Anda di halaman 1dari 46

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK

NOMOR PER- 32/PJ/2015

PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PEMOTONGAN,


PENYETORAN DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN
PASAL 21 DAN/ATAU PAJAK PENGHASILAN PASAL 26
SEHUBUNGAN DENGAN PEKERJAAN, JASA, DAN KEGIATAN
ORANG PRIBADI

Afridian Wirahadi Ahmad SE, M.Sc, Ak


Ketua Pusat Pengembangan Akuntansi dan Bisnis
Politeknik Negeri Padang
Gaji, Upah, Honorarium, Tunjangan, dan
Pembayaran lain dengan nama/bentuk
apapun

1. Pekerjaan;
2. Jasa;
3. Kegiatan
yang dilakukan orang pribadi

SPDN SPLN

PPh Pasal 21 PPh Pasal 26


PRINSIP PEMOTONGAN PPh 21
 Setiap pegawai yang memperoleh Penghasilan
(gaji dsb) wajib dipotong PPh 21 oleh pemberi
kerja
 Bagi pegawai, pemotongan pajak tersebut
merupakan angsuran pembayaran pajak dalam
tahun berjalan keculai yang bersifat final
 Dilakukan setiap bulan / setiap pembayaran
 Ada perbedaan penghitungan untuk pegawai
tetap dan tidak tetap untuk dasar pengenaanya
 Pajak yang dipotong ditambah 20% apabila
pegawai tersebut tidak mempunyai NPWP
3
Pemotong PPh Pasal 21/26

• pemberi kerja yang terdiri dari:


a. orang pribadi dan badan;
b. cabang, perwakilan atau unit, dalam hal yang
melakukan sebagian atau seluruh administrasi yang
terkait dengan pembayaran gaji, upah, honorarium,
tunjangan, dan pembayaran lain adalah cabang,
perwakilan atau unit tersebut.
• bendahara atau pemegang kas pemerintah
• dana pensiun, badan penyelenggara Jaminan Sosial
Tenaga Kerja dan badan-badan lain
• orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau
pekerjaan bebas serta badan yang melakukan
pembayaran sehubungan dengan penyerahan jasa
• Penyelenggara kegiatan
Pemberi Kerja Bukan Pemotong
PPh Pasal 21/26

• Kantor perwakilan negara asing


• Organisasi-organisasi internasional yang ditetapkan
Menteri Keuangan
• Pemberi kerja orang pribadi yang tidak melakukan
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas yang semata-
mata memperkerjakan orang pribadi untuk melakukan
pekerjaan rumah tangga atau pekerjaan bukan dalam
rangka melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan
bebas
KEWAJIBAN PEMOTONG PPh PASAL 21
Pasal 21 ayat (1)
PPh WP OP DIPOTONG, DISETOR
DALAM NEGERI DAN DILAPORKAN
GAJI, UPAH, HONOR, TUNJANGAN, DAN
PEMBAYARAN LAIN SBG IMBALAM MENYANGKUT PEKERJAAN YG PEMBERI KERJA
DILAKUKAN OLEH PEGAWAI ATAU BUKAN PEGAWAI

GAJI, UPAH, HONOR, TUNJANGAN, DAN PEMBAYARAN LAIN


YANG MENYANGKUT PEKERJAAN, JASA, ATAU KEGIATAN BENDAHARAWAN PEMERINTAH

UANG PENSIUN ATAU PEMBAYARAN LAIN DALAM RANGKA


PENSIUN DANA PENSIUN

HONORARIUM ATAU IMBALAN SERTA PEMBAYARAN LAIN


SEHUBUNGAN DENGAN JASA OP/BADAN YANG MENBAYAR

PEMBAYARAN ATAU IMBALAN SEHUBUNGAN PENYELENGGARA KEGIATAN


DENGAN ADANYA KEGIATAN
Penerima Penghasilan yang Dikenakan
PPh Pasal 21/26

• pegawai;
• penerima uang pesangon, pensiun atau uang manfaat
pensiun, THT, JHT, termasuk ahli warisnya;
• bukan pegawai;
• anggota dewan komisaris/pengawas yang tidak
merangkap sebagai pegawai;
• mantan pegawai;
• peserta kegiatan:
– Peserta perlombaan
– Peserta rapat, konferensi, sidang, pertemuan,
kunjungan kerja
– Peserta/anggota kepanitiaan
– Peserta pendidikan, pelatihan dan magang
– Peserta kegiatan lainnya
Penghasilan yang Dikenakan PPh Pasal 21/26

• penghasilan pegawai tetap baik teratur maupun tidak teratur


• penghasilan penerima pensiun secara teratur
• uang pesangon, pensiun, tunjangan hari tua, atau jaminan
hari tua yang dibayarkan sekaligus, yang pembayarannya
melewati jangka waktu 2 tahun;
• penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas
• imbalan kepada bukan pegawai;
• imbalan kepada peserta kegiatan;
• imbalan kepada dewan komisaris/pengawas yang bukan
merupakan pegawai tetap pada perusahaan yang sama;
• imbalan kepada mantan pegawai;
• penarikan dana pensiun oleh pegawai.
Termasuk:
Natura/Kenikmatan dari:

• Wajib Pajak PPh Final


• Wajib Pajak Norma Penghitungan Khusus
Penghitungan Besarnya
Penghasilan

Uang rupiah Uang asing Natura/kenikmatan


an

sesuai dengan yang Kurs Menteri


Harga Pasar
diterima/diperoleh Keuangan
Penghasilan yang Tidak Dikenakan
PPh Pasal 21/26

• Pembayaran manfaat atau santunan asuransi


kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna dan bea siswa
• Natura/kenikmatan dari Wajib Pajak atau Pemerintah
• Iuran pensiun kepada dana pensiun yang telah
disahkan Menkeu, iuran THT/JHT yang dibayar pemberi
kerja
• Zakat/sumbangan wajib keagamaan dari
badan/lembaga yang dibentuk/disahkan pemerintah
• Bea siswa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat
(3) huruf l UU PPh
PPh Pasal 21:
Pegawai tetap dan Penerima Pensiun Berkala

Setiap Masa Pajak, Masa Pajak terakhir


kecuali Masa Pajak terakhir

Perkiraan Penghasilan Neto Selisih antara PPh yang


yang akan diterima selama terutang atas seluruh
setahun, penghasilan kena pajak
 Penghasilan teratur selama setahun dengan PPh
sebulan dikali 12 yang telah dipotong masa-
masa sebelumnya
Masa Perolehan Penghasilan Kurang dari 12 Bulan

Disetahunkan Tidak Disetahunkan

1. WP OP DN meninggal
dunia atau meninggalkan 1. WP OP DN mulai bekerja
Indonesia selamanya; pada tahun berjalan;
2. Orang asing mulai
bekerja di Indonesia 2. WP OP DN pindah kerja
pada tahun berjalan ke pemberi kerja yang
untuk jangka waktu lebih lain
dari 6 bulan;
3. Karyawan pindah cabang
Penghitungan
Pemotongan Pensiun
(Pasal 14)

Setiap Bulan Akhir tahun


(Jan-Nov) (Desember)

Gaji Bruto sebulan Gaji Bruto Setahun


dikurangi (Jan-Des)
Bi. Pensiun, dikurangi :
PTKP Bi. Pensiun,
(disetahunkan) PTKP

Pasal 17 (1) dibagi 12 Pasal 17 (1) dikurangi


Pembayaran Jan-Nov
Penghitungan
Pemotongan Peg. Tetap
(Pasal 14)

Setiap Bulan Akhir tahun


(Jan-Nov) (Desember)

Gaji Bruto Setahun


Gaji Bruto sebulan dikurangi
(Jan-Des)
Biaya Jabatan,
dikurangi :
Iuran Pensiun, PTKP
Biaya Jabatan,
(disetahunkan)
Iuran Pensiun, PTKP

Pasal 17 (1) dibagi 12 Pasal 17 (1) dikurangi


Pembayaran Jan-Nov
Penghitungan PPh Pasal 21

Pegawai tetap Penerima pensiun


Gaji, Tunjangan, Premi Asuransi
Uang Pensiun Berkala
Dibayar Pemberi Kerja
Dikurangi dengan Dikurangi dengan
1. Biaya jabatan, 5% dari pengh.
Bruto maks. Rp6.000.000 per Biaya Pensiun, 5% dari pengh.
tahun atau Rp500.000 per bulan Bruto maks. Rp2.400.000 per
2. Iuran pensiun, THT/JHT yang tahun atau Rp200.000 perbulan
dibayar sendiri

Penghasilan Neto (setahun/disetahunkan)

Dikurangi PTKP

Penghasilan Kena Pajak

Dikenakan Tarif Pasal 17


PENGURANGAN YANG DIPERBOLEHKAN
UNTUK MENGHITUNG PENGHASILAN NETO

 Biaya Jabatan (5% atau maks. 6.000.000


setahun.
 Iuran pensiun, THT, JHT yang dibayar pegawai
maksimal 5% atau 2.400.000 setahun.
PTKP:
2015

Rp36.000.000,- Untuk diri Wajib Pajak

Rp.3.000.000,- Tambahan utk WP Kawin

Tambahan untuk setiap


anggota keluarga sedarah
semenda dalam garis
Rp.3.000.000,-
keturunan lurus serta anak
angkat yg menjadi tanggungan
sepenuhnya maksimal 3 orang

penerapan PTKP ditentukan oleh keadaan pada awal tahun


kalender atau awal bulan dari bagian tahun kalender
PTKP Karyawati

Kawin
Tidak
Kawin Suami tidak
Kawin
berpenghasilan

1. Diri sendiri; 1. Diri sendiri;


Hanya untuk 2. Status kawin; 2. Tanggungan
diri sendiri 3. Tanggungan maks 3.
maks 3.

