Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN HASIL KERJA PRAKTIK

ANALISIS PENGUKURAN WAKTU BAKU MENGGUNAKAN TIME STUDY


PADA PROSES PEMBUATAN MINUMAN KOPI AMERICANO DI GERAI
KOPI DOLKOPI

Diusulkan oleh:
EKO PRASETYO
E12.2015.00890

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
SEMARANG
2021
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Kerja Praktik dengan judul:


PEMBUATAN MINUMAN KOPI AMERICANO DI GERAI KOPI
DOLKOPI
Oleh :
Eko Prasetyo
NIM : E12.2015.00890

Telah di periksa dan disetujui sebagai persyaratan menempuh matakuliah


Kerja Praktik
Semarang, 16 April 2021

Dosen Pembimbing Dosen Penguji

Amalia, S.T., M.T. NPP : Dewa Kusuma Wijaya, S.T., M.Sc


0686.11.2012.467 0686.11.2018.727

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Industri

Dr. Herwin Suprijono, M.T


NPP. 0686.11.2008.332

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah dengan rahmat dan hidayah-Nya
telah memberikan kekuatan pikiran dan kesehatan kepada Penulis sehingga
Penulis dapat menyelesaikan penyusunan laporan Kerja Praktik yang berjudul
“ANALISIS PENGUKURAN WAKTU BAKU MENGGUNAKAN TIME
STUDY PADA PROSES PEMBUATAN MINUMAN KOPI AMERICANO
DI GERAI KOPI DOLKOPI” ini tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan laporan kerja praktik ini, Penulis banyak mendapat


pengarahan, bimbingan dan saran yang bermanfaat dari berbagai pihak. Maka dari
itu, dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1. Allah SWT, atas segala petunjuk-Nya sehingga Penulis dapat melaksanakan Tugas
Akhir dengan baik dan lancar.

2. Ibu Dr. Dian Retno Sawitri Ir. MT selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Dian Nuswantoro.

3. Bapak Dr. Herwin Suprijono selaku ketua Program Studi Teknik Industri
Universitas Dian Nuswantoro.

4. Ibu Amalia. selaku Dosen Wali yang telah memberikan dukungan moril kepada
penulis dan membimbing dalam perkuliahan.
5. Ibu Amalia selaku pembimbing yang telah membantu penulisan dan membimbing
dalam menjabarkan metode dan konsep ide secara detail.
6. Bapak Nur selaku koordinator kerja praktik Fakultas Teknik Industri Universitas
Dian Nuswantoro.
7. Seluruh dosen dan Staff karyawan Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik
Universitas Dian Nuswantoro.
8. Orang Tua, yang tak pernah lelah memberikan dukungan moril dan pengawasan
kepada Penulis dalam setiap proses yang dijalani oleh Penulis.

ii
9. Mas Yusuf, Mas Angga, Mas Arfan, Mbak Hilda dan Teman-teman Dolkopi yang
telah menerima Penulis menjadi bagian dari tim dan telah diberikan arahan dalam
10. Teman-teman Teknik Industri, saudara, kerabat dan sahabat yang selalu
memberikan suasana menjadi menyenangkan dalam penyusunan laporan serta
memberikan banyak informasi, semangat dan doa untuk Penulis.

Akhir kata, semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat dan
berguna bagi kemajuan Teknik Industri Universitas Dian Nuswantoro dan menjadi
referensi bagi rekan-rekan sekalian.

Semarang, 16 April 2021

Penulis

iii
viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang


memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi di antara tanaman perkebunan
lainnya dan berperan penting sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya
berperan penting sebagai sumber devisa melainkan juga merupakan sumber
penghasilan bagi tidak kurang dari satu setengah juta jiwa petani kopi di
Indonesia (Rahardjo, 2012).
Sejak tahun 2013, Indonesia menduduki peringkat ketiga negara
dengan produksi biji kopi terbesar di dunia dengan produksi berkisar 180.000
ton biji kopi per tahun, dari 1,3 juta hektar areal kebun kopi (Emilia Harahap
dalam finance.detik.com). Data Tahunan Konsumsi Kopi Indonesia 2019
yang dikeluarkan oleh Global Agricultural Information Network
menunjukkan proyeksi konsumsi domestik (Coffee Domestic Consumption)
pada 2019/2020 mencapai 294.000 ton atau meningkat sekitar 13,9%
dibandingkan konsumsi pada 2018/2019 yang mencapai 258.000 ton. Pada
tahun 2021, konsumsi domestik kopi Indonesia diperkirakan naik lagi
menjadi 370.000 ton (Toffin.id).
Kopi kemudian terus berkembang hingga saat ini menjadi salah
satu minuman paling popular di indonesia yang dikonsumsi oleh berbagai
kalangan masyarakat, seperti Starbucks, Dolkopi, Lot28, LikaLiku dll. Di era
modern saat ini peluang usaha Gerai Kopi bisa dibilang menjanjikan dan
diperkirakan terus meningkat seiring naiknya konsumsi domestik kopi
Indonesia (Toffin.id). Oleh karena itu para pengusaha Gerai Kopi harus
mampu memberikan kepuasan terhadap pelanggan atau customer.
Dalam pembuatan kopi terbagi dua metode penyajian yaitu kopi
yang disajikan panas dan kopi yang disajikan dingin. Metode pembuatannya
pun ada yang dibuat dengan cara manual dan juga ada yang dibuat dengan

2
menggunakan mesin. Adapun beberapa produk yang diketahui oleh
masyarakat umum, diantaranya :

a. Espresso
b. Americano
c. Café latte
d. Cappuccino
e. Macchiato
f. Vietnam drip

Dari jenis-jenis kopi diatas dapat kita ketahui bahwa masyarakat


sudah mengenal kopi yang dibuat dengan berbasis espresso seperti
Americano dan kopi yang ditambahkan dengan susu contohnya café latte dan
cappuccino. Mereka yang gemar minuman berbasis espresso (ekstrak kopi)
yang pekat, akan lebih memilih americano.
Maka dari itu, dalam laporan kerja praktik ini saya akan membahas
mengenai proses pembuatan minuman kopi Americano pada Gerai Kopi
Dolkopi Semarang.

1.2 PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh penulis pada Gerai


Kopi Dolkopi dan uraian latar belakang permasalahan di atas, maka
didapatkan perumusan masalah yaitu :
1. Bagaimana urutan proses kerja yang ada pada bagian produksi Kopi
Americano di Gerai Kopi Dolkopi?
2. Metode apa saja yang digunakan untuk menentukan waktu baku?

1.3 TUJUAN KERJA PRAKTIK

1. Menentukan urutan proses kerja yang dilakukan pada bagian produksi.


2. Menentukan waktu baku menggunakan metode jam henti (Stop Watch
Time Study).

3
1.4 MANFAAT KERJA PRAKTIK

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


1. Bagi Perusahaan
Sebagai saran untuk perbaikan sistem kerja bagi Gerai Kopi Dolkopi
sehingga mampu meningkatkan produktivitas kerja di perusahaan.
2. Bagi Penulis
Sebagai bekal ilmu bagi penulis terkait dengan sistem kerja perusahaan
dan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi mata kuliah kerja praktik
dan sebagai salah satu syarat untuk Tugas Akhir.

3. Bagi Akademik
Sebagai referensi bagi mahasiswa yang akan melaksanakan kerja pratik
dan menjalin hubungan baik dengan perusahaan sehingga kedepannya
bisa menjadi tempat kerja praktik bagi mahasiswa lain.

1.5 BATASAN MASALAH

Agar penelitian tidak menyimpang dari permasalahan yang akan


dibahas, serta karena adanya keterbatasan biaya, tenaga dan waktu penelitian,
maka permasalahan akan dibatasi sebagai berikut:

a. Penelitian ini dilakukan di Gerai Kopi Dolkopi, Semarang, Jawa Tengah.


b. Perhitungan waktu baku pada proses produksi yaitu proses produksi Kopi
Americano di Gerai Kopi Dolkopi.
c. Data yang digunakan berasal dari Gerai Kopi Dolkopi dan hasil observasi.
d. Bahasan berfokus pada departemen produksi dalam pembuatan produk
Kopi Americano
e. Rekomendasi yang ditunjukan berupa saran untuk melakukan perbaikan.

4
1.6 SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN

BAB I PENDAHULUAN

Menjelaskan mengenai latar belakang, dilaksanakannya kegiatan, rumusan


masalah, batasan masalah, tujuan kerja praktik, manfaat kerja praktik, serta
sistematika penulisan laporan.

BAB II TINJAUAN SISTEM

Membahas mengenai profil, sejarah singkat perusahaan, gambaran umum


Gerai Kopi Dolkopi.

BAB III METODE PELAKSANAAN

Menjelaskan tentang tempat dan waktu pelaksanaan kerja praktik, teknik


pengamatan dan aktivitas yang dilakukan selama kerja praktik di Gerai Kopi
Dolkopi.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Menyampaikan hasil dan menganalisis permasalahan yang terjadi selama


kerja praktik.

BAB V PENUTUP

Berisi tentang simpulan keseluruhan dari pembahasan dan saran-saran secara


keseluruhan hasil pembahasan.

5
BAB II

TINJAUAN SISTEM

2.1 Gambaran umum Gerai Kopi Dolkopi

Dolkopi merupakan usaha di bidang Food & Beverages dengan konsep


Gerai Kopi. Pendiri Dolkopi adalah Bapak Dian Sarwono, Bapak Edward
Mitra Dharma dan Bapak Bernadus yang berdiri pada 18 Agustus 2018.
Dolkopi singkatan dari Dodolan Kopi yang artinya adalah berjualan kopi.
Dari awal berdirinya dolkopi mengusung tema kejawen, dan sampai saat ini
masih tetap konsisten menerapkan konsep tersebut.

Saat ini Dolkopi memiliki lebih dari 6 cabang outlet yang tersebar di
kota Semarang dan Yogyakarta. Gerai Kopi ini mempunyai keunikan, yaitu
mengenai slogan dengan kata ENAK NDES yang artinya ENAK dan NDES,
merupakan panggilan trend anak gaul semarang yang di ambil dari kata
gondes.
Produk andalan Dolkopi kebanyakan di produksi sendiri atau home
made oleh resep keluarga pendiri Gerai Kopi Dolkopi. Untuk produk
minuman café Dolkopi mempunyai Kopi TOLE, Kopi Susu Pandan dan Teh
Pandan. Sedangkan produk makanan Dolkopi mempunyai pisang goreng,
martabak, mulit goreng, dan beef teriyaki.

2.2 Visi, Misi dan Kebijakan Mutu Perusahaan

a. Visi:

Menjadi perusahaan Food & Beverages yang memiliki cabang


tersebar di seluruh Indonesia dan bisa memberikan nilai manfaat bagi
lingkungan, masyarakat, bangsa dan Negara.

b. Misi:

1. Menyediakan produk Food & Beverages yang sehat, higienis dan


berkualitas tinggi.

6
2. Menyediakan produk yang dibutuhkan dalam Food & Beverages
dengan kualitas terbaik.
3. Membantu dalam perkembangan kualitas dunia Food & Beverages
di Indonesia.
4. Menyediakan lapangan pekerjaan

c. Kelayakan Mutu :

Gerai Kopi Dolkopi menerapkan Standar operasional produksi yang


bertujuan untuk memenuhi persyaratan yang berlaku dan mencapai
kepuasan pelanggan melalui:

a) Pemerataan bahan baku dari pihak-pihak mitra.


b) Penyampaian terhadap penyesuaian standar operasional produksi
(SOP) Terhadap semua mitra.
c) Peningkatan efektivitas sistem manajemen mutu secara
berkesinambungan.
d) Kepedulian setiap resiko yang kemungkinan terjadi.

2.3 Lokasi CV. Mina Indo Sejahtera

Gerai Kopi Dolkopi berada di kota Semarang, tepatnya di Jl.


Pringgading No.64, Jagalan, Kec. Semarang Tengah, Kota Semarang, Jawa
Tengah 50135.

Gambar 2.1 Lokasi Gerai Kopi Dolkopi

Sumber : Google Maps

7
2.4 Logo CV. Mina Indo Sejahtera

Logo perusahaan adalah simbol identitas dari suatu perusahaan yang


melambangkan tentang jatidiri perusahaan. Berikut logo Gerai Kopi Dolkopi

Gambar 2.2 Logo Gerai Kopi Dolkopi

Sumber : Dolkopi Semarang

2.5 Produk CV. Mina Indo Sejahtera

Produk yang dihasilkan Dolkopi adalah berbagai jenis produk Food


& Beverages hasil olahan resep homade. Berikut ini merupakan produk yang
dijual di gerai kopi Dolkopi

1.Pisang Goreng

Pisang Goreng renyah, dan enak anda bisa merasakan rasa pisang
goreng yangberbeda dengan di luar

Gambar 2.3 Pisang Goreng


Sumber : Dolkopi, 2021

8
2. Martabak

Martabak mini, dengan isian telur yang melimpah, dan kulit martabak
yang renyah.

Gambar 2.4 Martabak Mini


Sumber: Dolkopi, 2021

3. Kulit Crispy

Kulit goreng crispy, gurih dan lezat. Salah satu dari best seller
menurut pelanggan café Dolkopi, karena menggunakan tepung home made
sesuai dengan standard Dolkopi.

Gambar 2.5 Kulit Crispy


Sumber: Dolkopi, 2021

9
4. Kopi Tole

Seperti halnya nama nya Tole, Memiliki karakter rasa kopi yang
kuat dan manis yang khas karena gula aren diproduksi sendiri (homemade).

Gambar 2.6 Kopi Tole


Sumber: Dolkopi, 2021

5, MOLASE

Perpaduan kolaborasi dari Homemade pandan sirup dengan kopi


atau teh bisa kalian nikmati di menu signature ini.

Gambar 2.7 Kopi Susu Panda


Sumber: Dolkopi, 2021

10
2.6 Struktur Organisasi Gerai Kopi Dolkopi

Struktur organisasi pada Gerai Kopi Dolkopi adalah sebagai berikut

Gambar 2.6 Struktur Organisasi Gerai Kopi Dolkopi

Sumber : Dolkopi Semarang

Deskripsi struktur organisasi yang ada di Gerai Kopi Dolkopi sebagai berikut:

1. General Manager
General manager bertanggung jawab atas semua bagian fungsi
perusahaan atau organisasi. General manager mengarahkan beberapa unit
fungsional kerja yang mengelola beberapa atau semua fungsi manajemen.
Adapun tugas dan tanggung jawabnya adalah sebagai berikut:
a. Merencanakan dan mengendalikan kebijakan perusahaan
sehingga mereka bekerja secara optimal.
b. Memimpin perusahaan dan menjadi motivator bagi karyawan.
c. Mengelola operasi perusahaan sehari-hari.
d. Mengelola anggaran keuangan perusahaan.

11
2. Human Resource Departement (HRD)
Salah satu department yang ada di perusahaan, yang bertugas untuk
mengelola Sumber Daya Manusia untuk berbagai urusan yang terkait
dengan administratif. Adapun tugas dan tanggung jawabnya adalah
sebagai berikut:
e. Sosialisasi dan koordinasi.
f. Menyiapkan perjanjian kerja dengan karyawan baru.
g. Menyusun absensi daftar hadir.
h. Menyiapkan internal letter dan outgoing letter.

3. Manajer Keuangan
Orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan ekonomi
di perusahaan.
4. Manajer Pemasaran
Orang yang mencari sumber pemasaran dan langsung memberi
perintah terhadap Marketing Supervisor dan juga menentukan harga pasar
produk..

2.7 Sumber daya manusia Gerai Kopi Dolkopi

Jumlah Karyawan

Tenaga kerja pada gerai kopi Dolkopi didominasi oleh karyawan


Perempuan dan semua tingkat pendidikan karyawan bervariasi tergantung
tanggung jawab dan jenis pekerjaan dari 26 orang yang terdiri dari:

12
Sumber: Dolkopi, 2021

Jam Kerja

Gerai Kopi Dolkopi memiliki hari kerja selama 6 hari perminggu, dan
2 shift. Berikut ini merupaka rincian jam kerja karyawan Dolkopi:

Shift Pagi

Shift Sore

13
2.8 Spesifikasi Alat dan Bahan CV. Mina Indo Sejahtera

2.8.1 Alat Produksi


Gerai Kopi Dolkopi dalam proses produksinya menggunakan alat-alat
yang berbeda untuk memproduksi Kopi Americano. Berikut adalah daftar alat
dan mesin di Gerai Kopi Dolkopi :

Tabel 2.2 Spesifikasi Gerai Kopi Dolkopi

No. Jenis Alat Jumlah Kondisi Energi Penggerak

1. Mesin Exspresso 2 Baik Listrik

2. Grinder 1 Baik Listrik

3. Cerek 1 Baik Manual

4. Timbangan Mini 1 Baik Batterai

2.8.2 Bahan Baku dan Penolong


Gerai Kopi Dolkopi dalam proses produksinya sangatlah
membutuhkan bahan baku dan juga bahan pendukung dalalm prosesnya.
Berikut daftar dari bahan baku utama dan penolong Gerai Kopi Dolkopi

Kapasitas
Bentuk Sifat
No. Jenis Bahan / Bulan
Fisik Bahan
(Kg)

Biji Kopi
1. 25 gram Kopi Keras
Robusta

Biji Kopi
2. 20 gram Kopi Keras
House Blend

3. Filter 1 lusin Pelengkap Lentur

4.. Gula 250 gram Pelengkap Halus

14
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

2.9 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kerja Praktik

Waktu pelaaksanaan : 19 November 2020 – 28 Desember 2020.


Tempat pelaksanaan : Gerai Kopi Dolopi Semarang
Jam Kerja Praktik : Senin – Jumat : (09.00 – 00.00 WIB)
Sabru : (09.00 – 00.00 WIB)

3.1 Obyek Pelaksanaan

Pelaksanaan kerja praktik dilakukan pada departemen produksi


untuk mengetahui waktu proses produksi Kopi Americano di Gerai Kopi
Dolkopi. Pengamatan ini berfokus pada perhitungan waktu baku proses
produksi Kopi Americano.

3.2 Alur Kerja Praktik

Alur kerja praktik dibuat sebagai dasar dalam mempelajari,


mengidentifikasi dan memeberikan alternatif pemecahan terhadap sebuah
masalah. Kerangka kerja praktik dapat dilihat pada Gambar 3.1.

15
16
3.3 Jenis Dan Sumber Data

3.4.1 Jenis Data


1. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari pembimbing lapangan Gerai Kopi Dolopi
yaitu melalui hasil observasi (pengamatan), interview (wawancara) serta
pencatatan terhadap objek penelitian secara langsung pada semua bagian.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh secara tidak langsung yaitu melalui dokumentasi,
literature, dan arsip yang ada hubungannya dengan masalah yang diamati.

3.4.2 Sumber Data

1.Internal
Data yang diperoleh dari dalam perusahaan yang didapat dengan cara
Interview (wawancara) langsung dengan pihak yang berwenang dalam
perusahaan tersebut.
Data tersebut diperoleh dari :
1. Pembimbing lapangan
2. Tim Production / Team leader
3. Departmen production
2. Eksternal
Merupakan data yang diperoleh dari luar perusahaan baik dari dokumen-
dokumen, literature, buku, internet maupun informasi dari pihak lain.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Beberapa teknik yang digunakan penulis untuk menunjang dalam


pengolahan data dan pengumpulan datanya yaitu berupa :
a. Studi Pustaka
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca
dan mempelajari buku literature perpustakaan dan media informasi yang
berkaitan dengan objek atau permasalahan yang dituju, guna menunjang
kelancaran proses penulisan dan penyusunan Laporan Kerja Praktik. Dari
studi pustaka diperoleh informasi untuk landasan teori sebagai acuan analisa

17
dan pembahasan yang berhubungan dengan waktu baku proses produksi.
b. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data dimana peneliti mencatat
informasi yang disaksikan selama penelitian.Metode ini dilakukan dengan
mengamati langsung objek penelitian yang ada di Gerai Kopi Dolkopi, untuk
memberikan gambaran yang sesungguhnya dari objek yang diteliti.
c. Wawancara

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara


Tanya jawab langsung dengan pihak-pihak yang bertanggung jawab dan
berwenang untuk memberikan informasi yang detail. Dengan teknik ini,
penulis dapat mengetahui kondisi permasalahan yang terjadi di lapangan
melalui keterangan dari teknisi di lapangan maupun Kepala Bagian produksi
yang dalam hal ini sebagai yang bertanggung jawab di area tersebut.

3.5 Pengumpulan Data

a. Waktu Siklus.
Data ini merupakan waktu antara penyelesaian dari dua pertemuan berturut-
turut, asumsikan konstan untuk semua pertemuan.dapat dikatakan waktu
siklus,merupakan hasil pengamatan secara langsung yang tertera dalam
stopwatch.
b. Rating Factor
Rating Faktor adalah suatu pendekatan umum yang berguna untuk
mengevaluasi dan membandingkan berbagai alternatif lokasi.
c. Alur Proses
Data ini menunjukkan alur proses produksi lele bumbu dari awal hingga akhir
proses.

3.6 Alat yang digunakan

Adapun peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:


a. Stopwatch
b. Kamera

18
3.7 Metode Analisis Data

Dalam melakukan pengolahan data yang diperoleh, maka digunakan


metode yaitu metode time study. Adapun metode analisis data yang digunakan
adalah data sebagai berikut:
3.8 Metode Time Study (Menentukan Waktu Baku Setiap Proses)
Dari data yang diperoleh berupa waktu kerja setiap proses, kemudian
diolah untuk mengidentifikasi waktu baku terbesar. Metode time study berupa
jam henti (stopwatch) yang digunakan untuk mencatat waktu kerja setiap
proses.
Pengukuran waktu kerja menggunakan jam henti diperkenalkan
Frederick W. Taylor pada abad ke-19. Metode ini baik digunakan untuk
pekerjaan yang singkat dan berulang (repetitive).
(Wignjosoebroto,2000)
Adapun langkah-langkah pengukuran waktu baku diantaranya:
a. Uji Keseragaman Data
BKA = + k.σ ..................................................................... (1)
BKB = - k.σ ....................................................................... (2)
Dimana σ adalah standar deviasi dan nilai kbergantung pada tingkat
keyakinan yang ditentukan oleh pengukur, yaitu k = 1 untuk tingkat
keyakinan 67%, k = 2 untuk tingkat keyakinan 95%, dan k = 3 untuk tingkat
keyakinan 99%.
b. Uji Kecukupan Data
2
k 2

N’ = s
[ √
N . ∑ x 2−( ∑ x )

∑x ]
................................................. (3)

(Sutalaksana,1979)
Dimana s adalah derajat ketelitian yaitu 5% dan tingkat kepercayaan =
95 %, sehingga k = 1,96 ~ 2. Apabila N’ < N, maka data dinyatakan cukup.
(Barnes,1980)

19
c. Perhitungan Waktu Normal
- Westinghouse System’s Rating
Rating factor yang digunakan adalah metode westinghouse dimana terdapat 4
kriteria penilaian diantaranya keterampilan (skill), usaha (effort), kondisi
kerja (condition), dan konsistensi (consistency). Pemberian performansi
kerja mengacu pada tabel westinghouse system’s rating di buku
Wignjosoebroto.
(Wignjosoebroto,2000)
- Waktu Normal (Wn)
Rating Factor %
Wn = Waktu Pengamatan x ...................... (4)
100 %
(Wignjosoebroto,2000)
d. Perhitungan Waktu Baku
- Penentuan Allowance (Kelonggaran)
Dalam menentukan allowance terdapat 3 macam allowance yaitu:
1. Kelonggaran untuk kebutuhan pribadi (Personal Allowance)
Yang termasuk kedalam kebutuhan pribadi adalah hal-hal seperti
minum, makan, ke kamar kecil, bercakap-cakap dengan teman sekantor.
2. Kelonggaran untuk melepaskan lelah (Fatique Allowance)
Kelelahan fisik manusia bisa disebabkan oleh beberapa penyebab
diantaranya adalah kerja yang membutuhkan pikiran banyak (lelah mental)
dan kerja fisik.
3. Kelonggaran waktu karena keterlambatan (Delay Allowance)
Delay bisa disebabkan oleh faktor-faktor yang tidak bisa dihindarkan
(umumnya disebabkan oleh mesin, operator, dan hal-hal lain diluar kontrol)
dan faktor-faktor yang masih bisa dihindarkan.
Penentuan allowance bisa ditentukan berdasarkan tabel allowance di
buku Sutalaksana.
(Sutalaksana,1979)

20
Waktu Baku (Waktu Standar)
Waktu baku adalah waktu penyelesaian yang dibutuhkan secara wajar
oleh pekerja normal untuk menyelesaikan pekerjaannya yang dikerjakan
dalam sistem kerja terbaik pada saat itu.
Standart Time (Wb)= Normal Time + (Normal Time x
%Allowance)....................................................................... (5)
100 %
Standart Time (Wb)= Normal Time x .. (6)
100 %−%allowance
(Wignjosoebroto,2000)

21
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data waktu proses pembuatan Kopi Americano pada


bagian produksi dilakukan sebanyak lima kali dengan masing-masing
pengamatan melakukan produksi sebanyak 20Kg Biji Kopi pengamatan
dengan menggunakan metode Stopwatch Time Study. Berikut adalah data
pengamatan waktu proses yang telah didapatkan:

Tabel 4.1 Data Pengamatan Waktu Proses


No Waktu Pengamatan ke- (Detik)
Proses Alat / Mesin
. 1 2 3 4 5
Persiapan Biji Kopi dan
1 Grinder 66 65 61 63 65
Cangkir kecil
2 Menggrinder Biji Kopi Grinder 864 857 860 857 858
3 Persiapan alat sortir Pipa Cetak 184 180 185 180 189
Meletakan serbuk kopi ke
4 Pipa Cetak 143 142 146 147 142
Pipa Cetak
Penyortiran serbuk kopi
yang sesuai dengan
5 Pipa Cetak 87 82 81 82 88
ukuran yang sudah
ditetapkan
6 Persiapan alat Mesin Kopi 88 95 95 90 92
Mengisi mesin Kopi
7 Mesin Kopi 864 860 860 865 867
dengan air
Memasukan erbuk Kopi 120
8 Mesin Kopi 1211 1211 1208 1214
ke dalam uap mesin Kopi 6
Menyiapkan Cangkir 112
9 Cangkir kecil 1123 1126 1122 1124
Kecil 3
Meletakkan cangkir di
10 Cangkir kecil 505 502 504 503 504
mesin Kopi
Mengeluarkan Uap mesin 137
11 Mesin Kopi 1375 1373 1372 1373
Kopi 7
12 Meletakkan Cangkir di  Cangkir 519 512 517 513 517

22
Bawah pipa Mesin Kopi
untuk proses pencairan kecil
uap
107
13 Menyiapkan timbangan Timbangan 1080 1079 1077 1078
8
Meletakkan cangkir yang
14 berisi cairan Kopi di Timbangan 505 501 504 503 503
timbangan
Persiapan mengatur
15 Timbangan 185 182 183 187 183
timbangan
16 Mulai menimbang Timbangan 900 909 907 907 903
Memisahkan cangkir yang
17 Timbangan 960 961 960 962 963
sudah di timbang
Meletakkan cairan kopi
Gelas 1
18 yang sudah di timbang ke 507 509 511 511 516
(cairan kopi)
gelas 1
19 Mengisi air di gelas 2 Gelas 2 (air) 900 909 907 907 903
Mencampurkan cairan
20 Gelas 185 182 183 187 183
Kopi ke gelas 2
144
21 Mulai menimbang Timbangan 1442 1443 1445 1440
0
22 Persiapkan tumpuan Gelas  gelas 909 912 911 907 909
Menyiapkan resep racikan 152
23 Esprsso 1521 1529 1523 1529
dari Head barista 4
Tisu, gelas,
100
24 Platting tumpuan 1002 1002 1003 1007
9
gelas
125
25 Siap untuk di sajikan Americano 1253 1258 1258 1256
2

Berdasarkan data pada table 4.1, bahwa proses pembuatan Kopi


Americano 20kg yang membutuhkan 25 proses. Dimana rata-rata waktu
siklus terbesar terdapat pada proses ke-23 yaitu Menyiapkan resep racikan
dari Head barista.

23
4.2 Pengolahan Data
4.2.1 Uji Keseragaman Data
Uji keseragaman data pada pengolahan data tersebut menggunakan
tingkat keyakinan 95% dan ketelitian 5%. Berikut contoh perhitungan uji
keseragaman data pada proses ke-1 yaitu pasang lapisan dalam kantong:
66+65+61+63+ 65 320
1. Rata-Rata (X bar) = = = 64
5 5
¯ )2
∑ ( X −X
2. Standar Deviasi (σ )=
√ N−1

∑ (64−61)2+(64−65)2+ …
=
√ 5−1
=2

3. BKA = X bar + k.σ


= 64 + (2 x 2) = 68
4. BKB = X bar - k.σ
= 64 – (2 x 2) = 60
Tabel 4.2 Rekapitulasi Uji Keseragaman Data

Proses Keseragaman
Rata-Rata SD BKA BKB
ke- Data
1 64 2 68 60 SERAGAM
2 859 2.94958 865.099 853.301 SERAGAM
3 184 3.78153 191.163 176.037 SERAGAM
4 144 2.34521 148.69 139.31 SERAGAM
5 84 3.24037 90.4807 77.5193 SERAGAM
6 92 3.08221 98.1644 85.8356 SERAGAM
7 863 3.11448 869.429 856.971 SERAGAM
8 1210 3.08221 1216.16 1203.84 SERAGAM
9 1124 1.51658 1126.63 1120.57 SERAGAM
10 504 1.14018 505.88 501.32 SERAGAM
11 1374 2 1378 1370 SERAGAM
12 515,6 2.96648 521.533 509.667 SERAGAM
13 1078,4 1.14018 1080.68 1076.12 SERAGAM
14 503,2 1.48324 506.166 500.234 SERAGAM
15 184 2 188 180 SERAGAM
16 905,2 3.63318 912.466 897.934 SERAGAM
17 752,8 2.28035 757.361 748.239 SERAGAM

24
18 961,2 1.30384 963.808 958.592 SERAGAM
19 510,8 3.34664 517.493 504.107 SERAGAM
20 905,2 3.63318 912.466 897.934 SERAGAM
21 1442 2.12132 1446.24 1437.76 SERAGAM
22 909,6 1.94936 913.499 905.701 SERAGAM
23 1525 3.63318 1532.47 1517.93 SERAGAM
24 1004,6 3.20936 1011.02 998.181 SERAGAM
25 1255,4 2.79285 1260.99 1249.81 SERAGAM

Berdasarkan tabel rekapitulasi uji keseragaman data, dapat


diketahui bahwa semua data pada setiap proses dikatakan seragam. Rata-
rata waktu siklus tertinggi yaitu sebesar 1525 detik, sedangkan rata-rata
waktu siklus terendah yaitu sebesar 64 detik.
4.2.2 Uji Kecukupan Data
Uji kecukupan data tersebut menggunakan tingkat keyakinan 95%
maka nilai k = 2 dan ketelitian 5% atau nilai s = 0,05. Berikut contoh
perhitungan uji kcukupan data pada proses ke-1 :
2

N’ =[
k √ N ∑ x −(∑ x ¿¿ 2) ¿ ] 2
s ∑x
2
= [ 0,05
√ (5 x 20496 )−102400 ]2
320
= 1,25 ≈ 1

Tabel 4.3 Rekapitulasi Uji Kecukupan Data

Proses ke- N’ N Keterangan

1 1,25 5 CUKUP
2 0,02 5 CUKUP
3 0,54 5 CUKUP
4 0,34 5 CUKUP
5 1,90 5 CUKUP
6 1,44 5 CUKUP
7 0,02 5 CUKUP
8 0,01 5 CUKUP
9 0,00 5 CUKUP
10 0,01 5 CUKUP

25
11 0,00 5 CUKUP
12 0,04 5 CUKUP
13 0,00 5 CUKUP
14 0,01 5 CUKUP
15 0,15 5 CUKUP
16 0,02 5 CUKUP
17 0,00 5 CUKUP
18 0,05 5 CUKUP
19 0,02 5 CUKUP
20 0,15 5 CUKUP
21 0,00 5 CUKUP
22 0,01 5 CUKUP
23 0,01 5 CUKUP
24 0,01 5 CUKUP
25 0,01 5 CUKUP

Dari hasil uji kecukupan data didapatkan bahwa data yang diuji sudah
cukup, yaitu nilai N’ lebih kecil daripada N.
4.2.3 Perhitungan Waktu Normal
4.2.3.1 Penentuan Performance Rating (Faktor Penyesuaian)
Faktor penyesuaian yang digunakan adalah metode
Westing House. Dari perhitungan faktor penyesuaian diperoleh
nilai sebesar 1,15. Berikut adalah perhitungan faktor penyesuaian
yang akan digunakan pada perhitungan waktu nomal:
Tabel 4.4Rekapitulasi Faktor Penyesuaian

Rating Tota
No Nama Operasi Kerja Faktor Skor Rf
(Kelas) l
Persiapan Biji Kopi dan
1 - Good
Cangkir kecil
- Keterampilan (C1) 0,06
2 Menggrinder biji kopi
3 Persiapan alat sortir - Usaha - Excelent 0,08
Meletakkan biji kopi ke pipa (B2)
4 0,15 1,15
cetak - Kondisi - Average 0,00
Penyortitan serbuk kopi yang
Kerja (D)
5 sesuai dengan ukuran yang
- Konsistensi - Good 0,01
sudah di tetapkan
(C)
6 Persiapan alat

26
7 Mengisi mesin kopi dengan air
Memasukan serbuk kopi
8
kedalam uap mesin kopi
9 Menyiapkan cangkir kecil
Meletakkan cangkir kecil di
10
mesin kopi
11 Mengeluarkan uap mesin kopi
Cangkir kecil dibawah pipa
12 mesin kopi untuk proses
pencairan uap
13 Menyiapkan timbangan
Meletakkan cangkir yang berisi
14
cairan kopi di timbangan
15 Persiapan mengatur timbangan
16 Mulai menimbang
Memisahkan cangkir yang
17
sudah di timbang
Meletakkan cairan kopiyang
18
sudah di timbang ke gelas 1
19 Mengisi air di gelas 2
Meletakkan cairan kopi yang
20
sudah di timbang ke gelas 2
21 Mulai menimbang
22 Persiapan tumpuan gelas
Menyiapkan resep racikan dari
23
head barista
24 Platting
25 Siap untuk di sajikan

Faktor Rating (Kelas) Skor Penyesuaian Total


Rf
Keterampilan Good (C1) 0,06
Usaha Excelent (B2) 0,08
0,15 1,15
Kondisi Kerja Average (D) 0
Konsistensi Good (C) 0,01

Berdasarkan tabel 4.4 tersebut diketahui bahwa nilai faktor


penyesuaian sebesar 1,15. Nilai tersebut diperoleh berdasarkan 4

27
kriteria penilaian diantaranya keterampilan dengan kelas good
(0,06), kemudian usaha dengan kelas excelent (0,08), kondisi
kerja dengan average (0,00), terakhir konsistensi dengan kelas
good (0,01).

28
4.2.3.2 Perhitungan Waktu Normal
Berikut merupakan contoh perhitungan waktu normal pada
proses ke-1 yaitu pasang lapisan dalam kantong:
Waktu Normal = rataan waktu siklus x Rf
= 64 x 1,15 = 73,6 detik

Tabel 4.5Rekapitulasi Waktu Normal


Performanc Waktu
No Nama Operasi Kerja Rataan e Rating Normal
(Rf) (Detik)
Persiapan Biji Kopi dan Cangkir
1 64 1,15 73.6
kecil
2 Menggrinder biji kopi 859.2 1,15 988.08
3 Persiapan alat sortir 183.6 1,15 211.14
4 Meletakkan biji kopi ke pipa cetak 144 1,15 165.6
Penyortitan serbuk kopi yang sesuai
5 dengan ukuran yang sudah di 84 1,15 96.6
tetapkan
6 Persiapan alat 92 1,15 105.8
7 Mengisi mesin kopi dengan air 863.2 1,15 992.68
Memasukan serbuk kopi kedalam
8 1210 1,15 1391.5
uap mesin kopi
9 Menyiapkan cangkir kecil 1123.6 1,15 1292.14
Meletakkan cangkir kecil di mesin
10 503.6 1,15 579.14
kopi
11 Mengeluarkan uap mesin kopi 1374 1,15 1580.1
Cangkir kecil dibawah pipa mesin
12 515.6 1,15 592.94
kopi untuk proses pencairan uap
13 Menyiapkan timbangan 1078.4 1,15 1240.16
Meletakkan cangkir yang berisi
14 503.2 1,15 578.68
cairan kopi di timbangan
Persiapan mengatur timbangan
15 184 1,15 211.6
cairan kopi di timbangan
16 Mulai menimbang 905.2 1,15 1040.98
Memisahkan cangkir yang sudah di
17 961.2 1,15 1105.38
timbang
18 Meletakkan cairan kopiyang sudah 510.8 1,15 587.42

29
di timbang ke gelas 1
19 Mengisi air di gelas 2 905.2 1,15 1040.98
Meletakkan cairan kopi yang sudah
20 184 1,15 211.6
di timbang ke gelas 2
21 Mulai menimbang 1442 1,15 1658.3
22 Persiapan tumpuan gelas 909.6 1,15 1046.04
Menyiapkan resep racikan dari head
23 1525.2 1,15 1753.98
barista
24 Platting 1004.6 1,15 1155.29
25 Siap untuk di sajikan 1255.4 1,15 1443.71

Berdasarkan tabel 4.5 diperoleh hasil perhitungan waktu normal untuk


setiap proses. Dari hasil perhitungan diperoleh waktu normal tertinggi yaitu pada
proses pembuatan bumbu sebesar 1753.98 detik, sedangkan waktu normal
terendah terdapat pada proses persiapan alat jaring dan keranjang 73.6 detik.

4.2.4 Perhitungan Waktu Baku


4.2.4.1 Penentuan Faktor Kelonggaran (Allowance)
Penentuan faktor kelonggaran akan digunakan pada
perhitungan waktu baku untuk setiap proses kerja. Dari
perhitungan faktor kelonggaran diperoleh nilai sebesar 12,5%.
Berikut adalah perhitungan faktor kelonggaran:

Tabel 4.6Rekapitulasi Faktor Kelonggaran

No. Nama Operasi Kerja Faktor Allowance Total


Persiapan Biji Kopi dan - Kebutuhan
1
Cangkir kecil Pribadi 2
2 Menggrinder biji kopi
3 Persiapan alat sortir - Tenaga yang
Meletakkan biji kopi ke dikeluarkan 1
4
pipa cetak - Sikap kerja 12,5
Penyortitan serbuk kopi
- Gerakan kerja
5 yang sesuai dengan ukuran
- Kelelahan mata - Pria 0,5
yang sudah di tetapkan
0
6 Persiapan alat
7 Mengisi mesin kopi dengan - Dapat diabaikan

30
air
Memasukan serbuk kopi
8
kedalam uap mesin kopi
9 Menyiapkan cangkir kecil
Meletakkan cangkir kecil di
10
mesin kopi
Mengeluarkan uap mesin
11
kopi
Cangkir kecil dibawah pipa
12 mesin kopi untuk proses
pencairan uap
13 Menyiapkan timbangan
Meletakkan cangkir yang
14 berisi cairan kopi di
timbangan
Persiapan mengatur
15 timbangan cairan kopi di
2
timbangan
16 Mulai menimbang - Keadaan - Duduk
Memisahkan cangkir yang temperatur - Normal
17
sudah di timbang - Keadaan
Meletakkan cairan
atmosfir - Pandangan yang
18 kopiyang sudah di timbang
- Keadaan hampir terus 3
ke gelas 1
19 Mengisi air di gelas 2 lingkungan menerus
Meletakkan cairan kopi - Normal 2
20 yang sudah di timbang ke
gelas 2 - Cukup 2
21 Mulai menimbang
22 Persiapan tumpuan gelas
Menyiapkan resep racikan - Siklus kerja
23
dari head barista berulang ulang
24 Platting antara 0-5 detik
25 Siap untuk di sajikan

Allowanc
Faktor e Total
Kebutuhan Pribadi pria 2 12,5

31
tenaga yg dikeluarkan dapat diabaikan 1
sikap kerja duduk 0,5
gerakan kerja normal 0
kelelahan mata pandangan yg hampir terus menerus 2
keadaan temperatur normal 3
keadaan atmosfir cukup 2
keadaan lingkungan siklus kerja berulang ulang antara 0-5 detik 2

Berdasarkan tabel 4.6 tersebut didapatkan nilai faktor


kelonggaran sebesar 12,5%. Faktor kelonggaran tersebut
didapatkan berdasarkan beberapa faktor. Faktor-faktornya
diantaranya: kebutuhan pribadi (pria) dengan skor 2, tenaga yang
dikeluarkan (dapat diabaikan) dengan skor 1, sikap kerja (duduk)
dengan skor 0,5, gerakan kerja (normal) dengan skor 0, kelelahan
mata (pandangan yang hampir terus-menerus) dengan skor 2,
keadaan temperatur (normal) dengan skor 3, keadaan atmosfir
(cukup) dengan skor 2, dan keadaan lingkungan (siklus kerja
berulang-ulang antara 0-5 detik) dengan skor 2.

32
4.2.4.2 Perhitungan Waktu Baku
Berikut merupakan contoh perhitungan waktu baku
pada proses ke-1 yaitu persiapan jarring dan keranjang:
100 %
Waktu baku = Waktu normal x
( 100−12,5 ) %
100 %
= 73,6 x = 84,114 detik
( 100−12,5 ) %

Tabel 4.7Rekapitulasi Waktu Baku


No
Nama Operasi Kerja Waktu Normal Allowance Waktu Baku
.
Persiapan Biji Kopi dan Cangkir
1 73.6 12.5 84.114
kecil
2 Menggrinder biji kopi 988.08 12.5 1129.234
3 Persiapan alat sortir 211.14 12.5 241.303
Meletakkan biji kopi ke pipa
4 165.6 12.5 189.257
cetak
Penyortitan serbuk kopi yang
5 sesuai dengan ukuran yang 96.6 12.5 110.400
sudah di tetapkan
6 Persiapan alat 105.8 12.5 120.914
7 Mengisi mesin kopi dengan air 992.68 12.5 1134.491
Memasukan serbuk kopi
8 1391.5 12.5 1590.286
kedalam uap mesin kopi
9 Menyiapkan cangkir kecil 1292.14 12.5 1476.731
Meletakkan cangkir kecil di
10 579.14 12.5 661.874
mesin kopi
11 Mengeluarkan uap mesin kopi 1580.1 12.5 1805.829
Cangkir kecil dibawah pipa
12 mesin kopi untuk proses 592.94 12.5 677.646
pencairan uap
13 Menyiapkan timbangan 1240.16 12.5 1417.326
Meletakkan cangkir yang berisi
14 578.68 12.5 661.349
cairan kopi di timbangan
Persiapan mengatur timbangan
15 211.6 12.5 241.829
cairan kopi di timbangan
16 Mulai menimbang 1040.98 12.5 1189.691

33
Memisahkan cangkir yang sudah
17 1105.38 12.5 1263.291
di timbang
Meletakkan cairan kopiyang
18 587.42 12.5 671.337
sudah di timbang ke gelas 1
19 Mengisi air di gelas 2 1040.98 12.5 1189.691
Meletakkan cairan kopi yang
20 211.6 12.5 241.829
sudah di timbang ke gelas 2
21 Mulai menimbang 1658.3 12.5 1895.200
22 Persiapan tumpuan gelas 1046.04 12.5 1195.474
Menyiapkan resep racikan dari
23 1753.98 12.5 2004.549
head barista
24 Platting 1155.29 12.5 1320.331
25 Siap untuk di sajikan 1443.71 12.5 1649.954
Total 24153.372

Setelah dilakukan perhitungan waktu baku


diperoleh total waktu baku pada seluruh proses
pembuatan lele bumbu yaitu sebesar 24153.372 detik atau
402,56 menit atau 6,8 jam. Waktu baku terbesar yaitu
pada proses pembuatan bumbu sebesar 2004.549 detik
atau 33,40 menit. Lamanya waktu proses tersebut
membuat stasiun sebelumnya mengalami penumpukan
barang dan membuat menunggu atau menganggu.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

34
Berdasarkan analisa dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat
diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, terdapat 25 proses pada
proses pembuatan Kopi Americano. Dengan rata-rata waktu proses
tertinggi pada proses Menyiapkan resep racikan dari head barista
2004.549 detik atau 33,40 menit., sedangkan waktu proses terendah
adalah Persiapan Biji Kopi dan Cangkir yaitu sebesar 84.114detik.
2. Berdasarkan perhitungan waktu baku menggunakan metode time study,
didapatkan total waktu baku keseluruhan proses Pembuatan Kopi
Americano 24153.372 detik atau 402,56 menit atau 6,8 jam
5.2 Saran
Untuk meningkatkan kinerja perusahaan terutama dalam hal waktu
pengerjaan setiap proses pada proses produksi, maka penulis memberikan
saran sebagai berikut:
1. Perusahaan perlu menggunakan metode time study untuk mengukur
berapa lama waktu proses pembuatan Kopi Americano, selain itu
perusahaan juga harus menggunakan tools pengendalian kualitas misal
seperti diagram fishbone untuk mengetahui penyebab
permasalahanyang ada pada proses produksi.
2. Perusahaan perlu melakukan evaluasi kerja setiap hari agar target
produksi bisa tercapai secara maksimal. Selain itu, perusahaan juga
perlu memberikan reward kepada karyawan yang memiliki kinerja
bagus di perusahaan, agar para karyawan semangat dalam bekerja dan
produktivitas akan meningkat.
3. Perusahaan perlu melakukan recruitment karyawan baru agar dalam
proses produksi nya dapat mengurangi waktu produksi agar dapat
menambah jumlah kapasitas produksi lele bumbu.

DAFTAR PUSTAKA

35
Gani, Faliq. 2017: Faktor Penyesuaian dan Faktor Kelonggaran.
[https://www.scribd.com/document/353775642/Faktor-Penyesuaian-Dan-
Faktor-Kelonggaran-pdf]. (Diakses pada tanggal 27 September).

Fakultas Teknik Universitas Diponegoro. 2017: Penentuan Waktu Baku dengan


Metode Stopwatch Time Study Studi Kasus CV. Mans Group.
[https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/ieoj/article/view/15931/15392].
(Diunduh pada tanggal 02 Oktober 2018).

Sutalaksana, dkk. 1979. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung: Anggawisastra.

Wignjosoebroto. 2000. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu: Teknik Analisis untuk
Meningkatkan Produktivitas Kerja. Jakarta: PT. Gunawidya.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian; Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Bina Aksara.

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana


Indonesia. Hadi, Sutrisno. 1991. Analisis Butir Untuk Instrumen. Cetakan
Pertama. Yogyakarta.

Fahmi, A., Rahman, A., dan Efranto, R. Y. (2012). Implementasi Total Productive
Maintenance Sebagai Penunjang Produktivitas Dengan Pengukuran
Overall Equipment Effectiveness Pada Mesin Rotary KTH-8. Univ.
Brawijaya. Jurnal Teknik Industri.

Barry, J. (2001). Prinsip – Prinsip Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba


Empat.

Assauri, Sofyan, 2004, Manajemen Produksi dan Operasi, edisi revisi,


Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta.

Daryus, Asyari, 2007, Diktat Manajemen Pemeliharaan Mesin, Universitas


Darma Persada – Jakarta.

36
Alfian Hamsi 2001, Laporan Pembuatan Buku Ajaran Pemeliharaan Pabrik untuk
Mahasiswa Departemen Teknik Mesin Universitas Sumatera Utara,
Medan

37

Anda mungkin juga menyukai