Anda di halaman 1dari 163

PPh Pasal 21 dan Pasal 26

Dwi Martani
Slide by: Jayu Pramudya
Departemen Akuntansi FEUI
Sistematika

1. PPh Pasal 21

2. PPh Pasal 26

2
PPh Pasal 21

Landasan Hukum:
Pasal 21 UU PPh
PMK No. 252/ PMK.03/ 2008
Peraturan Dirjen Pajak No. PER.57/ PJ./ 2009

3
Definisi

Pajak yang dikenakan terhadap WP orang pribadi dalam


negeri atas penghasilan yang terkait dengan pekerjaan,
jasa, atau kegiatan.

Penghasilan yang dimaksud dapat berbentuk gaji, upah,


honorarium, tunjangan, pensiun, atau pembayaran lain
dengan nama apapun.

Saat Terutang
Saat yang lebih dahulu antara akhir bulan diterimanya
pembayaran atau akhir bulan diperolehnya penghasilan.

4
Subjek Pajak

Pegawai.

Penerima uang pesangon, pensiun/


uang manfaat pensiun, THT/ JHT,
berikut ahli waris.

Bukan pegawai yang menerima atau


memperoleh penghasilan atas
pekerjaan, jasa, atau kegiatan.

Peserta kegiatan.

5
Subjek Pajak
(Bukan Pegawai yang Menerima Atau Memperoleh Penghasilan)

 Tenaga ahli yg melakukan pekerjaan bebas.


 Seniman.
 Olahragawan.
 Penasihat, pengajar, pelatih, penceramah,
penyuluh, moderator.
 Pengarang, peneliti, penerjemah.
 Pemberi jasa dalam segala bidang.
 Agen iklan.
 Pengawas/ pengelola proyek.
 Pembawa pesanan.
 Penjaja barang dagangan.
 Petugas dinas luar asuransi.
 Distributor MLM, direct selling atau sejenisnya.
6
Pengecualian Subjek
Pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat
lain dari negara asing, berikut orang yang diperbantukan
terhadapnya, dengan syarat:
Bukan WNI.
Di Indonesia tidak menerima/ memperoleh penghasilan di
luar jabatannya.
Berasal dari negara yang memberikan perlakuan timbal
balik.
Pejabat perwakilan organisasi internasional, dengan
syarat:
Bukan WNI.
Di Indonesia tidak menjalankan usaha/ kegiatan/
pekerjaan lain untuk memperoleh penghasilan.

7
Objek Pajak

Penghasilan pegawai
Penghasilan pegawai
tidak tetap atau
tetap.
tenaga kerja lepas.

Penghasilan
Penghasilan terkait PHK
Imbalan Imbalan
penerima dan pensiun
kepada kepada
pensiun yang
bukan peserta
secara diterima
pegawai. kegiatan.
teratur. secara
sekaligus.

8
Pengecualian Objek

Natura dan/
Pembayaran Iuran yang diterima
kenikmatan lain
manfaat atau oleh dana pensiun
yang diberikan
santunan yang disahkan
oleh WP atau
asuransi. Menkeu.
pemerintah.

Penerimaan atas zakat


atau sumbangan Penerimaan
keagamaan lain yang atas beasiswa.
bersifat wajib.

9
Natura dan/ atau Kenikmatan Lain

Natura dan/ atau kenikmatan lain diperhitungkan sebagai


penghasilan, jika dan hanya jika, diberikan oleh: bukan WP, WP yang
dikenai PPh final, atau WP yang menggunakan norma penghitungan
khusus.

Natura dan/ atau kenikmatan lainnya yang diukur berdasarkan harga


pasar atau nilai wajar.

Natura yang diberikan dalam mata uang asing dikonversikan


berdasar kurs KMK pada saat pembayaran atau saat dibebankannya.

10
Objek PPh 21 Final

Penghasilan tidak tetap atau Uang tebusan


tidak teratur yang menjadi pensiun.
beban APBN atau APBD. (PP No. 68 Tahun
(PMK No. 262/ PMK.03/ 2010) 2009)

Dana pensiun yang


dialihkan dengan membeli Uang pesangon.
anuitas seumur hidup. (PP No. 68 Tahun
(Kepdirjen No. 333/ PJ/ 2009)
2001)

11
Pemotong, Penyetor, dan Pelapor

Bendaharawan
Pemberi kerja. Dana pensiun.
pemerintah.

Orang pribadi
yang Penyelenggara
Badan.
menjalankan kegiatan.
kegiatan usaha.

12
Pengecualian Pemotong

Kantor perwakilan negara asing.

Organisasi internasional yang ditetapkan


oleh Menkeu.

Pemberi kerja orang pribadi yang tidak


melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas.
13
Alur Perpajakan WP Orang Pribadi
Beban Pajak
Terutang Sesuai
SPT
(Tidak termasuk
pajak final)

Dikurangi Akhir Tahun


• Kredit PPh 21 • Pajak Kurang
(Lebih) Bayar

Dikurangi Dikurangi
• Kredit Pajak • Pajak yang
Lain (PPh 22, Dibayar Sendiri
23, 24) (Angsuran PPh
25)
14
PPh 21 Lebih Bayar

Jika WP menyampaikan SPT lebih bayar, maka SPT


disampaikan maksimal 3 tahun setelah berakhirnya tahun
pajak bersangkutan.

Jika SPT disampaikan melewati 3 tahun sesudah


berakhirnya tahun pajak dan WP telah ditegur secara
tertulis, maka pelaporan tidak dianggap sebagai SPT PPh.

15
Lapisan Tarif

No. Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif


1 0 s/d Rp 50.000.000,00 5%
2 Di atas Rp 50.000.000,00 s/d Rp 250.000.000,00 15%
3 Di atas Rp 250.000.000,00 s/d Rp 500.000.000,00 25%
4 Di atas Rp 500.000.000,00 30%

16
Kepemilikan NPWP

Bagi wajib pajak tidak memiliki NPWP, maka untuk setiap lapisan tarif
dikenakan persentase 20% lebih tinggi.

Pengenaan tarif lebih tinggi tidak berlaku untuk objek


PPh 21 yang bersifat final.

Jika NPWP diperoleh di pertengahan tahun berjalan, maka


perubahan penghitungan berlaku untuk periode setelahnya dan
tidak berlaku surut.

Atas pajak lebih bayar yang dibebankan di periode sebelumnya di


tahun berjalan, dapat dijadikan dasar untuk meyesuaikan
(mengurangi) pajak di periode setelahnya.
17
Dasar Pengenaan (1)

Penghasilan Kena Pajak (PKP)

• Berlaku PKP = Penghasilan netto - PTKP


• Pegawai tetap.
• Penerima pensiun berkala
• Berlaku PKP = Penghasilan bruto - PTKP
• Pegawai tidak tetap yang penghasilannya dibayarkan
bulanan.
• Pegawai tidak tetap dengan penghasilan kumulatif
sebulan melebihi Rp 1.320.000,00.
• Berlaku PKP = 50% dari penghasilan bruto – PTKP per
bulan
• Bukan pegawai yang menerima penghasilan
berkesinambungan (baik tenaga ahli maupun bukan).

18
Dasar Pengenaan (2)
Penghasilan yang melebihi Rp 150.000,00 sehari
• Berlaku bagi pegawai tidak tetap yang menerima upah
harian, mingguan, satuan, atau borongan.
• Berlaku sepanjang penghasilan kumulatif sebulan tidak
melebihi Rp 1.320.000,00.

50% dari Penghasilan bruto


• Bukan pegawai yang menerima penghasilan tidak
berkesinambungan (baik tenaga ahli maupun bukan).

Penghasilan bruto
• Merupakan seluruh jumlah penghasilan yg diterima atau
diperoleh dalam suatu periode atau saat dibayarkan.
• Berlaku atas penghasilan yang diterima oleh pihak selain
yang telah diatur berdasar ketiga DPP sebelumnya.

19
Elemen PTKP

No. Elemen PTKP


1 WP Sendiri Rp 15.840.000,00
2 Status Kawin Rp 1.320.000,00
3 Tanggungan, per orang, dengan jumlah Rp 1.320.000,00
maksimal tiga orang tanggungan.
4 PTKP bagi istri yang penghasilannnya Rp 15.840.000,00
digabung.

20
Tata Cara Penghitungan

Bukan
Pegawai Tidak Pegawai
Tetap dan Peserta
Tenaga Kerja Kegiatan
Lepas

Penghasila Penerima
n di Akhir Lain
Masa Kerja

Penerima Penerima Atas


Pegawai
Beban APBN/
Tetap Penghasilan APBD

21
Tata Cara Penghitungan (1)
Senilai 5% dari penghasilan bruto.
Penghasilan Bruto Maksimal senilai Rp 500.000,00
per bulan atau Rp 6.000.000,00
per tahun.

• Dikurangi Biaya Jabatan

Iuran Dana
• Dikurangi Pensiun, JHT, THT
Dibayar Sendiri

• Diperoleh Penghasilan Netto

22
Tata Cara Penghitungan (2)

Penghasilan
Netto

• Dikurangi PTKP

• Diperoleh
Penghasilan
Kena Pajak

• Dikalikan Pajak
Tarif Terutang
23
Bentuk Penghasilan

Tunjangan
Gaji Pokok Uang Rapel
Berkesinambungan

Imbalan Tahunan Natura

24
Perspektif Pemberi Kerja

Memunculkan
“Utang PPh
21” di Laporan
Diakui sebagai Posisi
“Beban Gaji” di Keuangan
Laporan Laba
Rugi
Pemotongan
PPh 21 oleh
pemberi kerja

25
Penghitungan Teknis

Gaji pokok XXX


Tunjangan, bonus, imbalan bulanan lain XXX
Iuran JKK, JKM,JPKyang dibayar perusahaan XXX
Penghasilan bruto per bulan XXX
(Biaya jabatan) (YYY)
(Iuran dana pensiun, JHT, THTyang dibayar karyawan) (YYY)
Penghasilan netto per bulan {x 12} XXX
Penghasilan netto setahun XXX
(PTKP) (YYY)
Penghasilan Kena Pajak {x Tarif} XXX
Pajak terutang setahun {/12} ZZZ
Pajak terutang per bulan ZZZ
26
Ilustrasi
(Gaji Bulanan)

Tn. Budi pada tahun 2015 bekerja pada sebuah


perusahaan manufaktur PT. ABC dengan memperoleh gaji
sebulan Rp 12.750.000,- dan membayar iuran pensiun
sebesar Rp 1.250.000,. Tn. Budi telah menikah dan memiliki
tiga orang anak. Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas
Tn. Budi? Bagaimana jurnal yang dibuat oleh PT. ABC saat
membayar gaji?

27
Ilustrasi
(Gaji Bulanan)

Jawaban :
Gaji pokok 2,750,000 Jurnal Pemberi
Penghasilan bruto per bulan
Kerja 2,750,000
(Biaya jabatan) (137,500) Beban Gaji 2.750.000
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (125,000) (262,500) Utang Dana Pensiun 125.000
Penghasilan netto per bulan 2,487,500 Utang PPh 21 36.375
Kas 2.588.625
Penghasilan netto setahun 29,850,000
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan tiga anak (3,960,000) (21,120,000)
Penghasilan Kena Pajak 8,730,000
Pajak terutang setahun
5% x 8,730,000 436,500 Rp436,500.00
Pajak terutang per bulan Rp36,375.00

Jika Tn. Budi tidak memiliki NPWP, maka pajak terutang per bulan
= 120% x 36.375 = Rp 43.650,00
28
Ilustrasi
(Gaji Bulanan)

Tahun 2018, Mas Iwan adalah pegawai suatu perusahaan otomotif,


menikah dengan dua anak dan memperoleh gaji sebulan Rp 14.000.000.
Perusahaan mengikuti program Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan
Kerja dan premi Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan
jumlah masing-masing 0.5% dan 0.3% dari gaji. Perusahan menanggung
iuran JHT setiap bulan yakni 3.7% dari gaji, sedangkan Mas Iwan
membayar iuran JHT sebesar 2% dari gaji tiap bulan. Di samping itu,
perusahaan juga mengikuti program pensiun untuk pegawainya dengan
membayar iuran pensiun untuk Mas Iwan ke dana pensiun yang
pendiriannya disahkan oleh Menkeu, setiap bulan sebesar Rp 1.100.000.
Mas Iwan sendiri membayar iuran pensiun sebesar Rp 850.000,00.
Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas Mas Iwan? Bagaimana
penjurnalan oleh pemberi kerja?

