PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyaknya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) yang sebenarnya dapat dicegah di rumah
sakit telah lama menjadi pusat perhatian, di Amerika the Joint Comission on Accreditation
of Health Organization (JCAHO) mewajibkan rumah sakit untuk melakukan setidaknya
satu Failure Mode andEffects Analysis (FMEA) setiap tahun untuk mengidentifikasi
berbagai upaya pencegahan. FMEA awalnya dikembangkan di luar bidang pelayanan
kesehatan dan sekarang digunakan di pelayanan kesehatan untuk menilai risiko
kegagalan dan kesalahan pada berbagai proses dan untuk mengidentifikasi area-area
penting yang membutuhkan perbaikan.
Di bidang kesehatan sendiri, di Amerika FMEA telah diterapkan di ratusan rumah sakit
dalam berbagai program perbaikan pelayanan kesehatan. Program perbaikan pelayanan
kesehatan yang dapat bertahan lama dan dapat mengurangi kemungkinan kegagalan
hanya dapat dicapai melalui perbaikan sistem. Failure Mode and Effects
Analysis(FMEA)merupakan suatu teknik yangdigunakan untuk perbaikan sistem yang
telah terbukti dapat meningkatkan keselamatan. FMEA merupakan teknik yang berbasis
tim, sistematis, dan proaktif yang digunakan untuk mencegah permasalahan dari proses
atau produk sebelum permasalahantersebut muncul/terjadi. FMEA dapat memberikan
gambaran tidak hanya mengenai permasalahan-permasalahan apa saja yang mungkin
terjadi namun juga mengenai tingkat keparahan dari akibat yang ditimbulkan.
Di Rumah Sakit Citra Medika, tema yang dipilih untuk dilakukan FMEA adalah
“Manajemen Risiko Kejadian Medication Error di Instalasi Farmasi” dengan sub
tema adalah “Insiden Kesalahan Pemberian Obat pada Pasien Rawat Inap”.
Pemilihan tema ini di dasarkan karena pemikiran akankekhawatiran kesalahan pelayanan
obat atau Medication Error(ME) yang dapatterjadi dimana saja dalam rantai pelayanan
obat kepada pasien mulai dariperesepan, pembacaan resep, peracikan, penyerahan dan
monitoringpasien. Dimana pelayanan farmasi juga merupakan wilayah berisiko tinggi
dalam menunjang mutu sebuah pelayanan kesehatan sehingga perlu di lakukan redesign
untuk meminimalkan risiko kejadian Medication Error(ME) dengan menerapakan metode
Failure Mode and Effects Analysis(FMEA).
1
B. Tujuan
1. Mencegah terjadinya Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) Medication Error di Instalasi
Farmasi
2. Mengenali kemungkinan kegagalan atau kesalahan pada setiap proses pemberian
obat di rawat inap
3. Melakukan perubahan prosedur terkait kemungkinan kegagalan atau kesalahan pada
setiap proses pemberian obat di rawat inap
2
BAB II
HASIL PEMBAHASAN
PROSES PENULISAN RESEP PASIEN BARU DAN ALUR PELAYANAN RESEP FARMASI RAWAT INAP
3
Kemungkinan kegagalan subproses:
4
(4)
Asisten Apoteker
(D)
1. Salah membaca R/
2. Salah mengambil jenis/jumlah/kekuatan
obat
3. Obat yang diambil sudah kadaluarsa
(E)
1. Salah memilih jenis etiket (pagi, siang
dan malam)
2. Salah menulis nama pasien pada etiket.
3. Salah menulis nama obat pada etiket.
4. Salah menulis kekuatan obat pada
etiket .
