1
2
Sistematika
1. PPh Pasal 21
2. PPh Pasal 26
2
3
Pasal 21
3
4
Landasan Hukum:
Pasal 21 UU PPh
Peraturan Dirjen Pajak No. PER-
31/ PJ/ 2012
4
Definisi
Saat Terutang
Saat yang lebih dahulu antara akhir bulan diterimanya pembayaran atau
akhir bulan diperolehnya penghasilan.
5 5
6
Perbedaan Pengenaan
PPh 21 PPh 26
• WP Dalam Negeri • Subjek Pajak Luar
(DN). Negeri (SPLN).
6
7
Subjek Pajak
Penerima uang
pesangon, pensiun, Bukan Pegawai
Pegawai. Tunjangan/ Jaminan yang melakukan
Hari Tua (THT/ JHT), pemberian jasa.
termasuk ahli waris.
Anggota Dewan
Komisaris atau
Mantan pegawai. Peserta kegiatan.
Dewan Pengawas
non pegawai.
7
8
Subjek Pajak
(Bukan Pegawai yang Melakukan Pemberian Jasa)
8
9
Pengecualian Subjek
• Bukan WNI.
• Di Indonesia tidak memperoleh penghasilan di luar jabatannya.
• Berasal dari negara yang memberikan perlakuan timbal balik.
• Bukan WNI.
• Di Indonesia tidak menjalankan usaha/ kegiatan/ pekerjaan lain
untuk memperoleh penghasilan.
9
10
Objek Pajak (1)
10
11
Objek Pajak (2)
11
Pengecualian Objek
Beasiswa.
12
Ketentuan Khusus
13 13
14
Objek PPh 21 Final
14
15
Pemotong, Penyetor, dan Pelapor
Dana pensiun,
Pemberi kerja
Bendaharawan penyelenggara jaminan
berbentuk OP, Badan,
Pemerintah. sosial tenaga kerja,
atau BUT.
THT, atau JHT.
15
16
Pengecualian Pemotong
16
17
Alur Perpajakan WP OP
17
PPh 21 Lebih Bayar
18
19
Lapisan Tarif
19
Kepemilikan NPWP
Bagi wajib pajak tidak memiliki NPWP, maka untuk setiap lapisan tarif
dikenakan persentase 20% lebih tinggi.
Pengenaan tarif lebih tinggi tidak berlaku untuk objek PPh 21 yang bersifat
final.
20 20
21
Dasar Pengenaan (1)
21
22
Dasar Pengenaan (2)
Penghasilan Bruto
• Merupakan seluruh jumlah penghasilan yg diterima atau
diperoleh dalam suatu periode atau saat dibayarkan.
• Berlaku atas penghasilan yang diterima oleh pihak selain yang
telah diatur berdasar ketiga DPP sebelumnya.
22
23
Elemen PTKP
23
24
Tata Cara Penghitungan
Bukan
Pegawai Pegawai
Tidak Tetap Peserta
dan Tenaga Kegiatan
Kerja Lepas
Penghasilan
Penerima
di Akhir
Lain
Masa Kerja
Penerima
Pegawai Tata Cara Atas Beban
Tetap Penghitungan APBN/
APBD
24
25
25
26
Pegawai Tetap (1)
Iuran Dana
• Dikurangi Pensiun, JHT, THT
Dibayar Sendiri
26
27
Tata Cara Penghitungan (2)
Penghasilan Netto
• Dikurangi PTKP
Penghasilan Kena
• Diperoleh
Pajak
• Dikalikan
Pajak Terutang
Tarif
27
28
Penghasilan Pegawai Tetap
Gaji Pokok
Tunjangan Berkesinambungan
Uang Rapel
Imbalan Tahunan
Natura
28
29
Perspektif Pemberi Kerja
Memunculkan
“Utang PPh 21”
Diakui di Laporan Posisi
sebagai Keuangan
“Beban Gaji”
Pemotongan di Laporan
PPh 21 oleh Laba Rugi
pemberi kerja
29
30
Penghitungan Teknis
30
31
Ilustrasi - Gaji Bulanan
31
32
Ilustrasi - Gaji Bulanan
32
33
Ilustrasi - Gaji Bulanan
33
34
Ilustrasi - Gaji Bulanan
Jawaban : Beban gaji 15.000.000
Tunjangan 1.000.000
Utang PPh 21 685.833
Utang iuran pensiun 900.000
Utang asuransi 600.000
Kas 13.814.167
Gaji pokok 15,000,000
Asuransi 600,000
Penghasilan bruto per bulan 15,600,000
(Biaya jabatan) maks (500,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (500,000) (1,000,000)
Penghasilan netto per bulan 14,600,000
Penghasilan netto setahun 175,200,000
(PTKP)
WP sendiri (54,000,000)
Status kawin (4,500,000)
Tanggungan tiga (13,500,000) (72,000,000)
Penghasilan Kena Pajak 103,200,000
Pajak setahun
50000000 x 5% 250,000
53200000 x 15% 7,980,000 8,230,000.00
PPh 21 per bulan 685,833
34
35
Ilustrasi
(Gaji Bulanan)
• Karta adalah pegawai yang menikah dengan dua anak dan memperoleh
gaji sebulan Rp 10.000.000.
• Perusahaan mengikuti program Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan
Kerja dan premi Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan
jumlah masing-masing 0.5% dan 0.3% dari gaji.
• Perusahan menanggung iuran JHT setiap bulan yakni 3.7% dari gaji,
sedangkan Karta membayar iuran JHT sebesar 2% dari gaji tiap bulan. Di
samping itu, perusahaan juga mengikuti program pensiun untuk
pegawainya dengan membayar iuran pensiun untuk Karta ke dana
pensiun yang pendiriannya disahkan oleh Menkeu, setiap bulan sebesar
Rp 300.000,00. Karta sendiri membayar iuran pensiun sebesar Rp
400.000,00.
• Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas Karta? Bagaimana jurnal yang
dibuat pemberi kerja?
35
36
Ilustrasi - Gaji Bulanan
Gaji pokok 10,000,000
Iuran JKK yang dibayar perusahaan 50,000
Iuran JKM yang dibayar perusahaan 30,000
Penghasilan bruto per bulan 10,080,000
(Biaya jabatan) (504,000)
(Iuran JHT yang dibayar karyawan) (200,000)
(iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (400,000) (1,104,000)
Penghasilan netto per bulan 8,976,000
Penghasilan netto setahun 107,712,000
(PTKP)
WP Sendiri (54,000,000)
Status Kawin 4,500,000
Tanggungan dua anak 13,500,000 (36,000,000)
Penghasilan Kena Pajak 71,712,000
Pajak terutang setahun
5% x 5.000.000 2,500,000
5% x 21,712,000 3,256,800 5,756,800
Pajak terutang per bulan 479,733
36
37
Ilustrasi - Gaji Bulanan
Jawaban:
Jurnal Pemberi Kerja
Beban Gaji 10.000.000
Beban JKK 50.000
Beban JKM 30.000
Beban JHT 370.000
Beban Dapen 300.000
Utang JKK 50.000
Utang JKM 30.000
Utang JHT 570.000
Utang Dana Pensiun 700.000
Utang PPh 21 479.733
Kas 8.920.267
37
38
Ilustrasi
(Gaji Harian)
Hayam Wuruk adalah seorang pegawai tetap perusahaan
dengan memperoleh gaji yang dibayar harian sebesar Rp 159.500.
Dia berstatus kawin dan memiliki seorang anak. Perusahaan
mengikuti program Jamsostek, premi Jaminan Kecelakaan Kerja
dan premi Jaminan Kematian dibayar oleh pemberi kerja dengan
jumlah masing-masing setiap bulan 1% dan 0.3% dari gaji.