29
Ilustrasi
(Gaji Bulanan)
Jawaban :
Jurnal Pemberi Kerja
Gaji pokok 4,000,000 Beban Gaji 4.000.000
Iuran JKKyang dibayar perusahaan 20,000 Beban JKK 20.000
Iuran JKMyang dibayar perusahaan 12,000 Beban JKM 12.000
Penghasilan bruto per bulan 4,032,000 Beban JHT 148.000
(Biaya jabatan) (201,600) Beban Dapen 110.000
(Iuran JHTyang dibayar karyawan) (80,000) Utang JKK 20.000
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (85,000) (366,600) Utang JKM 12.000
Penghasilan netto per bulan 3,665,400 Utang JHT 228.000
Penghasilan netto setahun 43,984,800 Utang Dana Pensiun 195.000
(PTKP) Utang PPh 21 100.767
WPsendiri (15,840,000) Kas 3.734.233
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan dua anak (2,640,000) (19,800,000)
Penghasilan Kena Pajak 24,184,800
Pembulatan PKP 24,184,000
Pajak terutang setahun
5%x 24,184,000 1,209,200 Rp1,209,200.00
Pajak terutang per bulan Rp100,766.67
30
Ilustrasi
(Gaji Harian)

Mas Didit adalah seorang pegawai tetap perusahaan dengan


memperoleh gaji yang dibayar harian sebesar Rp 388.500. Dia berstatus
kawin dan memiliki seorang anak. Perusahaan mengikuti program
Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan Kerja dan premi Jaminan
Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan jumlah masing-masing
setiap bulan 1% dan 0.3% dari gaji. Perusahaan membayar iuran JHT
setiap bulan sebesar 3.7% dari gaji, sedangkan Mas Didit membayar
iuran pensiun Rp 137.500 dan JHT sebesar 2% dari gaji. Bagaimanakah
penghitungan PPh 21 atas Mas Didit? Bagaimana penjurnalan oleh
pemberi kerja?

31
Ilustrasi
(Gaji Harian)
Jawaban:
Jurnal Pemberi Kerja
Gaji pokok sebulan (26 x 88.500) 2,301,000 Beban Gaji 2.301.000
Iuran JKKyang dibayar perusahaan 23,010 Beban JKK 23.010
Iuran JKMyang dibayar perusahaan 6,903 Beban JKM 6.903
Penghasilan bruto per bulan 2,330,913 Beban JHT 131.157
(Biaya jabatan) (116,546) Utang JKK 23.010
(Iuran JHTyang dibayar karyawan) (46,020) Utang JKM 6.903
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (37,500) (200,066) Utang JHT 177.177
Penghasilan netto per bulan 2,130,847 Utang Dana Pensiun 37.500
Penghasilan netto setahun 25,570,168 Utang PPh 21 29.542
(PTKP) Kas 2.187.938
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan satu anak (1,320,000) (18,480,000)
Penghasilan Kena Pajak 7,090,168
Pembulatan PKP 7,090,000
Pajak terutang setahun
5%x 7,090,000 354,500 Rp354,500.00
Pajak terutang sebulan Rp29,541.67
Pajak terutang per hari Rp1,136.22
32
Penghasilan Karyawati

Atas suami yang berstatus memiliki penghasilan,


karyawati tidak berhak atas pengurangan elemen
PTKP “Status Kawin” sebesar Rp 1.320.000,00.

Atas suami yang berstatus tidak berpenghasilan, karyawati berhak


atas pengurangan elemen PTKP “Status Kawin” sebesar Rp
1.320.000,00.
Syarat yang harus dipenuhi adalah keberadaan surat keterangan dari
pemerintah daerah setempat, minimal di tingkat kecamatan.

33
Ilustrasi
(Karyawati)
Dewi adalah seorang karyawati dengan status menikah dan memiliki
anak tunggal. Dia bekerja di suatu perusahaan retail dengan gaji sebulan
Rp 12.350.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 165.000,00.
Berdasarkan surat keterangan dari kecamatan tempatnya berdomisili
yang diserahkan kepada pemberi kerja, diketahui bahwa suaminya tidak
memiliki penghasilan apapun. Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas
Dewi? Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?

34
Ilustrasi
(Karyawati)
Jawaban :
Jurnal Pemberi Kerja
Gaji pokok 2,350,000 Beban Gaji 2.350.000
Utang Dana Pensiun 65.000
Penghasilan bruto per bulan 2,350,000 Utang PPh 21 36.875
(Biaya jabatan) (117,500) Kas 2.248.125
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (65,000) (182,500)
Penghasilan netto per bulan 2,167,500
Penghasilan netto setahun 26,010,000
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000) (17,160,000)
Penghasilan Kena Pajak 8,850,000
Pajak terutang setahun
5% x 8,850,000 442,500 Rp442,500.00
Pajak terutang per bulan Rp36,875.00
Jika suami Tribhuwanatunggadewi memiliki pekerjaan, maka PTKP yang diberikan
kepadanya hanya PTKP WP sendiri sebesar Rp 15.840.000,00.
35
Ilustrasi
(Tunjangan Pajak)

Mahendradatta selama tahun 2018 bekerja pada suatu perusahaan


dengan memperoleh gaji sebulan Rp 13.150.000,00 dan membayar iuran
pensiun sebesar Rp 145.000,00. Mahendradatta telah menikah dan
memiliki seorang anak. Sepanjang tahun, Mahendradatta berhasil
menunjukkan kinerja yang setara dengan pegawai yang lebih senior di
tahun pertamanya bekerja. Atas prestasinya tersebut, perusahaan
memutuskan untuk memberikan penghasilan lain kepada Mahendradatta
berupa tunjangan pajak sebesar Rp 122.500,00 per bulan mulai tahun
2018. Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas Mahendradatta di 2018?
Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?

36
Ilustrasi
(Tunjangan Pajak)

Jawaban :
Jurnal Pemberi Kerja
Gaji pokok 3,150,000 Beban Gaji 3.172.500
Tunjangan pajak 22,500 Utang Dana Pensiun 145.000
Penghasilan bruto per bulan 3,172,500 Utang PPh 21 66.442
(Biaya jabatan) (158,625) Kas 2.961.058
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (145,000) (303,625)
Penghasilan netto per bulan 2,868,875
Penghasilan netto setahun 34,426,500
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan satu anak (1,320,000) (18,480,000)
Penghasilan Kena Pajak 15,946,500
Pembulatan PKP 15,946,000
Pajak terutang setahun
5% x 15,946,000 797,300 Rp797,300.00
Pajak terutang per bulan Rp66,441.67
Atas selisih antara beban pajak dengan tunjangan pajak sebesar 43.941,67, pembayarannya dapat
ditanggung oleh Mahendradatta atau perusahaan. Jika pembayarannya ditanggung perusahaan, maka
pembayaran tersebut termasuk non deductible expense.

37
Ilustrasi
(PPh Ditanggung Perusahaan)

Mahendradatta, sebagaimana dideskripsikan dalam ilustrasi 3A.???


Ternyata berkeberatan dengan rencana pemberian tunjangan pajak oleh
perusahaan. Ia mengajukan permohonan agar penghargaan tersebut
diganti bentuknya sebagai penanggungan pajak oleh perusahaan dengan
nominal yang sama, yakni Rp 22.500,00 per bulan dan perusahaan
menyetujuinya. Bagaimanakah implikasi permohonan yang diajukan
Mahendradatta terhadap penghitungan PPh 21? Bagaimana penjurnalan
oleh pemberi kerja?

38
Ilustrasi
(PPh Ditanggung Perusahaan)

Jawaban :
Pajak penghasilan yang ditanggung perusahaan merupakan salah satu bentuk natura,
sehingga secara umum tidak diperhitungkan sebagai penambah penghasilan pegawai dan
termasuk non deductible expense bagi perusahaan. Jika ternyata perusahaan tempat
Mahendradatta bekerja bukan merupakan wajib pajak, dikenai PPh final, atau menggunakan
norma penghitungan khusus, maka natura ini akan menambah penghasilan Mahendradatta
sebagaimana tunjangan pajak dan bersifat deductible bagi perusahaan.
Jurnal Pemberi Kerja
Gaji pokok 3,150,000 Beban Gaji 3.150.000
Penghasilan bruto per bulan 3,150,000 Utang Dana Pensiun 145.000
(Biaya jabatan) (157,500) Utang PPh 21 65.375
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (145,000) (302,500) Kas 2.939.625
Penghasilan netto per bulan 2,847,500
Penghasilan netto setahun 34,170,000
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan satu anak (1,320,000) (18,480,000)
Penghasilan Kena Pajak 15,690,000
Pajak terutang setahun
5% x 15,946,000 784,500 Rp784,500.00
Pajak terutang per bulan Rp65,375.00
39
Ilustrasi
(Tunjangan Penghasilan)

Ranggalawe (menikah dengan satu anak) merupakan seorang


pegawai tetap perusahaan yang menerima gaji pokok sebesar Rp
15.250.000,00 per bulan. Di samping itu, Ranggalawe menerima pula
tunjangan makan, tunjangan keluarga, tunjangan pendidikan, tunjangan
kesehatan, dan tunjangan transportasi masing – masing sebesar 10%,
5%, 2% gaji pokok, Rp 125.000,00, dan Rp 215.000,00. Jika Ranggalawe
mengikuti program pensiun dengan iuran Rp 112.500,00 per bulan,
berapakah PPh 21 yang dipotong atas penghasilan Ranggalawe?
Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?

40
Ilustrasi
(Tunjangan Penghasilan)

Jawaban :
Jurnal Pemberi Kerja
Gaji pokok 5,250,000
Beban Gaji 5.250.000
Tunjangan makan 525,000
Tunjangan keluarga 262,500
Beban tunjangan 1.232.500
Tunjangan pendidikan 105,000 Utang Dana Pensiun 112.500
Tunjangan kesehatan 125,000 Utang PPh 21 259.208
Tunjangan transportasi 215,000 Kas 6.110.792
Penghasilan bruto per bulan 6,482,500
(Biaya jabatan) (324,125)
(Iuran dana pensiun yang dibayar sendiri) (112,500) (436,625)
Penghasilan netto per bulan 6,045,875
Penghasilan netto setahun 72,550,500
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan satu anak (1,320,000) (18,480,000)
Penghasilan Kena Pajak 54,070,500
Pembulatan PKP 54,070,000
Pajak terutang setahun
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 4,070,000 610,500 Rp3,110,500.00
Pajak terutang per bulan Rp259,208.33
41
Ilustrasi
(Uang Rapel)
Kertarajasa (K/3), sebagaimana dideskripsikan
dalam ilustrasi awal, menerima kenaikan gaji di
bulan September 2015, sehingga gaji pokoknya
menjadi Rp 13.750.000,00. Kenaikan tersebut
berlaku surut sejak 1 Januari 2015 sehingga
Kertarajasa menerima uang rapel sejumlah Rp
16.000.000,00 untuk kekurangan di periode Januari
2015 – Agustus 2015. Berapakah beban PPh 21
yang dikenakan atas uang rapel Kertarajasa?

42
Ilustrasi
(Uang Rapel)
Gaji pokok
Jawaban: 3,750,000
Penghasilan bruto per bulan 3,750,000
(Biaya jabatan) (187,500)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (125,000) (312,500)
Penghasilan netto per bulan 3,437,500
Penghasilan netto setahun 41,250,000
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan tiga anak (3,960,000) (21,120,000)
Penghasilan Kena Pajak 20,130,000
Pajak terutang setahun
5% x 20,130,000 1,006,500 Rp1,006,500.00
Pajak terutang per bulan Rp83,875.00
Pajak yang seharusnya dipotong selama Jan - Aug (8 x 83.875) 671,000
Pajak yang telah dipotong selama Jan - Aug) (8 x 36.375) 291,000
PPh 21 atas uang rapel Rp380,000.00
43
Bentuk Imbalan Tahunan

Jasa Produksi Tantiem Gratifikasi

Tunjangan Hari
Raya atau Tahun Bonus Premi
Baru

Penghasilan
Sejenis Lain

44
Penghitungan Teknis
(Menerima Imbalan Tahunan)
Gaji pokok XXX
Tunjangan, bonus, imbalan bulanan lain XXX
Iuran JKK, JKM,JPKyang dibayar perusahaan XXX
Penghasilan sebelumbonus per bulan {x 12} XXX
Penghasilan sebelumbonus setahun XXX
Bonus tahunan XXX
Penghasilan bruto setahun XXX
(Biaya jabatan) (YYY)
(Iuran dana pensiun, JHT, THTyang dibayar karyawan) (YYY)
Penghasilan netto setahun XXX
(PTKP) (YYY)
Penghasilan Kena Pajak {x Tarif} XXX
Pajak terutang setahun {/12} ZZZ
Pajak terutang per bulan ZZZ

Keterangan:
Imbalan tahunan dapat berupa bonus, tantiem, THR, atau sejenisnya.
45
Ilustrasi
(Imbalan Tahunan)
Tn. Iwan adalah pegawai suatu perusahaan leasing, menikah dengan
satu anak dan memperoleh gaji sebulan Rp 13.350.000. Perusahaan
mengikuti program Jamsostek dan Iuran Pensiun, sehingga perusahaan
harus membayar premi yang meliputi Jaminan Kecelakaan Kerja,
Jaminan Kematian, Jaminan Hari Tua, dan iuran pensiun dengan jumlah
masing-masing 0.5%, 0.3%, dan 3.7% dari gaji, serta Rp 82.500 per
bulan. Tn. Iwan sendiri membayar iuran pensiun sebesar Rp 65.000 dan
JHT sebesar 2% dari gaji tiap bulan. Mengingat dua hari raya keagamaan
tiba berdekatan di tahun berjalan, perusahaan memberikan THR lebih
tinggi dari biasanya, yakni Rp 15.500.000 untuk setiap pegawai.
Berapakah beban PPh 21 yang dikenakan atas THR Tn. Iwan?
Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?

