PENYUSUNAN RCA
2018
i
KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT MATA SOLO
NOMOR : 58.7/SK/DIR/VIII/2018
TENTANG
PEDOMAN ROOT CAUSE ANALYSIS (RCA)
RUMAH SAKIT MATA SOLO
ii
MEMUTUSKAN
iii
Lampiran:
Surat Keputusan Direktur Utama Rumah Sakit Mata Solo
Nomor : 58.7/SK/DIR/VIII/2018
Tanggal : 12 Agustus 2018
Tentang : Panduan Penyusunan RCA
PANDUAN
PENYUSUNAN RCA
(ROOT CAUSE ANALYSIS)
i
ii
KATA PENGANTAR
Penyusun
TIM PENYUSUN
DAFTAR ISI
COVER
iii
SURAT KEPUTUSAN
HALAMAN JUDUL............................................................................... i
KATA PENGANTAR.............................................................................. ii
DAFTAR ISI........................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1
A. Latar Belakang...................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................... 2
C. Pengertian............................................................................. 2
B. Pembentukan Tim............................................................... 11
C. Rumusan masalah................................................................. 13
D. Pengumpulan data................................................................ 14
E. Pemetaan data....................................................................... 16
F. Identifikasi Masalah............................................................ 17
G. Analisis Perubahan........................................................... 18
H. Barrier Analysis................................................................ 19
iv
v
BAB I
PENDAHULAN
A. Latar belakang
Berdasarkan Buku Pedoman Nasional Keselamatan Pasien Rumah
Sakit, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Edisi III Tahun 2015 dan
Peraturan Menteri Kesehatan No.1691/MENKES/PER/VIII/2011 Tentang
Keselamatan Pasien Rumah Sakit, menyatakan rumah sakit wajib melakukan
pencatatan dan pelaporan insiden yang meliputi kejadian tidak diharapkan,
kejadian nyaris cedera dan kejadian sentinel. Berdasarkan Buku Pedoman
Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (IKP) bahwa berdasarkan alur
pelaporan insiden keselamatan pasien pada grading merah dan kuning
dilakukan Root Cause Analysis (RCA) untuk dilakukan pembelajaran dari
hasil rekomendasi yang diusulkan.
Memiliki budaya keselamatan pasien akan mendorong terciptanya
lingkungan yang mempertimbangkan semua komponen sebagai faktor yang
ikut berkontribusi terhadap insiden yang terjadi. Hal ini bertujuan menghindari
kecenderungan untuk menyalahkan individu, dan lebih melihat kepada sistem
dimana individu tersebut bekerja (pendekatan sistem).
Semua jenis insiden keselamatan pasien mengandung 4 (empat)
komponen dasar yaitu faktor penyebab, faktor waktu, dampak dan faktor
mitigasi. Salah satu teknik analisis yang biasa digunakan dalam menganalisa
kegagalan suatu sistem adalah analisis akar penyebab (Root Cause Analysis).
RCA adalah sebuah metode yang terstruktur yang digunakan untuk
menemukan akar penyebab dari masalah kerusakan poros. Saat ini
Pendekatan Analisis Akar Masalah banyak digunakan di lingkungan pelayanan
kesehatan/ rumah sakit untuk menyelesaikan masalah akibat Kejadian Tidak
Diharapkan (KTD) dan Sentinel Event untuk Program Keselamatan Pasien.
1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum :
C. Pengertian
Definisi Root Couse Analysis adalah sebagai berikut:
1. Faktor yang jika dikoreksi atau dihilangkan akan mencegah
terulangnya kejadian serupa
2. Akar atau isu fundamental, adalah titik awal yang apabila suatu tindakan
diambil pada titik tersebut maka tindakan itu akan mengurangi peluang
terjadinya insiden
3. Metode evaluasi terstruktur untuk identifikasi akar masalah dari KTD,
dengan tindakan adekuat untuk mencegah kejadian yang sama berulang
kembali
4. Metode proses analisis yang dapat digunakan secara retrospektif untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kejadian tidak
diharapkan (KTD)
5. Proses terstruktur yang menggunakan metode analitik yang telah diakui
BAB II
RUANG LINGKUP
3
A. Ruang lingkup yang dilakukan RCA meliputi:
1. Pelaporan Insiden
Pelaporan insiden meliputi :
a. Kejadian Sentinel.
