Anda di halaman 1dari 5

KEPUTUSAN

KEPALA PUSKESMAS TOMPOBULU


NOMOR: 440.1/027/PKM-TB/SK-ADM/I/2018

TENTANG

MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS TOMPOBULU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

KEPALA PUSKESMAS TOMPOBULU,

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan pelayanan


Puskesmas terhadap tuntutan masyarakat
akan pelayanan kesehatan yang lebih
bermutu, perlu disusun tentang penerapan
manajemen resiko klinis;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan
sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu
menetapkan Keputusan Kepala Puskesmas
Tompobulu tentang manajemen resiko;

Mengingat : 1. Undang – Undang No 36 Tentang Kesehatan


Nomor ( Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5063 ) ;
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No. 43 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996
tentang Tenaga Kesehatan ;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No 75 Tahun 2014 tentang
Puskesmas;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No 46 Tahun 2015 tentang
Akreditasi Kesehatan Tingkat Pertama;
MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS TENTANG


MANAJEMEN RESIKO DI PUSKESMAS
TOMPOBULU.

Kesatu : Penerapan manajemen resiko Pusksmas


Tompobulu sebagaimana tertera dalam lampiran
Surat Keputusan.
Kedua : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan
dengan ketentuan apabila dikemudian hari
terdapat kekeliruan dalam keputusan ini akan
diubah dan diperbaiki kembali sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di : Tompobulu
Pada tanggal : 25 Januari 2018

KEPALA PUSKESMAS TOMPOBULU,

NURSYAMSI
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS
NOMOR : 440.1/027/PKM-TB/SK-ADM/I/2018
TENTANG : MANAJEMEN RESIKO PUSKESMAS TOMPOBULU

MANAJEMEN RESIKO

A. Pendahuluan
Manajemen Resiko Klinis merupakan suatu upaya sistematis
yang dilakukan di Puskesmas dalam rangka mengurangi resiko
akibat pelaksanaan pelayanan medik. Resiko Klinis dapat berupa
bahaya, kesalahan, musibah atau potensi terjadinya hal-hal yang
merugikan pasien, terkait dengan atau sebagai dampak asuhan
klsik yang diberikan kepadanya.

B. Tujuan
1. Meminimumkan terjadinya ‘medical error’,’ adverse events’, dan
‘harms’ pada pasien (membuat asuhan pasien lebih aman).
2. Meminimumkan kemungkinan terjadinya klaim da
mengendalikan biaya klaim yang harus menjadi tanggungan
institusi (Mencegah kerugian finansial ).

C. SASARAN
1. Puskesmas
2. Puskesmas Pembantu
3. Poskesdes/PKD
4. Posyandu
5. Layanan luar gedung lainnya

D. Tahapan Manajemen Resiko Klinis


1. Identifikasi resiko : keluhan pasien, klaim, catatan kejadian,
audit medik.
2. Pembahasan : Tim Manajemen Medik, Koordinator Pemegang
Program.
3. Kesimpulan : RCA: Tipe Medical Error, Sumber Medical Error,
FMEA: perbaikan prosedur, kebijakan, peraturan dll.
4. Tindak Lanjut.
E. Incident Report
1. Pelaporan setiap masalah atau kejadian yang menyimpang dari
yang direncanakan atau secara normal seharusnya tidak
terjadi dan berdampak pada keselamatan pasien ( Patient Care
and Ptient Safety)
2. Pelaporan atas masalah atau kejadian yang menghadapkan
pasien pada keadaan beresiko.
3. Pelaporan atas masalah/kejadian yang bertendensi/berpotensi
menghadapkan puskesmas terhadap tuntutan hukum.
4. Masalah/kejadian tidak harus selalu sudah menyebabkan
cedera, tetapi termasuk juga kejadian yg potensial
menyebabkan cedera.
5. Pelaporan atas masalah/kejadian yang dapat dijadikan
pelajaran untuk meneliminasi atau menurunkan resiko.
6. Pelaporan masalah/kejadian yang mempunyai dampak
terhadap anggaran dan resiko ketersediaan keuangan,
peralatan maupun supplies.

F. Sumber Medical Report


1. Manusia:
a. Kelelahan
b. Kurang terlatih
c. Komunikasi yang buruk
d. Kekuasaan/pengendalian
e. Keterbatasan waktu
f. Poor judgment
g. Keragu-raguan
h. Logic error
i. Terlalu percaya diri
2. Organisasi
a. Rancang bangun kerja
b. Perencanaan kebijakan
c. Adminidtrasi/ pembiayaan
d. Insentif/disinsentif/ kepemimpinan
e. Manajemen supplai
f. Supervisi/umpan balik
g. Ketidakjelasan tugas
h. Salah menempatkan personil
3. Teknikal
a. Poor automation
b. Peralatan yang buruk
c. Keterbatasan peralatan
d. Tidak memiliki decision support
e. Kompleksitas
f. Kurang integrasi
g. Terlalu banyak informasi
h. Tidakmenggunakan checklist
G. TIPE MEDICAL ERROR
1. KEKELIRUAN KONSEP
a. Kesalahan konsep penyakit
b. Kesalahan konsep pengobatan
2. KEKELIRUAN DIAGNOSTIK
a. Kesalahan diagnosis
b. Terlambat mendiagnosis
c. Gagal melakukan prosedur diagnosis
d. Menggunakan prosedur yang usang
e. Gagal melakukan pemantauan dan follow-up
f. hasil pemeriksaan penunjang.
3. KEKELIRUAN TERAPI
a. Error melakukan tindakan medic
b. Error memberikan terapi
c. Error menetapkan dosis
d. Error menetapkan jenis obat
e. Terlambat memberikan terapi padahal indikasi berdasarkan
diagnostic sudah jelas
f. Melakukan tindakan medic yang tidak adekuat dan tidak ada
indikasi
g. Teknik yang keliru

4. KEKELIRUAN PENCEGAHAN
a. Gagal melakukan terapi pencegahan sesuai yang diperlukan.
b. tidak adekuat melakukan pemantauan hasil terapi
5. Lainnya
a. Gagal dalam berkomunikasi :
1) komukasi dengan pasien
2) komunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya.
b. Equipment failure
c. kegagalan system lainnya
H. Penutup
Demikian program ini disusun untuk memberikan gambaran
mengenai penerapan Manajemen Resiko Klinis di Puskesmas
Tompobulu.

Anda mungkin juga menyukai