aug) (8 x 36.375) 291,000
PPh 21 atas uang rapel Rp380,000.00
43
Bentuk Imbalan Tahunan
Tunjangan Hari
Raya atau Tahun Bonus Premi
Baru
Penghasilan
Sejenis Lain
44
Penghitungan Teknis
(Menerima Imbalan Tahunan)
Gaji pokok XXX
Tunjangan, bonus, imbalan bulanan lain XXX
Iuran JKK, JKM,JPKyang dibayar perusahaan XXX
Penghasilan sebelumbonus per bulan {x 12} XXX
Penghasilan sebelumbonus setahun XXX
Bonus tahunan XXX
Penghasilan bruto setahun XXX
(Biaya jabatan) (YYY)
(Iuran dana pensiun, JHT, THTyang dibayar karyawan) (YYY)
Penghasilan netto setahun XXX
(PTKP) (YYY)
Penghasilan Kena Pajak {x Tarif} XXX
Pajak terutang setahun {/12} ZZZ
Pajak terutang per bulan ZZZ
Keterangan:
Imbalan tahunan dapat berupa bonus, tantiem, THR, atau sejenisnya.
45
Ilustrasi
(Imbalan Tahunan)
Tn. Iwan adalah pegawai suatu perusahaan leasing, menikah dengan
satu anak dan memperoleh gaji sebulan Rp 13.350.000. Perusahaan
mengikuti program Jamsostek dan Iuran Pensiun, sehingga perusahaan
harus membayar premi yang meliputi Jaminan Kecelakaan Kerja,
Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, dan iuran pensiun dengan jumlah
masing-masing 0.5%, 0.3%, dan 3.7% dari gaji, serta Rp 82.500 per
bulan. Tn. Iwan sendiri membayar iuran pensiun sebesar Rp 65.000 dan
JHT sebesar 2% dari gaji tiap bulan. Mengingat dua hari raya keagamaan
tiba berdekatan di tahun berjalan, perusahaan memberikan THR lebih
tinggi dari biasanya, yakni Rp 15.500.000 untuk setiap pegawai.
Berapakah beban PPh 21 yang dikenakan atas THR Tn. Iwan?
Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?
46
Ilustrasi
(Imbalan Tahunan): Penghitungan PPh Atas Gaji
Pajak atas THR = Pajak atas gaji dan THR - Pajak atas gaji
= 1.182.800 - 921.550
= Rp 261.250,00
49
Dialektika Pajak:
Metode Langsung PPh Imbalan Tahunan (1)
PPh atas imbalan tahunan (bonus, THR, dan sejenisnya) dan uang rapel {dilambangkan IT}
dapat dihitung dengan metode langsung, langkah penghitungan sebagai berikut.
1. Menghitung pajak terutang semula atas komponen gaji.
2. Menghitung peningkatan PKP {dilambangkan PPKP} dengan acuan besaran
penghasilan bruto semula disetahunkan {dilambangkan PBS}.
a. Selama PBS + IT < Rp 120.000.000,00 maka:
PPKP = 95% x IT.
{Mengingat adanya pengurangan biaya jabatan}
b. Jika PBS < Rp 120.000.000,00 dan PBS + IT > Rp 120.000.000,00 maka:
PPKP = (95% x (120.000.000 – PBS)) + (PBS + IT – 120.000.000).
{Mengingat pengurangan biaya jabatan telah melebihi batas maksimal}
c. Selama PBS > Rp 120.000.000,00 maka:
PPKP = IT.
50
Dialektika Pajak:
Metode Langsung PPh Imbalan Tahunan (2)
51
Ilustrasi
(Penerapan Metode Langsung: Uang Rapel)
Kertarajasa, sebagaimana dideskripsikan dalam ilustrasi
3A.1 dan Ilustrasi 3A.7, menerima uang rapel sejumlah Rp
8.000.000,00. Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas
uang rapel berdasar metode langsung?
Jawaban :
Gaji pokok 2,750,000
Langkah (1) Penghasilan bruto per bulan 2,750,000
(Biaya jabatan) (137,500)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (125,000) (262,500)
Penghasilan netto per bulan 2,487,500
Penghasilan netto setahun 29,850,000
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan tiga anak (3,960,000) (21,120,000)
Penghasilan Kena Pajak 8,730,000
Pajak terutang setahun
5% x 8,730,000 436,500 Rp436,500.00
Pajak terutang per bulan Rp36,375.00
52
Ilustrasi
(Penerapan Metode Langsung: Uang Rapel)
Jawaban :
Langkah (2)PBS = 2.750.000 x 12
= 33.000.000
PBS + IT = 33.000.000 + 8.000.000
= 41.000.000
(PBS + IT) < 120.000.000, maka:
PPKP = 95% x 8.000.000
= 7.600.000
Langkah (3)BBTM – PKPS = 50.000.000 – 8.730.000
= 41.270.000
PPKP < (BBTM – PKPS), maka:
PPh atas IT = 5% x 7.600.000
= Rp 380.000,00
Maka besaran PPH 21 atas uang rapel yang diterima Kertarajasa adalah
Rp 380.000,00.
53
Ilustrasi
(Penerapan Metode Langsung: THR)
Ken Arok, sebagaimana dideskripsikan dalam ilustrasi
3A.8, menerima THR sejumlah Rp 5.500.000,00.
Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas THR Ken Arok
berdasar metode
Gaji pokok langsung?