5. Salah menulis signa/instruksi khusus
pada etiket obat
5
Menetapkan kemungkinan penyebab dan tingkat keparahan dari efek kegagalan dengan menghitung Risk Priority Number:
1 Penulisan resep Kertas resep tidak tersedia Kekosongan di bagian gudang Resep di tulis tidak di kertas 3 1 1 8
oleh dokter non medis resep (kertas biasa)
2 Penyerahan obat Kegagalan dalam penyerahan Resep tertukar dengan pasien lain Salah penyiapan obat dan 5 2 2 20
dari perawat ke obat salah pasien
farmasi
3 Telaah R/ oleh Obat tidak tersedia di farmasi Stok obat digudang farmasi Pasien tidak mendapatkan 5 4 3 60
apoteker kosong obat yang sesuai dengan
resep
Kegagalan dalam membaca Tulisan dokter tidak terbaca Salah penyiapan obat 5 3 2 30
nama obat dengan jelas
Kegagalan dalam membaca Dokter menulis identitas pasien Salah pasien 5 4 3 60
identitas pasien secara manual (tulisan tangan)
Kegagalan dalam Tulisan dokter tidak terbaca Salah menghitung dosis obat
membaca aturan dengan jelas 4 4 3 48
pakai/instruksi khusus obat
Kegagalan dalam membaca Kekuatan obat tidak tertulis di Salah menghitung dosis obat 5 4 3 60
kekuatan obat resep
6
Kegagalan memantau Tidak ada literature yang Terjadinya interaksi obat 4 2 4 32
interaksi obat mendukung untuk memantau yang tidak diinginkan
interaksi antar obat
Kegagalan memantau Tidak ada literature yang Terjadinya reaksi obat tidak 4 2 4 32
kontraidikasi obat mendukung untuk memantau dikehendaki (ROTD)
Kontraindikasi obat
Kegagalan mengali potensi Alergi pasien tidak tertulis di Terjadinya reaksi obat tidak 4 3 3 36
alergi pasien kertas resep dikehendaki (ROTD)
Kegagalan menyadari adanya Kuarang teliti dalam memantau Terjadinya reaksi obat tidak 3 2 3 18
duplikasi nama-nama dagang obat yang dikehendaki (ROTD)
mempunyai isi sama
4 Penyiapan obat Kegagalan dalam input Salah membaca dan Salah penyiapan obat 5 3 3 45
oleh asisten identitas pasien pada sistem memasukkan identitas pasien
apoteker komputer pada sistem komputer
Kegagalan dalam Salah membaca dan memasukkan Salah penyiapan obat 5 3 3 45
inputnama/jumlah/kekuatan nama/jumlah/kekuatan obat pada
obat pada sistem komputer sistem komputer
Kegagalan dalam mencetak Tinta printer habis Tidak ada arsip untuk hasil
hasil entrian obat entrian obat pasien 2 1 2 10
7
Kertas cetakan tidak Tidak ada arsip untuk hasil 2 1
tersedia/habis entrian obat pasien
Kegagalan dalam mengambil Obat tidak tersimpan di rak yang Salah mengambil obat 5 4 3 60
obat dari rak obat sesuai
Kegagalan dalam meracik Kertas perkamen/kapsul kosong Petugas farmasi tidak bisa 4 1 2 10
obat (obat racikan) tidak tersedia di farmasi meracik obat
Mortir dan stamper tidak bersih Terjadinya reaksi obat tidak 4 1 2 8
sehingga obat tercampur dengan dikehendaki (ROTD)
sisa obat sebelumnya
Petugas farmasi tidak fokus dalam Salah jumlah obat yang di 3 1 3 9
meracik racik, salah jenis racikan
(kapsul/puyer)
Kegagalan dalam menulis Salah memilih jenis etiket obat Salah aturan minum obat 4 1 2 10
etiket obat (pagi, siang dan malam) pasien
Salah menulis pada etiket obat Salah etiket obat 4 2 2 30
(nama pasien, aturan pakai,
waktu minum obat, nama obat)
5 Telaah obat Kegagalan melakukan Tidak teliti dalam pengecekan Salah pasien 5 2 2 20
pengecekan obat nama pasien pada etiket obat
Tidak teliti dalam pengecekan Salah jenis obat 5 2 2 20
nama obat pada etiket dan
fisiknya
Tidak teliti dalam pengecekan Under dose/over dose 5 2 3 30
kekuatan obat pada etiket dan
8
fisiknya
9
Menentukan Root Case Analysis (RCA) dari Risk priority number (RPN) 45-60:
Perencanaan habis yang Memantau perencanaan Adanya perencanaan Kepala unit farmasi
tidak terpantau farmasi secara rutin, Jika tambahan untuk memenuhi RI
diperlukan membuat kebutuhan 1 bulan
perencanaan tambahan.