46
Ilustrasi
(Imbalan Tahunan): Penghitungan PPh Atas Gaji

Jawaban: Gaji pokok 3,350,000


Iuran JKKyang dibayar perusahaan 16,750
Iuran JKMyang dibayar perusahaan 10,050
Penghasilan bruto per bulan 3,376,800
(Biaya jabatan) (168,840)
(Iuran JHTyang dibayar karyawan) (67,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (65,000) (300,840)
Penghasilan netto per bulan 3,075,960
Penghasilan netto setahun 36,911,520
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan satu anak (1,320,000) (18,480,000)
Penghasilan Kena Pajak 18,431,520
Pembulatan PKP 18,431,000
Pajak terutang atas gaji
5% x 18,431,000 921,550 Rp921,550.00
47
Ilustrasi
(Imbalan Tahunan): Penghitungan PPh Atas Gaji dan THR

Jawaban: Gaji pokok 3,350,000


Iuran JKKyang dibayar perusahaan 16,750
Iuran JKMyang dibayar perusahaan 10,050
Penghasilan sebelumTHRper bulan 3,376,800
Penghasilan sebelumTHRsetahun 40,521,600
THR 5,500,000
Penghasilan bruto setahun 46,021,600
(Biaya jabatan) (2,301,080)
(Iuran JHTyang dibayar karyawan) (804,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (780,000) (3,885,080)
Penghasilan netto setahun 42,136,520
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan satu anak (1,320,000) (18,480,000)
Penghasilan Kena Pajak 23,656,520
Pembulatan PKP 23,656,000
Pajak terutang atas gaji dan THR
5% x 23,656,000 1,182,800 Rp1,182,800.00
48
Ilustrasi
(Imbalan Tahunan): Penghitungan PPh Atas THR

Pajak atas THR = Pajak atas gaji dan THR - Pajak atas gaji
= 1.182.800 - 921.550
= Rp 261.250,00

49
Dialektika Pajak:
Metode Langsung PPh Imbalan Tahunan (1)

PPh atas imbalan tahunan (bonus, THR, dan sejenisnya) dan uang rapel {dilambangkan IT}
dapat dihitung dengan metode langsung, langkah penghitungan sebagai berikut.
1. Menghitung pajak terutang semula atas komponen gaji.
2. Menghitung peningkatan PKP {dilambangkan PPKP} dengan acuan besaran
penghasilan bruto semula disetahunkan {dilambangkan PBS}.
a. Selama PBS + IT < Rp 120.000.000,00 maka:
PPKP = 95% x IT.
{Mengingat adanya pengurangan biaya jabatan}
b. Jika PBS < Rp 120.000.000,00 dan PBS + IT > Rp 120.000.000,00 maka:
PPKP = (95% x (120.000.000 – PBS)) + (PBS + IT – 120.000.000).
{Mengingat pengurangan biaya jabatan telah melebihi batas maksimal}
c. Selama PBS > Rp 120.000.000,00 maka:
PPKP = IT.

50
Dialektika Pajak:
Metode Langsung PPh Imbalan Tahunan (2)

3. Membandingkan PKP semula {dilambangkan PKPS} dengan batas bawah


PKP lapisan tarif di atas lapisan tarif marginal semula {dilambangkan BBTM}.
a. Selama PPKP < (BBTM – PKPS) maka:
PPh atas IT = PPKP x Tarif marginal semula
{Mengingat peningkatan PKP tidak mengubah lapisan tarif marginal}
b. Jika PPKP > (BBTM – PKPS) maka:
PPh atas IT = (((BBTM – PKPS) x Tarif marginal semula)
+ ((PKPS + PPKP – BBTM) x Tarif di atas lapisan tarif
marginal semula))
d. Penghitungan dengan metode langsung ini mengabaikan proses pembulatan
ke bawah terhadap nilai PKP ke nilai ribuan terdekat, sebab bersifat
immaterial.

51
Ilustrasi
(Penerapan Metode Langsung: Uang Rapel)
Kertarajasa, sebagaimana dideskripsikan dalam ilustrasi
3A.1 dan Ilustrasi 3A.7, menerima uang rapel sejumlah Rp
8.000.000,00. Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas
uang rapel berdasar metode langsung?
Jawaban :
Gaji pokok 2,750,000
Langkah (1) Penghasilan bruto per bulan 2,750,000
(Biaya jabatan) (137,500)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (125,000) (262,500)
Penghasilan netto per bulan 2,487,500
Penghasilan netto setahun 29,850,000
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan tiga anak (3,960,000) (21,120,000)
Penghasilan Kena Pajak 8,730,000
Pajak terutang setahun
5% x 8,730,000 436,500 Rp436,500.00
Pajak terutang per bulan Rp36,375.00

52
Ilustrasi
(Penerapan Metode Langsung: Uang Rapel)
Jawaban :
Langkah (2)PBS = 2.750.000 x 12
= 33.000.000
PBS + IT = 33.000.000 + 8.000.000
= 41.000.000
(PBS + IT) < 120.000.000, maka:
PPKP = 95% x 8.000.000
= 7.600.000
Langkah (3)BBTM – PKPS = 50.000.000 – 8.730.000
= 41.270.000
PPKP < (BBTM – PKPS), maka:
PPh atas IT = 5% x 7.600.000
= Rp 380.000,00
Maka besaran PPH 21 atas uang rapel yang diterima Kertarajasa adalah
Rp 380.000,00.

53
Ilustrasi
(Penerapan Metode Langsung: THR)
Ken Arok, sebagaimana dideskripsikan dalam ilustrasi
3A.8, menerima THR sejumlah Rp 5.500.000,00.
Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas THR Ken Arok
berdasar metode
Gaji pokok langsung?
Iuran JKKyang dibayar perusahaan
3,350,000
16,750
Jawaban : Iuran JKMyang dibayar perusahaan 10,050
Penghasilan bruto per bulan 3,376,800
Langkah (1) (Biaya jabatan) (168,840)
(Iuran JHTyang dibayar karyawan) (67,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (65,000) (300,840)
Penghasilan netto per bulan 3,075,960
Penghasilan netto setahun 36,911,520
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan satu anak (1,320,000) (18,480,000)
Penghasilan Kena Pajak 18,431,520
Pembulatan PKP 18,431,000
Pajak terutang atas gaji
5% x 18,431,000 921,550 Rp921,550.00

54
Ilustrasi
(Penerapan Metode Langsung: THR)
Jawaban :
Langkah (2) PBS = 3.376.800 x 12
= 40.521.600
PBS + IT = 40.521.600 + 5.500.000
= 46.021.600
(PBS + IT) < 120.000.000, maka:
PPKP = 95% x 5.500.000
= 5.225.000
Langkah (3) BBTM – PKPS = 50.000.000 – 15.404.040
= 34.595.060
PPKP < (BBTM – PKPS), maka:
PPh atas IT = 5% x 5.225.000
= Rp 261.250,00
Maka besaran PPH 21 atas THR yang diterima Ken Arok
55
Ilustrasi
(Natura)

Udayana bekerja sebagai pegawai administratif pada suatu unit


perwakilan dagang negara lain yang berdasar ketentuan Menkeu
diperbolehkan menggunakan norma penghitungan khusus (deemed
profit) dalam kegiatan perpajakannya. Udayana memperoleh gaji sebulan
sebesar Rp 2.150.000,00 dan menerima pembayaran lain dalam bentuk
20 kg sagu dan 5 kg gula setiap bulannya. Di daerah tempat tinggalnya,
kedua komoditas tersebut rata – rata dihargai masing – masing Rp
7.500,00 per kg dan Rp 12.500,00 per kg. Jika Udayana telah menikah
dan namun belum memiliki anak, bagaimanakah penghitungan PPh 21
atas penghasilannya? Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?

56
Ilustrasi
(Natura)
Jawaban :
Gaji pokok 2,150,000 Jurnal Pemberi KerjaBeban
Gaji
Natura sagu (20 x 7.500) 150,000 2.362.500
Natura gula (5 x 12.500) 62,500 Utang PPh 21
Penghasilan bruto per bulan 2,362,500
40.717 Kas
(Biaya jabatan) (118,125) (118,125)
2.109.283
Penghasilan netto per bulan 2,244,375
Penghasilan netto setahun 26,932,500 Persediaan
212.500
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000) (17,160,000)
Penghasilan Kena Pajak 9,772,500
Pembulatan PKP 9,772,000
Pajak terutang setahun
5% x 9,772,000 488,600 Rp488,600.00
Pajak terutang per bulan Rp40,716.67
57
Ilustrasi
(Bekerja Sejak Pertengahan Tahun, Kewajiban Sejak Awal Tahun)

Pati Unus melepaskan status pekerjaannya sebagai


pegawai pemerintah sejak akhir tahun 2011 atas keperluan
merawat orang tuanya yang sakit. Di bulan Mei 2012, orang
tuanya telah sembuh dan ia kembali bekerja di suatu
perusahaan milik perseorangan. Gaji sebulan yang diterima
Pati Unus adalah Rp 11.650.000,00, ia membayar iuran
pensiun sebesar Rp 215.000,00. Pati Unus telah menikah
dan memiliki dua orang orang anak. Bagaimanakah
penghitungan PPh 21 atas Pati Unus? Bagaimana
penjurnalan oleh pemberi kerja?

58
Ilustrasi
(Bekerja Sejak Pertengahan Tahun, Kewajiban Sejak Awal Tahun)

Jawaban :
Jurnal Pemberi Kerja
Gaji pokok 11,650,000 Beban Gaji 11.650.000
Penghasilan bruto per bulan 11,650,000 Utang Dana Pensiun 215.000
(Biaya jabatan) (582,500) Utang PPh 21 644.000
(Maksimal biaya jabatan) (500,000) Kas 10.791.000
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (215,000) (715,000)
Penghasilan netto per bulan 10,935,000
Penghasilan netto Mei - Desember 87,480,000
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan dua anak (2,640,000) (19,800,000)
Penghasilan Kena Pajak 67,680,000
Pajak terutang Mei - Desember
5% x 50,000,000 2,500,000
15%x 17,680,000 2,652,000 Rp5,152,000.00
Pajak terutang per bulan Rp644,000.00
59
Ilustrasi
(Bekerja & Kewajiban Sejak Pertengahan Tahun)

Trenggana merupakan seorang fresh graduate akademi pelayaran


yang belum pernah menerima penghasilan sendiri sebelumnya. Selepas
diwisuda di awal bulan Agustus 2012, ia langsung diterima bekerja
sebagai pegawai Adpel. Gaji sebulan yang diterima Trenggana adalah Rp
7.350.000,00. Ia belum mengikuti program pensiun dikarenakan masih
berada di tahap adaptasi. Hingga saat ini Trenggana masih melajang.
Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas Trenggana? Bagaimana
penjurnalan oleh pemberi kerja?

60
Ilustrasi
(Bekerja & Kewajiban Sejak Pertengahan Tahun)

Jawaban :
Jurnal Pemberi Kerja
Gaji pokok 7,350,000 Beban Gaji 7.350.000
Penghasilan bruto per bulan 7,350,000 Utang PPh 21 432.708
Kas 6.917.292
(Biaya jabatan) (367,500) (367,500)
Penghasilan netto per bulan 6,982,500
Penghasilan netto Agustus - Desember 34,912,500
Penghasilan netto disetahunkan 83,790,000
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000) (15,840,000)
Penghasilan Kena Pajak 67,950,000
Pajak terutang disetahunkan
5%x 50,000,000 2,500,000
15%x 17,950,000 2,692,500 Rp5,192,500.00
Pajak terutang Agustus - Desember Rp2,163,541.67
Pajak terutang per bulan Rp432,708.33
61
Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban Masih Berlaku)

Fatahillah adalah seorang penyelia lapangan


yang bekerja bagi suatu perusahaan dengan gaji
sebulan yang diterima sebesar Rp 8.575.000,00.
Setiap bulan, ia membayar iuran pensiun sebesar
Rp 170.000,00. Di akhir bulan Maret 2012,
Fatahillah berhenti dari pekerjaannya akibat tuntutan
fisik yang melebihi kemampuannya. Jika Fatahillah
telah menikah dan memiliki tiga orang orang anak,
bagaimanakah penghitungan PPh 21 yang
dikenakan terhadapnya? Bagaimana penjurnalan
oleh pemberi kerja?
62
Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban Masih Berlaku): Penghitungan di Awal Tahun

Jawaban :
Gaji pokok 8,575,000
Penghasilan bruto per bulan 8,575,000
(Biaya jabatan) (428,750)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (170,000) (598,750)
Penghasilan netto per bulan 7,976,250
Penghasilan netto setahun 95,715,000
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan tiga anak (3,960,000) (21,120,000)
Penghasilan Kena Pajak 74,595,000
Pajak terutang Mei - Desember
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 24,595,000 3,689,250 Rp6,189,250.00
Pajak terutang per bulan Rp773,656.25
63
Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban Masih Berlaku): Penghitungan Saat Berhenti

Jawaban : Gaji pokok 8,575,000


Penghasilan bruto per bulan 8,575,000
Atas besaran pajak (Biaya jabatan) (428,750)
lebih bayar, (Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (170,000) (598,750)
perusahaan wajib Penghasilan netto per bulan 7,976,250
mengembalikannya Penghasilan netto Januari - Maret 23,928,750
kepada Fatahillah. (PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan tiga anak (2,640,000) (19,800,000)
Penghasilan Kena Pajak 4,128,750
Pembulatan PKP 4,128,000
Pajak terutang Januari - Maret
5% x 4,128,000 206,400 Rp206,400.00
Pajak yang telah dipotong Jan - Feb (2 x 773,656.25) (Rp1,547,312.50)
Pajak kurang (lebih) bayar (Rp1,340,912.50)
64
Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban Berhenti)

Tirtayasa adalah seorang store manager yang bekerja bagi suatu


perusahaan dengan gaji sebulan yang diterima sebesar Rp
13.250.000,00. Setiap bulan, ia membayar iuran pensiun sebesar Rp
325.000,00. Atas penjualan di unitnya yang melebihi rerata regional,
Tirtayasa menerima bonus pertengahan tahun di 2012 sebesar Rp
35.000.000,00. Malangnya, di akhir bulan Agustus 2012 Tirtayasa
mengalami kecelakaan dalam suatu perjalanan dinas dan tidak dapat
diselamatkan nyawanya. Jika Tirtayasa meninggalkan seorang istri dan
seorang anak, bagaimanakah penghitungan PPh 21 yang dikenakan
terhadapnya di Agustus 2012?