Iuran JKKyang dibayar perusahaan
3,350,000
16,750
Jawaban : Iuran JKMyang dibayar perusahaan 10,050
Penghasilan bruto per bulan 3,376,800
Langkah (1) (Biaya jabatan) (168,840)
(Iuran JHTyang dibayar karyawan) (67,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (65,000) (300,840)
Penghasilan netto per bulan 3,075,960
Penghasilan netto setahun 36,911,520
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan satu anak (1,320,000) (18,480,000)
Penghasilan Kena Pajak 18,431,520
Pembulatan PKP 18,431,000
Pajak terutang atas gaji
5% x 18,431,000 921,550 Rp921,550.00
54
Ilustrasi
(Penerapan Metode Langsung: THR)
Jawaban :
Langkah (2) PBS = 3.376.800 x 12
= 40.521.600
PBS + IT = 40.521.600 + 5.500.000
= 46.021.600
(PBS + IT) < 120.000.000, maka:
PPKP = 95% x 5.500.000
= 5.225.000
Langkah (3) BBTM – PKPS = 50.000.000 – 15.404.040
= 34.595.060
PPKP < (BBTM – PKPS), maka:
PPh atas IT = 5% x 5.225.000
= Rp 261.250,00
Maka besaran PPH 21 atas THR yang diterima Ken Arok
55
Ilustrasi
(Natura)
56
Ilustrasi
(Natura)
Jawaban :
Gaji pokok 2,150,000 Jurnal Pemberi KerjaBeban
Gaji
Natura sagu (20 x 7.500) 150,000 2.362.500
Natura gula (5 x 12.500) 62,500 Utang PPh 21
Penghasilan bruto per bulan 2,362,500
40.717 Kas
(Biaya jabatan) (118,125) (118,125)
2.109.283
Penghasilan netto per bulan 2,244,375
Penghasilan netto setahun 26,932,500 Persediaan
212.500
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000) (17,160,000)
Penghasilan Kena Pajak 9,772,500
Pembulatan PKP 9,772,000
Pajak terutang setahun
5% x 9,772,000 488,600 Rp488,600.00
Pajak terutang per bulan Rp40,716.67
57
Ilustrasi
(Bekerja Sejak Pertengahan Tahun, Kewajiban Sejak Awal Tahun)
58
Ilustrasi
(Bekerja Sejak Pertengahan Tahun, Kewajiban Sejak Awal Tahun)
Jawaban :
Jurnal Pemberi Kerja
Gaji pokok 11,650,000 Beban Gaji 11.650.000
Penghasilan bruto per bulan 11,650,000 Utang Dana Pensiun 215.000
(Biaya jabatan) (582,500) Utang PPh 21 644.000
(Maksimal biaya jabatan) (500,000) Kas 10.791.000
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (215,000) (715,000)
Penghasilan netto per bulan 10,935,000
Penghasilan netto Mei - Desember 87,480,000
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan dua anak (2,640,000) (19,800,000)
Penghasilan Kena Pajak 67,680,000
Pajak terutang Mei - Desember
5% x 50,000,000 2,500,000
15%x 17,680,000 2,652,000 Rp5,152,000.00
Pajak terutang per bulan Rp644,000.00
59
Ilustrasi
(Bekerja & Kewajiban Sejak Pertengahan Tahun)
60
Ilustrasi
(Bekerja & Kewajiban Sejak Pertengahan Tahun)
Jawaban :
Jurnal Pemberi Kerja
Gaji pokok 7,350,000 Beban Gaji 7.350.000
Penghasilan bruto per bulan 7,350,000 Utang PPh 21 432.708
Kas 6.917.292
(Biaya jabatan) (367,500) (367,500)
Penghasilan netto per bulan 6,982,500
Penghasilan netto Agustus - Desember 34,912,500
Penghasilan netto disetahunkan 83,790,000
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000) (15,840,000)
Penghasilan Kena Pajak 67,950,000
Pajak terutang disetahunkan
5%x 50,000,000 2,500,000
15%x 17,950,000 2,692,500 Rp5,192,500.00
Pajak terutang Agustus - Desember Rp2,163,541.67
Pajak terutang per bulan Rp432,708.33
61
Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban Masih Berlaku)
Jawaban :
Gaji pokok 8,575,000
Penghasilan bruto per bulan 8,575,000
(Biaya jabatan) (428,750)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (170,000) (598,750)
Penghasilan netto per bulan 7,976,250
Penghasilan netto setahun 95,715,000
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan tiga anak (3,960,000) (21,120,000)
Penghasilan Kena Pajak 74,595,000
Pajak terutang Mei - Desember
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 24,595,000 3,689,250 Rp6,189,250.00
Pajak terutang per bulan Rp773,656.25
63
Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban Masih Berlaku): Penghitungan Saat Berhenti
65
Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban Berhenti):
PPh Atas Gaji
Jawaban:
Jawaban :
Gaji pokok 13,250,000
Penghasilan sebelumbonus per bulan 13,250,000
Penghasilan sebelumbonus per tahun 159,000,000
Bonus 35,000,000
Penghasilan bruto setahun 194,000,000
(Biaya jabatan) (9,700,000)
(Maksimal biaya jabatan) (6,000,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (3,900,000) (9,900,000)
Penghasilan netto setahun 184,100,000
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan satu anak (1,320,000) (18,480,000)
Penghasilan Kena Pajak 165,620,000
Pajak terutang atas gaji dan bonus