menunjukkan ket. tertulis dari pemerintah daerah setempat


serendah-rendahnya kecamatan bahwa suami tidak menerima/
memperoleh penghasilan
Tarif

Sampai dengan Rp 50 juta


5% Sesuai
Pasal 17 ayat
(1) huruf a
UU PPh
Diatas Rp 50 juta s.d. Rp 250 juta
15%

Diatas Rp 250 juta s.d. Rp 500 juta


25%

Di atas Rp 500 juta 30%


PPh Pasal 21
Pegawai Tidak Tetap/Tenaga Kerja Lepas

Upah/Uang Saku Harian, Mingguan, Dibayarkan Bulanan Atau Jumlah


Satuan, Borongan
Upah Kumulatif satu bulan
melebihi Rp 8.200.000
Upah/Uang Saku Harian
Dikali 12
≤ 300.000 > 300.000 Dikurangi PTKP Setahun

Tidak Dipotong Dikurangi 300.000 Penghasilan Kena Pajak

Dipotong 5% Dikenakan Tarif Ps 17

PPh Ps 21 Setahun
Upah kumulatif > Rp3 jt jt s.d. Rp8,2 jt sebulan
Dibagi 12
Upah sehari dikurangi PTKP sehari
PPh Pasal 21 Sebulan
Tarif PPh 21 = 5%
PPh Pasal 21:
Bukan Pegawai

Berkesinambungan Tidak
berkesinambungan Exc. Pasal 13 ayat (1) berkesinambungan

(50 % x Ph Bruto)
(50 % x Ph Bruto)
- (50 % x Ph Bruto)
PTKP sebulan,
Dihitung secara
Dihitung secara
kumulatif
kumulatif

Dalam hal Dokter Yang Praktik di RS/Klinik Jumlah Penghasilan Bruto adalah
Sebesar Jasa Dokter Yang Dibayarkan Pasien melalui RS/Klinik sebelum
Dipotong Biaya-Biaya atau Bagi Hasil RS/Klinik
PPh Pasal 21:
Lainnya

Dewan Komisaris/ Peserta program


Pengawas non Mantan Pegawai Pensiun yang masih
Pegawai tetap Berstatus pegawai

jasa produksi,
honorarium atau tantiem, gratifikasi,
imbalan yang penarikan dana
bonus atau imbalan pensiun
bersifat tidak teratur lain yang bersifat
tidak teratur

Tarif Pasal 17 atas Penghasilan Bruto


PPh Pasal 21:
Peserta Kegiatan

Tarif Pasal 17
UU PPh

Penghasilan Bruto

Penghasilan Bruto merupakan pembayaran yang bersifat utuh


dan tidak dipecah
TETAP Ph NETO - PTKP
PEGAWAI BULANAN Ph BRUTO - PTKP
TIDAK TETAP
Ph BRUTO – 300 RIBU
HARIAN
Ph BRUTO(>3jt s.d.8,2jt) –
PTKP Harian

Ph BRUTO(>8,2jt) – PTKP

PENSIUNAN BERKALA Ph NETO - PTKP

((50% X Ph Bruto) - PTKP bulanan)


BERKESINAMBUNGAN Kumulatif

BUKAN PEGAWAI BERKESINAMBUNGAN exc Psl 13 (1) (50% X Ph Bruto) Kumulatif

TIDAK BERKESINAMBUNGAN 50 % x Ph Bruto

KOMISARIS, MANTAN PEGAWAI, Ph Bruto Kumulatif


PENARIKAN DAPEN O/ PEGAWAI

PESERTA KEGIATAN Ph Bruto


Penerima Penghasilan Tidak ber-NPWP

PPh Pasal 21 sebesar 120%


lebih tinggi daripada PPh
Pasal 21 yang seharusnya
(20% lebih tinggi)

Setelah pemotongan sebelum pemotongan


PPh Pasal 21 bulan Ber-NPWP PPh Pasal 21 bulan
Desember Desember

Diperhitungkan oleh
merupakan kredit
pemotong dengan
pajak dalam SPT
PPh Pasal 21 bulan-
Tahunan PPh
bulan selanjutnya

Tidak berlaku untuk PPh Pasal 21 yang bersifat final


Ketentuan Khusus

Penghasilan bersumber dari


1. Uang Pesangon
APBN/D yang diterima oleh
2. Uang Manfaat Pensiun
Pejabat Negara, PNS,
3. THT/JHT
Anggota, TNI/Polri, dan
yang dibayarkan sekaligus
Pensiunannya

PP 68 Tahun 2010 PP 80 Tahun 2010


PPh Pasal 26

Tarif Pasal 26:


20 %

Penghasilan Bruto

Memperhatikan
Ketentuan P3B
Saat terutang
PPh Pasal 21/26

Penerima penghasilan Pemotong

akhir bulan dilaku-


Saat dilakukannya kannya pembayaran
pembayaran atau
atau akhir bulan
saat terutangnya terutangnya
penghasilan penghasilan
Kewajiban Pemotong

• Wajib Mendaftarkan Diri ke KPP


• Wajib menghitung, memotong, menyetorkan dan melaporkan
PPh Pasal 21 dan Pasal 26 yang terutang untuk setiap bulan
kalender.
• PPh Pasal 21/26 yang dipotong wajib disetor ke Kantor Pos
atau Bank paling lama 10 hari setelah Masa Pajak berakhir.
• Pemotong Pajak wajib lapor sekalipun nihil, paling lama 20
hari setelah Masa Pajak berakhir.
• Wajib Membuat Catatan atau Kertas Kerja Perhitungan PPh
Ps. 21/26 Untuk Setiap Masa Pajak
• Wajib Menyimpan Catatan atau Kertas Kerja Sesuai
Ketentuan
• Wajib Membuat Bukti Potong dan Memberikannya Kepada
Penerima Penghasilan
Bukti Pemotongan PPh Pasal 21

• Untuk pegawai tetap/penerima pensiun berkala:


– dibuat sekali setahun (Form 1721 A1/A2)
– diberikan paling lama 1 bulan setelah akhir tahun atau
pegawai berhenti
• Untuk selain pegawai tetap/penerima pensiun berkala:
– Dibuat setiap kali ada pemotongan
– Jika dalam satu bulan > 1 kali pembayaran maka bukti
potong dapat dibuat sekali dalam satu bulan
• Bukti Potong PPh Pasal 21 Tidak wajib dilampirkan dalam
SPT Masa PPh Pasal 21
Kewajiban Penerima Penghasilan

• Wajib Mendaftarkan Diri ke KPP


• Pegawai, Penerima Pensiun Berkala, dan Bukan Pegawai
tertentu Wajib Membuat Surat Pernyataan Yang Berisi Jumlah
Tanggungan Keluarga Pada Awal Tahun Kalender Atau Pada
Saat Menjadi Subjek Pajak Dalam Negeri
• Wajib Menyerahkan Surat Pernyataan Tanggungan Keluarga
kpd Pemotong Pajak Pada Saat Mulai Bekerja Atau Mulai
Pensiun
• Wajib Membuat Surat Pernyataan Baru Dalam Hal Terjadi
Perubahan Tanggungan Keluarga Paling Lambat Sebelum
Mulai Tahun Kalender Berikutnya
Contoh Penghitungan PPh Pasal 21

Budiyanta pada tahun 2013 bekerja di PT Aman Bahagia


dengan gaji sebulan Rp 8.000.000,00 dan membayar iuran
pensiun sebesar Rp. 200.000,00. Budiyanta menikah tetapi
belum mempunyai anak. Pada bulan Juli 2013 menerima
kenaikan gaji, menjadi Rp 10.000.000,00 sebulan dan berlaku
surut sejak 1 Januari 2013. Dengan adanya kenaikan gaji yang
berlaku surut tersebut, Budiyanta menerima rapel sejumlah
Rp 12.000.000,00 (kekurangan gaji untuk masa Januari s.d.
Juni 2013). Pada bulan Oktober 2013 menerima bonus
tahunan sebesar Rp 20.000.000,00.
A. Pe nghi tungan PPh Pasal 21 atas Pe nghasi l an Pe gawai Te tap - G aj i Bul anan
Gaj i se bul an Rp 8,000,000
Pe ngurangan :
Bi aya Jabatan ( 5% x Rp 8.000.000) Rp 400,000
Iuran Pe nsi un Rp 200,000 Rp 600,000
Pe nghasi l an Ne to se bul an Rp 7,400,000
Pe nghasi l an Ne to se tahun ( 12 x Rp 7.400.000,00 ) Rp 88,800,000
PTKP se tahun :
- untuk di ri se ndi ri Rp 36,000,000
- tambahan WP kawi n Rp 3,000,000 Rp 39,000,000
Pe nghasi l an Ke na Paj ak se tahun Rp 49,800,000
PPh Pasal 21 te rutang :
5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2,500,000
15% x Rp 12.475.000,00 = Rp 1,871,250
Rp 4,371,250
PPh Pasal 21 se bul an
Rp 4.371.000,00 : 12 = Rp 364,250

