TAHUN 2019
Keterangan
Pelaksanaan Identifikasi Risiko dilakukan dengan melihat potensi adanya suatu kejadian yang berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian
ditentukan prioritas risiko untuk membantu proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis risiko. Analisis risiko dilakukan dengan menghitung asumsi probabilitas kejadian
(PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUENSI) serta score/tingkat risiko adalah hasil perkalian P x F x A.
UNIT
KERJA RISIKO DAMPAK P F A R KRITERIA KETERANGAN PENGENDALIAN RISIKO
Saat melakukan penyiapan Petugas di apotek Kerugian pada tindakan perbaikan dapat dijadwalkan kemudian dan
Unit Kefarmasian dan gudang obat berisiko kehilangan sediaan petugas 3 1 7 21 Menengah penanganan cukup dilakukan dengan prosedur yang
farmasi ada
resiko kesalahan takaran obat sirup karena kerugian pada perlu mendapat perhatian dari manajemen puncak
Unit Kefarmasian pada label obat tidak terdapat petunjuk pasien 10 10 3 300 Tinggi dan tindakan segera dilakukan
pengisian air
PENGENDALIAN RISIKO
Pelaksanaan Identifikasi Risiko dilakukan dengan melihat potensi adanya suatu kejadian yang berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan prioritas risiko untuk membantu
proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis risiko. Analisis risiko dilakukan dengan menghitung asumsi probabilitas kejadian (PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUENSI) serta
score/tingkat risiko adalah hasil perkalian P x F x A.
Risiko sisa vaksin disalahgunakan karena sisa bekerja sama dengan petugas kesling untuk
RUANG VAKSIN vaksin dibuang begitu saja di tong sampah Kerugian pada lingkungan 0.5 0.1 7 0.35 Rendah risiko dapat diterima mengelola limbah sisa vaksin
UGD,VK dan risiko jatuhnya pasien dan staf di jalur evakuasi Kerugian pada Lakukan perbaikan secepatnya dan tidak diperlukan
Rawat inap dari UGD ke Rawat inap karena jalur yang licin pasien dan petugas 6 1 15 90 Substansial keterlibatan pihak manajemen puncak.
dan curam
UGD,VK dan lampu konslet karena atap bocor Kerugian pada 10 1 40 400 Tinggi Perlu mendapat perhatian dari manjemen puncak
Rawat inap petugas dan pasien dan tindakan perbaikan segera di lakukan.
UGD,VK dan risiko kegagalan dalam pelaksanaan IMD Kerugian pada 6 3 7 126 Substansial Perlu mendapat perhatian dari manjemen puncak
Rawat inap pasien dan tindakan perbaikan segera di lakukan.
UGD,VK dan Kerugian pada Perlu mendapat perhatian dari manjemen puncak
Rawat inap risiko kesalahan identitas pasien pasien 6 2 15 180 Substansial dan tindakan perbaikan segera di lakukan.
UGD,VK dan risiko kesalahan dalam mengidentifikasi pasien Kerugian pada 6 2 15 180 Tinggi Perlu mendapat perhatian dari manjemen puncak
Rawat inap triase pasien dan tindakan perbaikan segera di lakukan.
UGD,VK dan resiko terjadi hipotermi pada bayi baru lahir Kerugian pada 6 2 15 180 Substansial Lakukan perbaikan secepatnya dan tidak diperlukan
Rawat inap karena tidak tersedianya infant warmer. pasien keterlibatan pihak manajemen puncak.
ketidaknyamanan pasien di RRI karena tidak tindakan perbaikan dapat dijadwalkan kemudian
UGD,VK dan tersedianya perlengkapan bed pasien sarung Kerugian pada 10 6 1 60 Menengah dan penanganan cukup dilakukan dengan prosedur
Rawat inap pasien
bantal, bantal dan sprei. yang ada
UGD,VK dan Kerugian pada Perlu mendapat perhatian dari manjemen puncak
Rawat inap risiko bayi terjatuh saat pelaksanaan IMD pasien 1 1 15 15 Tinggi dan tindakan perbaikan segera di lakukan.
