Anda di halaman 1dari 38

PEDOMAN MANAJEMEN RISIKO

PUSKESMAS CIKEMBAR
No. Dokumen :

PEDOMAN No. Revisi :


MUTU Tanggal Terbit :

Halaman :

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keselamatan pasien (safety) telah menjadi isu global termasuk keselamatan
pasien di Puskesmas. Ada lima isu penting yang terkait dengan
Keselamatan pasien di Puskesmas yaitu keselamatan pasien itu sendiri,
Keselamatan petugas kesehatannya, Keselamatan bangunan dan peralatan
Puskesmas yang bisa berdampak kepada keselamatan pasien dan petugas,
Keselamatan lingkungan yang berdampak kepada pencemaran lingkungan,
serta Keselamatan keberlangsungan kemajuan Puskesmas itu sendiri.
Kelima aspek inilah yang nantinya menjadi penentu dalam peningkatan
mutu Puskesmas khususnya dalam penanganan manajemen resiko di
Puskesmas.
Puskesmas Cikembar merupakan Puskesmas pedesaan yan memiliki
wilayah kerja banyak industri dimana pelayanan menjangkau masyarakat
luas yang kompleks dari segi pendidikan, pengetahuan, sosial, budaya serta
ekonomi. Berkembangnya ilmu teknologi dan tuntutan masyarakat akan
pelayanan yang bermutu menyebabkan kemajuan yang pesat di bidang
kesehatan sehingga terdapat banyak jenis obat, alat-alat kesehatan yang
canggih, prosedur pemeriksaan yang lebih lengkap, serta penambahan jenis
tenaga profesi kesehatan. Keberagaman dan kerutinan pelayanan apabila
tidak dikelola dengan baik bisa menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Oleh karena itu Puskemas Cikembar menetapkan Pedoman Manejemen
Resiko yang nantinya akan digunakan sebagai acuan dalam penanganan
resiko-resiko pelayanan klinis di Puskesmas Cikembar.

B. TUJUAN
1. Memberikan panduan sistem manajemen resiko yang berlaku di
Puskesmas Cikembar.

Pedoman manajemen Risiko Puskesmas Cikembar 9.1.1.8 Page 1 of 38


2. Memastikan sistem manajemen resiko berjalan dengan baik agar proses
indentifikasi, analisa dan pengelolaan resiko dapat memberi manfaat
bagi peningkatan mutu dan keselamatan pasein di Puskesmas Cikembar.
3. Membangun sistem monitoring dan komunikasi yang efektif diantara
petugas sehingga pencapaian tujuan dan penerapannya berjalan
berkesinambungan.

C. MANFAAT
Manfaat manajemen resiko :

1) Pengendalian terhadap timbulnya adverse event


2) Meningkatkan perilaku untuk mencari peluang perbaikan sebelum
suatu masalah terjadi
2) Meningkatkan perencanaan, kinerja, dan efektivitas Efisiensi
3) Mempererat hubungan stakeholders
4) Meningkatkan tersedianya informasi yang akurat untuk
pengambilan keputusan
5) Memperbaiki citra
6) Proteksi terhadap tuntutan
7) Akuntabilitas, jaminan, dan governance
8) Meningkatkan personal health and well being ( pribadi yang sehat
dan sejahtera)

D. BATASAN OPERASIONAL
1. Risiko : peluang / probabilitas timbulnya suatu insiden (menurut
WHO), yang akan berdampak merugikan bagi pencapaian sasaran-
sasaran keselamatan pasien dan menurunkan mutu pelayanan.
2. Manajemen Risiko Puskesmas adalah upaya mengidentifikasi dan
mengelompokkanrisiko (grading) dan mengendalikan / mengelola
risiko tersebut baik secara proaktif risiko yangmungkin terjadi
maupun reaktif terhadap insiden yang sudah terjadi agar
memberikan dampak negative seminimal mungkin bagi keselamatan
pasien dan mutu di Puskesmas.
3. Insiden Keselamatan Pasien (IKP) setiap kejadian yang tidak
disengaja dan kondisi yang mengakibatkan atau berpotensi
mengakibatkan Cedera pada pasien. IKP terdiri dari KejadianTidak
Diharapkan (KTD), Kejadian Nyaris Cedera (KNC), Kejadian Tidak
Cedera (KTC), danKejadian Potensial Cedera (KPC).

Pedoman manajemen Risiko Puskesmas Cikembar 9.1.1.8 Page 2 of 38


4. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) adalah insiden yang
mengakibatkan Cedera pada pasien.
5. Kejadian Nyaris Cedera (KNC) adalah insiden yang berpotensi
menimbulkan Cedera pada pasien tapi yang belum sampai terpapar
ke pasien sehingga tidak ada Cedera pada pasien.
6. Kejadian Tidak Cedera (KTC) adalah insiden yang berpotensi
mengakibatkan Cedera pada pasien dan sudah terpapar ke pasien,
tetap ternyata tidak menimbulkan Cedera pada pasien.
7. Kondisi Potensial Cedera (KPC) adalah kondisi yang sangat
berpotensi untuk menimbulkan Cedera, tetapi belum terjadi.
8. Kejadian Sentinel adalah suatu kejadian yang tidak diharapkan dan
telah mengakibatkan kematian atau Cedera fisik / psikologis serius,
atau kecacatan pada pasien. Termasuk di dalam kejadian sentinel
antara lain: kematian yang tidak dapat diantisipasi dan tidak
berhubungan dengan penyebab alami dari penyakit pasien atau
kondisi medis dasar pasien; bunuh diri, kehilangan permanen dari
sebagian besar fungsi tubuh yang tidak berhubungan dengan
penyakit dasar pasien; pembedahan yang salah lokasi/salah
prosedur/salah pasien; penculikan bayi atau bayi yang dibawa
pulang oleh orang tua yang salah.
9. Pelaporan insiden keselamatan pasien adalah suatu sistim untuk
mendokumentasikan laporan insiden keselamatan pasien,
menganalisa dan mengantisipasi/mengelola/mengendalikan
insidensecara berkesinambungan.
10. Risiko Sisa adalah sisa risiko tingkat terendah yang dapat dicapai
setelah upaya pengendalian/tindakan dilakukan.
11. Penilaian Risiko adalah upaya identifikasi dari risiko yang terjadi
atau berpotensi terjadi dalam pelayanan di rumah sakit dengan
mempertimbangkan klasifikasi dan derajat (grading) kerugianyang
mungkin terjadi sebagai akibat dari terpapar risiko tersebut.
12. Penilai Risiko adalah anggota dari staf (manager atau yang lain) yang
telah menghadiri pelatihan penilaian risiko. Hal ini adalah tanggung
jawab manajemen untuk memastikan bahwa tiap unit kerja memiliki
paling sedikit satu penilai risiko yang terlatih.

Pedoman manajemen Risiko Puskesmas Cikembar 9.1.1.8 Page 3 of 38


BAB II
RUANG LINGKUP

A. RUANG LINGKUP MANAJEMEN RESIKO


Paduan ini mencakup seluruh manajemen resiko yang ada di Puskesmas
Cikembar yang meliputi:
1. Manajemen resiko lingkungan:
Keamanan lingkungan fisik(bangunan):
Pemantauan keamanan aliran air
Pemantauan keamanan aliran listrik
Pemantauan keamanan gas oksigen dan gas elpiji
Pemantauan keamanan jendela dan pintu
Pemantauan keamanan bangunan
Pemantauan keamanan tata letak ruangan dan peralatan
penunjang pelayanan
Indentifikasi resiko lingkungan yang berdampak pada pasein,
petugas dan lingkungan sekitar Puskesmas:
Pemantauan keamanan pembuangan limbah
2. Manajemen resiko layanan klinis:

Pedoman manajemen Risiko Puskesmas Cikembar 9.1.1.8 Page 4 of 38


Resiko yang berhubungan dengan pasein / pengunjung Puskesmas
Resiko yang berhubungan dengan petugas kesehatan
Resiko yang berhubungan dengan staf Puskesmas lainnya
Resiko yang berhubungan dengan peralatan atau metode yang
digunakan dalam memberikan pelayanan klinis

Penerapan manajemen resiko klinis dilakukan di setiap unit atau


Ruangan pelayanan serta jejaring pelayanan kesehatan yang ada di
Puskesmas Cikembar seperti Puskesmas Pembantu (PUSTU), Poskesdes
dan Posyandu.

3. Manajemen resiko program kesehatan masyarakat:


Resiko pelaksanaan program terhadap masyarakat sasaran
Resiko pelaksanaan program terhadap lingkungan
Resiko pelaksanaan program terhadap petugas pelaksana program

Tempat pelaksanaan program dan sasaran program adalah pelaksanaan


kegiatan luar gedung Puskesmas.

B. PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO


1. Penerapan manajemen risiko lingkungan di Puskesmas Cikembar
Manajemen risiko lingkungan di Puskesmas Cikembar diterapkan pada
seluruh kegiatan yang menimbulkan dampak risiko terhadap lingkungan
yaitu:
1. Kegiatan pelayanan klinis di Puskesmas
2. Kegiatan pelayanan kesehatan di Pustu, Ponkesdes dan Posyandu
3. Kegiatan pasien/pengujung Puskesmas
4. Kegiatan karyawan/ staf Puskesmas
Kegiatan penerapan manajemen risiko lingkungan
a. Penilaian persyaratan bangunan, sarana dan prasarana Puskesmas
- Bangunan Puskesmas terdiri dari bangunan dengan konstruksi
kuat, atap tidak bocor, lantai tidak licin, permukaan dinding kuat
dan rata serta menggunakan bahan bangunan yang tidak
membahayakan
- Lingkungan Puskesmas tidak panas, ventilasi cukup, pencahayaan
cukup, seluruh ruangan tidak lembab dan tidak berdebu.
- Terdapat fasilitas pemadam kebakaran dan petunjuk jalur evakuasi
dan pintu darurat jika terjadi kecelakaan

Pedoman manajemen Risiko Puskesmas Cikembar 9.1.1.8 Page 5 of 38


- Rasio kecukupan toilet karyawan mengikuti indeks perbandingan
jumlah karyawan dengan toilet yaitu 1:20 artinya setiap
penambahan 20 karyawan harus ditambah I toilet dan 1 kamar
mandi.
- Tata ruang
o Zona ruang dengan
Risiko rendah : meliputi ruang administrasi TU, Ruang
Kepala Puskesmas, Ruang pertemuan, ruang penyimpanan
rekam medis, ruang pendaftaran, ruang penyimpanan obat,
ruang staf dan Musholla
Risiko sedang: meliputi Ruangan rawat jalan, ruang
konseling terpadu
Risiko tinggi: meliputi KIA, Laboratorium, IGD umum dan
IGD Poned, PONED, Ruangan TB dan tempat penampungan
limbah/sampah medis
o Penataan ruangan memperhatikan zona risiko penularan

2. Penerapan manajemen risiko layanan klinis di Puskesmas Cikembar


Manajemen risiko layanan klinis mencakup adanya prosedur untuk
mencegah kejadian yang membahayakan (preventing harm) dan
prosedur untuk meminimalkan risiko (patient safety).
Penerapan manajemen risiko layanan klinis di Puskesmas Cikembar
dilaksanakan di unit pelayanan yang menyelenggarakan layanan klinis
yaitu:
1. Loket Pendaftaran dan Rekam Medis
2. Ruangan Umum
3. Ruangan KIA/KB
4. Ruangan Gigi
5. Ruangan TB
6. Layanan Konseling terpadu
7. IGD umum dan Poned
8. Poned
9. Laboratorium
10. Unit layanan Obat

Ruang lingkup penerapan manajemen risiko pelayanan klinis juga


dilaksanakan di jaringan pelayanan Puskesmas Cikembar yang

Pedoman manajemen Risiko Puskesmas Cikembar 9.1.1.8 Page 6 of 38


melaksanakan layanan klinis seperti pemeriksaan, pengobatan dan
tindakan termasuk imunisasi. Jaringan pelayanan Puskesmas yang
dimaksud meliputi: Puskesmas Pembantu (Pustu),
Ruanganndes/Ponkesdes dan Posyandu.

3. Penerapan manajemen risiko pelaksanaan program di Puskesmas


Cikembar
Penerapan manajemen resiko program meliputi
Resiko pelaksanaan program terhadap masyarakat sasaran
Resiko pelaksanaan program terhadap lingkungan
Resiko pelaksanaan program terhadap petugas pelaksana program

Tempat pelaksanaan program dan sasaran program adalah pelaksanaan


kegiatan luar gedung Puskesmas.

C. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN RESIKO


Dalam rangka mencapai tujuan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan
resiko, Puskesmas Cikembar mengatur kewenangan dan tanggung jawab
manajemen Puskesmas:
1. Tingkat Puskesmas oleh Tim Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasein
di Puskesmas.
2. Tingkat unit/Ruangan oleh penanggung jawab masing-masing
unit/Ruangan.

Uraian tanggung jawab manajemen resiko:

a. Tanggung jawab Kepala Puskesmas:


Menetapakan kebijakan mengenai manajemen resiko di Puskesmas
Menetapkan dan membentuk Tim PMKP
Mengawasi danmemeastikan sistem manajemen resiko berjalan
dengan baik dan berkembang
Menerima laporan dan merekomendasikan penggelolaan
pengendalian resiko sertamenindak lanjuti sesuai arahan dan
kebijakan Puskesmas termasuk pendanaan
Mengambil alih tanggung jawab pengelolaan insiden keselamatan
pasein sesuai tingkat resiko.
b. Tanggung jawab Manajemen Resiko (Tim.PMKP)
Membuat rencana kerja manajemen resiko di Puskesmas
Membentuk Tim Penilai Resiko

Pedoman manajemen Risiko Puskesmas Cikembar 9.1.1.8 Page 7 of 38


Menerima daftar resiko yang diberikan oleh penanngung jawab unit
/ Ruangan, menganalisa, evaluasi serta menindak lanjutinya
Menerima serta menganalisa temuan resiko yang berasal dari luar
(external)
Memantau serta mendorong semua petugas untuk melaksanakan
manajemen resiko
Melaporkan hasil temuan kepada Pimpinan Puskesmas dan
melakukan diskusi serta menindak lanjuti hasil diskusi
c. Tanggung jawab penanngung jawab unit/Ruangan
Menerima laporan temuan temuaan resiko di ada di unit /
Ruangan
Membuat daftar dan penilaian resiko
Menganalisa sesuai tingkat kejadian apakah cukup diselesaikan di
tingkat unit
Mendorong rekan rekan kerja untuk melakukan manjemen resiko
Melaporkan semua daftar resiko, resiko yang sudah diselesaikan di
tingkat unit / Ruangan serta melakukan diskusi kepada Tim
manajemen resiko untuk langkah langkah ke depannnya
d. Tanggung jawab petugas pemberi layanan klinis
Memberikan informasi kepada penangunggung jawab unit/
Ruangan setiap bahaya, resiko serta kejadian yang ada di unit/
Ruangan
Melaksanakan panduan manajemen resiko yang telah ditetapkan
Mencatat dan mendokumentasi apabila terjadi insiden resiko klinis
Ikut serta dalam mengupayakan langkah-langkah pengendalian
resiko

Pedoman manajemen Risiko Puskesmas Cikembar 9.1.1.8 Page 8 of 38


BAB III
TATA LAKSANA

Manajemen resiko adalah proses berkesinambungan dan berkelanjutan.


Resiko mungkin terpapar kepada pasein, staf, pengunjung dan organisasi
yang terus-menerus berubah dan harus diidentifikasi.
Program manjemen resiko menggunakan 5 tahapan proses yaitu:
A. Tetapkan konteks
B. Identifikasi resiko
C. Analisi resiko
D. Evaluasi resiko
E. Kelola resiko

A. TETAPKAN KONTEKS
Tujuan, sasaran, strategi, ruang lingkup,kegiatan pada tahap ini harus disusun
dalam bentuk pedoman manjemen resiko Puskesmas.

B. IDENTIFIKASI RESIKO
Resiko pontensial dapat diidentifikasi dari berbagai sumber, misalnya:

Pedoman manajemen Risiko Puskesmas Cikembar 9.1.1.8 Page 9 of 38


Informasi dari internal yang didapat dari laporan masing-masing
unit/Ruangan
Informasi external yang didapat dari pedoman pemerintah, organisai atau
lembaga penelitian
Pemeriksaan atau audit eksternal

Berikut contoh daftar resiko berdasarkan ruang lingkupnya:

1. Area lingkungan
NO RESIKO
1 SARANA - Kerusakan bangunan atau
sarana dan prasaran
- Fasilitas sanitasi seperti
wastafel buntu, air tidak
lancar, sampah medis tidak
tersedia, toilet rusak
2 Keamanan lingkungan - Tersengat listrik
- Terpapar dengan bahan
berbahaya
- Tertimpa benda jatuh
- Tersiram air panas
- Terpeleset
- Pencurian
3 Limbah - Sistem pembuangan limbah
yang belum standar
- Paparan limbah pada
lingkungan

2. Area layanan klinis


Area layanan klinis terdiri dari unit / Ruangan yang ada di
Puskesmas dan jejaring Puskesmas seperti Poskesdes dan Pustu.

No Unit / Ruangan Resiko


1. Loket Pendaftaran dan Rekam - Pasein menunggu lama
Medis - Kesalahan pemberian
identitas rekam medis
- Kesalahan pengambialan
rekam medis
- Kegagalan memperoleh
inform concent
- Kesalahan pelabelan rekam
medis
- Kebocoran informasi rekam
medis
- Ketidak lengkapan catatan
dalam rekam medis
- Kehilangan / kesalhan
penyimpanan rekam medik
2. Tempat kajian awal - Kesalahan mengidentifikasi
pasein / salah orang
- Kesalahan dalam
melakukan pengkajian
/anamnesa
- Tidak menggunakan Alat
Pelindung Diri
3. Ruang periksa Umum - Kesalahan mengidentifikasi
pasein
- Kesalahan dalam diagnosis

Pedoman manajemen Risiko Puskesmas Cikembar 9.1.1.8 Page 10 of 38


- Kesalahan dalam pemberian
resep
- Kesalahan dalam terapi
- Kesalahan dalam edukasi
- Tidak menggunakan Alat
Pelindung Diri
4. Ruangan TB - Kesalahan mengidentifikasi
pasein / salah orang
- Kesalahan dalam
melakukan pengkajian
/anamnesa
- Kesalahan dalam pemberian
obat
- Kesalahan dalam konseling
- Tidak menggunakan Alat
Pelindung Diri
5. Ruangan Konseling terpadu - Kesalahan mengidentifikasi
pasein / salah orang
- Kesalahan dalam
melakukan pengkajian
/anamnesa
- Kesalahan dalam
pemeberian konseling
- Tidak menggunakan Alat
Pelindung Diri
6. Ruangan MTBS - Kesalahan mengidentifikasi
pasein / salah orang
- Kesalahan dalam
melakukan pengkajian
/anamnesa
- Keslahan dalam diagnosa
- Kesalahan dalam terapi
- Kesalahan dalam edukasi
- Tidak menggunakan Alat
Pelindung Diri
7. RUANGAN IGD - Kesalahan dalam
mengdentifikasi pasein
- Kesalahan tindakan yang
menimbulkan perlukaan
- Menggunakan alat yang
tidak steril
- Tidak menggunakan Alat
Perlindungan Diri
- Insiden tertusuk jarum
- Limbah medis berceceran
- Paparan dengan luka
terbuka atau cairan tubuh
pasein
- Kesalahan pemberian obat /
injeksi
- Monitoring tindakan yang
kurang baik
8. RUANGAN PELAYANAN KIA - Kesalahan dalam
dan IMUNISASI mengdentifikasi pasein
- Kesalahan dalam
pengkajian (tanda tanda
vital)
- Kesalahan cara pemberian
imunisasi

Pedoman manajemen Risiko Puskesmas Cikembar 9.1.1.8 Page 11 of 38


- Kesalahan jenis dan dosis
vaksin
- Menggunakan alat yang
tidak steril
- Tidak menggunakan Alat
Perlindungan Diri
- Insiden petugas tertusuk
jarum
- Limbah medis berceceran
- Insiden kegagalan
pemberian imunisasi
- Insiden efek samping
imunisasi
9. RUANGAN KONSULTASI GIZI - Pasein gizi tidak
dikonsultasikan ke dokter
- Kesalahan dalam
pengkajian status gizi
- Kesalahan dalam pemberian
diet
- Paket makanan tambahan
tertukar
- PMT yang kadarluarsa
- Penyimpanan PMT yang
tidak baik dimakan tikus
atau kena rayap
10. FARMASI - Penulisan resep yang tidak
baik
- Riwayat alergi obat yang
tidak teridentifikasi
- Kesalahan identifikasi
pasein dalam pemberian
obat
- Kegagalan memantau efek
samping obat
- Kesalahan dosis / formula
obat
- Kesal;ahan edukasi cara
minum obat
11. LABORATORIUM - Kegagalan pengambialn
sampel sehingga
menimbulkan perlukaan
- Kesalahan pengambillan
sampel
- Kesalahan pemberian label
sampel laboratorium
- Kesalahan penulisan hasil
pemeriksaan laboratorium
- Hasil pemeriksaan hilang
atau tertukar
- Sampel rusak atau hilang
- Tidak menggunakan Alat
Perlindungan Diri
- Tertelan bahan infeksius
- Tertusuk jarum
12. KIA-KB - Kesalahan dalam
mengdentifikasi pasein
- Kesalahan tindakan yang
menimbulkan perlukaan
- Menggunakan alat yang
tidak steril

Pedoman manajemen Risiko Puskesmas Cikembar 9.1.1.8 Page 12 of 38


- Tidak menggunakan Alat
Perlindungan Diri
- Insiden tertusuk jarum
- Limbah medis berceceran
- Paparan dengan luka
terbuka atau cairan tubuh
pasein
- Kesalahan menulis resep
dan dosis obat
- Kesalahan diagnosa

13. RUANGAN GIGI - Kesalahan tindakan yang


menimbulkan perlukaan
- Menggunakan alat yang
tidak steril
- Tidak menggunakan Alat
Perlindungan Diri
- Insiden tertusuk jarum
- Limbah medis berceceran
- Tergigit pasein
- Kesalahan menulis resep
dan dosis obat
- Kesalahan diagnosa
- Kesalahan mengidentifikasi
pasein
- Alat kompresor tiba-tiba
rusak sehingga tindakan
ditunda

3. Area pelaksanaan program


Area pelaksanaan program adalah upaya kesehatan masyarakat
essensial dan upaya kesehatan masyarakat pengembangan. Tempat
pelaksanaannya bisa di Posyandu Balita, Pos Penimbangan, Pos UKK,
POSYANDU REMAJA, POSBINDU,UKS /UKGS, dan kelompok sasaran
lainnya.
1. Upaya Kesehatan Masyarakat Essensial
No Jenis Kegiatan Resiko
1 Pelayanan promosi kesehatan - Kecelakaan lalu lintas saat
(UKS /UKGS) petugas melakukan
kunjungan
- Tergigit saat melakukan
pemeriksaan gigi anak
sekolah
- Cedera mulut pada anak
sekolah karena
memberontak saat
dilakukan tindakan
pemeriksaan
- Tertusuk jarum saat
kegiatan BIAS
- Salah memberikan vaksin
saat kegiatan BIAS

Pedoman manajemen Risiko Puskesmas Cikembar 9.1.1.8 Page 13 of 38


2 Pelayanan kesehatan - Salah alamat saat berkun
lingkungan jung
- Terpapar infeksi dengan
pasein yang dikunjungi
- Kecelakaan lalu lintas saat
berkunjung
- Kesalahan saat
memberikan konseling
kesehatan lingkungan
3 Pelayanan KIA KB - Kecelakaan lalu lintas saat
petugas melakukan
kunjungan
- Tidak menggunakan alat
steril saat melakukan
pertolongan persalinan di
rumah pasein
- Kesalahan tindakan yang
menimbulkan perlukaan
- Tertusuk jarum saat
kegiatan
- Salah memberikan vaksin
TT
- Salah mengidentifikasi
pasein
- Komunikasi yang tidak
efektif saat melakukan
konseling

4 Pelayanan Gizi - Insiden balita jatuh saat


penimbangan
- Kesalahn cara
penimbangan
- Kesalahan pencatatan hasil
pengukuran dan
pemeriksaan
- Kesalahan memberikan
dosis Vit.A pada kelompok
umur
- Kesalahan memberikan
informasi
- PMT yang tertukar
5 PERKESMAS - Salah alamat saat berkun
jung
- Terpapar infeksi dengan
pasein yang dikunjungi
- Kecelakaan lalu lintas saat
berkunjung
- Salah pemberian obat
6 Pencegahan dan Pengendalian 1) Pelayanan Imunisasi
Penyakit - Kesalahan
penentuan
kebutuhan
imunisasi
- Kesalahan cara
pemberian imunisasi
- Kesalahan jenis
imunisasi
- Kesalahan dosis
vaksin

Pedoman manajemen Risiko Puskesmas Cikembar 9.1.1.8 Page 14 of 38


- Insiden kegagalan
pemberian imunisasi
- Insiden efek samping
imunisasi
- Ceceran limbah
medis
- Insiden tertususk
jarum
2) Pelayanan HIV / AIDS
- Tidak menggunakan
teknik PI dan APD
- Ceceran limbah
medis

3) Diare
- Terpapar dengan
pasein yang
dikunjungi
- Salah diagnosa
- Salah memberikan
terapi
- Salah menentukan
derajat dehidrasi
4) Kusta dan TBC
- Terpapar dengan
pasein yang
dikunjungi
- Salah diagnosa
- Salah memberikan
terapi
- Tidak menggunakan
APD
5) Surveilans terpadu /Rabies
- Terpapar dengan
pasein yang
dikunjungi
- Salah diagnosa
- Salah memberikan
terapi
- Tidak menggunakan
APD
6) Campak
- Salah diagnosa
- Salah memberikan
terapi
7) DBD
- Mesin fogging mati
saat penyemporatan
di dalam ruagan
- Petugas terpapar
racun
- Ada penghuni di
rumah saat
penyemprotan
- Petugas
terperangkap karena
perubahan angin
- Kebakaran karena
mesin fogging
terkena kain horden,
berdekatan dengan

Pedoman manajemen Risiko Puskesmas Cikembar 9.1.1.8 Page 15 of 38


gas elpiji,,atau balon
yang ada gas
hidrogennya
- Salah memberikan
penjelasan
penggunaan ABATE
- Keracunan saat
mengemas ABATE
8) ISPA
- Tertular karena
tidak menggunakan
masker saat
pemeriksaan
- Salah diagnosa dan
terapi
9) FILARIASIS
- Kesalahan dalam
memberikan dosis
obat
- Kesalahan
memberikan
informasi cara
minum obat
- Efek samping obat
10) Cacingan
- Kesalahan
memberikan dosis
obat
- Tidak menggunakan
APD
11) Pelayanan PTM
- Kesalahan
mengidentifikasi
pasein
- Kesalahan diagnosa
dan terapi
- Pasein lansia
terjatuh

2. Upaya Kesehatan Masyarakat Pengembangan


No Jenis Kegiatan Resiko
1 Pelayanan UKMG - Kecelakaan lalu-lintas saat
berkunjung
- Tergigit anak saat
pemeriksaan gigi
2 Pelayanan Kesehatan jiwa dan - Mendapat perilaku
haji kekerasaan dari pasein
- Tertusuk jarum
- Salah minum obat
- Petugas merasa terancam
secara psikologis
3 Pelayanan kesehatan indera - Salah diagnosa
- Kecelakaan lalu-lintas saat
berkunjung
4 Pelayanan kesehatan lansia - Pasein lansia terjatuh
- Salah diagnosa atau terapi
- Tertusuk jarum saat
pemeriksaan
- Ceceran limbah medis

Pedoman manajemen Risiko Puskesmas Cikembar 9.1.1.8 Page 16 of 38


5 Pelayanan kesehatan anak - Kesalahan cara
(DDTK) penimbangan
- Insiden balita terjatuh saat
proses penimbangan
- Kesalahan pencatatan hasil
pengukuran dan
pemeriksaan
- Kesalahan menyampaikan
edukasi
6 Pelayanan kesehatan kerja dan - Kesalahan mengidentifikasi
olahraga pasein
- Kesalahan diagnosa dan
terapi
- Tidak menggunakan alat
steril dan APD

Risiko atau insiden yang sudah teridentifikasi harus ditentukan


peringkatnya (grading) dengan memperhatikan:
1. Tingkat peluang / frekwensi kejadian (likelihood)
2. Tingkat dampak yang dapat / sudah ditimbulkan (consequence
Contoh scoring resiko:

Identifikasi risiko juga dapat dikategorikan berdasarkan dampak sesuai


dengan jenis-jenis insiden keselamatan pasien sebagaimana dicontohkan
dalam tabel berikut:

Pedoman manajemen Risiko Puskesmas Cikembar 9.1.1.8 Page 17 of 38


C. ANALISA RESIKO
Analisa dilakukan dengan menentukan score risiko atau insiden tersebut
untuk menentukan prioritas penanganan dan level manajemen yang
harus bertanggung jawab untuk mengelola / mengendalikanrisiko /
insiden tersebut termasuk dalam kategori biru / hijau / kuning / merah.

Pedoman manajemen Risiko Puskesmas Cikembar 9.1.1.8 Page 18 of 38


Hal ini akan menentukan evaluasi dan tata laksana selanjutnya. Untuk risiko
/ insiden dengan kategori biru dan hijau maka evaluasi cukup dengan
investigasi sederhana sedangkan untuk kategori kuning dan merah perlu
dilakukan evaluasi lebih mendalam dengan metode RCA (root causeanalysis
reaktif / responsive) atau HFMEA (healthcare failure mode effect analysis
proaktif).

D. EVALUASI RESIKO

1. Risiko atau insiden yang sudah dianalisis akan dievaluasi lebih lanjut
sesuai skor dan grading yang didapat dalam analisis.
2. Pemeringkatan memerlukan keterampilan dan pengetahuan yang
sesuai, dan meliputi proses berikut :
a. Menilai secara objektif beratnya / dampak / akibat dan menentukan
suatu skor
b. Menilai secara obyektif kemungkinan / peluang / frekuensi suatu
peristiwa terjadi dan menentukan suatu skor
c. Mengalikan dua parameter untuk memberi skor risiko
3. Penilaian risiko akan dilaksanakan dalam dua tahap.
a. Tahap pertama akan diselesaikan oleh penilai risiko yang terlatih,
yang akan mengidentifikasi bahaya, efek yang mungkin terjadi dan
pemeringkatan risiko.
b. Tahap kedua dari penilaian akan dilakukan oleh Kepala Unit Kerja
yang akan melakukan verifikasi tahap pertama dan membuat suatu
rencana tindakan untuk mengatasi risiko.

Pedoman manajemen Risiko Puskesmas Cikembar 9.1.1.8 Page 19 of 38


E. KELOLA RESIKO
Setelah analisis dan evaluasi selesai dilakukan, maka tahap selanjutnya
adalah pengelolaan risiko insiden dengan target menghilangkan atau
menekan risiko hingga ke level terendah (risiko sisa) dan meminimalisir
dampak atau kerugian yang timbul dari insiden yang sudah terjadi.

Pedoman manajemen Risiko Puskesmas Cikembar 9.1.1.8 Page 20 of 38


1. Investigasi Sederhana
Dalam pengelolaan risiko / IKP yang masuk dalam kategori biru atau hijau,
maka tindak lanjut evaluasi dan penyelesaiannya dilakukan dengan
investigasi sederhana, melalui tahapan:
1. Identifikasi insiden dan di-grading
2. Mengumpulkan data dan informasi: - observasi
- Telaah dokumen
- Wawancara
3. Kronologi kejadian
4. Analisa dan evaluasi sederhana:
a. penyebab langsung:

Pedoman manajemen Risiko Puskesmas Cikembar 9.1.1.8 Page 21 of 38


- individu
- peralatan
- lingkungan tempat kerja
- prosedur kerja
b. penyebab tidak langsung:
- individu
- tempat kerja
5. Rekomendasi: jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang

Pedoman manajemen Risiko Puskesmas Cikembar 9.1.1.8 Page 22 of 38


2. RCA ( Root Cause Analysis)

Langkah langkah untuk melakukan analisis akar masalah (RCA)

1. Identifikasi Insiden: Root cause analysis digunakan untuk menganalisa dan


mengevaluasi IKP pada derajat kuning dan merah.
2. Tentukan tim investigator yang mewakili berbagai komponen:
a. Ketua PMKP
b. Tim penilai resiko ( penanggung jawab unit / poli)
c. Tim audit internal
d. Notulen ( Sekretaris PMKP)
Dalam hal insiden sentinel maka tim investigator harus terdiri dari:
1. Expert insiden dan analis expert external (misal yang tidak berlatar
belakang medis)
2. Senior management expert (misal direktur medis)
3. Senior clinical expert (misal konsultan senior)
4. Orang yang mengetahui unit kerja / bagian terkait dengan baik namun
tidak terlibat langsungdalam insiden tersebut .
3. Pengumpulan data dan informasi dilakukan di lapangan dengan berbagai
cara:
a. Observasi
Observasi langsung kepada praktek di lapangan dan tempat kejadian

Pedoman manajemen Risiko Puskesmas Cikembar 9.1.1.8 Page 23 of 38


b. Telaah Dokumentasi
Meliputi penelusuran kepada rekam medik pasien dan seluruh pedoman
/ panduan / SPO terkait dengan insiden untuk korelasi keduanya
c. Wawancara
Dilakukan dalam sesi tertutup kepada setiap personil terkait secara
terpisahtermasukkepada pihak yang dirugikan / pasien dalam insiden
tersebut.
Tujuan pengumpulan informasi pada tahap ini:
1. Mengamankan informasi untuk memastikan dapat digunakan selama
investigasi dan jika kasus disidangkan ke pengadilan
2. Identifikasi kebijakan dan prosedur yang relevan
4. Menggambarkan insiden secara akurat
5. Mengorganisasi informasi
6. Memberikan petunjuk kepada tim investigasi
Dokumentasi semua bukti yang berkaitan dengan insiden harus
dikumpulkan sesegera mungkin:
- Semua catatan medis dan catatan keperawatan
- Semua hasil pemeriksaan yang berhubungan dan penunjang diagnostik
- Incident report (laporan keselamatan pasien)
- Kebijakan dan prosedur
- Integrated care pathway yang berhubungan
- Pernyataan-pernyataan dan hasil observasi
- Bukti fisik
- Daftar staf yang terlibat
- Lakukan interview dengan semua orang yang terlibat
- Informasi mengenai kondisi yang dapat mempengaruhi terjadinya
insiden
- (misal pergantian jaga, ketersediaan petugas terlatih, kecukupan
tenaga, dll)
4. Pemetaan kronologi kejadian dilakukan dengan cara:
a. Kronologi naratif : berguna pada laporan akhir insiden
b. Timeline: menelusuri rantai insiden secara kronologis dan berguna
untuk menemukanbagian dalan proses dimana insiden terjadi
c. Tubular Timeline: seperti timeline tapi lebih detail terutama dalam hal
good practice & CMP (care management problem), berguna untuk
kejadian yang berlangsung lama

Pedoman manajemen Risiko Puskesmas Cikembar 9.1.1.8 Page 24 of 38


d. Time-Person Grid: untuk mengetahui pergerakan dan keberadaan
seseorang sebelum,selama, dan sesudah kejadian. Berguna pada
kejadian yang melibatkan banyak orang namun dalam periode waktu
pendek.
5. CMP (Care Management Problem)
Adverse event yang berkaitan dengan penyimpangan dari standar
pelayanan yang telah ditetapkan dan berdampak langsung atau tidak
langsung kepada pasien.
6. Analisa Informasi
a. Tehnik 5 Whys (atau tehnik why why)
Bertanya secara berlapis dengan tujuan menemukan akar penyebab
masalah, dengan mengidentifikasi gejala, penyebab langsung, faktor
kontributor, dan akhirnya akar masalah.
Dengan tehnik ini, investigator tidak boleh berhenti bertanya walaupun
sudah menemukan penyebab langsung sebelum menemukan akar
penyebab masalah.

b. Analisis perubahan
Digunakan bila dicurigai adanya perubahan praktek daripada prosedur
yang seharusnya.

c. Analisis Barrier
d. Analisis Fish Bone

7. Rekomendasi dan tindak lanjut

Pedoman manajemen Risiko Puskesmas Cikembar 9.1.1.8 Page 25 of 38


3. HFMEA (Healthcare Failure Mode Effect Analysis)
Di dalam upaya mengurangi kemungkinan terjadinya suatu insiden, metode
HFMEA digunakan untuk mengidentifikasi modus kegagalan (kegagalan
proses) yang berpotensi terjadi kemudian, mengidentifikasi dampak yang
mungkin timbul diikuti analisis akar masalah, sebelum melakukan redisain
proses untuk meminimalisir risiko modus kegagalan / dampaknya kepada
pasien. HFMEA merupakan proses pro-aktif untuk memperbaiki kinerja
dengan mencegah potensike gagalan sebelum terjadi sehingga akhirnya
meningkatkan keselamatan pasien. (F = failure, yaitu saat sistim tidak
bekerja sesuai yang diharapkan; M = mode, yaitu cara / perilaku yang dapat
menimbulkan kegagalan tersebut; E = effect, yaitu dampak / konsekuensi
dari modus kegagalan tadi; A = analysis, yaitu upaya investigasi terhadap
proses secara detail).
Pada prinsipnya langkah-langkah untuk menjalankan HFMEA meliputi:
1. Identifikasi proses yang berisiko tinggi (IDENTIFIKASI)
2. Bentuk tim HFMEA (TIM)
3. Menggambarkan diagram dari proses tersebut (DIAGRAM PROCESS)
4. Analisis hazard (HAZARD ANALYSIS):
a. Brainstorming kemungkinan kegagalan proses dan menentukan
dampaknya
b. Menentukan prioritas kegagalan proses yang akan diperbaiki
c. Menentukan akar masalah dari kegagalan proses yang sudah
diprioritaskan tadi
5. Implementasi dan monitoring hasil dari redisain proses tersebut
(ACTION & OUTCOME MEASURE)
Langkah 1. IDENTIFIKASI PROSES BERISIKO TINGGI
Proses yang dimaksud dapat merupakan proses yang baru dan belum
dilakukan (misalnya pembelian alat baru, pemakaian rekam medik
elektronik, redisain ruang tunggu), proses yang sudah berjalan, berisiko
tinggi walaupun belum menimbulkan insiden (misalnya pemeriksaan
dilaboratorium), proses klinik (misalnya proses pelayanan persalinan), atau
proses nonmedik (proses pendaftaran). Dalam menentukan proses yang
hendak dianalisis dengan HFMEA, kumpulan proses yang ada digrading
untuk menentukan skor risikonya (sebagaimana dalam prosedur RCA, risk
assessment).

Pedoman manajemen Risiko Puskesmas Cikembar 9.1.1.8 Page 26 of 38


Langkah 2. TIM INVESTIGASI
Komposisi dan prosedurnya mirip seperti RCA di atas, terdiri dari orang-
orang multidisiplin yangtidak lebih dari 10 orang (idealnya 4-8 orang),
memahami proses yang akan dianalisa, mewakili unit yang akan dianalisa,
dan memiliki kemampuan berpikir kritikal.

Pedoman manajemen Risiko Puskesmas Cikembar 9.1.1.8 Page 27 of 38


Lankah 3. GAMBARKAN ALUR PROSES
Gambarkan seluruh tahapan dalam alur proses beserta dengan sub-proses dari
masing-masing tahapan proses:

Pedoman manajemen Risiko Puskesmas Cikembar 9.1.1.8 Page 28 of 38


Kemudian uraikan modus kegagalan (dalam sub proses) dari masing-
masing tahapan dalam alur proses tersebut.

Pedoman manajemen Risiko Puskesmas Cikembar 9.1.1.8 Page 29 of 38


Langkah 4. HAZARD ANALYSIS
Failure Mode (Kegagalan Proses) yang dipilih dijabarkan lebih lanjut dan
lebih detail dalam tabel berikut:

Pedoman manajemen Risiko Puskesmas Cikembar 9.1.1.8 Page 30 of 38


Pedoman manajemen Risiko Puskesmas Cikembar 9.1.1.8 Page 31 of 38
Pedoman manajemen Risiko Puskesmas Cikembar 9.1.1.8 Page 32 of 38
Pedoman manajemen Risiko Puskesmas Cikembar 9.1.1.8 Page 33 of 38
Bila dari analisa Pohon Keputusan berakhir pada STOP, maka tidak perlu
lagi meneruskan pencarian akar masalah untuk hazard ini karena berarti
hazard tersebut tidak prioritas. Sedangkan hazard yang berakhir pada titik
hijau sebagaimana gambar di atas, perlu ditindak lanjuti sebagailangkah
ke-5.
Langkah 5. ACTION & OUTCOME MEASURE
1. Tentukan apakah potensial penyebab modus kegagalan dapat dikontrol,
eliminasi, terima.
2. Jelaskan tindakan untuk setiap potensial modus kegagalan yang akan
di eliminasi atau di kontrol.
3. Identifikasi Ukuran Outcome yang digunakan analisa dan uji redisain
proses
4. Identifikasi penanggung jawab untuk melaksanakan tindakan tersebut
5. Tentukan apakah diperlukan dukungan manajemen puncak untuk
melaksanakan rekomendasi

Pedoman manajemen Risiko Puskesmas Cikembar 9.1.1.8 Page 34 of 38


BAB IV
PELAPORAN

A. MEKANISME PELAPORAN
Alur Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien di Puskesmas Cikembar

Unit Atasan Tim KP/ Tim Kepala KKP PERSI


langsung Unit Mutu PKM Puskesmas
Pelayanan

Insiden Laporan
(KTD/KNC) Kejadian
(2x24 jam)

Atasan
Tertangani Langsung
Segera

Grading

Biru / Merah/
Hijau Kuning

Investigasi
sedeerhana
Laporan Kejadian
Hasil investigasi
Rekomendasi

Analisis /
Regrading

RCA

Feed Pembelajaran /
Laporan Laporan
back ke rekomendasi
Unit

Pedoman manajemen Risiko Puskesmas Cikembar 9.1.1.8 Page 35 of 38


Jika terjadi insiden keselamatan pasien maka Tim mutu harus melaporkan
kejadian tersebut kepada Kepala Puskesmas dan dibuat rencana tindak
lanjut sehingga inseden tersebut tidak terulangi lagi.
Hasil dari pelaporan disampaikan dan di diskusikan dalam loka karya lintas
program di Puskesmas setiap Tri wulan.

B. BENTUK PELAPORAN
Untuk format laporan insiden keselamatan pasien baik untuk interen puskesmas
maupun laporan ke Komite nasional Keselamatan Pasien terlampir, sesuai dengan
PMK nomor 11 tahun 2017 tentang Keselamatan pasien.

Pedoman manajemen Risiko Puskesmas Cikembar 9.1.1.8 Page 36 of 38


BAB IV
PENUTUP

Demikian panduan ini disusun sebagai pedoman dalam menjalankan


layanan pasein yang aman, khususnya dalam rangka mencegah resiko-
resiko yang ada dan mungkin terjadi dalam memberikan pelayanan
kesehatan yang baik dan bermutu di Puskesmas Cikembar.
Panduan ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu panduan akan
ditinjau kembali 2 samapi 3 tahun sesuai dengan tuntutan layanan dan
standar akreditasi Puskesmas.

Pedoman manajemen Risiko Puskesmas Cikembar 9.1.1.8 Page 37 of 38


DAFTAR ISI
BAB I ............................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................ 1
A. LATAR BELAKANG............................................................................................................................. 1
B. TUJUAN ............................................................................................................................................ 1
C. MANFAAT ......................................................................................................................................... 2
D. BATASAN OPERASIONAL .................................................................................................................. 2
BAB II ............................................................................................................................................................ 4
RUANG LINGKUP .......................................................................................................................................... 4
A. RUANG LINGKUP MANAJEMEN RESIKO ........................................................................................... 4
B. PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO ................................................................................................... 5
C. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN RESIKO ...................................................................................... 7
BAB III ........................................................................................................................................................... 9
TATA LAKSANA ............................................................................................................................................. 9
A. TETAPKAN KONTEKS ........................................................................................................................ 9
B. IDENTIFIKASI RESIKO ........................................................................................................................ 9
C. ANALISA RESIKO ............................................................................................................................. 18
D. EVALUASI RESIKO ........................................................................................................................... 19
E. KELOLA RESIKO............................................................................................................................... 20
BAB IV......................................................................................................................................................... 35
PELAPORAN................................................................................................................................................ 35
A. MEKANISME PELAPORAN ............................................................................................................. 35
B. BENTUK PELAPORAN...................................................................................................................... 36
BAB IV......................................................................................................................................................... 37
PENUTUP .................................................................................................................................................... 37

Pedoman manajemen Risiko Puskesmas Cikembar 9.1.1.8 Page 38 of 38

Anda mungkin juga menyukai