Bagian pengadaan obat, Follow up rutin bagian Adanya solusi dari bagian Kepala unit farmasi
belum/lupa melakukan pengadaan pengadaan misalnya RI
pemesanan obat pengantian merk dagang lain
yang mempunyai fungsi sama
atau pembelian di luar RS
10
Menyerahkan defecta rutin Defecta rutin oleh bagian Staff gudang medis
kebagian pengadaan obat gudang medis ke bagaian
pengadaan
Defecta obat dari gudang Follow up rutin bagian Defecta rutin oleh bagian Kepala unit farmasi
farmasi belum maksimal gudang medis gudang medis ke bagian RI
pengadaan
2 Dokter menulis Stiker identitas pasien tidak Disediakan stiker identitas Tersediannya stiker identitas Kepala instalasi
identitas pasien tersedia/habis pasien di berkas rekam pasien di berkas RM untuk rawat inap
secara manual medis beberapa resep
(tulisan tangan)
3 Tulisan dokter Dokter masih Perlu di lakukan sosialisasi Sosialisasi ulang panduan Kepala Instalasi
tidak bisa terbaca menggunakan ulang mengenai panduan penulisan resep Farmasi
dengan jelas istiliah/singkatan yang tidak penulisan resep RS
sesuai dengan panduan
penulisan resep
11
Kurangnya kemampuan Upgrade ilmu Di adakan pelatihan Kepala Instalasi
petugas farmasi dalam kefarmasian secara berkala Farmasi
membaca signa obat (internal farmasi) oleh
(bahasa latin) apoteker
12
Melakukan telaah R/ dengan Semua ceklist pada telaah R/
benar dan tepat serta dan obat terisi dengan lengkap
konfirmasi ke dokter penulis
resep sesuai dengan SPO
penanganan resep yang tidak
terbaca
13
komputer para asisten apoteker (internal farmasi)
8 Salah mengambil Obat-obat masih belum di Evaluasi ulang daftar obat Tersedianya daftar obat LASA Kepala unit farmasi
obat pada rak obat simpan pada lemari yang LASA (Look A like Sound A (Look A like Sound A like) RI
sesuai terutama obat LASA like) rumah sakit
(Look A like Sound A like)
Evaluasi ulang daftar obat Daftar obat dekat tanggal Kepala unit farmasi
dekat tanggal kadaluarsa kadaluarsa dan solusi RI
penanganannya
(Retur/koordinasi dengan
dokter penulis R/)
Obat yang di ambil telah
Menyimpan obat-obat dekat Lemari khusus Obat dekat Kepala unit farmasi
kadaluarsa
tanggal kadaluarsa pada tanggal kadaluarsa RI
lemari tersendiri
Memberikan label LASA pada Obat LASA mempunyai letak Kepala unit farmasi
semua obat LASA dan dan label yang jelas-tepat. RI
memantau penyimpanannya
14
PDSA
15
pada sistem computer 8. Di adakan pelatihan
- Pelatihan penggunaan komputer 7. Salah memasukan nama dan kefarmasian secara berkala
secara berkala (internal farmasi) dosis obat pada sistem (internal farmasi) oleh
- Tersedianya daftar obat LASA (Look computer apoteker
A like Sound A like) rumah sakit 8. Salah mengambil obat pada 9. Melakukan konfirmasi ke dokter
- Daftar obat dekat tanggal kadaluarsa rak obat penulis resep sesuai dengan