PENGENDALIAN RISIKO
Pelaksanaan Identifikasi Risiko dilakukan dengan melihat potensi adanya suatu kejadian yang berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan prioritas risiko untu
pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis risiko. Analisis risiko dilakukan dengan menghitung asumsi probabilitas kejadian (PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUENSI)
adalah hasil perkalian P x F x A.
Laboratorium risiko petugas tertusuk jarum kerugian pada 6 3 15 270 Tinggi lakukan perbaikan secepatnya dan tidak
staf diperlukan keterlibatan pihak manajemen
risiko kesalahan pembacaan hasil laboratorium kerugian pada Lakukan perbaikan secepatnya dan tidak
Laboratorium akibat kesalahan pengambilan spesimen pasien 6 2 15 180 substansial diperlukan keterlibatan pihak manajemen
puncak.
Laboratorium risiko tertukarnya spesimen dan hasil kerugian pada 10 2 15 300 Tinggi lakukan perbaikan secepatnya dan tidak
pasien diperlukan keterlibatan pihak manajemen
jendela laboratorium yang tidak berisi gorden Lakukan perbaikan secepatnya dan tidak
Laboratorium mengganggu privasi petugas dan pasien dalam Kerugian pada 9 6 3 162 substansial diperlukan keterlibatan pihak manajemen
staf dan pasien
melakukan pemeriksaan puncak.
Laboratorium pencahayaan yang masih kurang menyebabkan kerugian pada 9 6 7 378 Tinggi lakukan perbaikan secepatnya dan tidak
dalam pengambilan sampel kurang akurat staf dan pasien diperlukan keterlibatan pihak manajemen
ruang tunggu pasien yang masih jadi satu dengan kerugian pada
Laboratorium garasi mobil ambulance sehingga membuat pasien 6 3 1 18 Rendah resiko dapat diterima
tidak nyaman pasien
g berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan prioritas risiko untuk membantu proses
enghitung asumsi probabilitas kejadian (PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUENSI) serta score/tingkat risiko
PENGENDALIAN RISIKO
Pelayanan Kesehatan kesalahan penegakkan diagnosa karena tidak kerugian pada staf Hentikan kegiatan dan perlu perhatian
Gigi dan Mulut ada dokter gigi jaga dan pasien 10 6 7 420 sangat tinggi manajemen puncak.
Pelayanan Kesehatan pasien komplin akibat kurangnya pemberian Kerugian pada staf 3 15 7 315 tinggi perlu mendapat perhatian manajemen puncak
Gigi dan Mulut informasi terkait tindakan yang diberikan dan pasien dan tindakan perbaikan segera dilakukan
Pelayanan Kesehatan tertular penyakit oleh pasien akibat kurang Kerugian pada staf lakukan perbaikan secepatnya dan tidak
3 6 7 126 substantial diperlukan keterlibatan pihak manajemen
Gigi dan Mulut APD dan pasien puncak
Pelayanan Kesehatan tertular penyakit oleh karena alat sterilisator Kerugian pada staf 6 6 15 540 sangat tinggi Hentikan kegiatan dan perlu perhatian
Gigi dan Mulut rusak dan pasien manajemen puncak.
PENGENDALIAN RISIKO
Pelaksanaan Identifikasi Risiko dilakukan dengan melihat potensi adanya suatu kejadian yang berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan prioritas risiko untuk mem
keputusan berdasarkan hasil analisis risiko. Analisis risiko dilakukan dengan menghitung asumsi probabilitas kejadian (PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUENSI) serta score/tingkat r
P x F x A.