4
insiden.
Kejadian Tidak Diharapkan antara lain :
1) Reaksi transfusi
7) Kesalahan obat
c. Kejadian Nyaris Cedera (KNC)/ Near Miss
Kejadian Nyaris Cidera/ KNC adalah terjadinya insiden yang
belum sampai terpapar ke pasien. Kejadian ini harus dilaporkan dari
unit pelayanan rumah sakit ke Komite Keselamatan Pasien dalam waktu
maksimal 2x24 jam setelah terjadinya insiden, dengan melengkapi
formulir laporan insiden.
Kejadian Nyaris Cedera (KNC)/ Near Miss antara lain:
1) Pengobatan
2) Identifikasi
3) Tindakan invasif
4) Diet
5) Transfusi
6) Radiologi
7) Laboratorium
Analisis matriks grading risiko yaitu kegiatan untuk menilai skor risiko
5
berdasarkan tabel frekuensi insiden (gambar 1) dan tabel dampak insiden
(gambar 2) serta menentukan derajat risiko yang terjadi berdasarkan 4
(empat) warna yang sudah ditetapkan (gambar 3).
a. Menetapkan skor risiko
Cara menetapkan skor risiko:
a. Tetapkan nilai frekuensi insiden berdasarkan tabel frekuensi (gambar
PROBABILITAS/ FREKUENSI/ LIKELIHOOD
Level Frekuensi Kejadian actual
1 Sangat Jarang Dapat terjadi dalam lebih dari 5 tahun
2 Jarang Dapat terjadi dalam 2 – 5 tahun
3 Mungkin Dapat terjadi tiap 1 – 2 tahun
4 Sering Dapat terjadi beberapa kali dalam setahun
5 Sangat Sering Terjadi dalam minggu / bulan
Gambar 2.1 Tabel Probabilitas
6
3 Moderate 1. Cedera ringan
7
Probabilitas Tak MINOR Moderat Mayor Katatrospik
Significant
Sangat sering Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
terjadi (tiap
minggu/bulan)
5
Sering terjadi Moderat Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
(bbrp kali /
tahun)
4
Mungkin terjadi Rendah Moderat Tinggi Ekstrim Ekstrim
(1 - < 2 tahun/
kali)
3
Jarang terjadi Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
( > 2 - < 5
tahun/kali )
2
Sangat jarang Rendah Rendah Moderat Tinggi Ekstrim
terjadi ( > 5
tahun /kali)
1
Gambar 2.3 Risk Grading Matrix
b. Band Risiko
Band risiko adalah derajat risiko yang digambarkan dalam 4 (empat)
warna yaitu biru, hijau, kuning dan merah.
1) Band biru dan hijau : investigasi sederahana
2) Band kuning dan merah : investigasi komprehensif/ RCA
8
Resiko rendah Resiko Sedang Resiko Tinggi Resiko ekstrim
c. Analisis matrik grading risiko sentinel event, KTD dan KNC dengan
warna band kuning dan merah dilakukan investigasi komprehenensip/ RCA
d. Proses pelaksanaan RCA (Root Couse Analysis) dilakukan dalam waktu
45 (empat puluh lima) hari.
e. Rekomendasi dan tindak lanjut
f. Lapor Direksi
g. Sosialisasi
BAB III
9
KEBIJAKAN
Peraturan Direktur Utama Rumah Sakit Mata Solo Nomor 02/PER/DIR/VII/2018 tentang
kebijakan-kebijakan di Rumah Sakit Mata Solo.
BAB IV
TATA LAKSANA
10
A. Tata Laksana
1. Identifikasi insiden dan ruang lingkup.
Langkah untuk melakukan identifikasi insiden dengan cara:
a. Buat laporan.
b. Lakukan Risk Grading Matrik.
c. Tetapkan tipe insiden dengan mengacu hasil grading matrik, termasuk
grading hijau, biru, kuning atau merah.
d. Jika masuk dalam grading hijau dan biru maka tidak perlu
dilakukan analisa RCA hanya perlu dilakukan analisa sederhana.
e. Jika masuk dalam grading merah dan kuning maka perlu dilakukan
analisa RCA.
2. Pembentukan Tim
a. Definisi Tim
Sejumlah orang yang saling bekerja sama secara dinamis untuk mencapai
tujuan yang disepakati.
b. Komposisi Tim
c. Kebijakan Tim
11
pekerjaan rutinnya agar dapat fokus pada investigasi insiden dan analisis
12
INSIDEN : Pasien jatuh dari TT lalu meninggal
TIM :
Anggota :
1. Ka Yanmed (Dr)
3. Ka RT/house keeping
4. Ka HRD
5. Ka Logistik/ Pengadaan
6. Ka Bag Tehnik
Notulen :
Tanggal dimulai :
1) Suatu penulisan cerita yang terjadi berdasarkan tanggal dan waktu. Kronologi
cerita dibangun berdasarkan kumpulan data saat investigasi yang kemudian
KASUS SALAH OPERASI (WRONG SITE SURGERY)
dipadatkan
Latar belakangdalam
kasus suatu cerita
Seorang laki-laki, 29 tahun, menderita rheumatoid arthritis sejak ia kanak-kanak, sehingga pada
2) Bisa digunakan untuk :
tahun 1993 dilakukan operasi revisi total lutut kiri (left total knee replacement). Setahun kemudian,
tahun 1994 dilakukan operasi revisi total lutut kanan (right total knee replacement). Kemudian kembali
Kejadian
a)lagi dilakukansederhana
operasi pada dan
lutut tidak kompleks
kanan tahun 1997. Setahun kemudian, tahun 1998, lutut kanan
kembali lagi direvisi oleh dokter tersebut. Tetapi ternyata lutut tersebut tetap masih tidak stabil setelah
b)3x revisi.
Mengetahui gambaran umum suatu kejadian yang lebih kompleks
Pada November 2004 (menurut dokternya), pasien setuju untuk dilakukan operasi revisi sekali lagi
pada lutut kanan. Dari catatan dokter bedah, pasien telah direncanakan operasi tanggal 12
Desember 2005, tapi ditunda karena pasien penuh dan tidak tersedia tempat tidur kosong.
Kemudian dijadwalkan kembali tanggal 7 Januari 2006, tetapi karena saat itu banyak pasien
ortopedik menderita infeksi MRSA maka operasi ditunda lagi. Sekali lagi dijadwalkan tanggal 4
Februari 2006 tapi ditunda lagi karena tidak ada tempat tidur kosong. Jadwal operasi kemudian
direncanakan lagi tanggal 19 Maret 2006. Catatan: Waktu tunggu operasi sangat tinggi sehingga
pasien harus booking & antri.
Setiap kotak kejadian diisi ungkapan 1 subyek dan 1 predikat dan obyek .
6. Identifikasi Masalah
Tetapkan Primary Efek/Critical Event/Care Management Problem (CMP)
a. Primary Efek adalah setiap akibat yang ingin kita cegah. Primary efek
bersifat universal (dapat berbeda untuk setiap orang) sehingga dalam
satu peristiwa bisa terdapat lebih dari 1 primary efek.
b. Dalam RCA primary efek sering dikenal dengan Critical event.
Lambang :
16
7. Analisis Perubahan
a. Tujuan : digunakan untuk menganalisa proses yang tidak bekerja sesuai rencana
b. Digunakan :
17
Diagnosa dan tindakan Dokter Ortho memasang skin Terjadi salah traksi
medis harus berdasarkan traksi I pada tungkai kiri hanya pada tungkai yang
klinis pasien, bukan dari berdasarkan hasil foto. sehat.
pemeriksaan penunjang.
Tindakan medis harus Pemasangan skin traksi tanpa Perawat tidak mengetahui
dilakukan secara Tim (dokter didampingi perawat dan tidak proses yang terjadi pada
& perawat). memperhatikan waktu pasien (info waktu kejadian
pemasangan (jam berapa). tidak terekam).
Semua kondisi, kejadian dan Permintaan Foto, hasil dan Hasil foto yang salah dan skin-
tindakan terhadap pasien tindakan yang salah tidak ditulis traksi yang salah tidak ditulis
harus ditulis lengkap pada dalam rekam medis dalam rekam medis tapi
lembar rekam medis hanya mencoret kata “kiri”
dan mengganti dengan kata
“kanan”.