Perusahaan membayar iuran JHT setiap bulan sebesar 3.7% dari
gaji, sedangkan Hayam Wuruk membayar iuran pensiun Rp 47.500
dan JHT sebesar 2% dari gaji. Bagaimanakah penghitungan PPh 21
atas Hayam Wuruk? Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?
38
39
Ilustrasi
(Gaji Harian)
Jawaban:
Gaji pokok sebulan (26 x 159,500) 4,147,000 Jurnal Pemberi Kerja
Iuran JKK yang dibayar perusahaan 41,470 Beban Gaji 159.500
Iuran JKM yang dibayar perusahaan 12,441 Beban JKK 1.595
Penghasilan bruto per bulan 4,200,911
(Biaya jabatan) (210,046)
Beban JKM 479
(Iuran JHT yang dibayar karyawan) (82,940) Beban JHT 5.902
(iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (47,500) (340,486) Utang JKK 1.595
Penghasilan netto per bulan 3,860,425 Utang JKM 479
Penghasilan netto setahun 46,325,105 Utang JHT 9.092
(PTKP) Utang Dana Pensiun 1.827
WP Sendiri (24,300,000)
Utang PPh 21 2.881
Status Kawin (2,025,000)
Tanggungan satu anak (2,025,000) (28,350,000) Kas
151.602
Penghasilan Kena Pajak 17,975,105
Pembulatan PKP 17,975,000
Pajak terutang setahun
5% x 17,975,000 898,750 Rp898,750
Pajak terutang per bulan Rp74,895.83
Pajak terutang per hari Rp2,880.61
39
Penghasilan Karyawati
41
42
Ilustrasi
(Karyawati)
Jawaban :
Gaji pokok sebulan (26 x 159,500) 3,350,000 Jurnal Pemberi Kerja
Penghasilan bruto per bulan 3,350,000 Beban Gaji3.350.000
(Biaya jabatan) (167,500) Utang Dana Pensiun
(iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (85,000) (252,500)
85.000
Penghasilan netto per bulan 3,097,500
Utang PPh 21
45.188
Penghasilan netto setahun 37,170,000 Kas
(PTKP) 3.219.812
WP Sendiri (24,300,000)
Status Kawin (2,025,000) (26,325,000)
Penghasilan Kena Pajak 10,845,000
Pajak terutang setahun
5% x 10,845,000 542,250 Rp542,250
Pajak terutang per bulan Rp45,187.50
43
44
Ilustrasi
(Tunjangan Pajak)
Jawaban :
Gaji pokok 4,150,000
Tunjangan pajak 32,500
Jurnal Pemberi Kerja
Penghasilan bruto per bulan 4,182,500 Beban Gaji4.182.500
(Biaya jabatan) (209,125)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (175,000) (384,125) Utang Dana Pensiun
175.000
Penghasilan netto per bulan 3,798,375 Utang PPh 21
Penghasilan netto setahun 45,580,500
71.792
(PTKP) Kas
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
3.935.708
Tanggungan satu anak (2,025,000) (28,350,000)
Penghasilan Kena Pajak 17,230,500
Pembulatan PKP 17,230,000
Pajak terutang setahun
5% x 17,230,000 861,500 Rp861,500.00
Pajak terutang per bulan Rp71,791.67
Atas selisih antara beban pajak dengan tunjangan pajak sebesar 39.291,67,
pembayarannya dapat ditanggung oleh Mahendradatta atau perusahaan. Jika
pembayarannya ditanggung perusahaan, maka pembayaran tersebut termasuk 44
45
Ilustrasi
(PPh Ditanggung Perusahaan)
45
46
Ilustrasi
(PPh Ditanggung Perusahaan)
Jawaban:
Pajak penghasilan yang ditanggung perusahaan merupakan salah satu
bentuk natura, sehingga secara umum tidak diperhitungkan sebagai penambah
penghasilan pegawai dan termasuk non deductible expense bagi perusahaan.
Jika ternyata perusahaan tempat Mahendradatta bekerja bukan merupakan
wajib pajak, dikenai PPh final, atau menggunakan norma penghitungan khusus,
makaGaji pokoknatura ini akan menambah 4,150,000 penghasilan Mahendradatta sebagaimana
Penghasilan bruto per
tunjangan bulan dan bersifat deductible bagi
pajak 4,150,000
perusahaan.
(Biaya jabatan) (207,500)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (175,000) (382,500) Jurnal Pemberi Kerja
Penghasilan netto per bulan 3,767,500 Beban Gaji 4.150.000
Penghasilan netto setahun 45,210,000
(PTKP) Utang Dana Pensiun
175.000
WP sendiri (24,300,000) Utang PPh 21
Status kawin
70.250 (2,025,000) Kas
Tanggungan satu anak (2,025,000) (28,350,000)
Penghasilan Kena Pajak 16,860,000 3.904.750
Pajak terutang setahun
5% x 16,860,000 843,000 Rp843,000.00
Pajak terutang per bulan Rp70,250.00
46
47
Ilustrasi
(Tunjangan Penghasilan)
Jawaban :
Gaji pokok 6,250,000 Jurnal Pemberi Kerja
Tunjangan makan 625,000
Tunjangan keluarga 312,500 Beban Gaji 6.250.000
Tunjangan kesehatan 135,000 Beban tunjangan
Tunjangan transportasi 235,000
Penghasilan bruto per bulan 7,557,500 1.307.500
(Biaya jabatan) (377,875)
(Iuran dana pensiun yang dibayar sendiri) (132,500) (510,375)
Utang Dana Pensiun
132.500
Penghasilan netto per bulan 7,047,125 Utang
Penghasilan netto setahun 84,565,500
PPh 21
(PTKP)
286.021
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan satu anak (2,025,000) (28,350,000) Kas
Penghasilan Kena Pajak 56,215,500
Pembulatan PKP 56,215,000
7.138.979
Pajak terutang setahun
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 7,640,000 932,250 Rp3,432,250.00
Pajak terutang per bulan Rp286,020.83
48
49
Ilustrasi
(Uang Rapel)
49
50
Ilustrasi
(Uang Rapel)
Jasa
Tantiem Gratifikasi
Produksi
Tunjangan
Hari Raya
Bonus Premi
atau Tahun
Baru
Penghasilan
Sejenis Lain
51
52
Penghitungan Teknis
(Menerima Imbalan Tahunan)
Gaji Pokok XXX
Tunjangan, Bonus, Imbalan Bulanan Lain XXX
Iuran JKK, JKM, JPK yang dibayar perusahaan XXX
Penghasilan sebelum bonus per bulan {x 12} XXX
Penghasilan sebelum bonus setahun XXX
Bonus tahunan XXX
Penghasilan bruto setahun XXX
(Biaya jabatan) (YYY)
(Iuran dana pensiun, JHT, THT yang dibayar karyawan) (YYY)
Penghasilan netto setahun XXX
(PTKP) (YYY)
Penghasilan Kena Pajak {x Tarif} XXX
Pajak terutang setahun {/12} ZZZ
Pajak terutang per bulan ZZZ
Keterangan:
Imbalan tahunan dapat berupa bonus, tantiem, THR, atau sejenisnya.
52
53
Ilustrasi
(Imbalan Tahunan)
Pajak atas THR = Pajak atas gaji dan THR - Pajak atas
gaji
= 1.281.350 - 972.600
= Rp 308.750,00
56
57
Dialektika Pajak:
Metode Langsung PPh Imbalan Tahunan (1)
PPh atas imbalan tahunan (bonus, THR, dan sejenisnya) dan uang rapel
{dilambangkan IT} dapat dihitung dengan metode langsung, langkah
penghitungan sebagai berikut.