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 115,620,000 17,343,000 Rp19,843,000.00
67
Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban Berhenti):
PPh Atas Bonus
Pajak atas bonus= Pajak atas gaji dan bonus- Pajak atas gaji
= 19.843.000 - 14.593.000
= Rp 5.250.000,00
68
Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban Berhenti):
Penghitungan Kembali
Jawaban:
Pajak terutang periode Januari - Agustus Rp14,483,666.67
Pajak yang telah dipotong atas gaji Januari - Juli (7 x 1.216.083,00) (Rp8,512,583.31)
Pajak yang telah dipotong atas bonus (Rp5,250,000.00)
Pajak yang harus dipotong di Agustus 2012 Rp721,083.36
70
Penghitungan di Masa Pajak Terakhir
71
Ilustrasi
(Masa Terakhir)
72
Ilustrasi
(Masa Terakhir): Penghitungan Paruh Pertama
Jawaban:
Gaji pokok 4,750,000
Penghasilan bruto per bulan 4,750,000
(Biaya jabatan) (237,500)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (175,000) (412,500)
Penghasilan netto per bulan 4,337,500
Penghasilan netto setahun 52,050,000
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan satu anak (1,320,000) (18,480,000)
Penghasilan Kena Pajak 33,570,000
Pajak terutang setahun
5% x 33,570,000 1,678,500 Rp1,678,500.00
Pajak terutang per bulan Rp139,875.00
73
Ilustrasi
(Masa Terakhir): Penghitungan Paruh Kedua
Jawaban :
Gaji pokok 8,250,000
Penghasilan bruto per bulan 8,250,000
(Biaya jabatan) (412,500)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (175,000) (587,500)
Penghasilan netto per bulan 7,662,500
Penghasilan netto setahun 91,950,000
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan satu anak (1,320,000) (18,480,000)
Penghasilan Kena Pajak 73,470,000
Pajak terutang setahun
5% x 50,000,000 2,500,000
15%x 23,470,000 3,520,500 Rp6,020,500.00
Pajak terutang per bulan Rp501,708.33
74
Ilustrasi
(Masa Terakhir): Penghitungan Akhir Masa
Jawaban :
Penghasilan bruto per bulan Januari - Maret 4,750,000
Penghasilan bruto Januari - Maret 14,250,000
Penghasilan bruto per bulan April - Desember 8,250,000
Penghasilan bruto April - Desember 74,250,000
Penghasilan bruto Januari - Desember 88,500,000
(Biaya jabatan) (4,425,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (2,100,000) (6,525,000)
Penghasilan netto setahun 81,975,000
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan satu anak (1,320,000) (18,480,000)
Penghasilan Kena Pajak 63,495,000
Pajak terutang Januari - Desember
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 9,895,000 2,024,250 Rp4,524,250.00
Pajak yang telah dipotong Januari - Maret (3 x 139,875) (Rp419,625.00)
Pajak yang telah dipotong April - Desember (9 x 501,708.33) (Rp4,515,375.00)
Pajak kurang (lebih) bayar di Desember 2012 (Rp410,750.00)
75
Pemindahan Lokasi Tugas
PPh diperhitungkan
kembali sesuai besaran
penghasilan baru.
Besaran penghasilan
mengalami perubahan.
Di akhir periode di lokasi
baru, dilakukan
Pemindahan penghitungan pajak
Lokasi Tugas kurang (lebih) bayar.
76
Ilustrasi
(Pemindahan Lokasi)
77
Ilustrasi
(Pemindahan Lokasi): Penghitungan Lokasi Pertama
Jawaban :
Gaji pokok 5,350,000
Penghasilan bruto per bulan 5,350,000
(Biaya jabatan) (267,500)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (115,000) (382,500)
Penghasilan netto per bulan 4,967,500
Penghasilan netto setahun 59,610,000
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan dua anak (2,640,000) (19,800,000)
Penghasilan Kena Pajak 39,810,000
Pajak terutang setahun
5% x 39,810,000 1,990,500 Rp1,990,500.00
Pajak terutang per bulan Rp165,875.00
78
Ilustrasi
(Pemindahan Lokasi): Penghitungan Lokasi Kedua
Jawaban :
Penghasilan bruto per bulan Januari - Oktober 5,350,000
Penghasilan bruto Januari - Oktober 53,500,000
Penghasilan bruto per bulan November - Desember 7,500,000
Penghasilan bruto November - Desember 15,000,000
Penghasilan bruto Januari - Desember 68,500,000
(Biaya jabatan) (3,425,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (1,380,000) (4,805,000)
Penghasilan netto setahun 63,695,000
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan dua anak (2,640,000) (19,800,000)
Penghasilan Kena Pajak 43,895,000
Pajak terutang Januari - Desember
5% x 43,895,000 2,194,750 Rp2,194,750.00
Pajak yang telah dipotong Januari - Oktober (10 x 165,875) (Rp1,658,750.00)
Pajak yang telah dipotong November - Desember (2 x 387,333.33) (Rp774,666.67)
80
Penghasilan dalam Mata Uang Asing
81
Ilustrasi
(Penghasilan dalam Mata Uang Asing)
82
Ilustrasi
(Penghasilan dalam Mata Uang Asing)