RUANG risiko salah membaca hasil penimbangan berat Kerugian pada lakukan perbaikan secepatnya dan tidak diperlukan
KESEHATAN badan akibat alat penimbangan sering error 6 2 7 84 substansial
ANAK ataupun karena bayi/balita yg ditimbang berontak pasien keterlibatan pihak manajemen puncak
RUANG
KESEHATAN risiko bayi/balita terjatuh selama memberikan Kerugian pasien 10 2 15 300 tinggi perlu mendapat perhatian dari manajemen puncak
asuhan dan tindakan perbaikan segera dilakukan
ANAK
RUANG
KESEHATAN risiko bayi terjatuh saat melakukan penimbangan Kerugian pada 10 2 15 300 tinggi perlu mendapat perhatian dari manajemen puncak
berat badan staf dan pasien dan tindakan perbaikan segera dilakukan
ANAK
RUANG risiko tercecernya dokumen akibat tidak Kerugian pada tindakan perbaikan dapat dijadwalkan kemudian dan
KESEHATAN tersedianya lemari penyimpanan arsip petugas 6 10 1 60 menengah penanganan cukup dilakukan dengan prosedur yang
ANAK ada
mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan prioritas risiko untuk membantu proses pengambilan
PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUENSI) serta score/tingkat risiko adalah hasil perkalian
PENGENDALIAN RISIKO
Pelaksanaan Identifikasi Risiko dilakukan dengan melihat potensi adanya suatu kejadian yang berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan prioritas risiko untuk
keputusan berdasarkan hasil analisis risiko. Analisis risiko dilakukan dengan menghitung asumsi probabilitas kejadian (PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUENSI) serta score/ting
P x F x A.
IMUNISASI risiko petugas tertusuk jarum saat melakukan Kerugian pada 10 0 15 0 rendah Risiko Dapat Diterima
imunisasi petugas
risiko tercecernya dokumen akibat tidak Kerugian pada tindakan perbaikan dapat dijadwalkan
IMUNISASI tersedianya lemari penyimpanan arsip petugas 6 10 1 60 menengah kemudian dan penanganan cukup dilakukan
dengan prosedur yang ada
Petugas terkena cuaca buruk misalnya hujan Kerugian pada tindakan perbaikan dapat dijadwalkan
IMUNISASI deras atau kabut tebal mengingat daerah 6 2 7 84 menengah kemudian dan penanganan cukup dilakukan
Kintamani adalah daerah pegunungan dimana petugas dengan prosedur yang ada
IMUNISASI Risiko petugas digigit anjing saat kunjungan Kerugian pada 6 0 15 0 rendah Risiko Dapat Diterima
rumah petugas
risiko salah membaca hasil penimbangan berat lakukan perbaikan secepatnya dan tidak
IMUNISASI badan akibat alat penimbangan sering error Kerugian pada 6 2 7 84 substansial diperlukan keterlibatan pihak manajemen
ataupun karena bayi/balita yg ditimbang pasien
berontak puncak
risiko bayi terjatuh saat melakukan penimbangan Kerugian pada staf tindakan perbaikan dapat dijadwalkan
IMUNISASI berat badan dan pasien 3 2 15 90 substansial kemudian dan penanganan cukup dilakukan
dengan prosedur yang ada
Resiko sasaran anak sekolah mengalami Kerugian pada lakukan perbaikan secepatnya dan tidak
IMUNISASI 10 3 7 210 substansial diperlukan keterlibatan pihak manajemen
ketakutan berlebih/trauma disuntik pasien puncak
Terjadi pencemaran lingkungan akibat limbah kerugian pada lakukan perbaikan secepatnya dan tidak
IMUNISASI medis (jarum suntik dan vial vaksin) yang 6 2 7 84 substansial diperlukan keterlibatan pihak manajemen