1. Menghitung pajak terutang semula atas komponen gaji.
2. Menghitung peningkatan PKP {dilambangkan PPKP} dengan acuan
besaran penghasilan bruto semula disetahunkan {dilambangkan PBS}.
a. Selama PBS + IT < Rp 120.000.000,00 maka:
PPKP = 95% x IT.
{Mengingat adanya pengurangan biaya jabatan}
b. Jika PBS < Rp 120.000.000,00 dan PBS + IT > Rp 120.000.000,00
maka:
PPKP = (95% x (120.000.000 – PBS)) + (PBS + IT – 120.000.00).
{Mengingat pengurangan biaya jabatan telah melebihi batas
maksimal}
c. Selama PBS > Rp 120.000.000,00 maka:
PPKP = IT.
57
58
Dialektika Pajak:
Metode Langsung PPh Imbalan Tahunan (2)
3. Membandingkan PKP semula {dilambangkan PKPS} dengan
batas atas PKP lapisan tarif marginal semula {dilambangkan
BATM}.
a. Selama PPKP < (BATM – PKPS) maka:
PPh atas IT = PPKP x Tarif marginal semula
{Mengingat peningkatan PKP tidak mengubah lapisan tarif
marginal}
b. Jika PPKP > (BATM – PKPS) maka:
PPh atas IT = (((BATM – PKPS) x Tarif marginal semula)
+ ((PKPS + PPKP – BATM) x Tarif di atas
lapisan tarif marginal semula))
d. Penghitungan dengan metode langsung ini mengabaikan
proses pembulatan ke bawah terhadap nilai PKP ke nilai ribuan
terdekat, sebab bersifat immaterial.
58
59
Ilustrasi
(Penerapan Metode Langsung: Uang Rapel)
59
60
Ilustrasi
(Penerapan Metode Langsung: Uang Rapel)
Jawaban :
Langkah (2) PBS = 3.750.000 x 12
= 45.000.000
PBS + IT = 45.000.000 + 8.000.000
= 53.000.000
(PBS + IT) < 120.000.000, maka:
PPKP = 95% x 8.000.000
= 7.600.000
Langkah (3) BATM – PKPS = 50.000.000 – 8.550.000
= 41.450.000
PPKP < (BATM – PKPS), maka:
PPh atas IT = 5% x 7.600.000
= Rp 380.000,00
Maka besaran PPH 21 atas uang rapel yang diterima Kertarajasa
60
61
Ilustrasi
(Penerapan Metode Langsung: THR)
61
62
Ilustrasi
(Penerapan Metode Langsung: THR)
Jawaban :
Langkah (2) PBS = 4.384.800 x 12
= 52.617.600
PBS + IT = 52.617.600 + 6.500.000
= 59.117.600
(PBS + IT) < 120.000.000, maka:
PPKP = 95% x 6.500.000
= 6.175.000
Langkah (3) BATM – PKPS = 50.000.000 – 19.452.720
= 30.547.280
PPKP < (BATM – PKPS), maka:
PPh atas IT = 5% x 6.175.000
= Rp 308.750,00
Maka besaran PPH 21 atas THR yang diterima Ken Arok adalah Rp
62
63
Ilustrasi
(Natura)
Jawaban :
Gaji pokok 3,150,000
Jurnal Pemberi Kerja
Natura sagu (20 x 10.000) 200,000 Beban Gaji3.425.000
Natura gula (5 x 15.000) 75,000 Utang PPh 21
Penghasilan bruto per bulan
53.000 3,425,000 Kas
(Biaya jabatan) (171,250) (171,250)
Penghasilan netto per bulan 3,253,750
3.097.000
Penghasilan netto setahun 39,045,000 Persediaan
275.000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000) (26,325,000)
Penghasilan Kena Pajak 12,720,000
Pembulatan PKP 12,720,000
Pajak terutang setahun
5% x 12,720,000 636,000 Rp636,000.00
Pajak terutang per bulan Rp53,000.00
64
65
Ilustrasi
(Bekerja Sejak Pertengahan Tahun, Kewajiban
Sejak Awal Tahun)
Pati Unus mengajukan permohonan pensiun dini
sebagai pegawai pemerintah dan disetujui di akhir tahun
2012. Di bulan Mei 2013, ia kembali bekerja di suatu
perusahaan milik perseorangan. Gaji sebulan yang
diterima Pati Unus adalah Rp 12.650.000,00, ia
membayar iuran pensiun sebesar Rp 250.000,00. Pati
Unus telah menikah dan memiliki dua orang orang anak.
Bagaimanakah penghitungan PPh 21 atas Pati Unus?
Bagaimana penjurnalan oleh pemberi kerja?
65
66
Ilustrasi
(Bekerja Sejak Pertengahan Tahun, Kewajiban
Sejak Awal Tahun)
Jawaban :
Gaji pokok 12,650,000 Jurnal Pemberi Kerja
Penghasilan bruto per bulan 12,650,000
Beban Gaji12.650.000
(Biaya jabatan) (632,500)
(Maksimal biaya jabatan) (500,000) Utang Dana Pensiun
250.000
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (250,000) (750,000) Utang
PPh 21netto per bulan
Penghasilan 11,900,000 590.469 Kas
Penghasilan netto Mei - Desember 95,200,000
11.809.531
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan dua anak (4,050,000) (30,375,000)
Penghasilan Kena Pajak 64,825,000
Pajak terutang Mei - Desember
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 14,825,000 2,223,750 Rp4,723,750.00
Pajak terutang per bulan Rp590,468.75
66
67 Ilustrasi
(Bekerja & Kewajiban Sejak Pertengahan
Tahun)
Trenggana merupakan WNA yang baru datang dan
berniat tinggal di Indonesia sejak awal bulan Agustus
2013. Ia langsung memperoleh pekerjaan dengan gaji
sebulan sebesar Rp 8.350.000,00. Hingga saat ini
Trenggana masih melajang. Bagaimanakah penghitungan
PPh 21 atas Trenggana? Bagaimana penjurnalan oleh
pemberi kerja?
67
68 Ilustrasi
(Bekerja & Kewajiban Sejak Pertengahan
Tahun)
Jawaban :
Gaji pokok 8,350,000 Jurnal Pemberi Kerja
Penghasilan bruto per bulan 8,350,000 Beban Gaji8.350.000
(Biaya jabatan) (417,500) (417,500) Utang PPh 21
Penghasilan netto per bulan
469.458 7,932,500 Kas
Penghasilan netto Agustus - Desember 39,662,500 7.880.542
Penghasilan netto disetahunkan 95,190,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000) (24,300,000)
Penghasilan Kena Pajak 70,890,000
Pajak terutang disetahunkan
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 20,890,000 3,133,500 Rp5,633,500.00
Pajak terutang Agustus - Desember Rp2,347,291.67
Pajak terutang per bulan Rp469,458.33
68
69
Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban Masih
Berlaku)
Fatahillah memperoleh gaji sebulan sebesar Rp
9.575.000,00. Setiap bulan, ia membayar iuran pensiun
sebesar Rp 200.000,00. Di akhir bulan Maret 2013,
Fatahillah berhenti dari pekerjaan yang semula. Jika
Fatahillah telah menikah dan memiliki tiga orang orang
anak, bagaimanakah penghitungan PPh 21 yang
dikenakan terhadapnya? Bagaimana penjurnalan oleh
pemberi kerja?