B. Pe nghi tungan PPh Pasal 21 atas Pe mbayaran U ang Rape l


Gaj i se bul an Rp 10,000,000
Pe ngurangan :
Bi aya Jabatan ( 5% x Rp 10.000.000) = Rp 500,000
Iuran Pe nsi un = Rp 200,000 Rp 700,000
Pe nghasi l an Ne to se bul an Rp 9,300,000
Pe nghasi l an Ne to se tahun ( 12 x Rp 9.300.000,00 ) Rp 111,600,000
PTKP se tahun :
- untuk di ri se ndi ri Rp 24,300,000
- tambahan WP kawi n Rp 2,025,000 Rp 26,325,000
Pe nghasi l an Ke na Paj ak se tahun Rp 85,275,000
PPh Pasal 21 se tahun :
5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2,500,000
15% x Rp 35.275.000,00 = Rp 5,291,000
Rp 7,791,000
PPh Pasal 21 se bul an
Rp 7.791.000,00 : 12 Rp 649,250
PPh Pasal 21 Januari s.d Me i 2013 se harusnya adal ah :
5 x Rp 649.250,00 Rp 3,246,250
PPh Pasal 21 yang sudah di potong Januari s.d Me i 2013
5 x Rp 364.250,00 ( dari pe rhi tungan contoh A) Rp 1,821,250
PPh Pasal 21 untuk uang rape l Rp 1,425,000

C. Pe nghi tungan PPh Pasal 21 atas Pe mbayaran Bonus


Gaj i se tahun ( 12 x Rp 10.000.000,00) Rp 120,000,000
Bonus Rp 20,000,000
Pe nghasi l an bruto se tahun Rp 140,000,000
Pe ngurangan :
Bi aya Jabatan ( 5% x Rp 140.000.000,00) = Rp 7.000.000,00
*Bi aya Jabatan dl m se tahun maksi mal Rp 6.000.000,00 Rp ##
Iuran Pe nsi un ( 12 x Rp 200.000,00) Rp ## Rp 8,400,000
Pe nghasi l an Ne to se tahun Gaj i + Bonus Rp 131,600,000
PTKP se tahun :
- untuk di ri se ndi ri Rp 24,300,000
- tambahan WP kawi n Rp 2,025,000 Rp 26,325,000
Pe nghasi l an Ke na Paj ak se tahun Rp 105,275,000
PPh Pasal 21 se tahun atas Gaj i + Bonus :
5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2,500,000
15% x Rp 55.275.000,00 = Rp 8,291,250
10,791,250
*PPh Pasal 21 se tahun di bul atkan Rp ##
PPh Pasal 21 atas Gaj i ( dari contoh B) Rp ##
PPh Pasal 21 atas Bonus Rp ##

Gaj i se tahun ( 12 x Rp 10.000.000,00) Rp 120,000,000


Pe ngurangan :
Bi aya Jabatan ( 5% x Rp 120.000.000,00) Rp ##
Iuran Pe nsi un ( 12 x Rp 200.000,00) Rp ## Rp 8,400,000
Pe nghasi l an Ne to se tahun atas Gaj i 111,600,000
PTKP se tahun :
- untuk di ri se ndi ri Rp 24,300,000
- tambahan WP kawi n Rp 2,025,000 Rp 26,325,000
Pe nghasi l an Ke na Paj ak se tahun Rp 85,275,000
PPh Pasal 21 se tahun atas Gaj i :
5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2,500,000
15% x Rp 35.275.000,00 = Rp 5,291,000
7,791,000
PPh Pasal 21 atas Bonus
Rp 10.791.000,00 - Rp 7.791.000,00 = Rp 3,000,000
A. Pe nghi tungan PPh Pasal 21 atas Pe nghasi l an Pe gawai Te tap - G aj i Bul anan
Gaj i se bul an Rp 8,000,000
Pe ngurangan :
Bi aya Jabatan ( 5% x Rp 8.000.000) Rp 400,000
Iuran Pe nsi un Rp 200,000 Rp 600,000
Pe nghasi l an Ne to se bul an Rp 7,400,000
Pe nghasi l an Ne to se tahun ( 12 x Rp 7.400.000,00 ) Rp 88,800,000
PTKP se tahun :
- untuk di ri se ndi ri Rp 24,300,000
- tambahan WP kawi n Rp 2,025,000 Rp 26,325,000
Pe nghasi l an Ke na Paj ak se tahun Rp 62,475,000
PPh Pasal 21 te rutang :
5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2,500,000
15% x Rp 12.475.000,00 = Rp 1,871,000
Rp 4,371,000
PPh Pasal 21 se bul an
Rp 4.371.000,00 : 12 = Rp 364,250