dibuang sembarangan lingkungan puncak
an mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan prioritas risiko untuk membantu proses pengambilan
ian (PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUENSI) serta score/tingkat risiko adalah hasil perkalian
PENGENDALIAN RISIKO
Pelaksanaan Identifikasi Risiko dilakukan dengan melihat potensi adanya suatu kejadian yang berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan prioritas risiko untuk memba
keputusan berdasarkan hasil analisis risiko. Analisis risiko dilakukan dengan menghitung asumsi probabilitas kejadian (PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUENSI) serta score/tingkat risik
Rekam Medis tertukarnya RM pasien akibat tidak lengkapnya Kerugian pada pasien 6 6 15 540 Tinggi perlu mendapat perhatian dari manajemen puncak dan
pengisian RM atau pengisian RM tidak sesuai SOP tindakan perbaikan segera dilakukan
Rekam Medis kerusakan RM akibat kualitas map yang kurang bagus Kerugian pada 10 6 1 60 Menengah tindakan perbaikan dapat dijadwalkan kemudian dan
manajemen penanganan cukup dilakukan dengan prosedur yang ada
RM pasien hilang dikarenakan tidak tercatatnya Kerugian pada perlu mendapat perhatian dari manajemen puncak dan
Rekam Medis pengeluaran dan pemasukkan RM manajemen 10 6 7 420 tinggi tindakan perbaikan segera dilakukan
gatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan prioritas risiko untuk membantu proses pengambilan
kejadian (PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUENSI) serta score/tingkat risiko adalah hasil perkalian P x F x A.
PENGENDALIAN RISIKO
Pelaksanaan Identifikasi Risiko dilakukan dengan melihat potensi adanya suatu kejadian yang berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan prioritas risiko untuk memba
keputusan berdasarkan hasil analisis risiko. Analisis risiko dilakukan dengan menghitung asumsi probabilitas kejadian (PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUENSI) serta score/tingkat risik
Loket Pendaftaran Pasien tidak membawa nomer index Kerugian pada pasien 10 10 1 100 Substansial Lakukan perbaikan secepatnya dan tidak diperlukan
dan staf keterlibatan pihak manajemen puncak.
potensial pasien terpapar penyakit pernafasan oleh Kerugian pada pasien Lakukan perbaikan secepatnya dan tidak diperlukan
Loket Pendaftaran pasien lain di ruang tunggu dan staf 10 10 1 100 Substansial keterlibatan pihak manajemen puncak.
Loket Pendaftaran potensial petugas tertular penyakit pernafasan dari Kerugian pada pasien 10 6 1 60 Menengah tindakan perbaikan dapat dijadwalkan kemudian dan
pasien penanganan cukup dilakukan dengan prosedur yang ada
pasien komplin karena tujuan rujukan tidak sesuai tindakan perbaikan dapat dijadwalkan kemudian dan
Loket Pendaftaran dengan keinginan pasien dikarenakan berlaku Kerugian pada pasien 10 3 7 210 Tinggi penanganan cukup dilakukan dengan prosedur yang ada
peraturan rujukan baru yang berjenjang
gatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan prioritas risiko untuk membantu proses pengambilan
kejadian (PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUENSI) serta score/tingkat risiko adalah hasil perkalian P x F x A.
