Anda di halaman 1dari 44

PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DAN

PAJAK PENJUALAN BARANG MEWAH


PPN dan PPnBM

UU No.18 Tahun 2000 => 42 Th 2009


Tentang Pengenaan PPN dan PPnBM atas BKP dan
JKP yang dikonsumsi di dalam negeri
Definisi
■ Pajak yang dikenakan sebesar 10% atas
BKP dan JKP yang dikonsumsi di dalam
negeri Sedangkan yang tidak dikonsumsi
didalam negeri atau di EKSPOR akan
dikenakan pajak sebesar 0%.
■ Pajak ini dikenakan dan dipungut beberapa
kali pada berbagai mata rantai jalur
perusahaan

■ PPN timbul karena digunakannya faktor faktor


produksi dalam setiap perusahaan sewaktu
menyiapkan, menghasilkan, menyalurkan dan
memperdagangkan barang atau pemberian
pelayanan jasa kepada konsumen.
■ Penyerahan atau IMPOR barang yang tergolong
mewah selain dipungut PPN juga dikenakan PPnBM
dan hanya SATU KALI dipungut pada tingkatan
PABRIKAN atau waktu IMPOR BARANG
PENGERTIAN
■ BARANG KENA PAJAK (BKP) adalah
barang berwujud yang menurut sifat atau
hukumnya dapat berupa barang bergerak
atau tidak bergerak yang dikenakan pajak
■ JASA KENA PAJAK (JKP) adalah setiap
kegiatan pelayanan berdasarkan suatu
perikatan atau perbuatan hukum yang
menyebabkan suatu barang atau fasilitas
tersedia untuk dipakai

■ DASAR PENGENAAN PAJAK (DPP) adalah


jumlah harga jual penggantian atau Nilai
Impor, Nilai Ekspor yang ditetapkan
keputusan menteri keuangan sebagai dasar
penghitungan pajak terutang.
■ FAKTUR PAJAK adalah bukti pungutan
pajak yang dibuat oleh PKPyang melakukan
penyerahan BKP atau JKP

■ PAJAK MASUKAN (PM) adalah PPN yang


seharusnya sudah dibayar oleh PKP karena
perolehan BKP dan atau penerimaan JKP
dan atau Impor BKP
■ PAJAK KELUARAN (PK) adalah PPN yang
wajib dipungut oleh PKP yang melakukan
penyerahan BKP dan atau penyerahan JKP
dan atau Ekspor BKP
OBJEK PPN
■ PENYERAHAN BARANG KENA PAJAK

■ IMPOR BARANG KENA PAJAK

■ PENYERAHAN JASA KENA PAJAK


SUBJEK PPN
■ PENGUSAHA KENA PAJAK
■ PENGUSAHA YANG MEMILIH MENJADI
PKP
■ ORANG PRIBADI ATAU BADAN YANG
MELAKUKAN PEMBANGUNAN
RUMAHNYA SENDIRI DENGAN
PERSYARATAN TERTENTU
BADAN

SEKUMPULAN ORANG DAN ATAU


MODAL YANG MERUPAKAN
KESATUAN

BAIK YANG MELAKUKAN USAHA MAUPUN YANG


TIDAK MELAKUKAN USAHA

MELIPUTI :
• PERSEROAN TERBATAS;
• PERSEROAN KOMANDITER;
• PERSEROAN LAINNYA;
• BUMN / BUMD;
• FIRMA, KONGSI; KOPERASI; DANA PENSIUN;
PERSEKUTUAN; PERKUMPULAN; YAYASAN;
ORGANISASI MASSA; ORGANISASI SOSPOL DAN
SEJENISNYA; LEMBAGA; BUT DAN BENTUK BADAN
LAINNYA.
PENGUSAHA

ORANG PRIBADI BADAN

DALAM KEGIATAN USAHA


ATAU PEKERJAANNYA

• MENGHASILKAN BARANG;
• MENGIMPOR BARANG;
• MENGEKSPOR BARANG;
• MELAKUKAN USAHA PERDAGANGAN;
• MELAKUKAN USAHA JASA;-
• MEMANFAATKAN BARANG TIDAK
BERWUJUD / JASA DARI LUAR DAERAH
PABEAN.
PENGUSAHA KENA PAJAK (PKP)