65
Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban Berhenti):
PPh Atas Gaji

Jawaban:

Gaji pokok 13,250,000


Penghasilan bruto per bulan 13,250,000
(Biaya jabatan) (662,500)
(Maksimal biaya jabatan) (500,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (325,000) (825,000)
Penghasilan netto per bulan 12,425,000
Penghasilan netto setahun 149,100,000
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan satu anak (1,320,000) (18,480,000)
Penghasilan Kena Pajak 130,620,000
Pajak terutang atas gaji
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 80,620,000 12,093,000 Rp14,593,000.00
PPh 21 per bulan Rp1,216,083.33
66
Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban Berhenti):
PPh Atas Gaji dan Bonus

Jawaban :
Gaji pokok 13,250,000
Penghasilan sebelumbonus per bulan 13,250,000
Penghasilan sebelumbonus per tahun 159,000,000
Bonus 35,000,000
Penghasilan bruto setahun 194,000,000
(Biaya jabatan) (9,700,000)
(Maksimal biaya jabatan) (6,000,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (3,900,000) (9,900,000)
Penghasilan netto setahun 184,100,000
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan satu anak (1,320,000) (18,480,000)
Penghasilan Kena Pajak 165,620,000
Pajak terutang atas gaji dan bonus
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 115,620,000 17,343,000 Rp19,843,000.00
67
Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban Berhenti):
PPh Atas Bonus

Pajak atas bonus= Pajak atas gaji dan bonus- Pajak atas gaji
= 19.843.000 - 14.593.000
= Rp 5.250.000,00

68
Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban Berhenti):
Penghitungan Kembali

Jawaban: Gaji pokok 13,250,000


Penghasilan sebelumbonus per bulan 13,250,000
Penghasilan sebelumbonus Januari - Agustus 106,000,000
Bonus 35,000,000
Penghasilan bruto Januari - Agustus 141,000,000
(Biaya jabatan) (7,050,000)
(Maksimal biaya jabatan) (6,000,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (3,900,000) (9,900,000)
Penghasilan netto Januari - Agustus 131,100,000
Penghasilan netto disetahunkan 196,650,000
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan satu anak (1,320,000) (18,480,000)
Penghasilan Kena Pajak 178,170,000
Pajak terutang atas penghasilan disetahunkan
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 138,170,000 19,225,500 Rp21,725,500.00
Pajak terutang atas Januari - Agustus Rp14,483,666.67
69
Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban Berhenti):
Penghitungan di Masa Terakhir

Jawaban:
Pajak terutang periode Januari - Agustus Rp14,483,666.67
Pajak yang telah dipotong atas gaji Januari - Juli (7 x 1.216.083,00) (Rp8,512,583.31)
Pajak yang telah dipotong atas bonus (Rp5,250,000.00)
Pajak yang harus dipotong di Agustus 2012 Rp721,083.36

70
Penghitungan di Masa Pajak Terakhir

PPh 21 = Pajak di bulan –


bulan sebelumnya
(Ketika tidak ada perubahan
penghasilan)
Bulan Desember
(Bagi pegawai yang
bekerja sepanjang tahun)
Masa Pajak PPh 21 deperhitungkan
Terakhir kembali
(Ketika ada perubahan
Bulan terakhir saat penghasilan)
pegawai berhenti bekerja.

71
Ilustrasi
(Masa Terakhir)

Senapati pada tahun 2012 bekerja sebagai seorang IT analyst pada


sebuah perusahaan multinasional dengan memperoleh gaji sebulan Rp
4.750.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 175.000,00. Di
awal bulan April, Senapati mendapatkan promosi sehingga memperoleh
peningkatan gaji pokok senilai Rp 3.500.000,00. Jika Senapati telah
menikah dan memiliki seorang anak, bagaimanakah penghitungan PPh
21 di akhir bulan Desember?

72
Ilustrasi
(Masa Terakhir): Penghitungan Paruh Pertama

Jawaban:
Gaji pokok 4,750,000
Penghasilan bruto per bulan 4,750,000
(Biaya jabatan) (237,500)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (175,000) (412,500)
Penghasilan netto per bulan 4,337,500
Penghasilan netto setahun 52,050,000
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan satu anak (1,320,000) (18,480,000)
Penghasilan Kena Pajak 33,570,000
Pajak terutang setahun
5% x 33,570,000 1,678,500 Rp1,678,500.00
Pajak terutang per bulan Rp139,875.00
73
Ilustrasi
(Masa Terakhir): Penghitungan Paruh Kedua

Jawaban :
Gaji pokok 8,250,000
Penghasilan bruto per bulan 8,250,000
(Biaya jabatan) (412,500)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (175,000) (587,500)
Penghasilan netto per bulan 7,662,500
Penghasilan netto setahun 91,950,000
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan satu anak (1,320,000) (18,480,000)
Penghasilan Kena Pajak 73,470,000
Pajak terutang setahun
5% x 50,000,000 2,500,000
15%x 23,470,000 3,520,500 Rp6,020,500.00
Pajak terutang per bulan Rp501,708.33

74
Ilustrasi
(Masa Terakhir): Penghitungan Akhir Masa
Jawaban :
Penghasilan bruto per bulan Januari - Maret 4,750,000
Penghasilan bruto Januari - Maret 14,250,000
Penghasilan bruto per bulan April - Desember 8,250,000
Penghasilan bruto April - Desember 74,250,000
Penghasilan bruto Januari - Desember 88,500,000
(Biaya jabatan) (4,425,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (2,100,000) (6,525,000)
Penghasilan netto setahun 81,975,000
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan satu anak (1,320,000) (18,480,000)
Penghasilan Kena Pajak 63,495,000
Pajak terutang Januari - Desember
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 9,895,000 2,024,250 Rp4,524,250.00
Pajak yang telah dipotong Januari - Maret (3 x 139,875) (Rp419,625.00)
Pajak yang telah dipotong April - Desember (9 x 501,708.33) (Rp4,515,375.00)
Pajak kurang (lebih) bayar di Desember 2012 (Rp410,750.00)
75
Pemindahan Lokasi Tugas

PPh diperhitungkan
kembali sesuai besaran
penghasilan baru.
Besaran penghasilan
mengalami perubahan.
Di akhir periode di lokasi
baru, dilakukan
Pemindahan penghitungan pajak
Lokasi Tugas kurang (lebih) bayar.

Besaran penghasilan PPh lokasi baru = PPh


mengalami perubahan. lokasi lama

76
Ilustrasi
(Pemindahan Lokasi)

Sura Agul Agul pada tahun 2012 bekerja sebagai seorang


management trainee pada kantor pusat sebuah perusahaan yang
berkedudukan di Makassar, dengan memperoleh gaji sebulan Rp
5.350.000,00 dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 115.000,00. Di
awal bulan November, Sura dipindahkan ke kantor cabang di Merauke
sehingga memperoleh tambahan penghasilan berupa tunjangan
transportasi senilai Rp 2.150.000,00. Jika Senapati telah menikah dan
memiliki dua orang anak, bagaimanakah penghitungan PPh 21 di masing
– masing lokasi dan di akhir bulan Desember?

77
Ilustrasi
(Pemindahan Lokasi): Penghitungan Lokasi Pertama

Jawaban :
Gaji pokok 5,350,000
Penghasilan bruto per bulan 5,350,000
(Biaya jabatan) (267,500)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (115,000) (382,500)
Penghasilan netto per bulan 4,967,500
Penghasilan netto setahun 59,610,000
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan dua anak (2,640,000) (19,800,000)
Penghasilan Kena Pajak 39,810,000
Pajak terutang setahun
5% x 39,810,000 1,990,500 Rp1,990,500.00
Pajak terutang per bulan Rp165,875.00
78
Ilustrasi
(Pemindahan Lokasi): Penghitungan Lokasi Kedua

Jawaban G:aji pokok 5,350,000


Tunjangan transportasi 2,150,000
Penghasilan bruto per bulan 7,500,000
(Biaya jabatan) (375,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (115,000) (490,000)
Penghasilan netto per bulan 7,010,000
Penghasilan netto setahun 84,120,000
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan dua anak (2,640,000) (19,800,000)
Penghasilan Kena Pajak 64,320,000
Pajak terutang setahun
5% x 50,000,000 2,500,000
15%x 14,320,000 2,148,000 Rp4,648,000.00
Pajak terutang per bulan Rp387,333.33
79
Ilustrasi
(Pemindahan Lokasi): Penghitungan Masa Terakhir

Jawaban :
Penghasilan bruto per bulan Januari - Oktober 5,350,000
Penghasilan bruto Januari - Oktober 53,500,000
Penghasilan bruto per bulan November - Desember 7,500,000
Penghasilan bruto November - Desember 15,000,000
Penghasilan bruto Januari - Desember 68,500,000
(Biaya jabatan) (3,425,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (1,380,000) (4,805,000)
Penghasilan netto setahun 63,695,000
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan dua anak (2,640,000) (19,800,000)
Penghasilan Kena Pajak 43,895,000
Pajak terutang Januari - Desember
5% x 43,895,000 2,194,750 Rp2,194,750.00
Pajak yang telah dipotong Januari - Oktober (10 x 165,875) (Rp1,658,750.00)
Pajak yang telah dipotong November - Desember (2 x 387,333.33) (Rp774,666.67)
80
Penghasilan dalam Mata Uang Asing

Atas penghasilan dalam mata uang asing, nilai yang


dijadikan dasar penghitungan PPh perlu dikonversikan
terlebih dahulu ke dalam mata uang domestik berdasar Kurs
Keputusan Menteri Keuangan (Kurs KMK) di pekan berjalan.

81
Ilustrasi
(Penghasilan dalam Mata Uang Asing)

Kesselring adalah pegawai tetap pada sebuah perusahaan


periklanan dengan memperoleh gaji sebulan $ 2,750 yang dibayarkan
dalam mata uang asing. Di pekan berjalan, kurs yang berlaku di pasar
meliputi kurs tengah BI senilai Rp 9.250,00/ $, kurs KMK senilai Rp
9.200,00/ $, kurs jual senilai Rp 9.300,00/ $, dan kurs beli senilai Rp
9.225,00/ $. Jika Kesselring talah menikah dan memiliki dua orang anak,
bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas Kesselring? Bagaimana
penjurnalan oleh pemberi kerja?

82
Ilustrasi
(Penghasilan dalam Mata Uang Asing)
Jawaban :
Gaji pokok berdasar kurs KMK 25,300,000 Jurnal Pemberi Kerja
Penghasilan bruto per bulan 25,300,000
(Biaya jabatan) (1,265,000)
Beban Gaji
25.300.000
(Maksimal biaya jabatan) (600,000) (600,000)
Penghasilan netto per bulan 24,700,000 Utang PPh 21
Penghasilan netto setahun
3.262.500 296,400,000 Kas
(PTKP)
22.037.500
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan dua anak (2,640,000) (19,800,000)
Penghasilan Kena Pajak 276,600,000
Pajak terutang setahun
5%x 50,000,000 2,500,000
15%x 200,000,000 30,000,000
25%x 26,600,000 6,650,000 Rp39,150,000.00
Pajak terutang per bulan Rp3,262,500.00
83
Kepemilikan NPWP di Pertengahan Tahun

Penghitungan kembali PPh terutang dilakukan setelah WP menyerahkan


fotokopi kartu NPWP kepada pemberi kerja.

Atas pajak lebih bayar di periode – periode sebelumnya sepanjang tahun


berjalan, nilainya dapat diperhitungkan sebagai pengurang pajak terutang
di periode berjalan dan/ atau periode yang akan datang.

84
Ilustrasi
(Kepemilikan NPWP di Pertengahan Tahun)

Bahureksa merupakan pegawai baru di suatu perusahaan


petrokimia, dengan memperoleh gaji sebulan Rp 6.300.000,00
dan membayar iuran pensiun sebesar Rp 155.000,00. Bahureksa
baru dapat mengururs kepemilikan NPWP di pertengahan tahun
dan menyerahkan fotokopi kartu NPWP kepada perusahaan di
awal Oktober. Jika Bahureksa belum menikah dan memiliki
seorang anak angkat, bagaimanakah penghitungan PPh 21
sepanjang tahun berjalan?

85
Ilustrasi
(Kepemilikan NPWP di Pertengahan Tahun)

Jawaban :
Gaji pokok 6,300,000
Penghasilan bruto per bulan 6,300,000
(Biaya jabatan) (315,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (155,000) (470,000)
Penghasilan netto per bulan 5,830,000
Penghasilan netto setahun 69,960,000
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Tanggungan satu anak (1,320,000) (17,160,000)
Penghasilan Kena Pajak 52,800,000
Pajak terutang setahun
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 2,800,000 420,000 Rp2,920,000.00
Pajak terutang per bulan Rp243,333.33
Pajak terutang per bulan ketika tidak memiliki NPWP Rp292,000.00
86
Ilustrasi
(Kepemilikan NPWP di Pertengahan Tahun)

Jawaban:
PPh dipotong selama Januari – September Rp 292.000,00
PPh lebih bayar untuk dikompensasikan
= 9 x (292.000 – 243.333,33) (Rp 438.000,00)
PPh yang seharusnya dipotong di Oktober Rp 243.333,33
Kompensasi (Rp 243.333,33)
PPh dipotong di Oktober Rp 0,00
PPh yang seharusnya dipotong di Oktober Rp 243.333,33
Kompensasi (Rp 194.666,67)
PPh dipotong di November Rp 48.666,67
PPh dipotong di Desember Rp 243.333,33

87
Pola Pembayaran

Penghasilan
di Akhir
Masa Kerja

Diterima Diterima
Sekaligus Berkala

Dialihkan ke
Dana Anuitas
Pesangon Pensiun
Pensiun Seumur
Hidup

88
Penghasilan di Akhir Masa Kerja
Dibayarkan Sekaligus

Penghasilan di akhir masa kerja yang dibayarkan sekaligus dapat


berbentuk pesangon, manfaat pensiun, Tunjangan Hari Tua, atau
Jaminan Hari Tua.

Pemotongan pajak penghasilan bersifat final.

Pembayaran secara sekaligus dapat dibayarkan melalui beberapa


kali pembayaran sepanjang maksimal dua tahun kalender, dan
dikenai tarif yang berlaku khusus.

Atas pembayaran yang dibayarkan di tahun ketiga atau setelahnya,


pemotongan pajak penghasilan bersifat tidak final dan dikenai tarif
umum Pasal 17 Ayat (1) Huruf (a).
89
Lapisan Tarif Khusus dan Dasar Pengenaan
(Pesangon: PP No. 68 Tahun 2009)

No. Lapisan Penghasilan Bruto Tarif


1 0 s/d Rp 50.000.000,00 0%
2 Di atas Rp 50.000.000,00 s/d Rp 5%
100.000.000,00
3 Di atas Rp 100.000.000,00 s/d Rp 15%
500.000.000,00
4 Di atas Rp 500.000.000,00 25%

Dasar Pengenaan: Penghasilan bruto tanpa dikurangi PTKP

90
Ilustrasi
(Pesangon Diterima Sekaligus)

Abiyasa (berstatus menikah dan memiliki dua anak) merupakan


seorang manajer pemasaran di suatu perusahaan dan telah mengabdi
semenjak perusahaan berdiri. Di akhir bulan Maret 2012, Abiyasa
memasuki masa pensiun, dan atas pengabdiannya perusahaan hendak
membayarkan uang pesangon secara sekaligus, sebesar 40 kali gaji
pokok terakhir yang dibayarkan. Sesuai slip gaji di bulan Februari,
Abiyasa menerima penghasilan bruto senilai Rp 10.130.000,00 yang di
dalamnya tercakup pula komponen iuran JKK dan JKM yang dibayarkan
oleh perusahaan masing – masing sebesar 1% dan 0,3% dari gaji pokok.
Jika pesangon tersebut baru akan dibayarkan di bulan April 2013,
bagaimanakah perlakuan pemotongan PPh 21 dan berikut sifatnya?
Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?

91
Ilustrasi
(Pesangon Diterima Sekaligus)

Jawaban:
Penghasilan bruto Rp10,130,000.00
Iuran JKKdibayarkan perusahaan (1/ 101.3 x 10,130,000) (Rp100,000.00)
Iuran JKMdibayarkan perusahaan (0.3/ 101.3 x 10,160,000) (Rp30,000.00)
Gaji pokok Rp10,000,000.00
Pesangon dibayarkan Rp400,000,000.00

Pajak terutang
0% x 50,000,000 Rp0.00
5% x 50,000,000 Rp2,500,000.00
15% x 300,000,000 Rp45,000,000.00 Rp47,500,000.00
Pengenaan pajak bersifat final.
Jurnal Beban pesangon 400.000.000
Utang PPh final 47.500.000
Kas 352.500.000
92
Lapisan Tarif Khusus dan Dasar Pengenaan
(Manfaat Pensiun, THT, JHT: PP No. 68 Tahun 2009)

No. Lapisan Penghasilan Bruto Tarif


1 0 s/d Rp 50.000.00,00 0%
2 Di atas Rp 50.000.000,00 5%

Dasar Pengenaan: Penghasilan bruto tanpa dikurangi PTKP

93
Ilustrasi
(Manfaat Pensiun Diterima Sekaligus)

Bhisma (berstatus menikah dan memiliki seorang anak) merupakan


seorang direktur keuangan di suatu perusahaan yang bergerak di industri
strategis. Di akhir bulan November 2012, Bhisma mengajukan
permohonan pensiun dini karena hendak mendirikan usaha pribadi
sesuai keinginan masa kecilnya. Mempertimbangkan dedikasinya, CEO
perusahaan menyetujui permohonan Bhisma dan perusahaan akan
membayarkan uang manfaat pensiun secara sekaligus dengan nilai Rp
475.000.000,00. Berhubung likuiditas perusahaan tidak terlalu baik, maka
manfaat pensiun tersebut akan dibayarkan dalam empat termin, masing
masing senilai Rp 25.000.000,00 di November 2012, Rp 50.000.000,00 di
April 2013, Rp 250.000.000,00 di Mei 2014, serta sisanya di Desember
2014. Bagaimanakah perlakuan pemotongan PPh 21 atas pembayaran
manfaat pensiun tersebut dan berikut sifatnya?

94
Ilustrasi
(Manfaat Pensiun Diterima Sekaligus)

Jawaban:
Periode Pembayaran Pajak Terutang Kumulatif Sifat

Novemb 25.000.000 0% x 25.000.000 25.000.000 Final


er ’12 =0
April ’13 50.000.000 0% x 25.000.000 75.000.000 Final
+ 5% x 25.000.000
= 1.250.000
Mei ’14 250.000.000 5% x 250.000.000 325.000.000 Final
= 12.500.000
Desemb 150.000.000 5% x 50.000.000 475.000.000 Tidak Final
er ‘14 + 15% x 100.000.000
=17.500.000

95
Pensiun Diterima Berkala

Bila waktu pensiun sudah dapat Bila waktu pensiun belum diketahui
diketahui dengan pasti pada awal secara pasti saat penghitungan PPh
tahun. awal tahun.

Penghitungan PPh terutang didasarkan


PPh terutang dihitung berdasarkan pada perkiraan penghasilan netto yang
PKP yang akan diperoleh sebeum disetahunkan. Jika terjadi kelebihan
pensiun. pemotongan, maka kelebihan tersebut
harus dikembalikan oleh pemberi kerja.

Sistematika penghitungan identik pada kasus pegawai tetap, kecuali bahwa biaya
jabatan ditetapkan maksimal Rp 200.000,00 per bulan atau Rp 2.400.000,00 per
tahun.
Tarif yang berlaku merupakan tarif umum Pasal 17 Ayat (1) Huruf (a) UU PPh.
96
Ilustrasi
(Pensiun Diterima Berkala)

Gajah Mada berstatus kawin dengan 3 orang anak yang


masih menjadi tanggungan, bekerja sebagai pegawai tetap
pada suatu perusahaan dengan gaji sebulan sebesar Rp
5.500.000,00. Gajah Mada setiap bulan membayar iuran
pensiun sebesar Rp 275.000,00 ke dana pensiun yang
pendiriannya telah disahkan oleh Menkeu. Berdasarkan
ketentuan yang berlaku di perusahaan, terhitung mulai 1 Juni
2012, Gajah Mada akan memasuki masa pensiun.
Bagaimanakah penghitungan pemotongan PPh 21 oleh
perusahaan selama sisa masa kerja tersebut?

97
Ilustrasi
(Pensiun Diterima Berkala): Penghitungan Saat Masih Aktif

Jawaban:Gaji pokok 5,500,000


Penghasilan bruto per bulan 5,500,000
(Biaya jabatan) (275,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (275,000) (550,000)
Penghasilan netto per bulan 4,950,000
Penghasilan netto Januari - Mei 24,750,000
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan tiga anak (3,960,000) (21,120,000)
Penghasilan Kena Pajak 3,630,000
Pajak terutang Januari - Mei
5% x 3,630,000 181,500 Rp181,500.00
Pajak terutang per bulan Rp36,300.00
98
Ilustrasi
(Pensiun Diterima Berkala)

Gajah Mada, sebagaimana dideskripsikan dalam Ilustrasi


3A.22, mulai bulan Juni 2012 benar – benar pensiun dari
pekerjaannya dan memperoleh uang pensiun dari dana
Pensiun sebesar Rp 2.750.000,00 sebulan. Bagaimanakah
penghitungan pajak terutang sebagaimana dilakukan oleh
pihak dana pensiun atas uang pensiun tersebut di tahun
2012 dan tahun berikutnya?

99
Ilustrasi
(Pensiun Diterima Berkala): Penghitungan Tahun Pertama

Jawaban: Penghasilan pensiun 2,750,000


Penghitungan 2012 Penghasilan bruto per bulan 2,750,000
(Biaya jabatan) (137,500) (137,500)
Penghasilan netto per bulan 2,612,500
Penghasilan netto Juni - Desember 18,287,500
Penghasilan netto Januari - Mei di perusahaan 24,750,000
Penghasilan netto Januari - Desember 43,037,500
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan tiga anak (3,960,000) (21,120,000)
Penghasilan Kena Pajak 21,917,500
Pembulatan PKP 21,917,000
Pajak terutang setahun
5% x 21,917,000 1,095,850 Rp1,095,850.00
Pajak yang telah dipotong Januari - Mei (Rp181,500.00)
Pajak terutang Juni - Desember Rp914,350.00
Pajak terutang per bulan dipotong Dana pensiun Rp130,621.43
100
Ilustrasi
(Pensiun Diterima Berkala): Penghitungan Tahun
Kedua dan Seterusnya
Jawaban: Penghitungan 2013, dan seterusnya.
Penghasilan pensiun 2,750,000
Penghasilan bruto per bulan 2,750,000
(Biaya jabatan) (137,500) (137,500)
Penghasilan netto per bulan 2,612,500
Penghasilan netto setahun 31,350,000
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan tiga anak (3,960,000) (21,120,000)
Penghasilan Kena Pajak 10,230,000
Pajak terutang setahun
5% x 10,230,000 511,500 Rp511,500.00
Pajak terutang per bulan dipotong Dana pensiun Rp42,625.00
101
Lapisan Tarif Khusus dan Dasar Pengenaan
(Pengalihan ke Anuitas Seumur Hidup:
Kepdirjen No. 333/ PJ/ 2001)

No. Lapisan Penghasilan Bruto Tarif


1 0 s/d Rp 25.000.00,00 0%
2 Di atas Rp 25.000.000,00 s/d Rp 50.000.000,00 5%
3 Di atas Rp 50.000.000,00 s/d Rp 10%
100.000.000,00
4 Di atas Rp 100.000.000,00 s/d Rp 15%
200.000.000,00
5 Di atas Rp 200.000.000,00 25%

Dasar Pengenaan: Penghasilan bruto tanpa dikurangi


PTKP

102
Pola Pembayaran

Penghasilan
Pegawai
Tidak Tetap
dan Tenaga
Kerja Lepas

Upah
Harian
Upah
Upah Upah yang
Boronga
Harian Satuan Dibayar
n
kan
Bulanan
103
Tata Cara Penghitungan

Upah Harian, Satuan, Borongan

• Upah dikonversikan ke dalam upah harian yang


ekuivalen dengan ketentuan pengupahan terkait.
• Atas upah harian hasil konversi, dikenakan
ketentuan tarif dan DPP yang bersesuaian.

Upah Harian yang Dibayarkan


Bulanan
• Upah disetahunkan.
• Upah dikurangi dengan PTKP untuk memperoleh
PKP.
• Berlaku tarif umum Pasal 17 Ayat (1) Huruf (a).

104
Penghitungan Teknis
(Upah Harian, Satuan, Borongan)
Penghasilan harian
Tidak dikenai pajak
Penghasilan < Rp 150.000,00
kumulatif per DPP = Penghasilan
bulan < Rp yang melebihi Rp
1.320.000,00 Penghasilan harian 150.000,00
> Rp 150.000,00 Tarif berlaku
adalah tarif lapis
DPP = Penghasilan pertama (5%)
Penghasilan harian – PTKP
Upah Harian/ Upah kumulatif per harian
Hasil Konversi
bulan > Rp Tarif berlaku
1.320.000,00 adalah tarif lapis
pertama (5%)

Penghasilan DPP = Penghasilan


disetahunkan - PTKP
kumulatif per
bulan > Rp Tarif berlaku
6.000.000,00 adalah tarif
progresif pasal 17.

105
Ilustrasi
(Upah Harian)
Tunggul Ametung (berstatus menikah dan belum
memiliki anak) selama bulan Januari 2012 bekerja
sebagai tenaga kerja lepas di suatu perusahaan
selama 15 hari dan menerima upah harian sebesar
Rp 180.000,00. Berapakah besar PPh 21 yang
harus dipotong oleh perusahaan sepanjang hari –
hari pelaksanaan pekerjaan oleh Tunggul Ametung?

106
Ilustrasi
(Upah Harian)
Jawaban :
Jumlah hari kerja untuk mencapai penghasilan kumulatif Rp
1.320.000,00
= 1.320.000/ 180.000
= 7,33 hari
a. Penghitungan di hari ke – 1 s/ d hari ke – 7
DPP = 180.000 – 150.000
= 30.000
PPh dipotong per hari = 5% x 30.000
= Rp 1.500,00
b. Penghitungan di hari ke – 8
Penghasilan selama 8 hari = 1.440.000
PTKP selama 8 hari = 8 x (15.840.000/ 360)
= 352.000 107
Ilustrasi
(Upah Harian)
Jawaban :
b. Penghitungan di hari ke – 8
DPP = 1.440.000 – 352.000
= 1.088.000
PPh terutang s/ d hari ke – 8 = 5% x 1.088.000
= Rp 54.400,00
PPh yang telah dipotong s/ d hari ke – 7 = 7 x 1.500
= Rp 10.500,00
PPh dipotong di hari ke – 8 = 54.400 – 10.500
= Rp 43.900,00
c. Penghitungan di hari ke – 9 dan seterusnya
DPP = 180.000 – (17.160.000/ 360)
= 132.333,33
PPh dipotong per hari = 5% x 132.333,33
= Rp 6.616,65
108
Ilustrasi
(Upah Satuan)
Dursasana (berstatus lajang) bekerja secara tidak tetap sebagai pengecat
rangka sepeda dengan menerima upah satuan. Upah senilai Rp 22.500,00 untuk
setiap rangka sepeda yang dibayarkan setiap dua pekan (12 hari kerja). Secara
rata – rata untuk setiap periodenya Dursasana dapat mengecat 100 rangka
sepeda. Berapakah besar PPh 21 yang seharusnya dikenakan setiap periode
pembayaran upah? Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?

Jawaban:
Upah per periode (100 x 22.500) Rp 2.250.000,00 Jurnal
Upah per hari Rp 187.500,00 Beban gaji 2.250.000
DPP = 187.500 - (15.840.000/ 360) Utang PPh 21 86.100
= 187.500 - 44.000 Kas 2.163.900
= 143.500
PPh 21 tiap periode = 5% x 12 x 143.500
= Rp 86.100,00

109
Ilustrasi
(Upah Borongan)
Citraksa adalah tukang bangunan serba bisa yang sedang mengerjakan
pembersihan gorong – gorong dengan sistem borongan. Atas pekerjaaan
tersebut, warga akan membayar Citraksa sebesar Rp 950.000, di mana
diperkirakan pekerjaan akan selesai dalam waktu 5 hari. Berapakah besar PPh 21
yang seharusnya dikenakan atas pekerjaan borongan tersebut? Bagaimana
penjurnalan oleh pemberi kerja?
Jawaban: Upah per periode Rp 950.000,00
Upah per hari Rp 190.000,00
DPP = 190.000 - 150.000
= 40.000
PPh 21 = 5% x 5 x 40.000
= Rp 10.000,00
Jurnal Beban gaji 950.000
Utang PPh 21 10.000
Kas 940.000

110
Ilustrasi
(Upah Harian Dibayarkan Bulanan)

Aswatama bekerja sebagai pegawai tidak tetap yang mengerjakan


penyolderan sirkuit elektronik bagi suatu perusahaan. Selama bulan
Januari 2012, Aswatama bekerja selama 18 hari dengan upah harian
sebesar Rp 135.000,00 yang dibayarkan secara bulanan. Jika Aswatama
berstatus menikah dengan seorang anak, berapakah besar PPh 21 yang
seharusnya dikenakan terhadapnya?

111
Ilustrasi 3A.27
(Upah Harian Dibayarkan Bulanan)

Jawaban:
Upah selama Januari (18 x 135.000) Rp 2.430.000,00
Penghasilan netto setahun Rp 29.160.000,00
PTKP:
WP sendiri Rp 15.840.000,00
Status kawin Rp 1.320.000,00
Tanggungan satu anak Rp 1.320.000,00 (Rp 18.480.000,00)
Penghasilan Kena Pajak Rp 10.680.000,00
Pajak terutang setahun Rp 534.000,00
Pajak terutang per bulan Rp 44.500,00

112
Tata Cara Penghitungan

Memiliki NPWP
DPP = 50% x
dan
Penghasilan
berpenghasilan
bruto – PTKP
hanya dari satu
Bersifat Bulanan
pemberi kerja.
Berkesinambungan
Berpenghasilan DPP = 50% x
Penghasilan lebih dari satu Penghasilan
Bukan Pegawai pemberi kerja. bruto

DPP = 50% x
Bersifat Tidak
Penghasilan
Berkesinambungan
bruto

Tarif yang berlaku adalah tarif umum Pasal 17 Ayat (1) Huruf (a) UU PPh.
WP yang tidak memiliki NPWP dikenai tarif 20% lebih tinggi.
113
Ketentuan Khusus (1)

Jika penyedia jasa bukan pegawai tersebut mempekerjakan orang


lain sebagai pegawainya dengan upah yang diketahui, maka:
Penghasilan bruto = Jumlah pembayaran – Upah pegawai
dipekerjakan

Jika penyedia jasa bukan pegawai tersebut melakukan penyerahan


material atau barang, maka:
Penghasilan bruto = Jumlah pembayaran – Nilai material atau barang

114
Ketentuan Khusus (1)

Atas dokter yang melakukan praktik di RS atau klinik, maka:


Penghasilan bruto = Jumlah pembayaran dari pasien sebelum
dikurangi biaya dan bagi hasil oleh RS atau klinik.

Agar dapat memperoleh pemotongan PTKP, wanita bukan pegawai


yang telah menikah wajib diserahkan fotokopi NPWP suami, fotokopi
surat nikah, dan fotokopi kartu keluarga.

115
Ilustrasi
(Penghasilan Berkesinambungan: Satu Sumber Penghasilan)

Bima Sp.Og. merupakan seorang dokter yang hanya membuka


praktik di klinik milik suatu LSM dengan memperoleh penghasilan setiap
bulan berdasar prinsip bagi hasil berdasar proporsi 85% : 15%. Bima
Sp.Og. telah memiliki NPWP dan di tahun 2012 menerima bagi hasil dari
klinik sebagai berikut. Bagi Hasil
Periode
Diterima
Jan 46,750,000
Feb 38,250,000
Mar 41,225,000
Bagaimanakah perlakuan perpajakan atas
Apr 45,475,000
penghasilan Mei 45,900,000
Yang diterima oleh Bima Sp.Og.? Jun 41,650,000
Jul 44,625,000
Aug 39,950,000
Sep 36,550,000
Okt 43,775,000
Nov 39,525,000
Des 48,875,000
116
Ilustrasi
(Penghasilan Berkesinambungan: Satu Sumber Penghasilan)

Jawaban :
Bagi Hasil Penghasilan Bruto 50% Penghasilan
Periode PTKP PKP
Diterima (100/ 85 x Bagi Hasil) Bruto
Jan 46,750,000 55,000,000 27,500,000 1,320,000 26,180,000
Feb 38,250,000 45,000,000 22,500,000 1,320,000 21,180,000
Mar 41,225,000 48,500,000 24,250,000 1,320,000 2,640,000
20,290,000
Apr 45,475,000 53,500,000 26,750,000 1,320,000 25,430,000
Mei 45,900,000 54,000,000 27,000,000 1,320,000 25,680,000
Jun 41,650,000 49,000,000 24,500,000 1,320,000 23,180,000
Jul 44,625,000 52,500,000 26,250,000 1,320,000 24,930,000
Aug 39,950,000 47,000,000 23,500,000 1,320,000 22,180,000
Sep 36,550,000 43,000,000 21,500,000 1,320,000 20,180,000
Okt 43,775,000 51,500,000 25,750,000 1,320,000 24,430,000
Nov 39,525,000 46,500,000 23,250,000 1,320,000 13,700,000
8,230,000
Des 48,875,000 57,500,000 28,750,000 1,320,000 27,430,000
Total 512,550,000 603,000,000 301,500,000 15,840,000 285,660,000
117
Ilustrasi
(Penghasilan Berkesinambungan: Satu Sumber Penghasilan)

Jawaban :
Periode PKP PKPKumulatif Tarif PPh Terutang
Jan 26,180,000 26,180,000 5% 1,309,000
Feb 21,180,000 47,360,000 5% 1,059,000
Mar 2,640,000 50,000,000 5% 132,000
20,290,000 70,290,000 15% 3,043,500
Apr 25,430,000 95,720,000 15% 3,814,500
Mei 25,680,000 121,400,000 15% 3,852,000
Jun 23,180,000 144,580,000 15% 3,477,000
Jul 24,930,000 169,510,000 15% 3,739,500
Aug 22,180,000 191,690,000 15% 3,327,000
Sep 20,180,000 211,870,000 15% 3,027,000
Okt 24,430,000 236,300,000 15% 3,664,500
Nov 13,700,000 250,000,000 15% 2,055,000
8,230,000 258,230,000 25% 2,057,500
Des 27,430,000 285,660,000 25% 6,857,500
Total 285,660,000 41,415,000
118
Ilustrasi
(Penghasilan Berkesinambungan: Beberapa Sumber Penghasilan, Tanpa NPWP)

Bratasena merupakan seorang pelukis lepas yang memajang hasil karyanya


di galeri seni klasik dan galeri seni kontemporer untuk diperjualbelikan. Atas setiap
lukisan yang terjual, Bratasena akan menerima permbayaran tunai di bulan
berikutnya. Selama tahun 2012, Bratasena menerima penghasilan dari galeri seni
kontemporer dengan rincian sebagai berikut.
Periode Penghasilan
Bratasena telah menikah dengan memiliki dua anak, Jan 17,000,000
serta masih belum terdaftar sebagai wajib pajak di Feb 15,500,000
KPP tempat domisilinya. Bagaimanakah perlakuan Mar 16,750,000
perpajakan atas penghasilan yang diterima oleh Apr 19,000,000
Bratasena dari galeri seni kontemporer? Mei 14,500,000
Jun 13,250,000
Jul 16,000,000
Aug 15,250,000
Sep 13,000,000
Okt 18,000,000
Nov 18,500,000
Des 20,000,000
119
Ilustrasi
(Penghasilan Berkesinambungan: Beberapa Sumber Penghasilan, Tanpa NPWP)

Jawaban :
50% x Penghasilan Tarif
Periode Penghasilan Bruto DPPKumulatif Tarif PPh Terutang
Bruto (DPP) Tanpa
Jan 17,000,000 8,500,000 8,500,000 5% 120% 510,000
Feb 15,500,000 7,750,000 16,250,000 5% 120% 465,000
Mar 16,750,000 8,375,000 24,625,000 5% 120% 502,500
Apr 19,000,000 9,500,000 34,125,000 5% 120% 570,000
Mei 14,500,000 7,250,000 41,375,000 5% 120% 435,000
Jun 13,250,000 6,625,000 48,000,000 5% 120% 397,500
Jul 16,000,000 2,000,000 50,000,000 5% 120% 120,000
6,000,000 56,000,000 15% 120% 1,080,000
Aug 15,250,000 7,625,000 63,625,000 15% 120% 1,372,500
Sep 13,000,000 6,500,000 70,125,000 15% 120% 1,170,000
Okt 18,000,000 9,000,000 79,125,000 15% 120% 1,620,000
Nov 18,500,000 9,250,000 88,375,000 15% 120% 1,665,000
Des 20,000,000 10,000,000 98,375,000 15% 120% 1,800,000
Total 196,750,000 98,375,000 11,707,500

120
Ilustrasi
(Penghasilan Tidak Berkesinambungan)

Permadi merupakan seorang praktisi sekaligus pengamat lepas. Secara


khusus, dia mendalami ilmu ekonomi yang terkait dengan aspek demografi, mulai
dari teori kependudukan dasar hingga realita trend perkembangan kependudukan di
berbagai belahan dunia. Atas pengetahuannya tersebut, Permadi diundang sebagai
pembicara dua rangkaian pelatihan pegawai Dispendukcapil tingkat provinsi selama
tiga bulan penuh di tahun 2012 dengan honorarium masing – masing Rp
95.000.000,00 dan Rp 115.000.000,00. Berapakah pajak terutang atas penghasilan
Permadi?