Jawaban :
Gaji pokok berdasar kurs KMK 25,300,000 Jurnal Pemberi Kerja
Penghasilan bruto per bulan 25,300,000
(Biaya jabatan) (1,265,000)
Beban Gaji
25.300.000
(Maksimal biaya jabatan) (600,000) (600,000)
Penghasilan netto per bulan 24,700,000 Utang PPh 21
Penghasilan netto setahun
3.262.500 296,400,000 Kas
(PTKP)
22.037.500
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan dua anak (2,640,000) (19,800,000)
Penghasilan Kena Pajak 276,600,000
Pajak terutang setahun
5%x 50,000,000 2,500,000
15%x 200,000,000 30,000,000
25%x 26,600,000 6,650,000 Rp39,150,000.00
Pajak terutang per bulan Rp3,262,500.00
83
Kepemilikan NPWP di Pertengahan Tahun
84
Ilustrasi
(Kepemilikan NPWP di Pertengahan Tahun)
85
Ilustrasi
(Kepemilikan NPWP di Pertengahan Tahun)
Jawaban :
Gaji pokok 6,300,000
Penghasilan bruto per bulan 6,300,000
(Biaya jabatan) (315,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (155,000) (470,000)
Penghasilan netto per bulan 5,830,000
Penghasilan netto setahun 69,960,000
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Tanggungan satu anak (1,320,000) (17,160,000)
Penghasilan Kena Pajak 52,800,000
Pajak terutang setahun
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 2,800,000 420,000 Rp2,920,000.00
Pajak terutang per bulan Rp243,333.33
Pajak terutang per bulan ketika tidak memiliki NPWP Rp292,000.00
86
Ilustrasi
(Kepemilikan NPWP di Pertengahan Tahun)
Jawaban:
PPh dipotong selama Januari – September Rp 292.000,00
PPh lebih bayar untuk dikompensasikan
= 9 x (292.000 – 243.333,33) (Rp 438.000,00)
PPh yang seharusnya dipotong di Oktober Rp 243.333,33
Kompensasi (Rp 243.333,33)
PPh dipotong di Oktober Rp 0,00
PPh yang seharusnya dipotong di Oktober Rp 243.333,33
Kompensasi (Rp 194.666,67)
PPh dipotong di November Rp 48.666,67
PPh dipotong di Desember Rp 243.333,33
87
Pola Pembayaran
Penghasilan
di Akhir
Masa Kerja
Diterima Diterima
Sekaligus Berkala
Dialihkan ke
Dana Anuitas
Pesangon Pensiun
Pensiun Seumur
Hidup
88
Penghasilan di Akhir Masa Kerja
Dibayarkan Sekaligus
90
Ilustrasi
(Pesangon Diterima Sekaligus)
91
Ilustrasi
(Pesangon Diterima Sekaligus)
Jawaban:
Penghasilan bruto Rp10,130,000.00
Iuran JKKdibayarkan perusahaan (1/ 101.3 x 10,130,000) (Rp100,000.00)
Iuran JKMdibayarkan perusahaan (0.3/ 101.3 x 10,160,000) (Rp30,000.00)
Gaji pokok Rp10,000,000.00
Pesangon dibayarkan Rp400,000,000.00
Pajak terutang
0% x 50,000,000 Rp0.00
5% x 50,000,000 Rp2,500,000.00
15% x 300,000,000 Rp45,000,000.00 Rp47,500,000.00
Pengenaan pajak bersifat final.
Jurnal Beban pesangon 400.000.000
Utang PPh final 47.500.000
Kas 352.500.000
92
Lapisan Tarif Khusus dan Dasar Pengenaan
(Manfaat Pensiun, THT, JHT: PP No. 68 Tahun 2009)
93
Ilustrasi
(Manfaat Pensiun Diterima Sekaligus)
94
Ilustrasi
(Manfaat Pensiun Diterima Sekaligus)
Jawaban:
Periode Pembayaran Pajak Terutang Kumulatif Sifat
95
Pensiun Diterima Berkala
Bila waktu pensiun sudah dapat Bila waktu pensiun belum diketahui
diketahui dengan pasti pada awal secara pasti saat penghitungan PPh
tahun. awal tahun.
Sistematika penghitungan identik pada kasus pegawai tetap, kecuali bahwa biaya
jabatan ditetapkan maksimal Rp 200.000,00 per bulan atau Rp 2.400.000,00 per
tahun.
Tarif yang berlaku merupakan tarif umum Pasal 17 Ayat (1) Huruf (a) UU PPh.
96
Ilustrasi
(Pensiun Diterima Berkala)
97
Ilustrasi
(Pensiun Diterima Berkala): Penghitungan Saat Masih Aktif
99
Ilustrasi
(Pensiun Diterima Berkala): Penghitungan Tahun Pertama
102
Pola Pembayaran
Penghasilan
Pegawai
Tidak Tetap
dan Tenaga
Kerja Lepas
Upah
Harian
Upah
Upah Upah yang
Boronga
Harian Satuan Dibayar
n
kan
Bulanan
103
Tata Cara Penghitungan
104
Penghitungan Teknis
(Upah Harian, Satuan, Borongan)
Penghasilan harian
Tidak dikenai pajak
Penghasilan < Rp 150.000,00
kumulatif per DPP = Penghasilan
bulan < Rp yang melebihi Rp
1.320.000,00 Penghasilan harian 150.000,00
> Rp 150.000,00 Tarif berlaku
adalah tarif lapis
DPP = Penghasilan pertama (5%)
Penghasilan harian – PTKP
Upah Harian/ Upah kumulatif per harian
Hasil Konversi
bulan > Rp Tarif berlaku
1.320.000,00 adalah tarif lapis
pertama (5%)
105
Ilustrasi
(Upah Harian)
Tunggul Ametung (berstatus menikah dan belum
memiliki anak) selama bulan Januari 2012 bekerja
sebagai tenaga kerja lepas di suatu perusahaan
selama 15 hari dan menerima upah harian sebesar
Rp 180.000,00. Berapakah besar PPh 21 yang
harus dipotong oleh perusahaan sepanjang hari –
hari pelaksanaan pekerjaan oleh Tunggul Ametung?
