Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN MANAJEMEN RISIKO

BULAN MEI 2022


I. LATAR BELAKANG
Manajemen risiko lingkungan di Puskesmas adalah penerapan manajemen risiko
untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh aktifitas atau kegiatan di
Puskesmas pada kesehatan pasien, petugas maupun pada lingkungan.
Manajemen risiko merupakan proses identifikasi, evaluasi, mengendalikan dan
meminimalkan risiko dalam suatu organisasi secara menyeluruh. Manajemen risiko
layanan klinis adalah suatu pendekatan untuk mengenal keadaan yang
menempatkan pasien pada suatu risiko dan tindakan untuk mencegah terjadinya
risiko tersebut.
Manajemen risiko layanan klinis di Puskesmas dilaksanakan untuk
meminimalkan risiko akibat adanya layanan klinis oleh tenaga kesehatan di
Puskesmas yang dapat berdampak pada pasien maupun petugas.
Tujuan utama penerapan manajemen risiko layanan klinis di Puskesmas adalah
untuk keselamatan pasien dan petugas. Penyusunan panduan manajemen risiko
layanan klinis bertujuan untuk memberikan panduan bagi petugas kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan yang paling aman untuk pelanggan Puskesmas.

II. RUANG LINGKUP PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO LAYANAN KLINIS


Manajemen risiko layanan klinis mencakup adanya prosedur untuk mencegah
kejadian yang membahayakan (preventing harm) dan prosedur untuk
meminimalkan risiko (patient safety).
Lingkup penerapan manajemen risiko layanan klinis di Puskesmas Dempo
meliputi:
1. Risiko yang berhubungan dengan pasien/ pengunjung Puskesmas
2. Risiko yang berhubungan dengan petugas kesehatan dan staf Puskesmas
lainnya
3. Risiko yang berhubungan dengan lingkungan, peralatan kesehatan dan
properti Puskesmas lainnya

Penerapan manajemen risiko layanan klinis di Puskesmas Dempo


dilaksanakan di unit pelayanan yang menyelenggarakan layanan klinis yaitu
UKP, UKM, dan ADMEN (KMP)
UKP terdiri dari :
1. Pendaftaran dan Rekam Medis
2. Pemeriksaan Umum
3. Ruang KIA dan KB
4. Ruang Anak
5. Ruang Tindakan
6. Laboratorium
7. Farmasi
8. Puskesmas Pembantu
9. Poli Mawar
10. Ruang Gigi
11. Kesehatan Jiwa
12. Unit Reproduksi
13. Ruang Konseling

UKM terdiri dari:


1. Imunisasi
2. Pelayanan Kesahatan KIA / KB
3. Kesehatan Lansia
4. Gizi
5. Upaya Kesehatan Indera
6. Promosi Kesehatan
7. Kesehatan Lingkungan
8. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular
9. Upaya Kesehatan Jiwa
10. Upaya Kesehatan Gigi Masyarakat
11. Pengobatan Tradisional, Komplementer dan Alternatif
12. UKS
13. Kesehatan Olahraga
14. Kesehatan Kerja
15. Pelayanan Haji
16. UKM Lainnya

ADMEN terdiri dari :


1. Keuangan
2. Kepegawaian
3. Inventaris
4. Simpus
5. Lingkungan Kerja

III. PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO LAYANAN KLINIS


Proses penerapan manajemen risiko layanan klinis meliputi kegiatan:
1. Identifikasi risiko
Masing-masing unit pelayanan dan jaringan Puskesmas menyusun daftar risiko yang
berpotensi membahayakan pasien dan petugas yang bisa didapatkan dari:
- Hasil temuan pada audit internal
- Keluhan pasien/pelanggan Puskesmas
- Adanya insiden atau kejadian berbahaya yang pernah terjadi di unit
pelayanan tersebut
- Daftar risiko yang telah teridentifikasi, dicatat dalam formulir identifikasi
manajemen risiko Puskesmas dan dilaporkan kepada Tim Manajemen
Risiko Puskesmas.

2. Analisis risiko (Risk Assessment)

Daftar risiko yang telah diidentifikasi kemudian dilakukan analisis oleh


Tim Mutu. Analisa risiko dengan cara : Severity analysis (analisis tingkat
kegawatan, Failure Mode and Effect Analysis (FMEA)/analisis terhadap
kegagalan dan efek prosedur, Root Cause Analysis (RCA)/ analisis akar
penyebab masalah.

Severity Analysis (Analisis Kegawatan/Bahaya)


Severity analysis dengan menggunakan parameter probabiltas dan severity.
Severity meliputi sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi.
Probabilitas meliputi hamper pasti terjadi, jarang terjadi, kadang terjadi, jarang
terjadi dan hamper pasti terjadi. Severity assesment, menilai kegawatan /
bahaya dengan memadukan probability dan severity seperti pada tabel.

Tabel Severity (Dampak Kegawatan)

Level Kriteria

Tidak berdampak pada pencapaian tujuan


instansi atau kegiatan secara umum, agak
mengganggu pelayanan, dampaknya dapat
Sangat Rendah (1)
ditangani pada tahap kegiatan rutin, kerugian
kurang material dan tidak mempengaruhi
stakeholders
Rendah (2) Mengganggu pencapaian tujuan instansi atau
kegiatan meskipun tidak signifikan, cukup
mengganggu jalannya pelayanan, mengancam
efisiensi dari efektivitas beberapa aspek
program, kerugian kurang material dan sedikit
mempengaruhi stakeholders
Mengganggu pencapaian tujuan instansi atau
kegiatan secara signifikan, mengganggu
Sedang (3) kegiatan pelayanan secara signifikan,
mengganggu administrasi program, kerugian
keuangan cukup besar
Sebagaian tujuan instansi / kegiatan gagal
dilaksanakan, terganggunya pelayanan lebih
dari 2 hari tetapi kurang dari 1 minggu,
Tinggi (4)
mengancam fungsi program yang efektif dan
organisasi, kerugian besar bagi organisasi dari
segi keuangan maupun non keuangan
Sebagian besar tujuan instansi/kegiatan gagal
dilaksanakan, Terganggunya pelayanan lebih
dari 1 minggu, mengancam program dan
Sangat Tinggi (5)
organisasi serta stakeholders, kerugian sangat
besar bagi organisasi dari segi keuangan
maupun non keuangan

Tabel Probability (Frekuensi atau Kemungkinan)


Level Kriteria
Peristiwa hanya akan timbul pada kondisi yang
Hampir Tidak terjadi (1)
luar biasa, persentase 0 – 10 %
Peristiwa diharapkan tidak terjadi, Persentase >
Jarang Terjadi (2)
10 – 30%
Peristiwa kadang – kadang bisa terjadi,
Kadang Terjadi (3)
persentase > 30 – 50 %
Peristiwa sangat mungkin terjadi pada sebagian
Sering Terjadi (4) kondisi, persentase > 50 – 90 % kegiatan dalam 1
periode
Peristiwa selalu terjadi hamper pada setiap
Hampir pasti terjadi (5)
kondisi, persentase > 90 % dalam 1 periode

Tabel Assesment Severity catagory of incidents


Severity
Probability
Sangat Rendah Sedang Tinggi Sangat
rendah (2) (3) (4) Tinggi
(1) (5)
Hampir pasti terjadi (5) 5 10 15 20 25
Sering terjadi (4) 4 8 12 16 20
Kadang terjadi (3) 3 6 9 12 15
Jarang terjadi (2) 2 4 6 8 10
Hampir tidak terjadi (1) 1 2 3 4 5

Keterangan :
Hijau tua = Sangat rendah
Hijau muda = Rendah
Kuning = Sedang
Orange = Tinggi
Merah = Extreme
Kejadian yang masuk dalam katagori 1=extreme risk (warna
merah) dan katagori 2 = high risk (warna kuning) adalah
kejadian yang perlu dilakukan investigasi / RCA.

3. Evaluasi risiko
Evaluasi risiko dilakukan pada kasus yang terpilih berdasarkan kegawatan
risiko. Evaluasi dilakukan dengan mencari penyebab masalah menggunakan
Analisis Akar Masalah (RCA/Root Cause Analysis) kemudian ditentukan apakah
memerlukan tindakan perbaikan (treatment) ataukah tidak.

4. Tindakan atau perbaikan


Jika diperlukan tindakan perbaikan maka Tim Manajemen Risiko
merekomendasikan rencana tindakan perbaikan dan monitoring terhadap
tindakan perbaikan.Setiap tindakan perbaikan dikonsultasikan kepada Kepala
Puskesmas dan dikomunikasikan kepada petugas Puskesmas lainnya.

III. DOKUMENTASI
Seluruh kegiatan manajemen risiko layanan klinis didokumentasikan dan
dilaporkan kepada Kepala Puskesmas.
IV. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil laporan bulan Mei 2022, bahwa terdapat register risiko
pada UKP, UKM, dan ADMEN berdasarkan dampak bagi petugas, pasien
dan lingkungan dengan tingkat grading risiko yang berbeda – beda,
ditunjukkan melalui warna merah, kuning, dan hijau. Resiko pada bulan mei
juga terjadi pada beberapa unit dan terdapat 2 buah potensi risiko yang terjadi
pada PUSTU dan ruang KIA/KB.

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Dempo

Drg. Novi Artati


NIP. 196411281989012001

Anda mungkin juga menyukai