Aspek PPh
Rumah sakit dapat dianggap sebagai suatu bidang usaha yang dapat
diatur secara detail dalam Surat Edaran Dirjen Pajak No. SE-34/PJ.4/1995
perpajakan.
berikut:
kecuali yang bukan obyek pajak atau yang dikenakan PPh Final dikurangi
Pajak tersebut di atas berdasarkan tarif Pasal 17 ayat (1) UU PPh, dan
Pada intinya PPh Badan dikenakan atas laba usaha atau selisih lebih,
(Withholding tax).
Kewajiban tersebut meliputi:
Aspek PPN
c. Jasa ahli kesehatan seperti akupuntur, ahli gigi, ahli gizi, dan
fisioterapi;
Oleh karena itu, bila rumah sakit semata-mata hanya menyerahkan non
JKP, maka badan usaha rumah sakit tidak wajib dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak (PKP). Akan tetapi pada umumnya rumah sakit
(BKP) kepada pasien. Sesuai dengan Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor:
inap dan pasien gawat darurat dikecualikan dari pengenaan PPN karena
Jika instalasi farmasi atau apotik yang dikelola rumah sakit tersebut
dalam satu tahun buku, maka rumah sakit tersebut wajib PKP.
Aspek pajak lain yang melekat pada rumah sakit antara lain Bea
Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan (BPHTB) dan Pajak Bumi
dan Bangunan (PBB). Khusus tanah dan bangunan yang digunakan untuk
kepentingan sosial dapat diberikan pengurangan BPHTB dan atau
pembebasan PBB.
Dari keseluruhan konsep dan perhitungan perpajakan yang ada dalam undang-undang
perpajakan kita, PPh Pasal 21 merupakan salah satu jenis pajak yang kompleks dan
rumit, karena melibatkan variasi status kepegawaian dan bentuk-bentuk pembayaran
kepada pegawai yang terus berkembang sejalan dengan berkembangnya bentuk-
bentuk hubungan antara pekerja dan pemberi kerja;
Berkaitan dengan hal di atas, Direktur Jenderal Pajak telah menerbitkan Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-57/PJ./2009 tentang Perubahan atas Peraturan
Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-31/PJ./2009 tentang Pedoman Teknis Tata Cara
Pemotongan, Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan/atau Pajak
Penghasilan Pasal 26 Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa, dan Kegiatan Orang
Pribadi.
Download PER-57/PJ./2009
« SPT Masa dan Bukti Potong PPh Pasal 23/26 Berubah Lagi Workshop Pajak: Tax
Update PPh Pemotongan dan Pemungutan Tahun 2009 »