69
70
Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban Masih
Berlaku): Penghitungan di Awal Tahun
Jawaban Gaji pokok
: 9,575,000
Penghasilan bruto per bulan 9,575,000
(Biaya jabatan) (478,750)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (200,000) (678,750)
Penghasilan netto per bulan 8,896,250
Penghasilan netto setahun 106,755,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan tiga anak (6,075,000) (32,400,000)
Penghasilan Kena Pajak 74,355,000
Pajak terutang Mei - Desember
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 24,355,000 3,653,250 Rp6,153,250.00
Pajak terutang per bulan Rp769,156.25
70
71
Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban Masih
Berlaku): Penghitungan Saat Berhenti
Jawaban Gaji pokok
: 9,575,000
Penghasilan bruto per bulan 9,575,000
(Biaya jabatan) (478,750)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (200,000) (678,750)
Penghasilan netto per bulan 8,896,250
Penghasilan netto Januari - Maret 26,688,750
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan tiga anak (6,075,000) (32,400,000)
Penghasilan Kena Pajak 0
Pembulatan PKP 0
Pajak terutang Januari - Maret
5% x 4,128,000 0 Rp0.00
Pajak yang telah dipotong Jan - Feb (2 x 769,156) (Rp1,538,312)
Pajak kurang (lebih) bayar (Rp1,538,312)
Atas besaran pajak lebih bayar, perusahaan wajib
71
72 Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban
Berhenti)
Tirtayasa adalah bekerja bagi suatu perusahaan
dengan gaji sebulan yang diterima sebesar Rp
14.250.000,00. Setiap bulan, ia membayar iuran pensiun
sebesar Rp 375.000,00. Atas prestasinya, Tirtayasa
menerima bonus pertengahan tahun di 2013 sebesar Rp
45.000.000,00. Malangnya, di akhir bulan Agustus 2013
Tirtayasa mengalami kecelakaan dan meninggal dunia.
Jika Tirtayasa meninggalkan seorang istri dan seorang
anak, bagaimanakah penghitungan PPh 21 yang
dikenakan terhadapnya di Agustus 2013?
72
73 Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban
Berhenti):
Jawaban :
PPh Atas Gaji
Gaji pokok 14,250,000
Penghasilan bruto per bulan 14,250,000
(Biaya jabatan) (712,500)
(Maksimal biaya jabatan) (500,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (375,000) (875,000)
Penghasilan netto per bulan 13,375,000
Penghasilan netto setahun 160,500,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan satu anak (2,025,000) (28,350,000)
Penghasilan Kena Pajak 132,150,000
Pajak terutang atas gaji
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 82,150,000 12,322,500 Rp14,822,500.00
PPh 21 per bulan Rp1,235,208.33
73
74 Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban
Berhenti):
PPh
Jawaban Gaji pokok
:
Atas Gaji dan Bonus
14,250,000
Penghasilan sebelum bonus per bulan 14,250,000
Penghasilan sebelum bonus per tahun 171,000,000
Bonus 45,000,000
Penghasilan bruto setahun 216,000,000
(Biaya jabatan) (10,800,000)
(Maksimal biaya jabatan) (6,000,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (4,500,000) (10,500,000)
Penghasilan netto setahun 205,500,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan satu anak (2,025,000) (28,350,000)
Penghasilan Kena Pajak 177,150,000
Pajak terutang atas gaji dan bonus
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 127,150,000 19,072,500 Rp21,572,500.00
74
75 Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban
Berhenti):
PPh Atas Bonus
75
76 Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban
Berhenti):
Jawaban: Gaji
Penghitungan
pokok
Kembali
14,250,000
Penghasilan sebelum bonus per bulan 14,250,000
Penghasilan sebelum bonus Januari - Agustus 114,000,000
Bonus 45,000,000
Penghasilan bruto Januari - Agustus 159,000,000
(Biaya jabatan) (7,950,000)
(Maksimal biaya jabatan) (6,000,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (4,500,000) (10,500,000)
Penghasilan netto Januari - Agustus 148,500,000
Penghasilan netto disetahunkan 222,750,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan satu anak (2,025,000) (28,350,000)
Penghasilan Kena Pajak 194,400,000
Pajak terutang atas penghasilan disetahunkan
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 144,400,000 21,660,000 Rp24,160,000.00
Pajak terutang atas Januari - Agustus Rp16,106,666.67
76
77 Ilustrasi
(Berhenti Pertengahan Tahun, Kewajiban
Berhenti):
Penghitungan di Masa Terakhir
Jawaban:
Pajak terutang periode Januari - Agustus Rp14,106,666.67
Pajak yang telah dipotong atas gaji Januari - Juli (7 x 1.235.208,00) (Rp8,646,456.00)
Pajak yang telah dipotong atas bonus (Rp6,750,000.00)
Pajak lebih bayar di Agustus 2012 (Rp1,289,789.33)
77
78
Penghitungan di Masa Pajak Terakhir
PPh 21 = Pajak di
bulan sebelumnya
(Ketika tidak ada
Bulan Desember perubahan
(Bagi pegawai yang penghasilan)
PPh 21
bekerja sepanjang diperhitungkan
Masa Pajak tahun) kembali
Terakhir (Ketika ada
Bulan terakhir saat perubahan
pegawai berhenti penghasilan)
bekerja.
78
79
Ilustrasi
(Masa Terakhir)
79
80
Ilustrasi
(Masa Terakhir): Penghitungan Paruh Pertama
Jawaban :
Gaji pokok 5,750,000
Penghasilan bruto per bulan 5,750,000
(Biaya jabatan) (287,500)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (200,000) (487,500)
Penghasilan netto per bulan 5,262,500
Penghasilan netto setahun 63,150,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan satu anak (2,025,000) (28,350,000)
Penghasilan Kena Pajak 34,800,000
Pajak terutang setahun
5% x 34,800,000 1,740,000 Rp1,740,000.00
Pajak terutang per bulan Rp145,000.00
80
81
Ilustrasi
(Masa Terakhir): Penghitungan Paruh Kedua
Jawaban :
Gaji pokok 9,250,000
Penghasilan bruto per bulan 9,250,000
(Biaya jabatan) (462,500)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (200,000) (662,500)
Penghasilan netto per bulan 8,587,500
Penghasilan netto setahun 103,050,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan satu anak (2,025,000) (28,350,000)
Penghasilan Kena Pajak 74,700,000
Pajak terutang setahun
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 24,700,000 3,705,000 Rp6,205,000.00
Pajak terutang per bulan Rp517,083.33
81
82
Ilustrasi
(Masa Terakhir): Penghitungan Akhir Masa
Jawaban Penghasilan
: bruto per bulan Januari - Maret 5,750,000
Penghasilan bruto Januari - Maret 17,250,000
Penghasilan bruto per bulan April - Desember 9,250,000
Penghasilan bruto April - Desember 83,250,000
Penghasilan bruto Januari - Desember 100,500,000
(Biaya jabatan) (5,025,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (2,400,000) (7,425,000)
Penghasilan netto setahun 93,075,000
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan satu anak (2,025,000) (28,350,000)
Penghasilan Kena Pajak 64,725,000
Pajak terutang Januari - Desember
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 14,725,000 2,208,750 Rp4,708,750
Pajak yang telah dipotong Januari - Maret (3 x 145,000) (Rp435,000)
Pajak yang telah dipotong April - Desember (9 x 517,083) (Rp4,653,747)
Pajak kurang (lebih) bayar di Desember 2012 (Rp379,997)
82
83
Pemindahan Lokasi Tugas
PPh
diperhitungkan
kembali sesuai
Besaran besaran
penghasilan penghasilan
Di baru.
akhir periode di
mengalami lokasi baru,
perubahan. dilakukan
Pemindahan Lokasi
penghitungan
Tugas
pajak kurang
Besaran (lebih) bayar.
penghasilan tidak PPh lokasi baru =
mengalami PPh lokasi lama
perubahan.
83
84
Ilustrasi
(Pemindahan Lokasi)
84
85 Ilustrasi
(Pemindahan Lokasi): Penghitungan Lokasi
Pertama
Jawaban :
Gaji pokok 6,350,000
Penghasilan bruto per bulan 6,350,000
(Biaya jabatan) (317,500)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (145,000) (462,500)
Penghasilan netto per bulan 5,887,500
Penghasilan netto setahun 70,650,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan dua anak (4,050,000) (30,375,000)
Penghasilan Kena Pajak 40,275,000
Pajak terutang setahun
5% x 40,275,000 2,013,750 Rp2,013,750.00
Pajak terutang per bulan Rp167,812.50
85
86 Ilustrasi
(Pemindahan Lokasi): Penghitungan Lokasi
Kedua
Jawaban :
Gaji pokok 6,350,000
Tunjangan transportasi 3,150,000
Penghasilan bruto per bulan 9,500,000
(Biaya jabatan) (475,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (145,000) (620,000)
Penghasilan netto per bulan 8,880,000
Penghasilan netto setahun 106,560,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan dua anak (4,050,000) (30,375,000)
Penghasilan Kena Pajak 76,185,000
Pajak terutang setahun
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 26,185,000 3,927,750 Rp6,427,750.00
Pajak terutang per bulan Rp535,645.83
86
87 Ilustrasi
(Pemindahan Lokasi): Penghitungan Masa
Terakhir
Jawaban :
Penghasilan bruto per bulan Januari - Oktober 6,350,000
Penghasilan bruto Januari - Oktober 63,500,000
Penghasilan bruto per bulan November - Desember 9,500,000
Penghasilan bruto November - Desember 19,000,000
Penghasilan bruto Januari - Desember 82,500,000
(Biaya jabatan) (4,125,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (1,740,000) (5,865,000)
Penghasilan netto setahun 76,635,000
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan dua anak (4,050,000) (30,375,000)
Penghasilan Kena Pajak 46,260,000
Pajak terutang Januari - Desember
5% x 46,260,000 2,313,000 Rp2,313,000.00
Pajak yang telah dipotong Januari - Oktober (10 x 167,813) (Rp1,678,130.00)
Pajak yang telah dipotong November - Desember (2 x 535,646) (Rp1,071,292.00)
Pajak kurang (lebih) bayar di Desember 2012 (Rp436,422.00)
87
88
Penghasilan dalam Mata Uang Asing
88
89
Ilustrasi
(Penghasilan dalam Mata Uang Asing)
89
90
Ilustrasi
(Penghasilan dalam Mata Uang Asing)
Jawaban :
Gaji pokok berdasar kurs KMK 38,250,000 Jurnal Pemberi Kerja
Penghasilan bruto per bulan 38,250,000
Beban Gaji38.250.000
(Biaya jabatan) (1,912,500)
(Maksimal biaya jabatan) (600,000) (600,000) Utang PPh 21
6.279.688
Penghasilan netto per bulan 37,650,000 Kas
Penghasilan netto setahun 451,800,000 31.970.312
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan dua anak (4,050,000) (30,375,000)
Penghasilan Kena Pajak 421,425,000
Pajak terutang setahun
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 200,000,000 30,000,000
25% x 171,425,000 42,856,250 Rp75,356,250.00
Pajak terutang per bulan Rp6,279,687.50
90
91
Kepemilikan NPWP di Pertengahan Tahun
91
92
Ilustrasi
(Kepemilikan NPWP di Pertengahan Tahun)
92
93
Ilustrasi
(Kepemilikan NPWP di Pertengahan Tahun)
Jawaban :
Gaji pokok 7,300,000
Penghasilan bruto per bulan 7,300,000
(Biaya jabatan) (365,000)
(Iuran dana pensiun yang dibayar karyawan) (175,000) (540,000)
Penghasilan netto per bulan 6,760,000
Penghasilan netto setahun 81,120,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Tanggungan satu anak (2,025,000) (26,325,000)
Penghasilan Kena Pajak 54,795,000
Pajak terutang setahun
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 4,795,000 719,250 Rp3,219,250.00
Pajak terutang per bulan Rp268,270.83
Pajak terutang per bulan ketika tidak memiliki NPWP Rp321,925.00
93
94
Ilustrasi
(Kepemilikan NPWP di Pertengahan Tahun)
Jawaban :
PPh dipotong selama Januari – September Rp321,925
PPh lebih bayar untuk dikompensasikan = 9 x (321.925 – 268.271) (Rp482,886)
PPh yang seharusnya dipotong di Oktober Rp268,271
Kompensasi (Rp268,271)
PPh dipotong di Oktober Rp0
PPh yang seharusnya dipotong di Oktober Rp268,271
Kompensasi (Rp214,615)
PPh dipotong di November Rp53,656
PPh dipotong di Desember Rp321,925
94
95
95
96
Pola Pembayaran
Penghasil
an di
Akhir
Masa
Kerja
Diterima Diterima
Sekaligus Berkala
Dialihkan
ke
Dana
Pesangon Pensiun Anuitas
Pensiun
Seumur
Hidup
96
Penghasilan di Akhir Masa Kerja
Dibayarkan Sekaligus
Penghasilan di akhir masa kerja yang dibayarkan sekaligus dapat berbentuk
pesangon, manfaat pensiun, THT, atau JHT.
97 97
98
Lapisan Tarif Khusus dan Dasar Pengenaan
(Pesangon: PP No. 68 Tahun 2009)
98
99
Ilustrasi
(Pesangon Diterima Sekaligus)
Jawaban:
Penghasilan bruto Rp11,143,000.00
Iuran JKK dibayarkan perusahaan (1/ 101.3 x 10,130,000) (Rp110,000.00)
Iuran JKM dibayarkan perusahaan (0.3/ 101.3 x 10,160,000) (Rp33,000.00)
Gaji pokok Rp11,000,000.00
Pesangon dibayarkan Rp440,000,000.00
Pajak terutang
0% x 50,000,000 Rp0.00
5% x 50,000,000 Rp2,500,000.00
15% x 330,000,000 Rp51,000,000.00 Rp53,500,000.00
Pengenaan pajak bersifat final.
Jurnal Beban pesangon 440.000.000
Utang PPh final 53.500.000
Kas 386.500.000
100
101 Lapisan Tarif Khusus dan Dasar Pengenaan
(Manfaat Pensiun, THT, JHT: PP No. 68 Tahun
2009)
101
102
Ilustrasi
(Manfaat Pensiun Diterima Sekaligus)
Jawaban:
Period Pembayar Pajak Terutang Kumulatif Sifat
e an
Nov 35.000.00 0% x 35.000.000 25.000.000 Final
’13 0 =0
Apr ’14 60.000.00 0% x 15.000.000 95.000.000 Final
0 + 5% x 45.000.000
= 2.250.000
Mei ’15 260.000.0 5% x 260.000.000 355.000.00 Final
00 = 13.000.000 0
Des ’15 170.000.0 5% x 50.000.000 525.000.00 Tidak Final
00 + 15% x 120.000.000 0
=20.500.000
103
104
Pensiun Diterima Berkala
107
108 Ilustrasi
(Pensiun Diterima Berkala): Penghitungan
Tahun Pertama
Jawaban: Penghasilan pensiun 3,750,000
Penghasilan bruto per bulan 3,750,000
Penghitungan 2013(Biaya jabatan) (187,500) (187,500)
Penghasilan netto per bulan 3,562,500
Penghasilan netto Juni - Desember 24,937,500
Penghasilan netto Januari - Mei di perusahaan 29,375,000
Penghasilan netto Januari - Desember 54,312,500
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan tiga anak (6,075,000) (32,400,000)
Penghasilan Kena Pajak 21,912,500
Pembulatan PKP 21,912,000
Pajak terutang setahun
5% x 21,912,000 1,095,600 Rp1,095,600.00
Pajak yang telah dipotong Januari - Mei (Rp151,250.00)
Pajak terutang Juni - Desember Rp944,350.00
Pajak terutang per bulan dipotong Dana pensiun Rp134,907.14
108
109 Ilustrasi
(Pensiun Diterima Berkala): Penghitungan
Tahun Kedua dan Seterusnya
Jawaban: Penghitungan 2014, dan seterusnya.
Penghasilan pensiun 3,750,000
Penghasilan bruto per bulan 3,750,000
(Biaya jabatan) (187,500) (187,500)
Penghasilan netto per bulan 3,562,500
Penghasilan netto setahun 42,750,000
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan tiga anak (6,075,000) (32,400,000)
Penghasilan Kena Pajak 10,350,000
Pajak terutang setahun
5% x 10,350,000 517,500 Rp517,500.00
Pajak terutang per bulan dipotong Dana pensiun Rp43,125.00
109
110
Lapisan Tarif Khusus dan Dasar Pengenaan
(Pengalihan ke Anuitas Seumur Hidup:
Kepdirjen No. 333/ PJ/ 2001)
No. Lapisan Penghasilan Bruto Tarif
1 0 s/d Rp 25.000.00,00 0%
2 Di atas Rp 25.000.000,00 s/d Rp 5%
50.000.000,00
3 Di atas Rp 50.000.000,00 s/d Rp 10%
100.000.000,00
4 Di atas Rp 100.000.000,00 s/d Rp 15%
200.000.000,00
Dasar Pengenaan: Penghasilan bruto tanpa dikurangi PTKP
5 Di atas Rp 200.000.000,00 25%
110
111
111
112
Pola Pembayaran
Penghasilan
Pegawai Tidak
Tetap dan
Tenaga Kerja
Lepas
Upah Harian
Upah Upah Upah yang
Harian Satuan Borongan Dibayarkan
Bulanan
112
113
Tata Cara Penghitungan
113
114
Penghitungan Teknis
(Upah Harian, Satuan, Borongan)
Penghasilan
Tidak dikenai
Penghasilan harian < Rp
pajak
kumulatif per 200.000,00
DPP = Penghasilan
bulan < Rp Penghasilan yang melebihi Rp
2.025.000,00 harian > Rp 200.000,00
Tarif berlaku
DPP =
200.000,00 adalah tarif lapis
Upah Harian/ Penghasilan Penghasilan pertama (5%)
Upah Hasil kumulatif per harian – PTKP
Konversi bulan > Rp harian
Tarif berlaku
adalah tarif lapis
2.025.000,00 pertama (5%)
Penghasilan DPP = Penghasilan
disetahunkan -
kumulatif per TarifPTKP
berlaku
bulan > Rp adalah tarif
7.000.000,00 progresif pasal
17.
114
115
Ilustrasi
(Upah Harian)
115
116
Ilustrasi
(Upah Harian)
Jawaban :
Jumlah hari kerja untuk mencapai penghasilan kumulatif Rp
2.025.000,00
= 2.025.000/ 250.000
= 8,1 hari
a. Penghitungan di hari ke – 1 s/ d hari ke – 8
DPP = 250.000 – 200.000
= 50.000
PPh dipotong per hari = 5% x 50.000
= Rp 2.500,00
b. Penghitungan di hari ke – 9
Penghasilan selama 9 hari = 2.250.000
PTKP selama 9 hari = 9 x (26.325.000/ 360)
= 658.125
116
117
Ilustrasi
(Upah Harian)
Jawaban :
b. Penghitungan di hari ke – 9
DPP = 2.250.000 – 658.125
= 1.591.875
PPh terutang s/ d hari ke – 9 = 5% x 1.591.875
= Rp 79.593,75
PPh yang telah dipotong s/ d hari ke – 8 = 8 x 2.500
= Rp 20.000,00
PPh dipotong di hari ke – 9 = 79.593,75 – 20.000
= Rp 59.593,75
c. Penghitungan di hari ke – 10 dan seterusnya
DPP = 250.000 – (26.325.000/ 360)
= 176.875,00
PPh dipotong per hari = 5% x 176.875,00
= Rp 8.843,75
117
118
Ilustrasi
(Upah Satuan)
120
121
Ilustrasi
(Upah Harian Dibayarkan Bulanan)
Jawaban :
Upah selama Januari (18 x 175.000) Rp
3.150.000,00
Penghasilan netto setahun Rp
37.800.000,00
PTKP:
WP sendiri Rp 24.300.000,00
Status kawin Rp 2.025.000,00
Tanggungan satu anak Rp 2.025.000,00 (Rp
28.350.000,00)
Penghasilan Kena Pajak Rp
9.450.000,00
Pajak terutang setahun Rp
472.500,00
121
122
122
123
Tata Cara Penghitungan
Memiliki
NPWP dan DPP = 50% x
berpenghasil Penghasilan
Bersifat an hanya dari bruto – PTKP
Berkesinamb satu pemberi Bulanan
ungan kerja.
Berpenghasil
Penghasilan DPP = 50% x
an lebih dari
Bukan Penghasilan
satu pemberi
Pegawai bruto
Bersifat Tidak DPPkerja.
= 50% x
Berkesinamb Penghasilan
ungan bruto
Tarif yang berlaku adalah tarif umum Pasal 17 Ayat (1) Huruf (a)
UU PPh.
WP yang tidak memiliki NPWP dikenai tarif 20% lebih tinggi. 123
Ketentuan Khusus (1)
124 124
Ketentuan Khusus (2)
127
128 Ilustrasi
(Penghasilan Berkesinambungan:
Satu Sumber Penghasilan)
Jawaban :
Periode PKP PKP Kumulatif Tarif PPh Terutang
Jan 25,475,000 25,475,000 5% 1,273,750
Feb 20,475,000 45,950,000 5% 1,023,750
Mar 4,050,000 50,000,000 5% 202,500
18,175,000 68,175,000 15% 2,726,250
Apr 24,725,000 92,900,000 15% 3,708,750
Mei 24,975,000 117,875,000 15% 3,746,250
Jun 22,475,000 140,350,000 15% 3,371,250
Jul 24,225,000 164,575,000 15% 3,633,750
Aug 21,475,000 186,050,000 15% 3,221,250
Sep 19,475,000 205,525,000 15% 2,921,250
Okt 23,725,000 229,250,000 15% 3,558,750
Nov 20,750,000 250,000,000 15% 3,112,500
475,000 250,475,000 25% 118,750
Des 26,725,000 277,200,000 25% 6,681,250
Total 277,200,000 39,300,000
128
129 Ilustrasi
(Penghasilan Berkesinambungan:
Beberapa Sumber Penghasilan, Tanpa NPWP)
Bratasena merupakan seorang pelukis lepas yang
memajang hasil karyanya di galeri seni untuk diperjualbelikan. Atas
setiap lukisan yang terjual, Bratasena akan menerima permbayaran
tunai di bulan berikutnya. Selama tahun 2013, Bratasena
menerima penghasilan dari galeri seni dengan rincian sebagai
Periode Penghasilan
berikut. Jan 17,000,000
Feb 15,500,000
Mar 16,750,000
Bratasena telah menikah dengan memiliki dua Apranak, 19,000,000
serta masih belum terdaftar sebagai wajib pajak
Mei di 14,500,000
Jun 13,250,000
KPP tempat domisilinya. Bagaimanakah perlakuan
Jul 16,000,000
perpajakan atas penghasilan yang diterima oleh
Aug 15,250,000
Bratasena dari galeri seni? Sep 13,000,000
Okt 18,000,000
Nov 18,500,000
Des 20,000,000
129
130 Ilustrasi
(Penghasilan Berkesinambungan:
Beberapa Sumber Penghasilan, Tanpa NPWP)
Jawaban :
50% x Penghasilan Tarif
Periode Penghasilan Bruto DPP Kumulatif Tarif PPh Terutang
Bruto (DPP) Tanpa
Jan 17,000,000 8,500,000 8,500,000 5% 120% 510,000
Feb 15,500,000 7,750,000 16,250,000 5% 120% 465,000
Mar 16,750,000 8,375,000 24,625,000 5% 120% 502,500
Apr 19,000,000 9,500,000 34,125,000 5% 120% 570,000
Mei 14,500,000 7,250,000 41,375,000 5% 120% 435,000
Jun 13,250,000 6,625,000 48,000,000 5% 120% 397,500
Jul 16,000,000 2,000,000 50,000,000 5% 120% 120,000
6,000,000 56,000,000 15% 120% 1,080,000
Aug 15,250,000 7,625,000 63,625,000 15% 120% 1,372,500
Sep 13,000,000 6,500,000 70,125,000 15% 120% 1,170,000
Okt 18,000,000 9,000,000 79,125,000 15% 120% 1,620,000
Nov 18,500,000 9,250,000 88,375,000 15% 120% 1,665,000
Des 20,000,000 10,000,000 98,375,000 15% 120% 1,800,000
Total 196,750,000 98,375,000 11,707,500
130
131
Ilustrasi
(Penghasilan Tidak Berkesinambungan)
Jawaban :
PPh terutang pelatihan 1 = 5% x 50% x 95.000.000
= Rp 2.375.000,00
PPh terutang pelatihan 2 = 5% x (50% x 100.000.000) + 15% x
(50% x 15.000.000)
= Rp 2.875.000,00 131
132
Ilustrasi
(Penghasilan Tidak Berkesinambungan:
Mempekerjakan Karyawan & Menyerahkan
Barang)
Abilawa merupakan seorang penyedia jasa penerjemahan.
Di bulan Februari 2013, suatu perusahaan meminta jasa Abilawa
untuk menerjemahkan, mengetik dan mencetak 1.000 lembar
dokumen. Abilawa meminta pembayaran sejumlah Rp
15.000.000,00, telah termasuk di dalamnya honor dua orang
asisten pengetik sebesar Rp 1.000.000,00 dan biaya pembelian
kertas cetak khusus sebesar Rp 500.000,00.
a. Berapakah pajak terutang atas penghasilan Abilawa jika
ia dapat menyerahkan dokumen pemesanan kertas
cetak khusus dan bukti pembayaran honor asisten?
b. Bagaimana jika dokumen dimaksud tidak dapat
disediakan Abilawa?
c. Bagaimana jika Abilawa ternyata belum memiliki
NPWP? 132
133
Ilustrasi
(Penghasilan Tidak Berkesinambungan:
Mempekerjakan Karyawan & Menyerahkan
Barang)
Jawaban :
a. PPh terutang = 5% x 50% x (15.000.000 – (2 x
1.000.000) – 500.000)
= 5% x 50% x 12.500.000
= Rp 312.500,00
b. PPh terutang = 5% x 50% x 15.000.000
= Rp 375.000,00
c. Jika terdapat dokumen pendukung, PPh terutang
= 120% x 312.500
= Rp 375.000,00
Jika tidak terdapat dokumen pendukung, PPh terutang
= 120% x 375.000
= Rp 450.000,00 133
134
134
Tata Cara Penghitungan
135 135
136
Ilustrasi
(Peserta Kegiatan)
Jawaban :
PPh terutang = 5% x 50.000.000 + 15% x (2.250.000 +
1.000.000 + 500.000)
= 2.500.000 + 562.500 136
137
137
138
Bentuk Pembayaran
Penerima
Penghasilan
Lain
Jasa Produksi,
Honorarium Tantiem,
Penarikan
Anggota Gratifikasi,
Dana Pensiun
Dewan Bonus
oleh Pegawai
Komisaris Diterima
Aktif
Non Pegawai Mantan
Pegawai
138
Tata Cara Penghitungan
139 139
140
Ilustrasi
(Penghasilan Diterima Mantan Pegawai)
Jawaban :
Pajak terutang = 5% x 50.000.000 + 15% x 200.000.000 + 25% x
25.000.000
= 2.500.000 + 30.000.000 + 6.250.000
= Rp 38.750.000,00
Jurnal Beban tantiem 275.000.000
140
141
Ilustrasi
(Honorarium Komisaris)
141
142
Ilustrasi
(Honorarium Komisaris)
Jawaban :
Periode Pembayaran Pajak Terutang Kumulati
f
Kuartal I 135.000.000 5% x 50.000.000 + 15% x 135.000.
85.000.000 000
= 15.250.000
Kuartal II 135.000.000 15% x 115.000.000 + 25% x 270.000.
20.000.000 000
= 22.250.000
Kuartal III 135.000.000 25% x 135.000.000 405.000.
= 33.750.000 000
Kuartal 135.000.000 25% x 95.000.000 + 30% x 540.000.
IV 40.000.000 000
=35.750.000 142
143
Ilustrasi
(Penarikan Pensiun Pegawai Aktif)
Jawaban :
Periode Pembayaran Pajak Terutang Kumulati
f
Januari 10.000.000 5% x 10.000.000 10.000.0
= 500.000 00
Februari 12.500.000 5% x 12.500.000 22.500.0
= 625.000 00
Maret 17.500.000 5% x 17.500.000 40.000.0
= 875.000 00
April 25.000.000 5% x 10.000.000 + 15% x 65.000.0
15.000.000 00
=2.750.000
144
145
145
146
PPh 21 Terkait APBN/ APBD
Penggajian
PNS
Berstatus
Tetap.
Penggajian
Kompensasi Penggunaan Tenaga
bagi peserta APBN/ Honorer,
kegiatan, APBD, PPh Wiyata
perlombaan 21 Dipotong Bakti, dan
, dan Bendaharaw Pegawai
sejenisnya. Remunerasi Tidak Tetap
an
kepada Lain.
bukan
pegawai
yang
dimanfaatk
an jasanya. 146
147
Pola Pembayaran
DPP =
Penghasilan
Bersifat Tetap Netto - PTKP
dan Teratur Berlaku tarif
umum Pasal
Penghasilan 17 Ayat (1)
Dibebankan ke Huruf (a)
APBN/ APBD DPP =
Penghasilan
Bersifat Tidak Bruto
Tetap dan
Tidak Teratur Berlaku tarif
khusus,
bersifat final.
Biaya perjalanan dinas bukan merupakan
penghasilan.
147
148
Tarif Penghasilan Tidak Tetap dan Tidak Teratur
(PMK No. 262/ PMK.03/ 2010)
0% dari Penghasilan bruto, atas:
• Penghasilan bagi PNS Gol. I & II, Tamtama &
Bintara TNI/ Polri, berikut pensiunannya.
5% dari Penghasilan bruto, atas:
• Penghasilan bagi PNS Gol. III, Perwira Pertama
TNI/ Polri, berikut pensiunannya.
15% dari Penghasilan bruto,
atas:
• Penghasilan bagi PNS Gol. IV, Perwira
Menengah & Tinggi TNI/ Polri, berikut
pensiunannya.