dan solusi penanganannya SPO penanganan resep yang
(Retur/koordinasi dengan dokter OUTCOME tidak terbaca
penulis R/) Tidak Terjadi Insiden Kesalahan 10. Menyediakan buku
Pemberian Obat pada Pasien
- Lemari khusus Obat dekat tanggal tentanginformasi obat untuk
Rawat Inap
kadaluarsa farmasi dan nurse station
- Obat LASA mempunyai letak dan 11. Melakukan telaah R/ dengan
label yang jelas-tepat benar dan tepat serta
konfirmasi ke dokter penulis
resep sesuai dengan SPO
penanganan resep yang tidak
terbaca
12. Perlu di lakukan sosialisasi
ulang mengenai panduan
penulisan resep RS
13. Lebih teliti dan tidak terburu-
buru dalam membaca nama
pasien serta memastikan
dengan no billing, tgl lahir dan
16
umur yang ada pada stiker
identitas pasien
14. Terdapat stiker identitas pasien
yang tidak sesuai
15. Mengatur ratio waktu
pengerjaan R/ dan jumlah
pasien
16. Mengupgrade ilmu terkait
penggunaan komputer untuk
para asisten apoteker
17. Evaluasi ulang daftar obat
LASA (Look A like Sound A
like)
18. Evaluasi ulang daftar obat
dekat tanggal kadaluarsa
19. Menyimpan obat-obat dekat
tanggal kadaluarsa pada lemari
tersendiri
20. Memberikan label LASA pada
semua obat LASA dan
memantau penyimpanannya
17
18
Rencana tindak lanjut dari rekomendasi:
Konfirmasi kepada dokter penulis Evaluasi tersedianya SPO Maret 2019 Kepala unit farmasi RI
R/ mengenai kekosongan obat penanganan obat bila tidak tersedia di
(substitusi obat) farmasi
Tersedianya buku konfirmasi obat November 2018 Kepala unit farmasi RI
Memantau perencanaan farmasi Adanya perencanaan tambahan Setiap ada kasus Kepala unit farmasi RI
secara rutin, Jika diperlukan
membuat perencanaan tambahan.
Follow up rutin bagian pengadaan Adanya solusi dari bagian pengadaan Setiap ada kasus Kepala unit farmasi RI
misalnya pengantian merk dagang
lain yang mempunyai fungsi sama
atau pembelian di luar RS
Menyerahkan defecta rutin Defecta rutin oleh bagian gudang Setiap hari Staff gudang medis
kebagian pengadaan obat medis ke bagaian pengadaan
19
Follow up rutin bagian gudang Defecta rutin oleh bagian gudang Setiap hari Kepala unit farmasi RI
medis medis ke bagaian pengadaan
2 Dokter Disediakan stiker identitas pasien di Tersediannya stiker identitas pasien di Desember 2018 Kepala unit rawat inap
menulis berkas rekam medis berkas RM untuk beberapa resep lantai 2 dan 3
identitas
pasien secara
manual Koordinasi dengan perawat
(tulisan ruangan untuk rutin memberikan
tangan) stiker pada kertas resep
3 Tulisan dokter Perlu di lakukan sosialisasi ulang Sosialisasi ulang panduan penulisan Maret 2019 Kepala Instalasi
tidak bisa mengenai panduan penulisan resep resep Farmasi
terbaca RS
dengan jelas
20
mendukung aturan termasuk akurasi BB pasien.
untuk Jika di perlukan penyediaan
membantu timbangan BB di ruang perawatan
menghitung Menyediakan buku kumpulan dosis Tersedianya buku informasi obat Januari 2019 Kepala unit farmasi RI
dosis obat obat untuk farmasi (ISO/MIMS)
Menyediakan buku kumpulan dosis Tersedianya buku informasi obat Januari 2019 Kepala unit farmasi RI
obat untuk farmasi (ISO/MIMS)
Perlu di lakukan sosialisasi ulang Sosialisasi ulang panduan penulisan Maret 2019 Kepala Instalasi
mengenai panduan penulisan resep resep Farmasi
RS
6 Salah Lebih teliti dan tidak terburu-buru - Kepala unit farmasi RI
membaca dan dalam membaca nama pasien serta
memasukkan memastikan dengan no billing, tgl
identitas lahir dan umur yang ada pada
pasien pada stiker identitas pasien
sistem
komputer
21
7 Salah Mengatur ratio waktu pengerjaan - Kepala unit farmasi RI
memasukan R/ dan jumlah pasien
nama dan - Tersediannya SPO kesalahan entri Kepala unit farmasi RI
dosis obat pada sistem komputer
pada sistem Mengupgrade ilmu terkait Pelatihan penggunaan komputer April 2019 Kepala Instalasi farmasi
komputer penggunaan komputer untuk para secara berkala (internal farmasi)
asisten apoteker
8 Salah Evaluasi ulang daftar obat LASA Tersedianya daftar obat LASA (Look Desember 2018 Kepala unit farmasi RI
mengambil (Look A like Sound A like) A like Sound A like) rumah sakit
obat pada rak Evaluasi ulang daftar obat dekat Daftar obat dekat tanggal kadaluarsa Desember 2018 Kepala unit farmasi RI
obat tanggal kadaluarsa dan solusi penanganannya
(Retur/koordinasi dengan dokter
penulis R/)
Menyimpan obat-obat dekat Lemari khusus Obat dekat tanggal Desember 2018 Kepala unit farmasi RI
tanggal kadaluarsa pada lemari kadaluarsa
tersendiri
Memberikan label LASA pada Obat LASA mempunyai letak dan label Desember 2018 Kepala unit farmasi RI
semua obat LASA dan memantau yang jelas-tepat.
penyimpanannya
22
Desain baru setelah dilakukan Failure Mode Effect Analysis (FMEA)
1. Kelengkapan R/
Farmasi menerima resep dari 2. Kejelasan tulisan
perawat ruangan 3. Nama obat
4. Kekuatan obat
5. Dosis obat
6. Jumlah obat
Apoteker melakukan telaah R/ (ceklist telaah R/ ada di kertas resep)
7. Aturan minum obat
8. Duplikasi
9. Potensi alergi
10. Interaksi
Sesuai
Tidak sesuai 11. Kontraindikasi
12. Ketersediaan
AAInput obat
pasien sesuai Konfirmasi kepada dokter penulis R/
dengan jenis,
jumlah kekuatan
obat. Pastikan
identitas pasien
benar
23
Mengambil obat sesuai dengan R/ dan Membuat etiket obat Masukan obat dan etiket
hasil cetakan input obat pada plastik klip
Perawat
mengambil obat
dengan mengisi
buku tanda terima
obat pasien
24
BAB V
PENUTUP
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) merupakan teknik yang berbasis tim, sistematis, dan
proaktif yang digunakan untuk mencegah permasalahan dari proses atau produk sebelum
permasalahan tersebut muncul/terjadi. Dengan dilakukannya metode FMEA di Instalasi
Farmasi ini, diharapkan dapat memberikan perbaikan pelayanan kesehatan yang bertahan
lama dan mengurangi kemungkinan kegagalan Medication Error di Intalasi Farmasi Rumah
Sakit Citra Medika. Sehingga tercipta suatu pelayanan yang bermutu dan terjaminnya
keselamatan pasien dirumah sakit khususnya di Instalasi Farmasi. Bilamana ada
perkembangan dan perbaikan terhadap laporan ini maka dapat dilakukan koreksi demi
kemajuan pelayanan di rumah sakit.
Sidoarjo,
25