Setiap kejadian yang terjadi Dokter Bedah Ortho tidak Pasien pulang paksa.
pada pasien harus mengkomunikasikan kejadian
dikomunikasikan secara yang telah terjadi kepada
proporsional kepada pihak keluarga pasien.
keluarga.
8. Barrier Analysis
b. Kapan digunakan?
1) Prospektif : untuk mengidentifikasi kemungkinan ‘hazard’ dan potensial solusi
18
19
APA PENGHALANG APAKAH MENGAPA APA DAMPAKNYA?
PADA MASALAH INI PENGHALANG PENGHALANG
DILAKUKAN ? GAGAL ?
?
Surat permintaan Tidak Tdk ditaati Salah marker foto
pemeriksaan penunjang
harus disertai keterangan
klinis lengkap.melakukan
Sebelum Tidak Marker tidak Buat marker sendiri tapi
foto terlebih dulu harus tersedia salah
memasang marker sisi
kiri/kanan.
Supervisor harus Tidak Supervisi kurang Marker tidak tersedia
mengecek ketersedian
alat (marker).
Radiografer melakukan Tidak Dokter Bedah Radiografer buru-buru
foto sendiri dengan teliti ortho ikut masuk menyelesaikan hasil
dan lebih waspada. ke radilologi foto
20
9. Menetapkan Akar Masalah
Primary Efek yang diperoleh dilakukan analisa dengan bagan sebab – akibat
untuk mendapat akar masalah utama (sebab) yang akan ditanggulangi dengan
mencari hubungan aksi dan kondisi yang terjadi.
a. Adalah penyebab sementara yang membawa kondisi secara bersama sama
untuk menimbulkan suatu akibat (action causes ). Aksi bersifat aktif atau
bisa dalam bentuk gerakan.
b. Kondisi adalah penyebab penyebab yang terdapat sebelum suatu aksi
dilakukan/ sesuatu dalam keadaan pasif.
Cara menyusun bagan sebab-akibat :
1) Tanyakan “MENGAPA” (why) untuk setiap Primary effect.
2) Rumuskan setiap penyebab kedalam kategori Aksi dan Kondisi.
3) Hubungkan setiap penyebab dengan kata-kata “disebabkan oleh”.
4) Dukung setiap penyebab dengan bukti-bukti (evidences).
21
22
10. Rekomendasi Dan Solusi
23
Contoh Rekomendasi :
Stressor fisik Reschedul Tim, Unit Kepala unit Juli’06 Waktu, Schedule
dan mental e waktu Individu, OK, SDM tenaga baru
jaga
2. Klarifikasi pedoman/instruksi
24
Rekomendasi untuk Improvement
a. Tugas dan desain dimengerti
1. Dokumentasi
a) Rencana pelayanan ruang operasi termasuk pencatatan dan tindakan
yang diambil
b) Termasuk pendokumentasian rencana tindakan
2. Proses tugas
a) Konsultan dan asistennya seharusnya mengadakan ronde ruangan
ortopedi sebelum waktu tindakan, sehingga perawat dapat
memberikan pelayanan yang terbaik dan membantu dokter saat ronde.
b) Konsultan dan asistennya dapat melakukan ronde ruangan pada akhir
kegiatan seperti menjelang malam.
c) Pastikan seluruh staf dapat secara familiar dengan cara kerja dan
perlengkapan sebelum dilakukan pekerjaan.
3. Klarifikasi pedoman/instruksi
f) Setiap spesialis atau bagian setuju dengan tempat operasi dan disebarkan
kepada SHO
25
4. Beban tugas
26
BAB V
DOKUMENTASI
27
Dokumentasi pelaksanaan Analisis Akar Masalah/Root Cause Analysis adalah
pengumpulan bukti pelaksanaan :
1. Laporan insiden unit
5. Bukti laporan RCA yang telah dibuat untuk satu insiden dan usulan,
rekomendasi dan solusi dari Tim yang diaporkan ke Direktur.
6. Sosialisasi hasil temuan Tim RCA kepada unit-unit
5
6