106
Ilustrasi
(Upah Harian)
Jawaban :
Jumlah hari kerja untuk mencapai penghasilan kumulatif Rp
1.320.000,00
= 1.320.000/ 180.000
= 7,33 hari
a. Penghitungan di hari ke – 1 s/ d hari ke – 7
DPP = 180.000 – 150.000
= 30.000
PPh dipotong per hari = 5% x 30.000
= Rp 1.500,00
b. Penghitungan di hari ke – 8
Penghasilan selama 8 hari = 1.440.000
PTKP selama 8 hari = 8 x (15.840.000/ 360)
= 352.000 107
Ilustrasi
(Upah Harian)
Jawaban :
b. Penghitungan di hari ke – 8
DPP = 1.440.000 – 352.000
= 1.088.000
PPh terutang s/ d hari ke – 8 = 5% x 1.088.000
= Rp 54.400,00
PPh yang telah dipotong s/ d hari ke – 7 = 7 x 1.500
= Rp 10.500,00
PPh dipotong di hari ke – 8 = 54.400 – 10.500
= Rp 43.900,00
c. Penghitungan di hari ke – 9 dan seterusnya
DPP = 180.000 – (17.160.000/ 360)
= 132.333,33
PPh dipotong per hari = 5% x 132.333,33
= Rp 6.616,65
108
Ilustrasi
(Upah Satuan)
Dursasana (berstatus lajang) bekerja secara tidak tetap sebagai pengecat
rangka sepeda dengan menerima upah satuan. Upah senilai Rp 22.500,00 untuk
setiap rangka sepeda yang dibayarkan setiap dua pekan (12 hari kerja). Secara
rata – rata untuk setiap periodenya Dursasana dapat mengecat 100 rangka
sepeda. Berapakah besar PPh 21 yang seharusnya dikenakan setiap periode
pembayaran upah? Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?
Jawaban:
Upah per periode (100 x 22.500) Rp 2.250.000,00 Jurnal
Upah per hari Rp 187.500,00 Beban gaji 2.250.000
DPP = 187.500 - (15.840.000/ 360) Utang PPh 21 86.100
= 187.500 - 44.000 Kas 2.163.900
= 143.500
PPh 21 tiap periode = 5% x 12 x 143.500
= Rp 86.100,00
109
Ilustrasi
(Upah Borongan)
Citraksa adalah tukang bangunan serba bisa yang sedang mengerjakan
pembersihan gorong – gorong dengan sistem borongan. Atas pekerjaaan
tersebut, warga akan membayar Citraksa sebesar Rp 950.000, di mana
diperkirakan pekerjaan akan selesai dalam waktu 5 hari. Berapakah besar PPh 21
yang seharusnya dikenakan atas pekerjaan borongan tersebut? Bagaimana
penjurnalan oleh pemberi kerja?
Jawaban: Upah per periode Rp 950.000,00
Upah per hari Rp 190.000,00
DPP = 190.000 - 150.000
= 40.000
PPh 21 = 5% x 5 x 40.000
= Rp 10.000,00
Jurnal Beban gaji 950.000
Utang PPh 21 10.000
Kas 940.000
110
Ilustrasi
(Upah Harian Dibayarkan Bulanan)
111
Ilustrasi 3A.27
(Upah Harian Dibayarkan Bulanan)
Jawaban:
Upah selama Januari (18 x 135.000) Rp 2.430.000,00
Penghasilan netto setahun Rp 29.160.000,00
PTKP:
WP sendiri Rp 15.840.000,00
Status kawin Rp 1.320.000,00
Tanggungan satu anak Rp 1.320.000,00 (Rp 18.480.000,00)
Penghasilan Kena Pajak Rp 10.680.000,00
Pajak terutang setahun Rp 534.000,00
Pajak terutang per bulan Rp 44.500,00
112
Tata Cara Penghitungan
Memiliki NPWP
DPP = 50% x
dan
Penghasilan
berpenghasilan
bruto – PTKP
hanya dari satu
Bersifat Bulanan
pemberi kerja.
Berkesinambungan
Berpenghasilan DPP = 50% x
Penghasilan lebih dari satu Penghasilan
Bukan Pegawai pemberi kerja. bruto
DPP = 50% x
Bersifat Tidak
Penghasilan
Berkesinambungan
bruto
Tarif yang berlaku adalah tarif umum Pasal 17 Ayat (1) Huruf (a) UU PPh.
WP yang tidak memiliki NPWP dikenai tarif 20% lebih tinggi.
113
Ketentuan Khusus (1)
114
Ketentuan Khusus (1)
115
Ilustrasi
(Penghasilan Berkesinambungan: Satu Sumber Penghasilan)
Jawaban :
Bagi Hasil Penghasilan Bruto 50% Penghasilan
Periode PTKP PKP
Diterima (100/ 85 x Bagi Hasil) Bruto
Jan 46,750,000 55,000,000 27,500,000 1,320,000 26,180,000
Feb 38,250,000 45,000,000 22,500,000 1,320,000 21,180,000
Mar 41,225,000 48,500,000 24,250,000 1,320,000 2,640,000
20,290,000
Apr 45,475,000 53,500,000 26,750,000 1,320,000 25,430,000
Mei 45,900,000 54,000,000 27,000,000 1,320,000 25,680,000
Jun 41,650,000 49,000,000 24,500,000 1,320,000 23,180,000
Jul 44,625,000 52,500,000 26,250,000 1,320,000 24,930,000
Aug 39,950,000 47,000,000 23,500,000 1,320,000 22,180,000
Sep 36,550,000 43,000,000 21,500,000 1,320,000 20,180,000
Okt 43,775,000 51,500,000 25,750,000 1,320,000 24,430,000
Nov 39,525,000 46,500,000 23,250,000 1,320,000 13,700,000
8,230,000
Des 48,875,000 57,500,000 28,750,000 1,320,000 27,430,000
Total 512,550,000 603,000,000 301,500,000 15,840,000 285,660,000
117
Ilustrasi
(Penghasilan Berkesinambungan: Satu Sumber Penghasilan)
Jawaban :
Periode PKP PKPKumulatif Tarif PPh Terutang
Jan 26,180,000 26,180,000 5% 1,309,000
Feb 21,180,000 47,360,000 5% 1,059,000
Mar 2,640,000 50,000,000 5% 132,000
20,290,000 70,290,000 15% 3,043,500
Apr 25,430,000 95,720,000 15% 3,814,500
Mei 25,680,000 121,400,000 15% 3,852,000
Jun 23,180,000 144,580,000 15% 3,477,000
Jul 24,930,000 169,510,000 15% 3,739,500
Aug 22,180,000 191,690,000 15% 3,327,000
Sep 20,180,000 211,870,000 15% 3,027,000
Okt 24,430,000 236,300,000 15% 3,664,500
Nov 13,700,000 250,000,000 15% 2,055,000
8,230,000 258,230,000 25% 2,057,500
Des 27,430,000 285,660,000 25% 6,857,500
Total 285,660,000 41,415,000
118
Ilustrasi
(Penghasilan Berkesinambungan: Beberapa Sumber Penghasilan, Tanpa NPWP)
Jawaban :
50% x Penghasilan Tarif
Periode Penghasilan Bruto DPPKumulatif Tarif PPh Terutang
Bruto (DPP) Tanpa
Jan 17,000,000 8,500,000 8,500,000 5% 120% 510,000
Feb 15,500,000 7,750,000 16,250,000 5% 120% 465,000
Mar 16,750,000 8,375,000 24,625,000 5% 120% 502,500
Apr 19,000,000 9,500,000 34,125,000 5% 120% 570,000
Mei 14,500,000 7,250,000 41,375,000 5% 120% 435,000
Jun 13,250,000 6,625,000 48,000,000 5% 120% 397,500
Jul 16,000,000 2,000,000 50,000,000 5% 120% 120,000
6,000,000 56,000,000 15% 120% 1,080,000
Aug 15,250,000 7,625,000 63,625,000 15% 120% 1,372,500
Sep 13,000,000 6,500,000 70,125,000 15% 120% 1,170,000
Okt 18,000,000 9,000,000 79,125,000 15% 120% 1,620,000
Nov 18,500,000 9,250,000 88,375,000 15% 120% 1,665,000
Des 20,000,000 10,000,000 98,375,000 15% 120% 1,800,000
Total 196,750,000 98,375,000 11,707,500
120
Ilustrasi
(Penghasilan Tidak Berkesinambungan)
Jawaban:
PPh terutang pelatihan 1 = 5% x 50% x 95.000.000
= Rp 2.375.000,00
PPh terutang pelatihan 2 =5% x (50% x100.000.000) + 15% x (50% x 15.000.000)
= Rp 2.875.000,00
121
Ilustrasi
(Penghasilan Tidak Berkesinambungan: Mempekerjakan Karyawan & Menyerahkan
Barang)
122
Ilustrasi
(Penghasilan Tidak Berkesinambungan:
Mempekerjakan Karyawan & Menyerahkan Barang)
Jawaban :
a. PPh terutang = 5% x 50% x (15.000.000 – (2 x 1.000.000) – 500.000)
= 5% x 50% x 12.500.000
= Rp 312.500,00
b. PPh terutang = 5% x 50% x 15.000.000
= Rp 375.000,00
c. Jika terdapat dokumen pendukung, PPh terutang
= 120% x 312.500
= Rp 375.000,00
Jika tidak terdapat dokumen pendukung, PPh terutang
= 120% x 375.000
= Rp 450.000,00
123
Tata Cara Penghitungan
Jawaban:
PPh terutang = 5% x 50.000.000 + 15% x (2.250.000 + 1.000.000 + 500.000)
= 2.500.000 + 562.500
= Rp 3.062.500,00
125
Bentuk Pembayaran
Penerima
Penghasilan Lain
Jasa Produksi,
Honorarium
Tantiem, Penarikan Dana
Komisaris Non
Gratifikasi Pensiun oleh
Perangkap
Diterima Mantan Pegawai Aktif
Jabatan
Pegawai
126
Tata Cara Penghitungan
127
Ilustrasi
(Penghasilan Diterima Mantan Pegawai)
Dewabrata merupakan seorang mantan pegawai dari suatu perusahaan
perikanan nasional yang baru saja pensiun dari pekerjaannya di bulan April 2012.