B. Pe nghi tungan PPh Pasal 21 atas Pe mbayaran U ang Rape l


Gaj i se bul an Rp 10,000,000
Pe ngurangan :
Bi aya Jabatan ( 5% x Rp 10.000.000) = Rp 500,000
Iuran Pe nsi un = Rp 200,000 Rp 700,000
Pe nghasi l an Ne to se bul an Rp 9,300,000
Pe nghasi l an Ne to se tahun ( 12 x Rp 9.300.000,00 ) Rp 111,600,000
PTKP se tahun :
- untuk di ri se ndi ri Rp 36,000,000
- tambahan WP kawi n Rp 3,000,000 Rp 39,000,000
Pe nghasi l an Ke na Paj ak se tahun Rp 72,600,000
PPh Pasal 21 se tahun :
5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2,500,000
15% x Rp 35.275.000,00 = Rp 3,390,000
Rp 5,890,000
PPh Pasal 21 se bul an
Rp 7.791.000,00 : 12 Rp 649,250
PPh Pasal 21 Januari s.d Juni 2013 se harusnya adal ah :
6 x Rp 649.250,00 Rp 3,895,500
PPh Pasal 21 yang sudah di potong Januari s.d Juni 2013
6 x Rp 364.250,00 ( dari pe rhi tungan contoh A) Rp 2,185,500
PPh Pasal 21 untuk uang rape l Rp 1,710,000

C. Pe nghi tungan PPh Pasal 21 atas Pe mbayaran Bonus


Gaj i se tahun ( 12 x Rp 10.000.000,00) Rp 120,000,000
Bonus Rp 20,000,000
Pe nghasi l an bruto se tahun Rp 140,000,000
Pe ngurangan :
Bi aya Jabatan ( 5% x Rp 140.000.000,00) = Rp 7.000.000,00
*Bi aya Jabatan dl m se tahun maksi mal Rp 6.000.000,00 ##
Iuran Pe nsi un ( 12 x Rp 200.000,00) ## Rp 8,400,000
Pe nghasi l an Ne to se tahun Gaj i + Bonus Rp 131,600,000
PTKP se tahun :
- untuk di ri se ndi ri Rp 24,300,000
- tambahan WP kawi n Rp 2,025,000 Rp 26,325,000
Pe nghasi l an Ke na Paj ak se tahun Rp 105,275,000
PPh Pasal 21 se tahun atas Gaj i + Bonus :
5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2,500,000
15% x Rp 55.275.000,00 = Rp 8,291,250
10,791,250
*PPh Pasal 21 se tahun di bul atkan ##
PPh Pasal 21 atas Gaj i ( dari contoh B) ##
PPh Pasal 21 atas Bonus ##

Gaj i se tahun ( 12 x Rp 10.000.000,00) Rp 120,000,000


Pe ngurangan :
Bi aya Jabatan ( 5% x Rp 120.000.000,00) ##
Iuran Pe nsi un ( 12 x Rp 200.000,00) ## Rp 8,400,000
Pe nghasi l an Ne to se tahun atas Gaj i 111,600,000
PTKP se tahun :
- untuk di ri se ndi ri Rp 24,300,000
- tambahan WP kawi n Rp 2,025,000 Rp 26,325,000
Pe nghasi l an Ke na Paj ak se tahun Rp 85,275,000
PPh Pasal 21 se tahun atas Gaj i :
5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2,500,000
15% x Rp 35.275.000,00 = Rp 5,291,000
7,791,000
PPh Pasal 21 atas Bonus
Rp 10.791.000,00 - Rp 7.791.000,00 = Rp 3,000,000
C. Penghitungan PPh Pasal 21 atas Pembayaran Bonus
Gaji setahun (12 x Rp 10.000.000,00) Rp 120.000.000
Bonus Rp 20.000.000
Penghasilan bruto setahun Rp 140.000.000
Pengurangan :
Biaya Jabatan (5% xRp 140.000.000,00) = Rp 7.000.000,00
*Biaya Jabatan dlm setahun maksimal Rp 6.000.000,00 Rp 6.000.000
Iuran Pensiun (12 x Rp 200.000,00) Rp 2.400.000 Rp 8.400.000
Penghasilan Neto setahun Gaji + Bonus Rp 131.600.000
PTKP setahun :
- untuk diri sendiri Rp 24.300.000
- tambahan WP kawin Rp 2.025.000 Rp 26.325.000
Penghasilan Kena Pajak setahun Rp 105.275.000
PPh Pasal 21 setahun atas Gaji + Bonus :
5% x Rp 50.000.000,00 = Rp 2.500.000
15% x Rp 55.275.000,00 = Rp 8.291.250
10.791.250
*PPh Pasal 21 setahun dibulatkan Rp 10.791.000
PPh Pasal 21 atas Gaji (dari contoh B) Rp 7.791.000
PPh Pasal 21 atas Bonus Rp 3.000.000
Contoh Penghitungan PPh Pasal 21

