Anda di halaman 1dari 17

KERANGKA ACUAN KERJA

MANAJEMEN RISIKO

I. PENDAHULUAN
Sarana pelayanan kesehatan merupakan tempat yang dikategorikan tidak aman,
sekitar 10% pasien yang dirawat di sarana kesehatan di Negara maju dan lebih dari
10% di Negara berkembang mengalami kejadian tidak diharapkan.
Cedera mungkin saja dialami oleh pasien atau pengunjung sarana pelayanan
kesehatan baik akibat kondisi sarana, prasarana, dan peralatan yang ada, maupun
akibat pelayanan yang diberikan. Cedera atau kejadian yang tidak diharapkan terjadi
bukan karena kesengajaan, tetapi karena rumitnya pelayanan kesehatan. Banyak
factor yang berpengaruh terhadap terjadinya cedera atau kejadian tidak diharapkan,
seperti tidak tersedianya sumber daya manusia yang kompeten, kondisi fasilitas,
maupun ketersediaan obat dan peralatan kesehatan yang tidak memenuhi standar.
Pasien, pengunjung, dan masyarakat dapat mengalami cedera atau kejadian
tidak diharapkan terkait dengan infeksi, kesalahan pemberian obat, pembedahan
yang tidak aman, alih pasien yang tidak dilakukan dengan tepat, kesalahan
identifikasi, kondisi fasilitas pelayanan yang tidak aman, maupun akibat
penyelenggaraan kegiatan pada upaya kesehatan masyarakat yang tidak
memperhatikan aspek keselamatan.

II. LATAR BELAKANG


Di Puskesmas terdapat ratusan macam obat, berbagai bahan-bahan berbahaya,
beragam alat kesehatan dengan berbagai teknologi yang semakin canggih dan
berkembang dengan pesat, bermacam jenis tenaga profesi dan non profesi yang
memberikan pelayanan. Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila
tidak dikelola dengan baik akan berisiko menimbulkan insiden. Karena itu UPTD
Puskesmas Kota Wilayah Utara perlu melakukan pengelolaan risiko dalam suatu
manajemen risiko yang professional, komprehensif dan terintegrasi, agar insiden
dapat diminimalisasi dan dicegah sedini mungkin.

Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi, menilai


dan menyusun prioritas risiko, dengan tujuan untuk menghilangkan atau
meminimalkan dampaknya.

1
Pendekatan manajemen risiko difokuskan pada kejadian yang telah terjadi
(reaktif) dan potensial terjadi (proaktif) dengan menerapkan manajemen risiko
terintegrasi yang memprioritaskan keselamatan pasien, melalui revisi
pengembangan proses, fungsi dan layanan.

III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan dalam melaksanakan program manajemen risiko di UPTD
Puskesmas Kota Wilayah Utara Kota Kediri
2. Tujuan Khusus
 Untuk melestarikan aset
 Meningkatkan mutu pelayanan dan memanfaatkan proses untuk
mengidentifikasi
 Mengurangi atau menghilangkan risiko kerugian

IV. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Program manajemen resiko dirancang untuk mengidentifikasi, menilai,
mencegah dan mengontrol kerugian yang timbul akibat cedera pada pegawai,
kewajiban pembayaran hutang, properti, kepatuhan terhadap peraturan dan
kerugian lain yang timbul dalam proses kegiatan.
Program manajemen risiko mencakup pencegahan kehilangan, kontrol dan
kegiatan peningkatan mutu berkesinambungan. Upaya tim untuk melaksanakan
program manajemen risiko mencakup dokter, administrator, manajemen, pengawas
dan karyawan front line untuk mengidentifikasi, meninjau, mengevaluasi dan
pengendalian risiko yang mengganggu mutu pelayanan pasien, keselamatan.
Layanan diberikan untuk melakukan tindakan korektif dan pencegahan tepat yang
diperlukan.

Cakupan/ ruang lingkup manajemen risiko:

1. Terkait dengan pelayanan pasien


2. Terkait dengan staf medis
3. Terkait dengan karyawan
4. Terkait dengan properti
5. Keuangan
6. Lain – lain

2
1. Risiko terkait pelayanan pasien
 Berhubungan langsung dengan pelayanan pasien
 Konsekuensi hasil pengobatan yang tidak sesuai dengan yang
diharapkan
 Kerahasiaan dan pemberian informasi yang sesuai
 Perlindungan dari pelecehan, kelalaian dan serangan
 Pasien diberitahu tentang risiko
 Pengobatan yang non diskriminatif
 Perlindungan barang berharga pasien dari kerugian atau kerusakan

2. Risiko terkait staf medis


 Apakah telah dilakukan kredensial terhadap staf medis ?
 Apakah tindakan medis dilakukan sesuai kompetensi dan prosedur baku?
 Apakah pasien dikelola dengan benar?
 Apakah staf yang kita miliki telah cukup dilatih?

3. Risiko terkait pegawai


 Menjaga lingkungan yang aman
 Kebijakan kesehatan pegawai

4. Risiko terkait property


 Melindungi aset dari kerugian akibat kebakaran, banjir, dll

5. Risiko terkait keuangan


 Catatan rekam medik pasien non-elektronik dan catatan keuangan,
dilindungi dari kerusakan atau perusakan
 Ikatan kerja sama dan asuransi untuk melindungi fasilitas dari kerugian

6. Risiko lain-lain
 Manajemen bahan berbahaya lainnya: kimia, radioaktif, bahan biologis
menular, manajemen limbah
 Risiko terkait hukum dan peraturan

3
V. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN
Manajemen risiko adalah proses yang berkesinambungan dan berkelanjutan.
Risiko mungkin terpapar kepada pasien, staf, pengunjung dan organisasi yang terus-
menerus berubah dan harus diidentifikasi.

Program manajemen risiko menggunakan 5 tahapan proses yaitu:

1. Tetapkan konteks

2. Identifikasi risiko

3. Analisis risiko

4. Evaluasi risiko

5. Kelola risiko

A. TAHAP 1: TETAPKAN KONTEKS

Pada tahapan ini:

 Identifikasi dan pahami kegiatan operasional di lingkungan Puskesmas dan


strategi program manajemen risiko layanan kesehatan yang efektif
 Tetapkan parameter organisasi dan lingkungan di mana proses manajemen risiko
harus ditempatkan, tujuan dari aktivitas risiko dan konsekuensi potensial yang
dapat timbul dari pengaruh internal dan eksternal
 Tujuan, sasaran, strategi, ruang lingkup, dan parameter kegiatan, atau bagian
dari organisasi Puskesmas dimana proses manajemen risiko sedang diterapkan,
harus ditetapkan. Proses harus dipertimbangkan dengan seksama sesuai
kebutuhan untuk menyeimbangkan biaya, manfaat dan peluang. Perlu ditentukan
pula kebutuhan sumber daya dan catatan yang harus didokumentasikan dan
dipelihara
 Ketika menentukan ruang lingkup program manajemen resiko secara mendalam,
harus dipertimbangkan apakah proses manajemen risiko mencakup pelayanan
yang banyak masalah, atau terbatas pada area praktik klinis spesifiik, unit
pelayanan, fungsi, atau area proyek

4
B. TAHAP 2: IDENTIFIKASI RISIKO

 Identifikasi risiko internal dan eksternal yang dapat menimbulkan ancaman sistem
kesehatan, organisasi Puskesmas , unit pelayanan Puskesmas , atau pasien
 Identifikasi risiko komprehensif sangat penting dan harus dikelola menggunakan
proses sistematis yang terstruktur dengan baik, karena potensi risiko yang tidak
diidentifikasi pada tahap ini akan dikecualikan dari analisis dan pelayanan lebih
lanjut. Semua materi risiko harus diidentifikasi, apakah mereka berada di bawah
kontrol organisasi manajemen risiko
 Dari waktu ke waktu, semua risiko yang signifikan di tingkat nasional (sistem
kesehatan) tingkat Puskesmas , unit pelayanan atau tingkat tim harus
diidentifikasi, dinilai, dikelola dan dipantau. Untuk memulai proses, perlu dilakukan
identifikasi dan penentuan prioritas risiko pelayanan kesehatan internal dan
eksternal yang dapat menimbulkan ancaman
 Identifikasi risiko memerlukan pemahaman yang mendalam dari para eksekutif
layanan kesehatan terhadap komponen-komponen berikut:
1) Sumber risiko atau bahaya yang berpotensi menimbulkan kerugian
2) Insiden yang terjadi dan dampaknya pada Puskesmas atau stakeholder
internal/ eksternal
3) Identifikasi konsekuensi, hasil dan dampak klinis risiko atau insiden di
Puskesmas atau pihak-pihak yang berkepentingan dengan pelayanan
Puskesmas
4) Faktor kontributor (apa dan mengapa) terhadap terjadinya risiko klinis atau
bahaya dan insiden yang terjadi
5) Kapan dan di mana risiko klinis atau bahaya dapat terjadi
 Identifikasi adalah elemen yang penting dalam manajemen risiko karena risiko
tidak akan efektif ditangani bila tidak dilakukan identifikasi. Satuan tugas
manajemen risiko dapat menggunakan berbagai informasi untuk mengidentifikasi
potensi risiko. Identifikasi risiko dapat dilakukan secara reaktif dan proaktif
 Beberapa sumber informasi untuk identifikasi risiko yang dapat dipakai seperti:
1) Daftar keluhan pasien
2) Hasil survei kepuasan
3) Diskusi dengan pimpinan unit layanan serta staf dan mitra kerja
4) Laporan insiden

5
C. TAHAP 3: ANALISIS RISIKO

 Tahap analisis dilakukan setelah tahap identifikasi


 Organisasi manajemen risiko harus melakukan analisa secara sistematis
terhadap system kesehatan, organisasi Puskesmas , unit pelayanan dan semua
iunit layanan, untuk memahami risiko, mengidentifikasi tugas agar dapat
menentukan tindakan lebih lanjut
 Perlu proses sistematis untuk memahami sifat risiko dan menyimpulkan tingkat
risiko, memisahkan risiko kecil yang dapat diterima serta risiko besar, serta
menyediakan data untuk membantu evaluasi dan pelayanan
 Pada umumnya risiko yang berpotensi menyebabkan kerugian keuangan akan
menjadi prioritas intervensi. Makin besar kerugian yang akan terjadi, makin
segera tindakanharus dilakukan. Analisis dilakukan dengan melakukan risk
grading/ tingkatan risiko untuk menentukan keparahan dari tiap risiko dengan cara
memeriksa kecenderungan terjadinya risiko dan akibatnya bila hal ini terjadi
 Analisis risiko harus mempertimbangkan bahwa telah ada kontrol atas risiko saat
ini, termasuk kemungkinan keparahan apabila risiko tersebut muncul menjadi
sebuah insiden (risiko yang potensial menjadi insiden), dan kemungkinan
terjadinya insiden
 Penilaian dan rangking risiko dilakukan menggunakan kategori kemungkinan dan
konsekuensi

Lihat tabel kategori dan matriks penilaian risiko

1. Tabel Karegori Risiko


1 Tidak signifikan (tidak ada Tidak ada cidera
cidera)
2 Minor (cidera ringan) 1. Cidera ringan missal luka
2. Dapat diatasi dengan pertolongan
pertama
3 Moderat (ciderasedang) 1. Cidera sedang missal luka robek
2. Berkurangnya fungsi motorik/ sensorik/
psikologis atau intelektual (reversibel)
tidak berhubungan dengan penyakit
3. Setiap kasus yang memperpanjang masa
perawatan

6
4 Mayor (cideraberat) 1. Cidera luas/ berat missal cacat, lumpuh
2. Kehilangan fungsi motorik/ sensorik/
psikologis atau intelektual (reversibel)
tidak berhubungan dengan penyakit
5 Katastropik (terjadikematian) Kematian yang tidak berhubungan dengan
perjalanan penyakit

2.Tabel Matriks Penilaian Risiko (Risk Grading Matrix)

Frekuensi Dampak
Tidaksignifikan Ringan Sedang Berat Katastopik
1 2 3 4 5
Sangatsering Sedang Sedang Tinggi Ekstrim Ekstrim
(Tiap mg/bln)
5
Sering Sedang Sedang Tinggi Ekstrim Ekstrim
(Bbrp x/th)
4
Mungkin Rendah Sedang Tinggi Ekstrim Ekstrim
(1-2 th/ x)
3
Jarang Rendah Rendah Sedang Tinggi Ekstrim
(3-5 th/ x)
2
Sangatjarang Rendah Rendah Sedang Tinggi Ekstrim
(> 5 th/ x)
1

MATRIKS GRADING RISIKO


Probabilitas/ Frekuensi Kejadian
Level Frekuensi Kejadian Aktual
1 Sangat jarang Dapat terjadi dalam lebih dari 5 tahun
2 Jarang Dapat terjadi dalam 2-5 tahun
3 Mungkin Dapat terjadi tiap 1-2 tahun
4 Sering Dapat terjadi beberapa kali dalam setahun

7
5 Sangat sering Terjadi dalam minggu/ bulan

Keterangan warna (tindak lanjut yang dilakukan):


Pita biru: Dapat diatasi dengan prosedur rutin, dilakukan Investigasi sederhana
Pita hijau: Manajer/ pimpinan klinik harus menilai dampak terhadap biaya
mengatasirisiko dengan supervisi dan dilakukan Investigasi
sederhana.
Pita kuning: Dilakukan RCA dan dimonitoring oleh Ketua Tim PMKP
Pita merah: Dilaporkan segera ke Kepala Puskesmas dan lakukan RCA

3. TINDAKAN SESUAI TINGKAT DAN BAND RESIKO

LEVEL / TINDAKAN
BANDS
EKSTREM Kepala Puskesmas/ Klinik menugaskan Tim Mutu Klinis dan Keselamatan
(SANGAT Pasien untuk melakukan investigasi dengan menggunakan RCA. Analisis
TINGGI ) dan tindak lanjut harus sudah diselesaikan dalam waktu paling lambat 45
hari

HIGH Kepala Puskesmas/ Klinik menugaskan Tim Mutu Klinis dan Keselamatan
( TINGGI ) Pasien untuk melakukan investigasi dengan menggunakan RCA. Analisis
dan tindak lanjut harus sudah diselesaikan dalam waktu paling lambat 45
hari

MODERAT Unit kerja yang bersangkutan harus melakukan investigasi sederhana dan
(SEDANG ) menindaklanjuti paling lambat dalam waktu 2 minggu

LOW Unit kerja yang bersangkutan harus melakukan investigasi sederhana dan
( RENDAH ) menindak lanjuti paling lambat dalam waktu 1 minggu

8
D. TAHAP 4: EVALUASI DAN RANGKING RISIKO
Mengevaluasi risiko dan membandingkan kriteria risiko yang diterima
untukdikembangkandalam daftar prioritas risiko yang akan ditindak lanjuti. Melakukan
evaluasi risiko dan prioritas risiko dengan cara membandingkan tingkat risiko yang
ditemukan selama analisis dengan kriteria risiko yang ditentukan sebelumnya, dan
mengembangkan daftar prioritas risiko untuk menentukan tindak lanjut.
Saat menyusun evaluasi kriteria layanan kesehatan, harus dilakukan identifikasi
untuk menentukan tingkat risiko secara internal maupun eksternal yang siap diterima
puskesmas. Kriteria risiko digunakan untuk menilai dan menentukan peringkat risiko,
yang menunjukkan bahwa bila risiko diterima puskesmas, maka harus berhasil
dilaksanakan.
Dalam mengevaluasi kriteria risiko mungkin dipengaruhi oleh persepsi internal,
eksternal dan persyaratan hukum. Penentuan kriteria sejak awal merupakan hal yang
sangat penting. Lihat tabel asesmen risiko.

E. TAHAP 5: PENGELOLAAN RISIKO


Bila memungkinkan paparan risiko perlu dieliminasi. Contohnya memperbaiki
alat yang rusak, memberikan pendidikan pada staf medis yang belum mendapatkan
edukasi tentang prosedur pengoperasian alat. Bila risiko tidak dapat dieliminasi, maka
perlu dicari teknik lain untuk menurunkan risiko kerugian. Setelah dilakukan identifikasi
dan analisa risiko, maka satuan tugas manajemen resiko harus menangani dan
mengendalikan risiko tersebut . Ada dua pendekatan dasar:
1. Mengendalikan risiko (risk control).
Risiko sedapat mungkin dihindari karena puskesmas tidak berani mengambil risiko
dengan metode berikut.
 Menghindari risiko (risk avoidance),
Adalah menghindarkan harta, orang atau kegiatan dari pajanan terhadap risiko
dengan cara:
- Menolak risiko atau menerima dan melaksanakan suatu kegiatan walaupun
hanya untuk sementara
- Meninjau kembali risiko yang telanjur diterima atau segera menghentikan
kegiatan itu begitu diketahui mengandung risiko.
• Mengendalikan kerugian dengan mencegah dan mengurangi kemungkinan
terjadinya insiden yang menimbulkan kerugian dengan cara :
- Mengurangi kemungkinan terjadinya kerugian

9
2. Menanggung risiko (risk retention).
Risiko diterima dan ditangani sendiri oleh puskesmas. Artinya puskesmas mentolerir
terjadinya kerugian untuk mencegah terganggunya kegiatan operasional puskesmas
dengan menyediakan sejumlah dana untuk menanggulanginya.

F. TAHAP 6: INVESTIGASI INSIDEN


Invesigasi insiden adalah proses pengkajian ulang laporan insiden dengan
mencatat ringkasan kejadian secara kronologis dan mengidentifikasi masalah
pelayanan/ Care Management Problem, mencatat staf yang terlibat dan mewawancarai
mereka.
Investigasi insiden terdiri dari :
a. Investigasi Sederhana
Dilakukan oleh atasan langsung bila pita/ bands grading risiko berwarna biru atau hijau
Langkah-langkah melakukan investigasi sederhana
a) Pengumpulan data: observasi, dokumentasi dan interview (wawancara)
b) Tentukan penyebab insiden dengan menggunakan 5 why
 Penyebab langsung (immediate/ direct cause): penyebab yang berhubungan
langsung dengan insiden/ dampak terhadap pasien
 Akar masalah (root cause): penyebab yang melatarbelakangi penyebab
langsung (underlying cause)
c) Rekomendasi: tentukan penanggung jawab dan tanggal pelaksanaan
d)Tindakan yang akan dilakukan: tentukan penanggung jawab dan tanggal
pelaksanaan

b. Investigasi Komprehensif / Root Cause Analysis


Dilakukan oleh Tim Keselamatan Pasien bila pita/ bands berwarna kuning atau merah.
RCA adalah metode evaluasi terstuktur untuk identifikasi akar masalah dari kejadian
tidak diharapkan dan tindakan adekuat untuk mencegah kejadian yang sama berulang
kembali.Metode proses analisis yang dapat digunakan secara retrospektif untuk
mengidentifikasi faktor2 yang menyebabkan kejadian tidak diharapkan (KTD). Proses
RCA merupakan gambaran kritis sistem manajemen mutu dan keselamatan karena
dapat menjawab pertanyaan2 untuk hal2 yg berisiko tinggi, seperti:
• Apa yang terjadi (aktual)
• Apa yang harusnya terjadi (kebijakan)
• Mengapa terjadi dan apa yang dapat dilakukan untuk mencegah agar tidak terjadi
kembali (tindakan/ outcome?)

10
• Bagaimana kita dapat mengetahui bahwa tindakan kita dapat meningkatkan
keselamatan pasien? (melalui pengukuran)

Langkah-Langkah RCA/ Analisa Akar Masalah :


1. Identifikasi Insiden yang akan di investigasi
2. Tentukan Tim Investigator
3. Kumpulkan data & informasi
• Observasi
• Dokumentasi
• Interview
4. Petakan Kronologi kejadian
• Narrative Chronology,
• Timeline,
• Tabular Timeline,
• Time Person Grid.
5. Identifikasi CMP ( Care Management Problem )
• ( Brainstorming, Brainwriting )
6. Analisis Informasi
• 5 Why’s,
• Analisis Perubahan
• Analisis Penghalang
• Fish Bone / Analisis Tulang Ikan
7. Rekomendasi dan Rencana Kerja untuk Improvement

VI. SASARAN
Cakupan/ ruang lingkup manajemen risiko:
1. Terkait dengan pelayanan pasien
2. Terkait dengan staf medis
3. Terkait dengan karyawan
4. Terkait dengan properti
5. Keuangan
6. Lain – lain

11
12
RENCANA PROGRAM TIM MANAJEMEN RISIKO

No Uraian Kegiatan Tujuan Sasaran Pelaksana/ Waktu Keterangan


Penanggungjawab
I PERSIAPAN
a. Pertemuan rutin Tim Persamaan persepsi tentang Tim Manajemen Risiko Ketua Tim 3 bulan Kalau ada insiden yang
Manajemen Risiko Manajemen Risiko mulai dari Manajemen Risiko 6 bulan dirasa perlu pertemuan,
identifikasi, ruang lingkup, 1 tahun bias dilakukan
pelaksanaan kegiatan pertemuan diluar
jadwal yang ada

b. Usulan pelatihan Menambah pengetahuan dan Tim Manajemen Risiko Ketua Tim
tentang Manajemen ketrampilan dalam upaya Manajemen Risiko
Risiko meminimalisir risiko-risiko yang ada
di Puskesmas
c. Sosialisasi tentang Tersosialisasinya tentang program/ Seluruh karyawan UPTD Ketua Tim Jika ada program/
program/ Permenkes Permenkes baru pada seluruh Puskesmas Kota Manajemen Risiko Permenkes yang
baru yang karyawan UPTD Puskesmas Kota Wilayah Utara baru
berhubungan dengan Wilayah Utara
Manajemen Risiko
PELAKSANAAN
a. Mengenal risiko/ Diketahui risiko-risiko yang mungkin Masing-masing program Tim Manajemen 1 tahun sekali
mengidentifikasi bias terjadi UKP, UKM, ADMEN Risiko
kemungkinan-

13
kemungkinan risiko
yang bias terjadi
(UKP, UKM, ADMEN)
b. Mengevaluasi risiko Diketahuinya tingkat masing-masing Masing-masing program Tim Manajemen 3 bulan
risiko (rendah, sedang, tinggi, sangat UKP, UKM, ADMEN Risiko 6 bulan
tinggi) 1 tahun
c. Mengendalikan dan Dengan diketahuinya tingkat risiko Tim Manajemen Risiko Tim Manajemen
meminimalisir risiko dan factor penyebabnya, segera dan masing-masing Risiko
dapat ditemukan upaya-upaya apa pemegang program
sebagai pencegahannya
III EVALUASI
Presentasi hasil kegiatan Diketahui dari masing-masing UKP, Semua program UKP, Tim Manajemen 3 bulan
manajemen risiko UKM, ADMEN tentang risiko, tingkat UKM, ADMEN Risiko 6 bulan
risiko dan insiden yang sering 1 tahun
terjadi, beserta upaya pencegahan
untuk meminimalisir risiko

14
VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Tahun 2019 Keterangan
No Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1. Pertemuan Tim Manajemen X X X X Bila ada insiden yang dirasa
Risiko perlu ada pertemuan, maka
diadakan pertemuan diluar
jadwal
2. Sosialisasi program rencana X
kerja Tim Manajemen Risiko
3. Revieuw tentang SK X
Manajemen Risiko dan buku
panduan Manajemen Risiko
4. Sosialisasi hasil pelatihan X
tentang keselamatan pasien,
manajemen risiko, dan PPI
5. Mengenal risiko/ X
mengidentifikasi risiko masing-
masing program (UKP, UKM,
ADMEN)
6. Mengevaluasi masing-masing X X X X
risiko yang ada (Dampak,
Probabilitas, Tingkat Risiko)
7. Mengendalikan dan X X X X

15
meminimalisir risiko
(pencegahan risiko dan upaya
penanganan jika terkena
risiko)
8. Membuat analisa dan risiko X X X X
yang mungkin sering terjadi
(penyebab terjadinya risiko
dan akibat yang ditimbulkan)
9. Membuat Rencana Tindak X X X X
Lanjut dari hasil analisa yang
ada
10. Membuat laporan tahunan X
yang dipertanggung jawabkan
langsung ke Kepala
Puskesmas

16
VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN
Program manajemen risiko dan kemajuan untuk mencapai tujuan yang telah disusun
dalam rencana, ditinjau minimal setiap tahun oleh Dinas Kesehatan Kota/
Kabupaten.

IX. TATA NILAI BUDAYA MUTU DALAM KEGIATAN


1. Kerja sama
2. Profesional
3. Tertib Administrasi
4. Disiplin
5. Santun
6. Tanggung jawab

X. LINTAS PROGRAM DAN LINTAS SEKTOR


9.1 Lintas program
Semua program UKP, UKM, dan ADMEN
9.2 Lintas Sektor
Dinas Kesehatan Kota

XI. PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN


Tim PMKP membuat laporanpenyusunan register risiko yang ditemukan setiap bulan
di masing-masing program UKP, UKM, dan ADMEN.

XII. PENUTUP
Demikian kerangka acuan kerja Manajemen Risiko di buat di UPTD Puskesmas Kota
Wilayah Utara tahun 2019.

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Ketua Tim PMKP
Kota Wilayah Utara

Dr.Endiani Roosiwardhani drg. Dayu Landu H


NIP.19710204 200604 2 103

17

Anda mungkin juga menyukai