PENGUSAHA

YANG MELAKUKAN
PENYERAHAN BPK/JKP

YANG DIKENAKAN PAJAK


BERDASARKAN UU PPN

TIDAK TERMASUK PENGUSAHA KECIL,


KECUALIPENGUSAHA KECIL YANG MEMILIH UNTUK
DIKUKUHKAN SEBAGAI PKP
PENGECUALIAN OBJEK PPN
■ Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran
yang diambil langsung dari sumbernya.
■ Barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan
oleh rakyat banyak
■ Uang, emas batangan dan surat berharga
■ Penyerahan BKP kepada makelar sebagaimana UU
Hukum Dagang
■ Penyerahan BKP untuk jaminan hutang piutang
■ Penyerahan BKP dari pusat ke cabang atau
sebaliknya dan penyerahan BKP antar cabang
dalam hal PKP memperoleh ijin pemusatan tempat
pajak terutang
PENGECUALIAN SUBJEK
PPN
■ Pengusaha yang termasuk Pengusaha Kecil
dan memenuhi kriteria tertentu :
❑ Peredaran bruto pertahun lebih kecil atau sama
dengan 4,8 M ; atau untuk JKP dengan peredaran
bruto lebih kecil atau sama dengan Rp 4,8 M
■ Pedagang Eceran yang tidak memenuhi
sebagai PKP

PeraturanPeraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor


197/PMK.03/2013
Non Barang Kena Pajak

1. Barang hasil pertambangan atau hasil pengeboran


yang diambil langsung dari sumbernya;
2. Barang kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan
oleh rakyat banyak
3. Makanan dan minuman yang disajikan di hotel,
restoran, rumah makan, warung, dan sejenisnya,
meliputi makanan dan minuman baik yang
dikonsumsi di tempat maupun tidak, termasuk
makanan dan minuman yang diserahkan oleh
usaha jasa boga atau katering;
4. Emas batangan, dan surat berharga.
Non Jasa Kena Pajak
1. Jasa di bidang pelayanan kesehatan medik;
2. Jasa di bidang pelayanan sosial;
3. Jasa di bidang pengiriman surat dengan perangko;
4. Jasa keuangan
5. Jasa asuransi
6. Jasa di bidang keagamaan;
7. Jasa di bidang pendidikan;
8. Jasa kesenian dan hiburan
PENGHITUNGAN PPN
■ TARIF PPN ADALAH :
■ 10 % X DPP
■ RUMUS PERHITUNGANNYA :

■ DPP = dasar pengenaan pajak


■ PK = pajak keluaran

■ PM = pajak masukan
DASAR PENGENAAN PAJAK (DPP)

■ HARGA JUAL ; UNTUK PENYERAHAN


BKP
■ PENGGANTIAN ;UNTUK PENYERAHAN
JKP
■ NILAI IMPOR ; UNTUK IMPOR BKP
■ NILAI EKSPOR ; UNTUK EKSPOR BKP
HARGA JUAL

■ Nilai berupa uang


■ Termasuk semua biaya yang diminta atau
seharusnya diminta oleh penjual Barang Kena
Pajak.
■ Tidak termasuk PPN dan potongan harga
yang tercantum dalam faktur pajak.
Yang termasuk dalam pengertian biaya yang merupakan unsur harga
jual, antara lain : pengangkutan, asuransi, bantuan teknik,
pemeliharaan, dan garansi.
PENGGANTIAN

■ Nilai berupa uang


■ Termasuk semua biaya yang diminta atau
seharusnya diminta oleh pengusaha karena
penyerahan Jasa Kena Pajak, ekspor Jasa Kena
Pajak, atau ekspor Barang Kena Pajak Tidak
Berwujud.
■ Tidak termasuk PPN dan potongan harga yang
tercantum dalam faktur pajak.
NILAI IMPOR
■ Nilai berupa uang yang menjadi Dasar
penghitungan bea masuk
■ Ditambah pungutan yang dikenakan sesuai
Undang-Undang Pabean.
■ Tidak termasuk PPN/PPn BM.
■ Nilai Impor = Harga Impor (CIF) + Bea Masuk
PPN = 10% x Nilai Impor
NILAI EKSPOR

■ Nilai berupa uang


■ Termasuk biaya yang diminta atau
seharusnya diminta oleh eksportir, yaitu,
nilai yang tercantum dalam dokumen PEB
(Pemberitahuan Ekspor Barang yang
telah difiat muat oleh Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai).
■ PPN Ekspor = 0% x Nilai Ekspor
KREDIT PPN MASA
■ PM yang telah dibayar oleh PKP pada saat
perolehan atau impor BKP atas penerimaan JKP
dapat dikreditkan dengan PK yang dipungut PKP
pada saat menyerahkan BKP atau JKP
■ Ketentuan tentang pengkreditan PM adalah :
❑ Syarat utamanya ada Faktur Pajak
❑ Dilakukan pada Masa Pajak yang sama
❑ Paling lambat dilakukan 3 bulan setelah masa pajak
dengan syarat belum dibiaya-kan dan atau belum ada
pemeriksaan
Keterangan di dalam Faktur