Jawaban:
PPh terutang pelatihan 1 = 5% x 50% x 95.000.000
= Rp 2.375.000,00
PPh terutang pelatihan 2 =5% x (50% x100.000.000) + 15% x (50% x 15.000.000)
= Rp 2.875.000,00

121
Ilustrasi
(Penghasilan Tidak Berkesinambungan: Mempekerjakan Karyawan & Menyerahkan
Barang)

Abilawa merupakan seorang penyedia jasa penerjemahan yang kerap


melayani segmen perusahaan berskala kecil dan menengah yang memiliki
hubungan bisnis dengan pelaku pasar luar negeri. Di bulan Februari 2012,
suatu perusahaan perseorangan meminta jasa Abilawa untuk
menerjemahkan, mengetik dan mencetak 1.000 lembar dokumen rencana
pengembangan bisnis demi keperluan pengajuan diri sebagai mitra ekspor
suatu perusahaan multinasional. Abilawa meminta pembayaran sejumlah Rp
15.000.000,00, telah termasuk di dalamnya honor dua orang asisten pengetik
sebesar Rp 1.000.000,00 dan biaya pembelian kertas cetak khusus sebesar
Rp 500.000,00.
a. Berapakah pajak terutang atas penghasilan Abilawa jika ia
dapat menyerahkan dokumen pemesanan kertas cetak khusus
dan bukti pembayaran honor asisten?
b. Bagaimana jika dokumen dimaksud tidak dapat disediakan
Abilawa?
c. Bagaimana jika Abilawa ternyata belum memiliki NPWP?

122
Ilustrasi
(Penghasilan Tidak Berkesinambungan:
Mempekerjakan Karyawan & Menyerahkan Barang)

Jawaban :
a. PPh terutang = 5% x 50% x (15.000.000 – (2 x 1.000.000) – 500.000)
= 5% x 50% x 12.500.000
= Rp 312.500,00
b. PPh terutang = 5% x 50% x 15.000.000
= Rp 375.000,00
c. Jika terdapat dokumen pendukung, PPh terutang
= 120% x 312.500
= Rp 375.000,00
Jika tidak terdapat dokumen pendukung, PPh terutang
= 120% x 375.000
= Rp 450.000,00

123
Tata Cara Penghitungan

Dasar Pengenaan Pajak (DPP) =


Jumlah penghasilan bruto yang bersifat utuh dan
tidak dipecah

Tarif yang berlaku adalah tarif umum Pasal 17


Ayat (1) Huruf (a) UU PPh.
WP yang tidak memiliki NPWP dikenai tarif 20%
lebih tinggi.
124
Ilustrasi
(Peserta Kegiatan)

Batara merupakan seorang mahasiswa yang mengikuti kejuaraan catur


terbuka yang diselenggarakan oleh PB Percasi di tingkat nasional. Kejuaraan
tersebut diikuti oleh pecatur terbaik dari setiap daerah, sehingga PB Percasi
memberikan penggantian biaya transportasi, akomodasi, dan konsumsi berdasar
prinsip at cost. Selama kejuaraan, Batara melakukan pengeluaran untuk ketiga
pos biaya masing – masing Rp 2.250.000,00, Rp 1.000.000,00, dan Rp
500.000,00. PB Percasi melakukan penggantian di akhir kegiatan, bersamaan
dengan pemberian hadiah Rp 50.000.000,00 atas raihan Batara sebagai juara
pertama. Berapakah pajak penghasilan yang terutang oleh Batara?

Jawaban:
PPh terutang = 5% x 50.000.000 + 15% x (2.250.000 + 1.000.000 + 500.000)
= 2.500.000 + 562.500
= Rp 3.062.500,00

125
Bentuk Pembayaran

Penerima
Penghasilan Lain

Jasa Produksi,
Honorarium
Tantiem, Penarikan Dana
Komisaris Non
Gratifikasi Pensiun oleh
Perangkap
Diterima Mantan Pegawai Aktif
Jabatan
Pegawai

126
Tata Cara Penghitungan

Tarif yang berlaku merupakan tarif umum sesuai


ketentuan Pasal 17 Ayat (1) Huruf (a) UU PPh.

Dasar Pengenaan Pajak (DPP) merupakan


jumlah kumulatif dari penghasilan bruto yang
diterima selama satu tahun kalender.

127
Ilustrasi
(Penghasilan Diterima Mantan Pegawai)
Dewabrata merupakan seorang mantan pegawai dari suatu perusahaan
perikanan nasional yang baru saja pensiun dari pekerjaannya di bulan April 2012.
Atas pensiunnya Dewabrata, perusahaan berencana memberikan pembayaran
tantiem senilai Ro 275.000.000,00 di bulan Juni 2012. Berapakah besar PPh 21
yang seharusnya dikenakan terhadap Dewabrata atas penghasilan tersebut?
Bagaimana penjurnalan oleh perusahaan?

Jawaban:
Pajak terutang = 5% x 50.000.000+ 15% x 200.000.000+ 25% x 25.000.000
= 2.500.000 + 30.000.000 + 6.250.000
= Rp 38.750.000,00
Jurnal Beban tantiem 275.000.000
Utang PPh 21 38.750.000
Kas 236.250.000

128
Ilustrasi
(Honorarium Komisaris)

Puntadewa merupakan seorang komisaris independen di


suatu perusahaan ekspedisi, tanpa melakukan rangkap
jabatan. Perusahaan membayarkan honorarium kepada
setiap komisarisnya secara periodik per kuartal dengan
nominal tetap senilai Rp 135.000.000,00. Berapakah besar
PPh 21 yang seharusnya dikenakan terhadap Puntadewa
atas penghasilan tersebut?

129
Ilustrasi
(Honorarium Komisaris)
Jawaban :
Periode Pembayaran Pajak Terutang Kumulatif
Kuartal I 135.000.000 5% x 50.000.000 + 15% x 135.000.0
85.000.000 00
= 15.250.000
Kuartal II 135.000.000 15% x 115.000.000 + 25% x 270.000.0
20.000.000 00
= 22.250.000
Kuartal III 135.000.000 25% x 135.000.000 405.000.0
= 33.750.000 00
Kuartal IV 135.000.000 25% x 95.000.000 + 30% x 540.000.0
40.000.000 00
=35.750.000

130
Ilustrasi
(Penarikan Pensiun Pegawai Aktif)

Samiaji bekerja sebagai pegawai tetap bagi suatu perusahaan


katering, dengan menerima penghasilan bulanan yang terdiri atas gaji
pokok senilai Rp 4.000.000,00 dan tunjangan pendidikan anak senilai Rp
500.000,00 per bulan. Samiaji mengikuti program pensiun sejak pertama
kali bekerja di perusahaan, dan di tahun 2012 ia membayarkan iuran
dana pensiun senilai Rp 535.000,00 per bulan.
Samiaji berstatus belum menikah, namun berencana untuk
menyelenggarakan pesta pernikahan di bulan Mei 2012. Atas keperluan
tersebut, Samiaji melakukan penarikan dana pensiun yang telah
disetorkannya masing – masing senilai Rp 10.000.000,00 di Bulan
Januari, Rp 12.500.000,00 di Bulan Februari, Rp 17.500.000,00 di Bulan
Maret, dan Rp 25.000.000,00 di Bulan April. Berapakah besar PPh 21
yang seharusnya dikenakan terhadap Samiaji atas penarikan tersebut?

131
Ilustrasi
(Penarikan Pensiun Pegawai Aktif)

Jawaban :
Periode Pembayaran Pajak Terutang Kumulatif

Januari 10.000.000 5% x 10.000.000 10.000.000


= 500.000
Februari 12.500.000 5% x 12.500.000 22.500.000
= 625.000
Maret 17.500.000 5% x 17.500.000 40.000.000
= 875.000
April 25.000.000 5% x 10.000.000 + 15% x 15.000.000 65.000.000
=2.750.000

132
PPh 21 Terkait APBN/ APBD
Penggajian
PNS
Berstatus
Tetap.
Kompensa Penggunaa Penggajian
n APBN/ Tenaga
si bagi
APBD, PPh Honorer,
peserta
Wiyata
kegiatan, 21 Bakti, dan
perlombaa Dipotong Pegawai
n, dan Bendahara
Remunera Tidak
sejenisnya. si kepada
wan Tetap Lain.
bukan
pegawai
yang
dimanfaatk
an 133
jasanya.
Pola Pembayaran
DPP =
Penghasilan
Bersifat Netto - PTKP
Tetap dan Berlaku tarif
Teratur umum Pasal
Penghasilan 17 Ayat (1)
Dibebankan Huruf (a)
ke APBN/ DPP =
APBD Bersifat Penghasilan
Tidak Tetap Bruto
dan Tidak Berlaku tarif
Teratur khusus,
bersifat final.
Biaya perjalanan dinas bukan merupakan
penghasilan.
134
Tarif Penghasilan Tidak Tetap dan Tidak Teratur
(PMK No. 262/ PMK.03/ 2010)

0% dari Penghasilan bruto, atas:


Penghasilan bagi PNS Gol. I & II, Tamtama & Bintara TNI/
Polri, berikut pensiunannya.

5% dari Penghasilan bruto, atas:


Penghasilan bagi PNS Gol. III, Perwira Pertama TNI/ Polri,
berikut pensiunannya.

15% dari Penghasilan bruto, atas:


Penghasilan bagi PNS Gol. IV, Perwira Menengah & Tinggi
TNI/ Polri, berikut pensiunannya.
135
Ilustrasi
(Penghasilan Tetap dan Teratur)

Kolonel Narada (berstatus menikah dengan dua anak) merupakan


perwira menengah di lingkungan TNI Angkatan Udara. Setiap bulan, ia
menerima penghasilan berupa gaji pokok sebesar Rp 4.450.000,00,
tunjangan istri sebesar 10% dari gaji pokok, tunjangan anak sebesar 2%
dari gaji pokok per anak, tunjangan jabatan sebesar Rp 1.350.000,00,
dan tunjangan beras sebesar Rp 425.000,00. Kolonel Narada mengikuti
pula program pensiun dengan iuran bulanan sebesar 4,75% dari gaji
pokok. Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas penghasilan Kolonel
Narada? Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?

136
Ilustrasi
(Penghasilan Tetap dan Teratur)
Jawaban :
Jurnal Pemberi Kerja
Gaji pokok 2,750,000
Beban Gaji 2.750.000
Tunjangan istri 275,000
Beban tunjangan 2.160.000
Tunjangan anak 110,000
Utang Dana Pensiun 130.625
Tunjangan jabatan 1,350,000
Utang PPh 21 144.192
Tunjangan beras 425,000
Kas 4.635.183
Penghasilan bruto per bulan 4,910,000
(Biaya jabatan) (245,500)
(Iuran dana pensiun yang dibayar sendiri) (130,625) (376,125)
Penghasilan netto per bulan 4,533,875
Penghasilan netto setahun 54,406,500
(PTKP)
WPsendiri (15,840,000)
Status kawin (1,320,000)
Tanggungan dua anak (2,640,000) (19,800,000)
Penghasilan Kena Pajak 34,606,500
Pembulatan PKP 34,606,000
Pajak terutang setahun
5% x 34,606,000 1,730,300 Rp1,730,300.00
Pajak terutang per bulan Rp144,191.67
137
Ilustrasi
(Penghasilan Tidak Tetap dan Tidak Teratur)

Ismaya (berstatus menikah dengan tiga anak) merupakan seorang PNS


golongan IV B dan eselon II. Ismaya diberikan penugasan sampingan untuk
memberikan materi dalam tiga rangkaian pelatihan mengenai akuntabilitas
pelaksanaan fungsi keuangan SKPD terhadap SKPD – SKPD lain. Atas tugas
tersebut, Ismaya menerima honor sebesar Rp 3.000.000,00 per pelatihan
Bagaimanakah perlakuan PPh 21 atas penghasilan Ismaya? Bagaimana
penjurnalan oleh pemberi kerja?
Jawaban:
PPh terutang = 15% x 3 x 3.000.000
= Rp 1.350.000,00
Pemotongan atas honor bersifat final.
Jurnal Beban honor 9.000.000
Utang PPh final 1.350.000
Kas 7.650.000

138
Pencatatan Transaksi PPh 21

 Pembayaran Imbalan oleh Pemberi Kerja


 Jumlah yang ditanggung pemberi kerja
 Menambah beban gaji.
 Jumlah yang ditanggung pegawai
 Mengurangi kas yang diterima pegawai.
 Jumlah komitmen pada pihak lain
 Diakui sebagai utang (misal pajak, iuran pensiun, dan
asuransi).

139
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Iuran Pensiun)

PT. Awangga membayarkan gaji bruto sebesar Rp 3.500.000,00,


dengan iuran pensiun sebesar Rp 65.000,00 dan PPh 21 sebesar Rp
42.250,00. Bagaimanakah PT. Awangga melakukan penjurnalan jika:
a. Iuran pensiun ditanggung dan dibayarkan oleh perusahaan.
b. Iuran pensiun ditanggung dan dibayarkan oleh pegawai.
c. Iuran pensiun ditanggung oleh pegawai, namun dan dibayarkan
oleh perusahaan.

