Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

MANAJEMEN RISIKO
PUSKESMAS WATES

DINAS KESEHATAN
PEMERINTAH KABUPATEN BLITAR
TAHUN 2022
KERANGKA ACUAN KERJA
MANAJEMEN RISIKO DI UPT PUSKESMAS WATES

A. PENDAHULUAN
Setiap upaya medik umumnya mengandung risiko, sebagian di antaranya berisiko
ringan atau hampir tidak berarti secara klinis. Namun tidak sedikit pula yang memberikan
konsekuensi medik yang cukup berat. Risiko didefinisikan sebagai kemungkinan sesuatu
terjadi atau potensi bahaya yang terjadi yang dapat memberikan pengaruh kepada hasil akhir.
Risiko yang dicegah berupa risiko klinis dan risiko non klinis. Risiko klinis adalah
risiko yang dikaitkan langsung dengan layanan medis maupun layanan lain yang dialami pasien
selama di Puskesmas. Sementara risiko non medis ada yang berupa risiko bagi organisasi
maupun risiko finansial. Risiko organisasi adalah yang berhubungan langsung dengan
komunikasi produk layanan, proteksi data, sistem informasi dan semua risiko yang dapat
mempengaruhi pencapaian organisasi. Risiko finansial adalah risiko yang dapat mengganggu
kontrol finansial yang efektif, salah satunya adalah sistem yang harusnya dapat menyediakan
pencatatan akuntansi yang baik.
Manajemen risiko lingkungan di Puskesmas adalah penerapan manajemen risiko untuk
meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh aktifitas atau kegiatan di Puskesmas pada
kesehatan pasien, petugas maupun pada lingkungan.

B. LATAR BELAKANG
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk keselamatan Puskesmas. Ada
lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) Puskesmas yaitu : keselamatan
pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan
peralatan Puskesmas yang bias berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas,
keselamatan lingkungan (green productivity) yang berdampak terhadap pencemaran
lingkungan dan keselamatan “bisnis” Puskesmas yang terkait dengan kelangsungan hidup
Puskesmas. Kelima aspek keselamatan Puskesmas terebut sangat penting untuk dilaksanakan di
setiap Puskesmas, yang harus dikelola secara professional, komprehensif dan terintegrasi.
Di Puskesmas terdapat ratusan macam obat, berbagai bahan-bahan berbahaya, beragam
alat kesehatan dengan berbagai teknologi yang semakin canggih dan berkembang dengan pesat,
bermacam jenis tenaga profesi dan non profesi yang
memberikan pelayanan. Keberagaman dan kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola
dengan baik, berisiko menimbulkan insiden. Karena itu Puskesmas Wates perlu melakukan
pengelolaan risiko dalam suatu manajemen risiko yang professional, komprehensif dan
terintegrasi, agar insiden dapat diminimalisasi dan dicegah.

C. TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS


a. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan mutu pelayanan fasilitas pelayanan kesehatan melalui
penerapan manajemen resiko dalam seluruh aspek pelayanan yang disediakan oleh
fasilitas pelayanan kesehatan.
b. Tujuan Khusus
i. Untuk keselamatan pasien dan petugas
ii. Untuk memberikan panduan bagi petugas kesehatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang paling aman untuk pelanggan Puskesmas.

D. PERAN PIHAK-PIHAK TERKAIT


a. Kepala Puskesmas melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan upaya keselamatan
pasien dan manajemen resiko di Puskesmas.
b. Kepala Puskesmas membentuk tim yang bertanggung jawab untuk mengelola upaya
keselamatan pasien dan manajemen resiko.

E. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan tim Manajemen Resiko Puskesmas Wates antara lain adalah untuk
mengidentifkasi seluruh potensial resiko yang dapat terjadi disetiap lini Pelayanan Puskesmas
baik itu administrasi, UKP maupun UKM.
Tim manajemen resiko dalam setiap kegiatannya baik itu identifikasi, pencatatan,
pelaporan dan analisa hingga monitoring evaluasi akan berkoordinasi dengan seluruh
komponen pelayanan Puskesmas Sukorejo. Hal ini agar mencapai tujuan yang dapat menjaga
keamanan dan kenyamanan baik karyawan maupun pengguna jasa layanan puskesmas Wates
dari seluruh resiko bahaya atau kasus yang tidak diinginkan.
Berikut rincian kegiatan yang dilakukan oleh tim manajemen resiko, antara lain:

a. Melakukan identifikasi potensial resiko setiap pelayanan dan UKM di Puskesmas


Wates
b. Menerima laporan dari seluruh pelayanan atau UKM mengenai insiden Resiko dan
dilaporkan pada kepala puskesmas untuk rencana tindak lanjutnya.
c. Laporan tindak lanjut kejadian.
d. Melakukan analisa data.
e. Melakukan perhitungan dengan metode FMEA.
f. Melakukan perhitungan dan analisa RCA untuk menentukan prioritas penyelesaian
masalah
g. Melakukan monitoring terhadap kejadian.
h. Melakukan laporan evaluasi.

F. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


a. Rapat Tim manajemen risiko beserta penanggung jawab program untuk menentukan
potensial resiko yang dapat terjadi dalam 1 tahun
b. Seluruh pelayanan/program/Admen melakukan pencatatan kejadian yang terjadi dan
dikelompokkan dalam kriteria KTD, KTC, KNC dan KPC dalam buku dan form yang
sudah disiapkan.
c. Tim menejemen risiko melakukan pengecekan buku setiap bulannya atau ketika ada
kejadian resiko yang dilaporkan dari setiap pelayanan/program/admen.
d. Tim menejemen risiko melakukan identifikasi akan kejadian resiko lalu melaporkan pada
kepala Tim Mutu dan Kepala Puskesmas
e. Tim menejemen risiko mengevaluasi dan melakukan analisa dengan metode FMEA lalu
menentukan prioritas masalah dengan menggunakan teknik RCA.
f. Tim menejemen risiko melakukan perencanaan tindak lanjut.
g. Pelaporan hasil monitoring dilakukan setiap 6 bulan sekali pada rapat Tim menejemen
risiko dan evaluasi setiap 1 tahun sekali baik pada mini lokakarya atau Rapat Tinjauan
Manajemen.

G. SASARAN
a. Seluruh Staf/Pegawai.
b. Seluruh pasien yang berada dalam lingkup kerja di Puskesmas Wates
c. Keluarga pasien.
H. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN

Bulan
No. Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Rapat Tim Manajemen Risiko bersama


1 Untuk menentukan Kejadian potensial risiko X

yang dapat terjadi.

Pelayanan dan program melakukan


2 pencatatan kejadian resiko dalam buku dan Bila ada laporan kejadian resiko
form yang sudah disiapkan

Pengecekkan Buku kejadian resiko


3 Bila ada laporan kejadian resiko
(monitoring)

melakukan identifikasi akan kejadian resiko


.4 Bila ada laporan kejadian resiko
yang terjadi

Pelaporan pada kepala puskesmas dan


5 Bila ada laporan kejadian resiko
koordinasi dengan tim mutu puskesmas

Mengevaluasi dan melakukan analisa


6 dengan metode FMEA lalu menentukan X
prioritas masalah
Tim manajemen risiko melakukan

7 perencanaan tindak lanjut yang sudah X


disepakati

Pelaporan hasil evaluasi setiap akhir tahun


8 X

I. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi pelaksanaan kegiatan dilakukan setiap 6 bulan sekali setelah dilakukan
perhitungan menggunakan metode FMEA terhadap risiko yang kemungkinan terjadi di setiap
unit pelayanan/poli maupun di setiap program. Tim manajemen risiko selalu memantau
frekuensi risiko yang mungkin akan terjadi melalui metode FMEA.
J. PENCATATAN, PELAPORAN, DAN EVALUASI KEGIATAN
Pencatatan, pelaporan dan evaluasi akan dilakukan setiap 1 tahun sekali sekali kepada
Kepala Puskesmas baik melalui mini lokakarya atau Rapat Tinjauan Manajemen.

Wates, 11 Juni 2022

Mengesahkan,
Ketua Tim Menejemen Risiko Kepala Puskesmas Wates

YANUAR RIKI NABELA,A.Md.AK dr. INDAH AMALIA


NIP. 199601042020122015 NIP. 19810315 201502 2002

Anda mungkin juga menyukai