Rifki Zain seorang PNS golongan IVa di Kantor Imigrasi Medan


berdasarkan data pada bulan Maret 2013 Rifki Zain memperolah gaji
perbulan Rp.2.822.200,00, tunjangan jabatan Rp.540.000,00 perbulan
dan mempunyai 3 orang anak.
Pada tanggal 25 Maret 2013 Kantor Imigrasi Medan membayar
honor tim kepada Rifki Zain sebesar Rp.1.200.000,00.
Mendapatkan rapel kenaikan gaji pada bulan Juli 2013 karena
kenaikan gaji berkala sehingga gaji Rifki Zain menjadi
Rp.2.906.200,00.
Pada Bulan Agustus 2013 ditugaskan di Kantor Wilayah
Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara dengan
memperoleh tunjangan jabatan Rp.3.000.000,00 per bulan dan
dari Kantor Imigrasi Medan hanya mendapatkan gaji dan
tunjangan selain tunjangan jabatan.
A. PPh Pasal 21 Masa Maret 2013
Gaji Pokok Rp. 2.822.200
Tunjangan Istri Rp. 282.220
Tunjangan anak Rp. 112.888
Jumlah gaji dan tunjangan keluarga Rp. 3.217.308
Tunjangan Jabatan Rp. 540.000
Tunjangan Beras Rp. 270.000
Pembulatan Rp. -
Jumlah penghasilan bruto Rp. 4.027.308
Rp.
Pengurangan :
Biaya Jabatan
5% x 4.027.308 = Rp. 201.365
Iuran pensiun
4,75% x 3.217.308 = Rp. 152.822 354.188
Rp.
Penghasilan neto: 3.673.120
Penghasilan neto disetahunkan :
12 x 3.673.120 44.077.446
PTKP (K/3)
- Untuk Wajib Pajak 24.300.000
- Status WP Kawin 2.025.000
- Tanggungan (3 anak) 6.075.000
Rp. 32.400.000

Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 11.677.446

PKP dibulatkan Rp. 11.677.000


PPh Pasal 21 atas gaji dan tunjangan setahun 583.850
PPh Pasal 21 atas gaji dan tunjangan sebulan 48.654
Tambahan 20% lebih tinggi karena belum ber-NPWP -
B. PPh Pasal 21 atas Honorarium di Bulan Maret 2013

= 1.200.000 x 15%

= 180.000

(PPh Pasal 21 atas Honorarium bersifat final)


C. PPh Pasal 21 atas Pembayaran Rapel Kenaikan Gaji Berkala 2013
Gaji Pokok Rp. 2.822.200
Tunjangan Istri Rp. 282.220
Tunjangan anak Rp. 112.888
Jumlah gaji dan tunjangan keluarga Rp. 3.217.308
Tunjangan Jabatan Rp. 540.000
Tunjangan Beras Rp. 270.000
Pembulatan Rp. -
Jumlah penghasilan bruto Rp. 4.027.308

Penghasilan disetahunkan
12 x 4.027.308 = 48.327.696
Jumlah rapel Kenaikan gaji
6 x 95.760 = 574.560
Jumlah Penghasilan Bruto Setahun Rp. 48.902.256
Pengurangan :
Biaya Jabatan
5% x 48.902.256 = Rp. 2.445.113
Iuran pensiun
4,75% x 38.607.696 = Rp. 1.833.866 Rp. 4.278.978
Penghasilan neto setahun: 44.623.278
PTKP (K/3)
- Untuk Wajib Pajak 24.300.000
- Status WP Kawin 2.025.000
- Tanggungan (3 anak) 6.075.000
Rp. 32.400.000
Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 12.223.278
PKP dibulatkan Rp. 12.223.000
PPh Pasal 21 setahun atas seluruh penghasilan 611.150
PPh Pasal 21 setahun tanpa rapel kenaikan gaji berkala 583.850
PPh Pasal 21 atas rapel kenaikan gaji berkala 27.800
D. PPh Pasal 21 Masa Agustus s.d. November 2013 di Kantor Imigrasi Medan (1)
Gaji Pokok Rp. 2.906.200
Tunjangan Istri Rp. 290.620
Tunjangan anak Rp. 116.248
Jumlah gaji dan tunjangan keluarga Rp. 3.313.068
Tunjangan Jabatan * Rp.
Tunjangan Beras Rp. 270.000
Pembulatan Rp. -
Jumlah penghasilan bruto Rp. 3.583.068
Rp.
Pengurangan :
Biaya Jabatan
5% x 3.583.068 = Rp. 179.153
Iuran pensiun
4,75% x 3.313.068 = Rp. 157.371 336.524
Rp.
Penghasilan neto: 3.246.544
Penghasilan neto disetahunkan :
38.958.526
x 3.246.544
12
PTKP (K/3)
- Untuk Wajib Pajak 24.300.000
- Status WP Kawin 2.025.000
- Tanggungan (3 anak) 6.075.000
Rp. 32.400.000

Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 6.558.526


PKP dibulatkan Rp. 6.558.000
PPh Pasal 21 atas gaji dan tunjangan setahun 327.900
PPh Pasal 21 atas gaji dan tunjangan sebulan 27.325
D. PPh Pasal 21 Masa Desember 2013 di Kantor Imigrasi Medan (2)