140
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Iuran Pensiun)

Jawaban :
a. Beban gaji 3,500,000
Beban tunjangan iuran pensiun 65,000
Kas 3,457,750
Utang iuran pensiun 65,000
Utang PPh 21 42,250
b. Beban gaji 3,500,000
Kas 3,457,750
Utang PPh 21 42,250
c. Beban gaji 3,500,000
Kas 3,392,750
Utang iuran pensiun 65,000
Utang PPh 21 42,250
141
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Iuran Asuransi)

Fa. Wirata membayarkan gaji bruto sebesar Rp 2.275.000,00 dan iuran pensiun
sebesar Rp 35.000,00, dengan PPh 21 sebesar Rp 21.450,00. Pegawai membayar
sendiri asuransi kecelakaan dan kematian, masing – masing sebesar Rp 15.000,00
dan Rp 17.500,00 melalui perusahaan. Bagaimanakah Fa. Wirata melakukan
penjurnalan?
Beban gaji 2,275,000
Jawaban:
Beban tunjangan iuran pensiun 35,000
Kas 2,221,050
Utang iuran pensiun 35,000
Utang PPh 21 21,450
Utang asuransi kecelakaan 15,000
Utang asuransi kematian 17,500
142
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Imbalan Tidak Berkesinambungan)

PT. Saptarengga melakukan pembayaran yang bersifat tidak


berkesinambungan bagi akturaris yang secara insidental dipekerjakan oleh
perusahaan. Pembayaran diberikan dalam bentuk honorarium sebesar Rp
17.500.000,00. Bagaimanakah Perusahaan melakukan penjurnalan?
PPh 21 yang dipotong : 5% x 5% x 17.500.000
Jawaban :
: Rp 437.500,00
Pencatatan
Beban gaji 17,500,000
Kas 17,062,500
Utang PPh 21 437,500

143
Ilustrasi
(Pencatatan
Aradea memiliki gajiTransaksi IuranRpJamsostek)
pokok sebesar 4.550.000,00.Iuran
pensiun yang dibayar sendiri dan dibayar perusahaan masing –
masing sebesar Rp 55.000,00 dan Rp 95.000,00. Perusahaan
mengikutkan program asuransi kematian, kecelakaan, dan JHT
masing – masing sebesar 0,5%, 0,3 % dan 3,7% dari gaji pokok.
Iuran JHT yang dibayar pegawai melalui perusahaan sebesar 2%
dari gaji pokok. Pajak untuk bulan tersebut adalah Rp 33.950.
Beban gaji
Bagaimanakah penjurnalan dilakukan?4,550,000
Beban tunjangan iuran pensiun 95,000
Jawaban : Beban tunjangan asuransi JKM 22,750
Beban tunjangan asuransi JKK 13,650
Beban tunjangan asuransi JHT 168,350
Kas 4,370,050
Utang iuran pensiun 150,000
Utang asuransi JKM 22,750
Utang asuransi JKK 13,650
Utang asuransi JKK 259,350
Utang PPh 21 33,950
144
PPh Pasal 26
Landasan Hukum:
Pasal 26 UU PPh

145
Definisi

Pajak yang dikenakan atas penghasilan berasal dari Indonesia yang


diterima atau diperoleh WP luar negeri selain BUT.

Subjek PPh 26 dapat merupakan WP luar negeri orang


pribadi atau WP organisasi internasional.

Cara Pemenuhan
Kewajiban atas PPh 26 dapat dipenuhi melalui pemenuhan sendiri
oleh WP atau pemotongan oleh pemberi penghasilan.

146
Pemotong, Penyetor, dan Pelapor

Badan Subjek pajak Penyelenggara


Pemerintah. dalam negeri. kegiatan.

Perwakilan
Bentuk Usaha
perusahaan luar
Tetap.
negeri.

147
Saat Terutang, Penyetoran, dan Pelaporan

PPh 26 terutang di saat yang lebih dahulu terjadi antara akhir bulan
diterimanya penghasilan atau akhir bulan diperolehnya penghasilan.

Atas PPh 26 yang dipenuhi sendiri, wajib disetorkan paling lambat


tanggal 25 bulan ketiga setelah tahun pajak atau bagian tahun pajak
berakhir.

Atas PPh 26 yang dipotong, wajib disetorkan paling lambat tanggal 20


bulan takwim berikutnya setelah saat terutang.

Pemotong wajib melakukan pelaporan SPT Masa paling


lambat 20 hari setelah masa pajak berakhir.
148
Tarif, Dasar dan Sifat Pengenaan (1)
20% dari jumlah bruto, dan bersifat
final, atas:
• Dividen
• Bunga, premium, diskonto, dan imbalan lain
terkait pengembalian utang.
• Royalti, sewa, dan penghasilan lain terkait
penggunaan harta.
• Imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan,
atau kegiatan.
• Hadiah dan penghargaan.
• Pensiun dan pembayaran berkala lain.
• Premi swap dan transaksi lindung nilai lain.
• Keuntungan atas pembebasan utang.

149
Ilustrasi

WNA yaitu Mr. Friedrich merupakan seorang pengusaha yang memiliki


kegiatan bisnis di Asia Timur melalui pemberian dana pinjaman berbunga rendah.
Selama 2012, Friedrich telah meminjamkan dana dengan rata – rata pokok
pinjaman tertimbang sebesar $ 2.000.000 dan tingkat bunga rata – rata 6,5% p.a.
Kurs KMK ditetapkan konstan sepanjang tahun pada tingkat Rp 9.100,00/ $.
Berapakah total beban PPh 26 yang seharusnya dipotong oleh para debitur
Friedrich? Bagaimana penjurnalan oleh debitur?
Jawaban:
Pajak terutang = 20% x (6,5% x 2.000.000 x 9.100)
= 20% x 1.183.000.000
= Rp 236.600.000,00
Jurnal:
Beban bunga 1.183.000.000
Utang PPh 26 236.600.000
Kas 946.400.000

150
Ilustrasi

Barbarossa merupakan seorang dokter berkewarganegaraan asing


yang selama periode Januari – Maret 2012 tinggal di Indonesia untuk
memberikan jasa pendampingan riset bagi suatu rumah sakit yang baru
berdiri. Barbarossa menerima pembayaran senilai $ 22.750 yang
dibayarkan sekaligus di muka kontrak. Kurs KMK yang berlaku di awal
januari adalah Rp 9.350,00/ $. Berapakah total beban PPh 26 yang
seharusnya dikenakan atas penghasilan Barbarossa? Bagaimana
penjurnalan oleh pemberi kerja?
Jawaban:
Pajak terutang = 20% x (22.750 x 9.350)
= 20% x 212.712.500
= Rp 42.542.500,00
Jurnal:
Beban gaji 212.712.500
Utang PPh 26 42.542.500
Kas 170.170.000
151
Tarif, Dasar, dan Sifat Pengenaan (2)

20% dari perkiraan penghasilan netto, dan bersifat


final, atas:

• Penghasilan atas penjualan harta, selain yang diatur oleh Pasal 4 Ayat (2).
• Premi asuransi dan premi reasuransi kepada perusahaan asuransi luar negeri.
• Penghasilan atas penjualan saham perusahaan antara di tax haven country yang berhubungan
istimewa dengan badan atau BUT di Indonesia.

20% dari PKP setelah pajak, dan bersifat final, atas:

• Penghasilan atas Bentuk Usaha Tetap.


• Dikecualikan dari pengenaan, jika penghasilan tersebut ditanamkan kembali
di Indonesia.

152
Perkiraan Penghasilan Netto

Premi asuransi dan premi reasuransi kepada perusahaan asuransi luar


negeri.

• Atas premi yang dibayar tertanggung kepada perusahaan asuransi luar negeri
• Perkiraan Penghasilan Netto = 50% x Premi
• Atas premi yang dibayar perusahaan asuransi dalam negeri kepada perusahaan asuransi luar negeri
• Perkiraan Penghasilan Netto = 10% x Premi
• Atas premi yang dibayar perusahaan reasuransi dalam negerikepada perusahaan asuransi luar negeri
• Perkiraan Penghasilan Netto = 5% x Premi

Atas penghasilan penjualan saham perusahaan antara di tax haven country


yang berhubungan istimewa dengan badan atau BUT di Indonesia.

• Perkiraan Penghasilan Netto = 25% x Harga Jual

153
Ilustrasi

Von Bleucher merupakan seorang direktur pemasaran WNA bagi


perusahaan leasing internasional yang didirikan dan
bertempatkedudukan di Indonesia. Atas rencananya untuk menetap
permanen di Indonesia, Von Bleucher merasa perlu mengasuransikan
kesehatan keluarganya selama masa adaptasi terhadap iklim tropis. Atas
keperluan tersebut, Von Bleucher mengikuti program asuransi yang
diselenggarakan perusahaan asuransi di negara asalnya dengan nilai
premi $ 650 per tahun. Kurs KMK yang berlaku saat pembayaran premi
adalah senilai Rp 9.300,00/ $. Berapakah besar PPh 26 yang seharusnya
dipotong terhadap perusahaan asuransi luar negeri tersebut jika:
a. Premi tersebut dibayarkan oleh Von Bleucher sendiri.
b. Premi dibayarkan melalui suatu perusahaan asuransi di
Indonesia yang melakukan pembayaran kepada perusahaan
asuransi luar negeri.

154
Ilustrasi

Jawaban :
a. Pajak terutang = 20% x (50% x 650 x 9.300)
= 20% x 3.022.500
= Rp 604.500,00
b. Pajak terutang = 20% x (10% x 650 x 9.300)
= 20% x 604.500
= Rp 120.900,00

155
Ilustrasi

PT. Universal merupakan unit BUT yang dimiliki oleh suatu


perusahaan asing yang bergerak di bidang manufaktur barang – barang
kerajinan. Di tahun 2012, PT. Universal mencatatkan peredaran bruto
sebesar Rp 24.000.000.000,00 serta total biaya operasi dan non operasi
sesuai laporan finansial sebesar Rp 18.350.000.000,00. Atas
pemeriksaan ulang, nilai tersebut perlu mendapatkan koreksi fiskal positif
senilai Rp 585.000.000,00. Jika penghasilan BUT seluruhnya dikirimkan
kepada perusahaan induk, berapakah PPh 26 yang seharusnya dipotong
terhadap penghasilan PT. Universal? Bagaimana PT. Universal
melakukan penjurnalan?

156
Ilustrasi

Jawaban :
Peredaran bruto Rp 24.000.000.000
Biaya operasi dan non operasi (Rp 18.350.000.000)
Koreksi fiskal positif Rp 585.000.000
Penghasilan Kena Pajak Rp 6.235.000.000
Bagian PKP terkena keringanan tarif pasal 31E
= 4.800.000.000/ 24.000.000.000 * 6.235.000.000
= Rp 1.247.000.000
PPh badan atas penghasilan BUT
= 50% x 25% x 1.247.000.000 + 25% x (6.235.000.000 -
1.247.000.000)
= 12,5% x 1.247.000.000 + 25% x 4.988.000.000
= 155.875.000 + 1.247.000.000
= Rp 1.402.875.000

157
Ilustrasi

Jawaban :
Penghasilan sebelum pajak Rp 6.235.000.000
PPh badan (Rp 1.402.875.000)
Penghasilan setelah pajak Rp 4.832.125.000
PPh 26 atas penghasilan setelah pajak
= 20% x 4.832.125.000
= Rp 966.425.000,00
Jurnal
Income Summary 5.650.000.000
Laba Ditahan 5.650.000.000
Beban pajak 2.369.300.000
Utang PPh 29 1.402.875.000
Utang PPh 26 966.425.000

158
Objek PPh 26 Bersifat Tidak Final

Penghasilan kantor pusat dari usaha, kegiatan, penjualan barang, atau pemberian jasa yang serupa dengan kegiatan BUT.

Penghasilan kantor pusat selama terdapat hubungan efektif antara BUT dengan harta atau kegiatan sumber penghasilan.

Penghasilan WP LN orang pribadi atau badan yang berubah menjadi WP DN orang pribadi atau BUT.

159
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B)

WP luar negeri dapat dikenai pajak


di Indonesia sekaligus di negara
asal.

160
Ilustrasi

Zheng He merupakan warga negara China yang memiliki HAKI yang


diakui di dunia. Sebuah perusahaan di Indonesia memanfaatkan HAKI
Zheng He dan membayarkan royalti sebesar Rp 115.000.000,00 setiap
tahunnya. Pemerintah Indonesia dan China terikat P3B dengan ketentuan
atas royalti dipungut pajaknya oleh Pemerintah Indonesia dengan tarif
10%. Bagaimanakah perusahaan tersebut melakukan penjurnalan?

Jawaban :
Pajak terutang = 10% x 115.000.000
= 11.500.000
Jurnal oleh perusahaan
Beban royalti 115.000.000
Utang pajak 11.500.000
Kas 103.500.000

161
Referensi

Fitriandi, Primandita dkk. 2011. “Kompilasi Undang – Undang


Perpajakan Terlengkap” . Jakarta: Penerbit Salemba Empat.

Kieso, Weygandt, and Warfield. 2010. “Intermediate Accounting IFRS


Edition”. New York: Wiley and Sons.

Waluyo. 2011. “Perpajakan Indonesia”. Jakarta: Penerbit Salemba


Empat.

162
Terima Kasih

Dr. Dwi Martani


Departemen Akuntansi FEUI
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
081318227080/ 08161932935
http:/staff.blog.ac.id/martani/ atau dwimartani.com

163

Anda mungkin juga menyukai