■ a. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak yang


menyerahkan Barang Kena Pajak atau Jasa Kena Pajak;
■ b. nama, alamat, dan Nomor Pokok Wajib Pajak pembeli
Barang Kena Pajak atau penerima Jasa Kena Pajak;
■ c. jenis barang atau jasa, jumlah Harga Jual atau
Penggantian, dan potongan harga;
■ d. Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut;
■ e. Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang dipungut;
■ f. kode, nomor seri, dan tanggal pembuatan Faktur
Pajak; dan
■ g. nama dan tanda tangan yang berhak menandatangani
Faktur Pajak (tandatangan secara elektronik
diperbolehkan).
Faktur Pajak Standar Salah

● Faktur Pajak Standar yang cacat, rusak


salah dalam pengisian, atau salah dalam
penulisan, sehingga tidak memuat
keterangan yang lengkap, jelas dan benar,
Pengusaha Kena Pajak yang menerbitkan
Faktur Pajak Standar tersebut dapat
menerbitkan Faktur Pajak Standar
Pengganti
Faktur Pajak Hilang

● Pengusaha Kena Pajak yang


menerbitkan maupun pihak yang
menerima Faktur Pajak Standar
tersebut dapat membuat copy dari
arsip Faktur Pajak Standar
Pambatalan Faktur Pajak

● Apabila terjadi pembatalan transaksi penyerahan


Barang Kena Pajak dan/atau penyerahan Jasa
Kena Pajak yang Faktur Pajak Standar-nya telah
diterbitkan, maka Pengusaha Kena Pajak yang
menerbitkan Faktur Pajak Standar harus
melakukan pembatalan Faktur Pajak Standar
Faktur Pajak Pengganti

● Penerbitan Faktur Pajak Standar Pengganti atau pembatalan


Faktur Pajak Standar hanya dapat dilakukan paling lambat 2 (dua)
tahun sejak Faktur Pajak Standar yang diganti atau dibatalkan
tersebut diterbitkan.
● Sepanjang terhadap Surat Pemberitahuan Masa Pajak
Pertambahan Nilai dimana Faktur Pajak Standar yang diganti atau
dibatalkan tersebut dilaporkan, belum dilakukan pemeriksaan dan
atas Pajak Pertambahan Nilai yang tercantum dalam Faktur Pajak
Standar tersebut belum dibebankan sebagai biaya.
Pengkreditan Pajak Masukan

■ Pajak Masukan dalam suatu Masa Pajak


dikreditkan dengan Pajak Keluaran untuk Masa
Pajak yang sama.
■ Bagi Pengusaha Kena Pajak yang belum
berproduksi sehingga belum melakukan
penyerahan yang terutang pajak, Pajak Masukan
atas perolehan dan/atau impor barang modal
dapat dikreditkan.
■ Pajak Masukan yang dikreditkan harus
menggunakan Faktur Pajak yang memenuhi
persyaratan)
Pajak Masukan
■ Apabila dalam suatu Masa Pajak:
❑ PK > PM, selisihnya yang harus disetor ke kas
negara oleh PKP paling lambat akhir bulan
berikutnya
❑ PM > PK, selisihnya dapat direstitusi atau
dikompensasikan ke Masa Pajak berikutnya,
atau direstitusi pada akhir tahun buku
(pengecualian untuk pengusaha tertentu yang
bergerak dalam bidang ekspor BKP, BKP
Tidak Berwujud, JKP, penyerahan kepada
pemungut, belum berproduksi dan tidak
dipungut PPN)
VIDEO E-FAKTUR
Contoh soal
■ PT.Maharani telah dikukuhkan sebagai PKP
dan berikut ini informasi berkaitan dengan
PM yang telah dibayar dan PK yang dipungut
:
■ Januari 2007 :
■ Pajak yang telah dibayar saat perolehan BKP ……….. Rp 6.000.000
■ Pajak keluaran yang telah dipungut …………………… Rp 3.000.000
■ Februari 2007 :
■ Pajak yang telah dibayar saat perolehan BKP ………. Rp 6.000.000
■ Pajak keluaran yang telah dipungut ………………….. Rp 7.000.000
■ Maret 2007 :
■ Pajak yang telah dibayar saat perolehan BKP ………. Rp 6.000.000
■ Pajak keluaran yang telah dipungut ………………….. Rp
12.000.000
Penyelesaian Soal
■ Masa pajak JANUARI 2007
■ PK ………………………….. Rp 3.000.000
■ PM dapat dikreditkan …….. Rp 6.000.000
■ PPN Lebih Bayar (LB)……. Rp 3.000.000
■ PPN LB akan dikompensasi ke Masa pajak
berikutnya sebesar Rp 3.000.000 di Februari
2007