Penghasilan Bruto Januari s.d. Juli 2013 28.861.476


Penghasilan Bruto Agustus s.d. Desember 2013 17.915.340
Pembulatan -
Total Penghasilan Bruto Setahun 46.776.816
Pengurangan :
Biaya Jabatan
5% x 46.776.816 = Rp. 2.338.841
Iuran pensiun
4,75% x 39.756.816 = Rp. 1.888.449 4.227.290
Rp.
Penghasilan neto setahun: 42.549.526
PTKP (K/3)
- Untuk Wajib Pajak 24.300.000
- Status WP Kawin 2.025.000
- Tanggungan (3 anak) 6.075.000
Rp.
32.400.000

Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 10.149.526


PKP dibulatkan Rp. 10.149.000
PPh Pasal 21 setahun 507.450
PPh Pasal 21 Terutang (Jan s.d. Nov)
a. PPh Pasal 21 Januari s.d. Juli
x 52.975 = 370.825
7
b. PPh Pasal 21 Agustus s.d. November
x 27.325 = 109.300
4
480.125
PPh Pasal 21 Masa Desember 27.325
Penghitungan PPh Pasal 21 Masa Agustus s.d. November di Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara dilakukan
dengan cara:
a. Menghitung PPh Pasal 21 atas penghasilan yang diterima dari
Kantor Imigrasi Medan (sebagaimana slide sebelumnya)
b. Menghitung PPh Pasal 21 atas penghasilan yang diterima dari
Kantor Imigrasi Medan dan Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Sumatera Utara
c. PPh Pasal 21 yang terutang atas tunjangan jabatan yang
dibayarkan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
Sumatera Utara adalah PPh Pasal 21 pada huruf b dikurangi PPh
Pasal 21 pada huruf a
D. PPh Pasal 21 Masa Agustus s.d. November 2013 di Kanwil Agama Medan (1)
1. Penghasilan dari Kantor Imigrasi Medan
Gaji Pokok Rp. 2.906.200
Tunjangan Istri Rp. 290.620
Tunjangan anak Rp. 116.248
Jumlah gaji dan tunjangan keluarga Rp. 3.313.068
Tunjangan Jabatan Rp.
Tunjangan Beras Rp. 270.000
Pembulatan Rp. -
Jumlah Rp. 3.583.068
2. Penghasilan dari Kanwil Agama Medan
Tunjangan Jabatan 3.000.000
Jumlah Penghasilan Bruto 6.583.068
Rp.
Pengurangan :
Biaya Jabatan
5% x 6.583.068 = Rp. 329.153
Iuran pensiun
4,75% x 3.313.068 = Rp. 157.371 486.524
Rp.
Penghasilan neto: 6.096.544
Penghasilan neto disetahunkan :
12 x 6.096.544 73.158.526
PTKP (K/3)
- Untuk Wajib Pajak 24.300.000
- Status WP Kawin 2.025.000
- Tanggungan (3 anak) 6.075.000
Rp. 32.400.000

Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 40.758.526


PKP dibulatkan Rp. 40.758.000
PPh Pasal 21 atas gaji dan tunjangan setahun 2.037.900
PPh Pasal 21 atas gaji dan tunjangan sebulan 169.825
PPh Pasal 21 di Kantor Imigrasi Medan 27.325
PPh Pasal 21 di Kanwil Agama Medan 142.500
D. PPh Pasal 21 Masa Desember 2013 di Kanwil Agama Medan (2)
Penghasilan Bruto Agustus s.d. Desember 2013 15.000.000
Penghasilan Kantor Imigrasi Medan (Jan-Des) 46.776.816
Pembulatan -
Total Penghasilan Bruto Setahun 61.776.816
Pengurangan :
Biaya Jabatan
5% x 61.776.816 = Rp. 3.088.841
Iuran pensiun
4,75% x 39.756.816 = Rp. 1.888.449 4.977.290
Rp.
Penghasilan neto setahun: 56.799.526
PTKP (K/3)
- Untuk Wajib Pajak 24.300.000
- Status WP Kawin 2.025.000
- Tanggungan (3 anak) 6.075.000
Rp. 32.400.000

Penghasilan Kena Pajak (PKP) Rp. 24.399.526


PKP dibulatkan Rp. 24.399.000
PPh Pasal 21 setahun 1.219.950
PPh Pasal 21 Kantor Imigrasi Medan
a. PPh Pasal 21 Januari s.d. Juli
7 x 52.975 = 370.825
b. PPh Pasal 21 Agustus s.d. November
4 x 27.325 = 109.300

PPh Pasal 21 Masa Desember 27.325


PPh Psl 21 Kanwil Agama Medan (Agst- Nov)
4 x 142.500 = 570.000 1.077.450
PPh Pasal 21 Desember Kanwil Agama Medan 142.500
Pelaporan SPT PPh Orang Pribadi Tahun Pajak 2012

 Batas waktu penyampaian 31 Maret 2013


Besaran PTKP yang digunakan masih
menggunakan besaran PTKP sesuai UU
Nomor 36 Tahun 2008 (PTKP lama)
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai