Kulisusu, 2019
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
BAB II GAMBARAN UMUM
BAB III HASIL PENILAIAN RISIKO
A. Identifikasi Risiko
B. Analisis Risiko
C. Evaluasi Risiko
BAB IV KESIMPULAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penilaian Risiko merupakan salah satu unsur dalam Sistem Pengendalian Intern
Pemerintah sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008. Sesuai dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2008 dalam pasal 13 ayat 1 mewajibkan setiap
pimpinan instansi pemerintah untuk melakukan penilaian risiko. Lebih lanjut dalam
pasal 2 menyebutkan penilaian risiko terdiri dari 2 tahap yaitu; (1)identifikasi risiko, dan
(2)analisis risiko.
Risiko mungkin saja dialami oleh setiap orang yang berada dalam sarana
pelayanan kesehatan mulai dari pasien atau pengunjung sarana kesehatan maupun
petugas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan. Risiko atau kejadian yang
tidah diharapkan terjadi bukan arena ada unsur kesengajaan, tetapi karena rumitnya
pelayanan kesehatan. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya risiko atau
kejadian yang tidak diharapkan sebagai contoh tidak tersedianya sumber daya manusia
yang kompeten, kondisi fasilitas, maupun ketersediaan obat dan peralatan kesehatan
yang tidak memenuhi standar.
Tidak hanya pelayan klinis saja yang berisiko terhadap pasien, pengunjung,
lingkungan, tetapi kegiatan-kegiatan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan
masyarakat juga berisiko terhadap keselamatan sasaran kegiatan, masyarakat maupun
lingkungan.
Pasien, pengunjung, dan masyarakat dapat mengalami cedera atau kejadian
yang tidak diharapkan terkait dengan infeksi, kesalahan pemberian obat, kesalahan
identifikasi, kondisi fasilitas pelayanan yang tidak aman, maupun akibat
penyelenggaraan kegiatan pada upaya kesehatan masyarakat yang tidak memperhatikan
aspek keselamatan.
Risiko mengacu pada ketidakpastian (uncertainty). Ketidakpastian diartikan
sebagai kurangnya pengetahuan dalam menjelaskan sesuatu atau hasilnya di masa
depan, dengan banyak kemungkinan hasil, sementara risiko adalah ketidakpastian yang
kemungkinan hasilnya akan berakibat tidak diinginkan ataumendatangkan kerugian
yang signifikan. Meskipun berkonotasi negatif, risiko bukan merupakan sesuatu yang
harus dihindari melainkan harus dikelola melalui suatu mekanisme yang dinamakan
pengelolaan (manajemen) risiko.
Manajemen Risiko Puskesmas adalah upaya mengidentifikasi dan mengelompokkan risiko
(grading) dan mengendalikan / mengelola risiko tersebut baik secara proaktif risiko yang mungkin
terjadi maupun reaktif terhadap insiden yang sudah terjadi agar memberikan dampak negative
seminimal mungkin bagi keselamatan pasien dan mutu di Puskesmas.
Penilaian Risiko adalah upaya identifikasi dari risiko yang terjadi atau berpotensi terjadi dalam
pelayanan di rumah sakit dengan mempertimbangkan klasifikasi dan derajat (grading) kerugian yang
mungkin terjadi sebagai akibat dari terpapar risiko tersebut.
Risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam pelayanan kesehatan perlu
diidentifikasi dan dikelola dengan baik untuk mengupayakan keselamatan pasien,
pengunjung dan masyarakat yang dilayani.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menciptakan lingkungan kerja yang aman, sehat dan produktif untuk
petugas puskesmas, pasien, pengunjung/pengantar pasien, masyarakat dan
lingkungan sekitar Puskesmas.
2. Tujuan Khusus
a. Membentuk kelompok kerja atau tim sebagai penanggung jawab kegiatan
Manajemen Risiko di Puskesmas
b. Mengidentifikasipotensi bahaya/risiko dan cara pengendaliannya
c. Menyusun rencana kerja Manajemen Risiko di Puskesmas
d. Melaksanakan kegiatan Manajemen Risiko di Puskesmas
e. Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan Manajemen Risiko di
Puskesmas
BAB II
GAMBARAN UMUM
PUSKESMAS KULISUSU KABUPATEN BUTON UTARA
A. Struktur Organisasi
Susunan Organisasi Perangkat Daerah untuk Puskesmas Kulisusu Kabupaten Buton
Utara terdiri dari:
a. Kepala Puskesmas
b. Kasubag Tata Usaha, terdiri dari:
1. Sistem Informasi Puskesmas
2. Kepegawaian
3. Kerumatanggan
4. Keuangan
c. Upaya Kesehatan Masyarakat, terdiri dari :
1. UKM Esensial
- Program PROMKES
- Program KESLING
- Program KIA-KB
- Program GIZI
- Program P2P
- Program PERKESMAS
2. UKM Pengembangan
- Yankes Jiwa
- Yankes Gigi
- Yankes Tradisional
- Yankes Olahraga
- Yankes Kesra
- Yankes Lansia
d. Upaya Kesehatan Perorangan, terdiri dari :
1. Poli Umum
2. Poli Gigi
3. Poli KIA-KB
4. Gawat Darurat
5. Poli Gizi
6. Yan Persalinan
7. Yan Puskesmas Ranap
8. Yan Kefarmasian
9. Yan Laboratorium
e. Jejaring Fasyenkes, terdiri dari :
1. Puskesmas Pembantu
2. Puskesmas Keliling
3. Bidan Desa
f. P.J Mutu dan Audit
B. Visi, Misi dan Motto
Untuk mencapai pelayanan yang sebaik – baiknya kami mempunyai visi dan misi
serta motto yaitu:
a. Visi
Mewujutkan masyarakat kulisusu yang sehat dan mandiri
b. Misi
1) Melaksanakan pelayanan kesehatan tingkat pertama
2) Melakukan kegiatan promotif, preventif dan kuratif.
3) Meningkatkan peran serta aktif masyarakat terhadap kesehatan
c. Motto : ( 7 s )
1. Senyum
2. Sapa
3. Salam
4. Suluh
5. Sopan
6. Santun
7. Sembuh
Sumber daya manusia merupakan salah satu unsur yang esensial dalam rangka
peningkatan kapasitas dan kualitas suatu organisasi, sebab dengan adanya sumber daya
manusia seluruh sumber daya yang ada dalam suatu organisasi dapat digerakan dan bekerja
lebih optimal. Sumber daya manusia pada Puskesmas Kulisusu saat ini berdasarkan status,
pangkat/golongan, tingkat pendidikan, kedudukan dalam jabatan, dan pendidikan baik
struktural, fungsional dan teknis dapat digambarkan sebagai berikut:
Pegawai Puskesmas Kulisusu seluruhnya berjumlah 124 Orang, dengan jumlah PNS
sebanyak 53Orang, dan Tenaga Honorer sebanyak 71 Orang.
Susunan kepegawaian Puskesmas Kulisusu berdasarkan jabatan adalah sebagai
berikut:
BAB III
HASIL PENILAIAN RISIKO
A. Identifikasi Risiko
Penilaian Risiko adalah upaya identifikasi dari risiko yang terjadi atau berpotensi terjadi dalam
pelayanan di rumah sakit dengan mempertimbangkan klasifikasi dan derajat (grading) kerugianyang
mungkin terjadi sebagai akibat dari terpapar risiko tersebut.
Risiko adalah kerugian yang mungkin terjadi pada suatu waktu atau kegiatan.Hal-
hal yang bisa dilakukan untuk menangkal pemicu-pemicu tersebut adalah kebijakan dan
prosedur, profesionalisme, team, invididual, lingkungan dan equipment.
Secara umum risiko-risiko tersebut dapat digolongkan menurut proses sebagai
berikut:
1. Risiko pada saat akses ke faskes (misalnya kegagalan melakukan akses, keterlambatan
akses, salah menuju/memilih tempat pelayanan)
2. Risiko pada saat pendaftaran (kekeliruan identitas rekam medis, rekam medis tidak
ditemukan, kartu identitas tertukar, rekam medis tertukar)
3. Risiko pada saat pengkajian dan penyusunan rencana asuhan (salah baca hasil
pemeriksaan penunjang, salah intepretasi hasil, salah menyusun rencana terapi)
4. Risiko pada pelaksanaan (tidak sesuai rencana, kesalahan tindakan, kesalahan diit,
kesalahan penulisan resep, kesalahan penyediaan obat, pelayanan tidak hygienis, tidak
melakukan monitoring)
5. Risiko pada saat evaluasi dan tindak lanjut
6. Risiko pada saat kembali ke rumah/masyarakat
No Unit/Poli Resiko
1. Loket Pendaftaran dan Rekam Pasien menunggu lama
Medis Kesalahan pemberian identitas rekam medis
Kesalahan pengambialan rekam medis
Kegagalan memperoleh inform concent
Kesalahan pelabelan rekam medis
Kebocoran informasi rekam medis
Ketidak lengkapan catatan dalam rekam medis
Kehilangan / kesalhan penyimpanan rekam
medic
Daftar risiko yang telah teridentifikasi, dicatat dalam formulir identifikasi manajemen
risiko Puskesmas dan dilaporkan kepada Tim Mutu Puskesmas.
B. Analisis Resiko
Risiko adalah gabungan dari kemungkinan (frekuensi) dan akibat atau konsekuensi
dari terjadinya bahaya tersebut. Penilaian risiko adalah penilaian menyeluruh untuk
mengidentifikasi bahaya dan menentukan apakah risiko dapat diterima. Manajemen risiko
adalah pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi, penilaian, dan pengendalian risiko.
Manajemen risiko terdiri dari 3 langkah pelaksanaan yaitu identifikasi bahaya, penilaian
risiko dan pengendalian risiko (Ramli, 2010). Analisis risiko bahaya berdasarkan temuan-
temuan hasil observasi sebagai berikut:
1. Pemanfaatan tempat sampah belum optimal
Analisis dilakukan dengan menentukan score risiko atau insiden tersebut untuk menentukan
prioritas penanganan dan level manajemen yang harus bertanggung jawab untuk mengelola / mengendalikan
risiko / insiden tersebut termasuk dalam kategori biru / hijau / kuning / merah.
Hal ini akan menentukan evaluasi dan tata laksana selanjutnya. Untuk risiko / insiden dengan
kategori biru dan hijau maka evaluasi cukup dengan investigasi sederhana sedangkan untuk kategori kuning
dan merah perlu dilakukan evaluasi lebih mendalam dengan metode RCA (root causeanalysis –reaktif /
responsive) atau HFMEA (healthcare failure mode effect analysis – proaktif ).
C. Evaluasi Risiko
1. Risiko atau insiden yang sudah dianalisis akan dievaluasi lebih lanjut sesuai
skor dan grading yang didapat dalam analisis.
2. Pemeringkatan memerlukan keterampilan dan pengetahuan yang sesuai, dan
meliputi prosesberikut :
a. Menilai secara obyektif beratnya / dampak / akibat dan menentukan suatu skor
b. Menilai secara obyektif kemungkinan / peluang / frekuensi suatu peristiwa terjadi danmenentukan
suatu skor
c. Mengalikan dua parameter untuk memberi skor risiko
3. Penilaian risiko akan dilaksanakan dalam dua tahap
a. Tahap pertama akandiselesaikan oleh penilai risiko yang terlatih, yang akan
mengidentifikasibahaya, efek yang mungkin terjadi dan pemeringkatan risiko.
b. Tahap kedua dari penilaian akan dilakukan oleh Kepala Unit Kerja yang akan melakukanverifikasi
tahap pertama dan membuat suatu rencana tindakan untuk mengatasi risiko.
Evaluasi risiko dilakukan pada kasus yang terpilih berdasarkan kegawatan risiko.
Evaluasi dilakukan dengan mencari penyebab masalah menggunakanAnalisis Akar
Masalah (RCA/Root Cause Analysis) kemudian ditentukan apakahmemerlukan tindakan
perbaikan (treatment) ataukah tidak.
AKTIVITAS KEGIATAN
Puskesmas Kulisusu memiliki pelayanan poli umum, poli gigi, poli KIA (Kesehatan
Ibu dan Anak), poli gizi, dan laboratorium. Aktivitas kegiatan sehari-hari poli di Puskesmas
Kulisusu meliputi:
1. Pendaftaran
Puskesmas Kulisusu melayani pasien rawat jalan, pemeriksaan kehamilan dan
kontrasepsi, dan imunisasi. Saat datang ke Puskesmas, semua pasien mendaftarkan diri
terlebih dahulu. Pasien akan mendapatkan nomor antri, dan dapat mendaftar setelah
nomor antriannya dipanggil. Dari pendaftaran, pasien akan diarahkan ke poli yang
sesuai dengan kebutuhan pasien. Petugas pendaftaran mencatat dan mencarikan rekam
medis di ruang pendaftaran. Pasien lansia dan anak- anak menjadi prioritas utama
dalam penentuan urutan.
2. Poliklinik
Poliklinik yang ada di Puskesmas Kulisusu terdiri dari Poli Umum, Poli KIA,
Poli Gigi, dan Poli Gizi.
Tempat Penyimpanan PMT Ibu Hamil Dan Balita di Ruangan Gizi
3. Ruang Tunggu
Di Puskesmas Kulisusu disediakan ruang tunggu di beberapa tempat, antara lain di
tempat pendaftaran, di dekat poli dan dekat apotek. Pada setiap ruang tunggu
disediakan kursi dengan sandaran punggung.
4. Apotek
Apotek di Puskesmas Kulisusu melayani kebutuhan farmasi bagi setiap pasien yang
datang berobat. Pelayanan yang diberikan bersifat dasar.
5. Kantor
di Puskesmas Kulisusu terdapat satu ruangan yang digunakan sebagai kantor.
Ruangan tersebut terletak di tengah bangunan puskesmas yang terdiri dari ruang
kepala puskesmas, ruang tata usaha, dan administrasi.
BAB IV
KESIMPULAN
Sebagian besar peniliaan risiko bahaya yang ditemukan adalah medium, yang berarti
tingkat risiko bahaya masih dapat diterima, tetapi tetap perlu dilakukan perbaikan walaupun
dari segi waktu belum mendesak.