■ MASA PAJAK FEBRUARI 2007 :


■ PK ………………………. Rp 7.000.000
■ PM dapat dikreditkan … Rp 6.000.000
■ PPN Kurang Bayar (KB) Rp 1.000.000
■ Kompensasi Januari 07.. Rp 3.000.000
■ PPN LB ………………… Rp 2.000.000
..

■ Masa MARET 2007


■ PK ……………………….Rp 12.000.000
■ PM ………………………Rp 6.000.000
■ PPN KB ……………….. Rp 6.000.000
■ Kompensasi Peb 07….. Rp (2.000.000)
■ PPN KB ………………. Rp. 4.000.000
PPnBM

Pajak Penjualan Atas Barang Mewah atau


seringkali disebut pajak barang mewah
adalah pajak yang dikenakan ats transaksi
barang kena pajak yang tergolong mewah,
baik yang diproduksi di dalam negeri
maupun diimpor dari luar negeri
PPnBM
■ Dikenakan dalam rangka keseimbangan
pembebanan pajak antara masyarakat dengan
penghasilan tinggi dan masyarakat penghasilan
rendah serta dalam upaya mengendalikan pola
konsumsi yang tidak produktif, maka penyerahan
dan atau impor barang berwujud yang tergolong
mewah, selain dikenakan PPN juga dikenakan
PPnBM yang hanya dipungut pada
sumbernya yaitu pabrikan atau saat impor.
OBJEK & SUBJEK
PPnBM
■OBJEK = penyerahan dan atau impor barang
berwujud yang tergolong mewah
■ SUBJEK = PKP yang menghasilkan BKP
tergolong mewah didalam daerah Pabean
dalam lingkungan perusahaannya dan PKP
yang melakukan impor barang mewah
SAAT TERUTANG
PPnBM
■PPnBM dikenakan HANYA SATU KALI
SAJA , yaitu pada saat penyerahan BKP
yang tergolong mewah oleh pengusaha yang
menghasilkan BKP tersebut atau pada saat
impor BKP yang tergolong mewah.
TARIF PPnBM
■ Serendah rendahnya 10% dan setinggi
tingginya 200%
■ Kelompok tarif PPnBM ditetapkan oleh
Peraturan Pemerintah.
Pentingnya PPn BM

■ Agar tercipta keseimbangan pembebanan


pajak antara konsumen yang berpenghasilan
rendah dan konsumen yang berpenghasilan
tinggi
■ Untuk mengendalikan pola konsumsi atas
Barang Kena Pajak yang tergolong mewah
■ Perlindungan terhadap produsen kecil atau
tradisional
■ Mengamankan penerimanaan negara
Karakteristik BKP PPNBM

■ Barang yang bukan merupakan barang


kebutuhan pokok
■ Barang yang hanya dikonsumsi oleh
masyarakat tertentu
■ Barang yang hanya dikonsumsi oleh
masyarakat berpenghasilan tinggi
■ Barang yang dikonsumsi hanya untuk
menunjukkan status atau kelas sosial
Contoh soal

■ Seorang pengusaha membeli sebuah mobil


sedan dengan harga Rp 900jt. Berdasarkan
DPP, mobil tersebut dikenakan PPn BM
sebesar 40%, berapa harga perolehannya
agar mobil tersebut bisa dibawa masuk ke
indonesia ?
Jawaban

■PPN= Tarif PPN x (Harga Barang-PPnBM)


PPN = 10% x (900.000.000-900.000.000 X
40%)
PPN = 10% X (900 JT- 360 JT)
PPN = 10% X 540 JT = 54 JT

■ TOTAL HARGA MOBIL


■ HRG MOBIL + PPN + PPNBM
■ 900 JT + 54 JT + 360 JT = 1.314 JT

Anda mungkin juga menyukai