LATAR BELAKANG
Tujuh langkah menuju keselamatan rumah sakit adalah upaya untuk menggerakkan
program keselamatan pasien di RSU Bangli. Berdasarkan langkah ke enam dari tujuh langkah
tersebut yaitu rumah sakit mengembangkan kebijakan yang mencakup insiden yang terjadi dan
minimum satu kali pertahun melakukan Failure Modes and Effects Analysis (FMEA) untuk
proses risiko tinggi.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas, maka Tim Keselamatan Pasien Rumah Sakit Umum Bangli
menyusun panduan FMEA (Failure Mode Effect and analysis) sebagai tool untuk penilaian risiko
pada proses yang belum dilakukan, sedang dilakukan dan proses baru dengan pendekatan
proaktif.
TUJUAN
I.
Tujuan Umum
Buku panduan ini sebagai dasar bagi tim Keselamatan Pasien RSU Bangli untuk
meningkatkan mutu layanan RS melalui kegiatan redesain proses pelayanan untuk
menganalisis modus kegagalan dan dampaknya
II.
Tujuan Khusus
a. Pedoman dalam melaksanakan 5 langkah melakukan Analisis Modus Kegagalan dan
Dampak
b. Panduan dalam menentukan proses-proses pelayanan yang mempunyai resiko tinggi
terjadi error.
c. Panduan dalam perbaikan sistem (re-desain proses) terhadap proses-proses pelayanan
yang mempunyai resiko tinggi terjadi error.
BAB I
DEFINISI
Pada saat ini pencegahan kesalahan medis belum menjadi fokus utama untuk asuhan perawatan
pasien di rumah sakit. Sebagian besar sistem pelayanan kesehatan tidak didesain untuk mencegah
terjadinya error.
Definisi dari FMEA (Failue Mode and Effect Analysis) adalah :
1) Metode perbaikan kinerja dengan mengidentifikasi dan mencegah potensi kegagalan
sebelum terjadi.
2) Proses proaktif dimana kesalahan dapat dicegah dan diprediksi.
3) Mengantisipasi kesalahan dan meminimalkan dampak buruk.
Secara
umum
definisinya
adalah
dan mencegah Potensi Kegagalan sebelum terjadi. Hal tersebut didesain untuk meningkatkan
keselamatan pasien.
BAB II
RUANG LINGKUP
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
BAB III
TATA LAKSANA
Tata laksana Analisis Modus Kegagalan & Dampak ( Failure Mode Effect and Analysis / FMEA )
ada 5 tahap. Yaitu :
3
I.
diperbaiki.
Tool ini sangat mendasar yang sebaiknya digunakan pada langkah awal karena
tinggi
(5-12
.
b. High-Level.
Process Map tercepat, paling sederhana dan detil
6
c. High--low (Top--down)
Menambahkan pada kedalaman pada high--level Process Map, namun tanpa
mapping yang detil
III.
No
1.
Sub Proses
Failure Mode
Effect
Print charge slip & Charge slip & etiket Dampak pada pasien : salah obat,
etiket
berbeda dg resep
salah harga, terapi irasional
Dampak pada pengunjung : Dampak pada staf : komplain
pasien, sangsi atasan
Peralatan / fasilitas : Charge slip & etiket Dampak pada pasien : salah
buram
minum obat
Dampak pada pengunjung : Dampak pada staf : komplain dari
pasien
(RPN),
juga
disebut
Criticality
Index
(CI),
berdasarkan
derajat
RATING
1
DESKRIPSI
DEFINISI
Dampak minor atau Tidak akan disadari oleh orang yang
tidak ada
2
3
4
5
Dampak moderat
Dapat
berpengaruh
pada
orang
yang
pada proses.
Akan berpengaruh
Cedera ringan
pada
orang
dan
Cedera berat
9
10
Bencana,
seumur
cacat Sangat
hidup
meninggal
berbahaya
kegagalan
akan
B. Occurance
Contoh skala 1-10
DESKRIPSI
KEMUNGKINAN DEFINISI
Sangat jarang & 1 dalam 10.000
Tidak ada / sedikit diketahui terjadinya,
hampir tidak ada
2
3
Kemungkinan
1 dalam 5.000
rendah
4
5
Kemungkinan
1 dalam 200
moderat
Didokumentasikan,
tetapi
jarang,
6
7
Kemungkinan
1 dalam 100
tinggi
8
9
Yakin terjadi
1 dalam 20
Didokumentasikan,
hampir
pasti,
akan terjadi
Selalu terjadi
1 dalam 10
10
C. Detection
Menggunakan skala 1-10
1
Pasti terdeteksi
10
10
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kemungkinan rendah
7 dari 10
Mungkin terdeteksi
Kemungkinan moderat
5 dari 10
Kemungkinan tinggi
2 dari 10
Hampir
pasti
tidak 0 dari 10
terdeteksi
Tidak ada upaya deteksi
11
12
Sub
Failure
Proses
Mode
Effect
Potential Cause
RPN
VI.
VII.
I.
II.
III.
Pengumpulan Data.
a. Tinjauan terhadap catatan hasil pengujian,
b. Survei sebelum dan sesudah perubahan.
c. Sistem pelaporan.
d. Pengamatan di lapangan
e. Diskusi kelompok terfokus (FGD).
f. Kehadiran pada program pendidikan.
g. Evaluasi kompetensi.
VIII.
Langkah 8. Implementasi dan Monitor Proses yang Diredesain.
A. Strategi perubahan.
Buat sense of urgency
Bentuk tim pemandu.
Buat visi dan strategi
Komunikasikan visi yang berubah.
B. Strategi pemantauan.
Dokumentasikan seluruh hasil proses yang baru, masukkan ke dalam prosedur
(sehingga menjadi standar baru).
Berikan training dan sosialisasi menyeluruh.
Jaga kestabilan proses selama beberapa waktu untuk memastikan kekonsistenannya.
PIC
(penanggung
jawab)
Dateline
(Batas waktu)
RPN
4) Identifikasi penanggung jawab dan deadline / target waktu untuk melaksanakan tindakan
tersebut.
5) Tentukan apakah perlu dukungan direktur atau tidak untuk menjalankan proses baru
tersebut.
6) Lakukan pengukuran S, O dan D kembali setelah tindak lanjut dilakukan.
7) Hitung kembali nilai RPN baru.
8) Jika nilai RPN sudah mencapai target maka cari kembali nilai RPN yang masih diatas
target.
BAB IV
DOKUMENTASI
Dokumentasi dalam buku panduan ini adalah :
Menuliskan semua langkah dalam bentuk form yang tersedia sebagai berikut :
16
Langkah 4. Hitung skala prioritas kegagalan dengan tabel RPN dan Criticality
No Sub
Proses
Failure
Effect
Potential Cause
D RPN
Mode
Dampak pada
pasien :
Dampak pada
pengunjung :
Dampak pada
staf :
Peralatan
pasien :
Dampak pada
pengunjung :
Dampak pada
staf :
Langkah 8. Tabel implementasi dan pemantauan.
Hasil Kegiatan
Tindakan yg diambil
PIC
(penanggung
jawab)
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
Dateline
(Batas waktu)
RPN
18
BAB V
PENUTUP
Demikianlah panduan ini disusun sebagai pedoman dalam menjalankan layanan pasien
yang aman, khususnya dalam rangka mencegah kesalahan identifikasi pasien. Panduan ini masih
jauh dari sempurna, oleh sebab itu panduan akan ditinjau kembali setiap 2 sampai 3 tahun sesuai
dengan tuntutan layanan dan standar akreditasi, baik Akreditasi Nasional 2012 maupun standar
Internasional.
19
DAFTAR PUSTAKA
1.
Daud A. 2008, Workshop Keselamatan Pasien dan Manajemen resiko Klinis di Rumah
Sakit : Cegah Cedera Melalui Implementasi Keselamatan Pasien Dengan Redesain Proses
(Analisa HFMEA), IMR, Jakarta.
2.
3.
4.
5.
20
21