Atas pensiunnya Dewabrata, perusahaan berencana memberikan pembayaran
tantiem senilai Ro 275.000.000,00 di bulan Juni 2012. Berapakah besar PPh 21
yang seharusnya dikenakan terhadap Dewabrata atas penghasilan tersebut?
Bagaimana penjurnalan oleh perusahaan?
Jawaban:
Pajak terutang = 5% x 50.000.000+ 15% x 200.000.000+ 25% x 25.000.000
= 2.500.000 + 30.000.000 + 6.250.000
= Rp 38.750.000,00
Jurnal Beban tantiem 275.000.000
Utang PPh 21 38.750.000
Kas 236.250.000
128
Ilustrasi
(Honorarium Komisaris)
129
Ilustrasi
(Honorarium Komisaris)
Jawaban :
Periode Pembayaran Pajak Terutang Kumulatif
Kuartal I 135.000.000 5% x 50.000.000 + 15% x 135.000.0
85.000.000 00
= 15.250.000
Kuartal II 135.000.000 15% x 115.000.000 + 25% x 270.000.0
20.000.000 00
= 22.250.000
Kuartal III 135.000.000 25% x 135.000.000 405.000.0
= 33.750.000 00
Kuartal IV 135.000.000 25% x 95.000.000 + 30% x 540.000.0
40.000.000 00
=35.750.000
130
Ilustrasi
(Penarikan Pensiun Pegawai Aktif)
131
Ilustrasi
(Penarikan Pensiun Pegawai Aktif)
Jawaban :
Periode Pembayaran Pajak Terutang Kumulatif
132
PPh 21 Terkait APBN/ APBD
Penggajian
PNS
Berstatus
Tetap.
Kompensa Penggunaa Penggajian
n APBN/ Tenaga
si bagi
APBD, PPh Honorer,
peserta
Wiyata
kegiatan, 21 Bakti, dan
perlombaa Dipotong Pegawai
n, dan Bendahara
Remunera Tidak
sejenisnya. si kepada
wan Tetap Lain.
bukan
pegawai
yang
dimanfaatk
an 133
jasanya.
Pola Pembayaran
DPP =
Penghasilan
Bersifat Netto - PTKP
Tetap dan Berlaku tarif
Teratur umum Pasal
Penghasilan 17 Ayat (1)
Dibebankan Huruf (a)
ke APBN/ DPP =
APBD Bersifat Penghasilan
Tidak Tetap Bruto
dan Tidak Berlaku tarif
Teratur khusus,
bersifat final.
Biaya perjalanan dinas bukan merupakan
penghasilan.
134
Tarif Penghasilan Tidak Tetap dan Tidak Teratur
(PMK No. 262/ PMK.03/ 2010)
136
Ilustrasi
(Penghasilan Tetap dan Teratur)
Jawaban :
Jurnal Pemberi Kerja
Gaji pokok 2,750,000
Beban Gaji 2.750.000
Tunjangan istri 275,000
Beban tunjangan 2.160.000
Tunjangan anak 110,000
Utang Dana Pensiun 130.625
Tunjangan jabatan 1,350,000
Utang PPh 21 144.192
Tunjangan beras 425,000
Kas 4.635.183
Penghasilan bruto per bulan 4,910,000
(Biaya jabatan) (245,500)
(Iuran dana pensiun yang dibayar sendiri) (130,625) (376,125)
Penghasilan netto per bulan 4,533,875
Penghasilan netto setahun 54,406,500
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan dua anak (2,640,000) (19,800,000)
Penghasilan Kena Pajak 34,606,500
Pembulatan PKP 34,606,000
Pajak terutang setahun
5% x 34,606,000 1,730,300 Rp1,730,300.00
Pajak terutang per bulan Rp144,191.67
137
Ilustrasi
(Penghasilan Tidak Tetap dan Tidak Teratur)
138
Pencatatan Transaksi PPh 21
139
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Iuran Pensiun)
140
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Iuran Pensiun)
Jawaban :
a. Beban gaji 3,500,000
Beban tunjangan iuran pensiun 65,000
Kas 3,457,750
Utang iuran pensiun 65,000
Utang PPh 21 42,250
b. Beban gaji 3,500,000
Kas 3,457,750
Utang PPh 21 42,250
c. Beban gaji 3,500,000
Kas 3,392,750
Utang iuran pensiun 65,000
Utang PPh 21 42,250
141
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Iuran Asuransi)
Fa. Wirata membayarkan gaji bruto sebesar Rp 2.275.000,00 dan iuran pensiun
sebesar Rp 35.000,00, dengan PPh 21 sebesar Rp 21.450,00. Pegawai membayar
sendiri asuransi kecelakaan dan kematian, masing – masing sebesar Rp 15.000,00
dan Rp 17.500,00 melalui perusahaan. Bagaimanakah Fa. Wirata melakukan
penjurnalan?
Beban gaji 2,275,000
Jawaban:
Beban tunjangan iuran pensiun 35,000
Kas 2,221,050
Utang iuran pensiun 35,000
Utang PPh 21 21,450
Utang asuransi kecelakaan 15,000
Utang asuransi kematian 17,500
142
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Imbalan Tidak Berkesinambungan)
143
Ilustrasi
(Pencatatan
Aradea memiliki gajiTransaksi IuranRpJamsostek)
pokok sebesar 4.550.000,00.Iuran
pensiun yang dibayar sendiri dan dibayar perusahaan masing –
masing sebesar Rp 55.000,00 dan Rp 95.000,00. Perusahaan
mengikutkan program asuransi kematian, kecelakaan, dan JHT
masing – masing sebesar 0,5%, 0,3 % dan 3,7% dari gaji pokok.
Iuran JHT yang dibayar pegawai melalui perusahaan sebesar 2%
dari gaji pokok. Pajak untuk bulan tersebut adalah Rp 33.950.
Beban gaji
Bagaimanakah penjurnalan dilakukan?4,550,000
Beban tunjangan iuran pensiun 95,000
Jawaban : Beban tunjangan asuransi JKM 22,750
Beban tunjangan asuransi JKK 13,650
Beban tunjangan asuransi JHT 168,350
Kas 4,370,050
Utang iuran pensiun 150,000
Utang asuransi JKM 22,750
Utang asuransi JKK 13,650
Utang asuransi JKK 259,350
Utang PPh 21 33,950
144
PPh Pasal 26
Landasan Hukum:
Pasal 26 UU PPh
145
Definisi
Cara Pemenuhan
Kewajiban atas PPh 26 dapat dipenuhi melalui pemenuhan sendiri
oleh WP atau pemotongan oleh pemberi penghasilan.
146
Pemotong, Penyetor, dan Pelapor
Perwakilan
Bentuk Usaha
perusahaan luar
Tetap.
negeri.
147
Saat Terutang, Penyetoran, dan Pelaporan
PPh 26 terutang di saat yang lebih dahulu terjadi antara akhir bulan
diterimanya penghasilan atau akhir bulan diperolehnya penghasilan.
149
Ilustrasi
150
Ilustrasi
• Penghasilan atas penjualan harta, selain yang diatur oleh Pasal 4 Ayat (2).
• Premi asuransi dan premi reasuransi kepada perusahaan asuransi luar negeri.
• Penghasilan atas penjualan saham perusahaan antara di tax haven country yang berhubungan
istimewa dengan badan atau BUT di Indonesia.
152
Perkiraan Penghasilan Netto
• Atas premi yang dibayar tertanggung kepada perusahaan asuransi luar negeri
• Perkiraan Penghasilan Netto = 50% x Premi
• Atas premi yang dibayar perusahaan asuransi dalam negeri kepada perusahaan asuransi luar negeri
• Perkiraan Penghasilan Netto = 10% x Premi
• Atas premi yang dibayar perusahaan reasuransi dalam negerikepada perusahaan asuransi luar negeri
• Perkiraan Penghasilan Netto = 5% x Premi
153
Ilustrasi
154
Ilustrasi
Jawaban :
a. Pajak terutang = 20% x (50% x 650 x 9.300)
= 20% x 3.022.500
= Rp 604.500,00
b. Pajak terutang = 20% x (10% x 650 x 9.300)
= 20% x 604.500
= Rp 120.900,00
155
Ilustrasi
156
Ilustrasi
Jawaban :
Peredaran bruto Rp 24.000.000.000
Biaya operasi dan non operasi (Rp 18.350.000.000)
Koreksi fiskal positif Rp 585.000.000
Penghasilan Kena Pajak Rp 6.235.000.000
Bagian PKP terkena keringanan tarif pasal 31E
= 4.800.000.000/ 24.000.000.000 * 6.235.000.000
= Rp 1.247.000.000
PPh badan atas penghasilan BUT
= 50% x 25% x 1.247.000.000 + 25% x (6.235.000.000 -
1.247.000.000)
= 12,5% x 1.247.000.000 + 25% x 4.988.000.000
= 155.875.000 + 1.247.000.000
= Rp 1.402.875.000
157
Ilustrasi
Jawaban :
Penghasilan sebelum pajak Rp 6.235.000.000
PPh badan (Rp 1.402.875.000)
Penghasilan setelah pajak Rp 4.832.125.000
PPh 26 atas penghasilan setelah pajak
= 20% x 4.832.125.000
= Rp 966.425.000,00
Jurnal
Income Summary 5.650.000.000
Laba Ditahan 5.650.000.000
Beban pajak 2.369.300.000
Utang PPh 29 1.402.875.000
Utang PPh 26 966.425.000
158
Objek PPh 26 Bersifat Tidak Final
Penghasilan kantor pusat dari usaha, kegiatan, penjualan barang, atau pemberian jasa yang serupa dengan kegiatan BUT.
Penghasilan kantor pusat selama terdapat hubungan efektif antara BUT dengan harta atau kegiatan sumber penghasilan.
Penghasilan WP LN orang pribadi atau badan yang berubah menjadi WP DN orang pribadi atau BUT.
159
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B)
160
Ilustrasi
Jawaban :
Pajak terutang = 10% x 115.000.000
= 11.500.000
Jurnal oleh perusahaan
Beban royalti 115.000.000
Utang pajak 11.500.000
Kas 103.500.000
161
Referensi
162
Terima Kasih
163