Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

MANAJEMEN RISIKO PUSKESMAS SUNGAI BILU

A. PENDAHULUAN
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah salah satu sarana
pelayanan kesehatan masyarakat yang amat penting di Indonesia.
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kabupaten/kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatau
wilayah kerja (Depkes, 2011).
Manajemen risiko lingkungan di Puskesmas adalah penerapan
manajemen risiko untuk meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh
aktifitas atau kegiatan di Puskesmas pada kesehatan pasien, petugas
maupun pada lingkungan.
Manajemen resiko klinis merupakan suatu upaya sistematis yang
dilakukan di Puskesmas dalam rangka mengurangi resiko akibat
pelaksanaan pelayanan medis. Resiko klinis dapat berupa bahaya,
kesalahan, musibah atau potensi terjadinya hal-hal yang merugikan pasien
terkait dengan atau sebagai dampak asuhan klinis yang diberikan
kepadanya.

B. LATAR BELAKANG
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk keselamatan
Puskesmas. Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety)
Puskesmas yaitu : keselamatan pasien (patient safety), keselamatan
pekerja atau petugas kesehatan, keselamatan bangunan dan peralatan
Puskesmas yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan
petugas, keselamatan lingkungan (green productivity) yang berdampak
terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan “bisnis” Puskesmas
yang terkait dengan kelangsungan hidup Puskesmas . Kelima aspek
keselamatan Puskesmas tersebut sangat penting untuk dilaksanakan di
setiap Puskesmas , yang harus dikelola secara professional, komprehensif
dan terintegrasi.

Di Puskesmas terdapat ratusan macam obat, berbagai bahan-bahan


berbahaya, beragam alat kesehatan dengan berbagai teknologi yang
semakin canggih dan berkembang dengan pesat, bermacam jenis tenaga
profesi dan non profesi yang memberikan pelayanan . Keberagaman dan
kerutinan pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik, berisiko
menimbulkan insiden. Karena itu Puskesmas Sungai Bilu perlu melakukan
pengelolaan risiko dalam suatu manajemen risiko yang professional,
komprehensif dan terintegrasi, agar insiden dapat diminimalisasi dan
dicegah.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan dari manajemen risiko adalah untuk melestarikan aset,
meningkatkan mutu pelayanan dan memanfaatkan proses untuk
mengidentifikasi, mengurangi atau menghilangkan risiko kerugian.
2. Tujuan Khusus
Untuk mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi dan
menindaklanjuti jenis-jenis risiko yang ada di Puskesmas.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Identifikasi Resiko : Keluhan pasien, klaim, laporan insiden,
audit medik
2. Pembahasan : Tim Manajemen Mutu Klinis, Koordinator
Pemegang Program
3. Kesimpulan : RCA (Root Cause Analysis),Perbaiakan
prosedur, kebijakan, peraturan, dll
4. Tindak Lanjut

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Tahapan manajemen risiko dimulai dengan menetapkan lingkup
manajemen risiko, dilanjutkan dengan kajian risiko: mengenal risiko,
menganalisis risiko, mengevaluasi risiko, dan diakhiri dengan menentukan
tindakan terhadap risiko. Setiap tahapan proses manajemen risiko harus
dikomunikasikan dan dikonsultasikan pada pihak-pihak yang
berkepentingan.
1. Menetapkan lingkup manajemen risiko:
Lingkup manajemen risiko yang akan dianalisis harus ditetapkan
terlebih dahulu, misalnya: risiko yang terkait dengan pelayanan pasien,
risiko yang terkait dengan pelayanan UKM, risiko yang terkait dengan staf
klinis, risiko yang terkait dengan staf lain, risiko yang terkait dengan
fasilitas.
2. Mengenal risiko.
Setelah menentukan lingkup manajemen risiko, misalnya risiko
terkait dengan pelayanan pasien di ruang vaksinasi, maka tahap
berikutnya adalah mengenali risiko-risiko apa saja yang mungkin terjadi
dalam pelayanan pasien di ruang vaksinasi. Disusun daftar risiko-risiko
yang mungkin atau pernah terjadi.
3. Kajian risiko:
a. Kajian tingkat keparahan (severity assessment) risiko:
Jika diidentifikasi ternyata terdapat sekian banyak risiko atau maka
dapat dilakukan kajian tingkat keparahan risiko dari risiko-risiko yang
dikenali tersebut, demikian juga jika terjadi suatu kejadian, maka
dapat dikaji tingkat keparahan dari insiden tersebut.
b. Root Cause Analysis
Jika terjadi suatu insiden yang masuk kategori risiko ekstrem dan
risiko tinggi, maka perlu dilakukan investigasi lebih lanjut dengan
membentuk tim RCA, jika kejadian termasuk risiko rendah atau risiko
minimal maka dilakukan investigasi sederhana oleh atasan langsung
c. Failure Modes and Effects Analysis
Untuk memperbaiki suatu proses pelayanan agar minim dari risiko
dapat dilakukan analisis dengan menggunakan instrument FMEA
4. Evaluasi risiko
Setiap risiko atau kejadian harus dievaluasi apakah memerlukan
tindak lanjut atau tidak. Jika perlu tindak lanjut maka harus disusun
rencana tindak lanjut terhadap risiko atau kejadian tersebut.
a. Menyusun rencana dan melaksanakan tindakan/treatment terhadap
risiko.
Jika dari hasil evaluasi diperlukan tindak lanjut terhadap risiko, maka
perlu disusun rencana aksi yang berisi kegiatan-kegiatan yang perlu
dilakukan untuk mengatasi akibat risiko dan melakukan tindakan
pencegahan agar tidak terjadi insiden terkait dengan risiko tersebut.

F. SASARAN
1. Sasaran pembinaan Secara Langsung
a. Puskesmas
b. Posyandu
2. Sasaran Pembinaan Tidak Langsung
Tokoh masyarakat
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
No Kegiatan 2022
Jan Fe Mar Ap Me Ju Jul Ag Sep Okt Nov Des
b r i n t

1. Membuat x
panduan
sistem
pencatatan
dan
pelaporan
insiden
keselamata
n pasien
2. Melaksanak x
an
identifikasi
resiko
pelayanan
3. Melaksanak x x x x x x x x x x x x
an
pencatatan
dan
pelaporan
sentinel,
KTD, KTC,
KNC dan
KPC
4. Melakukan x x x x x x x x x x x x
analisis
kejadian
KTD, KTC,
KNC dan
KPC
4. Melakukan x x x x x x x x x x x x
tindak
lanjut
5. Menentuka x
n area
prioritas
6. Melakukan x
FMEA
7. Rapat x x
Tinjauan
Manajemen

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN, PENCATATAN, PELAPORAN DAN


MONITORING
Evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menilai
keberhasilan pelaksanaan program. Pemantauan dilaksanakan secara
berkala dan terus menerus, untuk dapat segera mendeteksi bila ada
masalah dalam melaksanakan kegiatan yang telah direncanakan supaya
dapat dilakukan tindakan perbaikan.
Hasil evaluasi sangat berguna untuk kepentingan perencanaan program,
pemantauan dengan mengolah laporan. Evaluasi berguna untuk menilai
sejauh mana tujuan dan target yang telah ditetapkan evaluasi dilakukan 6
bulanan hingga 1 tahun.

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Sungai Bilu Koordinator Manajemen
Risiko

dr. Hj. Sri Heriyani dr. Henny Novianti


NIP.19730825 200501 2 009 NIP.19901108 201903 2 014

Anda mungkin juga menyukai