148
149
Ilustrasi
(Penghasilan Tetap dan Teratur)
Jawaban :
Gaji pokok 5,450,000 Jurnal Pemberi Kerja
Tunjangan istri 545,000
Tunjangan anak 218,000 Beban Gaji 5.450.000
Tunjangan jabatan 1,550,000
Tunjangan beras 625,000
Beban tunjangan
Penghasilan bruto per bulan 8,388,000 2.938.000
(Biaya jabatan) (419,400)
(Iuran dana pensiun yang dibayar sendiri) (258,875) (678,275) Utang Dana Pensiun
258.875
Penghasilan netto per bulan 7,709,725 Utang
Penghasilan netto setahun 92,516,700
PPh 21
(PTKP)
WP sendiri (24,300,000)
360.096
Status kawin (2,025,000)
Tanggungan dua anak (4,050,000) (30,375,000) Kas
Penghasilan Kena Pajak 62,141,700
Pembulatan PKP 62,141,000
7.769.029
Pajak terutang setahun
5% x 50,000,000 2,500,000
15% x 12,141,000 1,821,150 Rp4,321,150.00
Pajak terutang per bulan Rp360,095.83
150
151
Ilustrasi
(Penghasilan Tidak Tetap dan Tidak Teratur)
152
153
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Iuran Pensiun)
PT. Awangga membayarkan gaji bruto sebesar Rp
3.500.000,00, dengan iuran pensiun sebesar Rp 65.000,00
dan PPh 21 sebesar Rp 42.250,00. Bagaimanakah PT.
Awangga melakukan penjurnalan jika:
a. Iuran pensiun ditanggung dan dibayarkan oleh
perusahaan.
b. Iuran pensiun ditanggung dan dibayarkan oleh
pegawai.
c. Iuran pensiun ditanggung oleh pegawai, namun dan
dibayarkan oleh perusahaan.
153
154
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Iuran Pensiun)
Jawaban :
a. Beban gaji 3,500,000
Beban tunjangan iuran pensiun 65,000
Kas 3,457,750
Utang iuran pensiun 65,000
Utang PPh 21 42,250
b. Beban gaji 3,500,000
Kas 3,457,750
Utang PPh 21 42,250
c. Beban gaji 3,500,000
Kas 3,392,750
Utang iuran pensiun 65,000
Utang PPh 21 42,250
154
155
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Iuran Asuransi)
Fa. Wirata membayarkan gaji bruto sebesar Rp 2.275.000,00
dan iuran pensiun sebesar Rp 35.000,00, dengan PPh 21 sebesar Rp
21.450,00. Pegawai membayar sendiri asuransi kecelakaan dan
kematian, masing – masing sebesar Rp 15.000,00 dan Rp 17.500,00
melalui perusahaan. Bagaimanakah Fa. Wirata melakukan
penjurnalan?
Beban gaji 2,275,000
Jawaban : tunjangan iuran pensiun
Beban 35,000
Kas 2,221,050
Utang iuran pensiun 35,000
Utang PPh 21 21,450
Utang asuransi kecelakaan 15,000
Utang asuransi kematian 17,500
155
156
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Imbalan Tidak Berkesinambungan)
PT. Saptarengga melakukan pembayaran yang
bersifat tidak berkesinambungan bagi akturaris yang secara
insidental dipekerjakan oleh perusahaan. Pembayaran
diberikan dalam bentuk honorarium sebesar Rp
17.500.000,00. Bagaimanakah Perusahaan melakukan
penjurnalan?
PPh 21 yang dipotong : 5% x 5% x 17.500.000
Jawaban : : Rp 437.500,00
Pencatatan
Beban gaji 17,500,000
Kas 17,062,500
Utang PPh 21 437,500
156
157
Ilustrasi
(Pencatatan Transaksi Iuran Jamsostek)
Aradea memiliki gaji pokok sebesar Rp 4.550.000,00. Iuran pensiun
yang dibayar sendiri dan dibayar perusahaan masing – masing sebesar Rp
55.000,00 dan Rp 95.000,00. Perusahaan mengikutkan program asuransi
kematian, kecelakaan, dan JHT masing – masing sebesar 0,5%, 0,3 % dan
3,7% dari gaji pokok. Iuran JHT yang dibayar pegawai melalui perusahaan
sebesar 2% dari gaji pokok. Pajak untuk bulan tersebut adalah Rp 33.950.
Bagaimanakah penjurnalan
Beban gaji dilakukan? 4,550,000
Jawaban : Beban tunjangan iuran pensiun 95,000
Beban tunjangan asuransi JKM 22,750
Beban tunjangan asuransi JKK 13,650
Beban tunjangan asuransi JHT 168,350
Kas 4,370,050
Utang iuran pensiun 150,000
Utang asuransi JKM 22,750
Utang asuransi JKK 13,650
Utang asuransi JKK 259,350
Utang PPh 21 33,950
157
158
Landasan Hukum:
Pasal 26 UU PPh
158
Definisi
Cara Pemenuhan
Kewajiban atas PPh 26 dapat dipenuhi melalui
pemotongan oleh pihak pemberi penghasilan.
159 159
160
Pemotong, Penyetor, dan Pelapor
Badan Pemerintah.
Penyelenggara kegiatan.
160
Saat Terutang, Penyetoran, dan Pelaporan
164
165
Tarif, Dasar, dan Sifat Pengenaan (2)
165
166
Perkiraan Penghasilan Netto
166
167
Ilustrasi
(Premi Asuransi)
167
168
Ilustrasi
(Premi Asuransi)
Jawaban :
a. Pajak terutang = 20% x (50% x 1.650 x 10.300)
= 20% x 8.497.500
= Rp 1.669.500,00
b. Pajak terutang = 20% x (10% x 1.650 x 10.300)
= 20% x 1.669.500
= Rp 339.900,00
168
169
Ilustrasi
(Laba BUT)
169
170
Ilustrasi
(Laba BUT)
Jawaban:
Peredaran bruto Rp 24.000.000.000
Biaya operasi dan non operasi (Rp 20.350.000.000)
Koreksi fiskal positif Rp 2.585.000.000
Penghasilan Kena Pajak Rp 6.235.000.000
Bagian PKP terkena keringanan tarif pasal 31E
= 4.800.000.000/ 24.000.000 * 6.235.000.000
= Rp 1.247.000.000
PPh badan atas penghasilan BUT
= 50% x 25% x 1.247.000.000 + 25% x (6.235.000.000 - 1.247.000.000)
= 12,5% x 1.247.000.000 + 25% x 4.988.000.000
= 155.875.000 + 1.247.000.000
= Rp 1.402.875.000
170
171
Ilustrasi
(Laba BUT)
Jawaban:
Penghasilan sebelum pajak Rp 6.235.000.000
PPh badan (Rp 1.402.875.000)
Penghasilan setelah pajak Rp 4.832.125.000
PPh 26 atas penghasilan setelah pajak
= 20% x 4.832.125.000
= Rp 966.425.000,00
Jurnal
Income Summary 3.650.000.000
Laba Ditahan 3.650.000.000
Beban pajak 2.369.300.000
Utang PPh 29 1.402.875.000
Utang PPh 26 966.425.000
171
172
Objek PPh 26 Bersifat Tidak Final
172
173
Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda (P3B)
P3B mengatur
WP luar negeri dapat tarif dan hak
dikenai pajak di Indonesia pemajakan,
sekaligus di negara asal. sehingga
pengenaan pajak
hanya satu kali.
173
174
Ilustrasi
(Penerimaan Royalti)
Zheng He merupakan warga negara China yang memiliki HAKI yang
diakui di dunia. Sebuah perusahaan di Indonesia memanfaatkan HAKI Zheng He
dan membayarkan royalti sebesar Rp 195.000.000,00 setiap tahunnya.
Pemerintah Indonesia dan China terikat P3B dengan ketentuan atas royalti
dipungut pajaknya oleh Pemerintah Indonesia dengan tarif 10%. Bagaimanakah
perusahaan tersebut melakukan penjurnalan?
Jawaban:
Pajak terutang = 10% x 195.000.000
= 19.500.000
Jurnal oleh perusahaan
Beban royalti 195.000.000
Utang pajak 19.500.000
Kas 175.500.000
174
Referensi
175 175
Dwi Martani - 081318227080
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/ 176
176