PENGENDALIAN RISIKO
menjalankan SIK
Pelaksanaan Identifikasi Risiko dilakukan dengan melihat potensi adanya suatu kejadian yang berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan prioritas risiko untuk
pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis risiko. Analisis risiko dilakukan dengan menghitung asumsi probabilitas kejadian (PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUENSI) se
adalah hasil perkalian P x F x A. (Petunjuk nilai tingkat dari "L" dan "C" terdapat pada lembaran bawah Form ini)
resiko terkena penyakit atau virus dari pasien yang tindakan perbaikan dapat dijadwalkan kemudian dan
Gizi memiliki penyakit menular karena ruang konsul gizi jadi Kerugian pada staf 3 1 7 21 menengah penanganan cukup dilakukan dengan prosedur yang
satu dengan ruang konsul lainnya. dan pasien ada
ketidaknyamanan pasien dengan gizi buruk/gizi tindakan perbaikan dapat dijadwalkan kemudian dan
Gizi kuranng dalam pelaksaanan konseling gizi , cek status Kerugian pada staf 10 1 3 30 menengah penanganan cukup dilakukan dengan prosedur yang
gizi, dan pemberian PMT dan pasien ada
risiko kurang efektifnya konseling akibat tindakan perbaikan dapat dijadwalkan kemudian dan
Gizi ketidaknyamanan pasien karena konseling gizi jadi satu Kerugian pada staf 3 1 7 21 menengah penanganan cukup dilakukan dengan prosedur yang
dengan konseling lainnya dan pasien ada
Petugas terkena cuaca buruk misalnya hujan deras atau tindakan perbaikan dapat dijadwalkan kemudian dan
Gizi kabut tebal mengingat daerah Kintamani adalah daerah Kerugian pada 6 2 7 84 menengah penanganan cukup dilakukan dengan prosedur yang
pegunungan dimana petugas ada
Gizi risiko salah menginterpretasikan status gizi pada saat Kerugian pada 6 3 7 126 substantial
lakukan perbaikan secepatnya dan tidak diperlukan
posyandu oleh kader sasaran keterlibatan pihak manajemen puncak
Resiko pencemaran lingkungan kapsul Vit A dibuang Kerugian pada tindakan perbaikan dapat dijadwalkan kemudian dan
Gizi 6 2 3 36 menengah penanganan cukup dilakukan dengan prosedur yang
sembarangan lingkungan ada
g berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan prioritas risiko untuk membantu proses
enghitung asumsi probabilitas kejadian (PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUENSI) serta score/tingkat risiko
ran bawah Form ini)
PENGENDALIAN RISIKO
Pelaksanaan Identifikasi Risiko dilakukan dengan melihat potensi adanya suatu kejadian yang berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan
prioritas risiko untuk membantu proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis risiko. Analisis risiko dilakukan dengan menghitung asumsi probabilitas kejadian (PELUANG) , besaran
dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUENSI) serta score/tingkat risiko adalah hasil perkalian P x F x A.
Kerugian lakukan perbaikan secepatnya dan tidak tidak menutup jarum setelah
KIA risiko tertusuk jarum saat pelayanan 10 1 15 150 Substansial diperlukan keterlibatan pihak manajemen penggunaan dan langsung membuang ke
pada staf puncak safety box
risiko pasien jatuh dari bed pemeriksaan Kerugian tindakan perbaikan dapat dijadwalkan petugas membantu pasien saat pasien
KIA karena injakan yang tidak kuat atau mudah 3 2 15 90 menengah kemudian dan penanganan cukup
bergeser pada pasien dilakukan dengan prosedur yang ada turun dari bed
risiko jatuh atau terpeleset pada pasien dan Kerugian lakukan perbaikan secepatnya dan tidak
KIA petugas yang dikarenakan jalan menuju WC pada staf 10 6 7 420 Substansial diperlukan keterlibatan pihak manajemen memasang karet slip pada jalan turunan
yang licin dan terjal. dan pasien puncak. yang licin
Pelaksanaan Identifikasi Risiko dilakukan dengan melihat potensi adanya suatu kejadian yang berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan prioritas
risiko untuk membantu proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis risiko. Analisis risiko dilakukan dengan menghitung asumsi probabilitas kejadian (PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT)
dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUENSI) serta score/tingkat risiko adalah hasil perkalian P x F x A. (Petunjuk nilai tingkat dari "L" dan "C" terdapat pada lembaran bawah Form ini)
ketidaktepatan/ dibatalkannya jadwal tindakan perbaikan dapat dijadwalkan buat kesepakatan tertulis antara petugas
Promkes kegiatan penyuluhan oleh sasaran Kerugian pada staf 6 1 7 42 menengah kemudian dan penanganan cukup dengan sasaran beserta konsekuensinya
dilakukan dengan prosedur yang ada
insiden digigit anjing saat kunjungan tindakan perbaikan dapat dijadwalkan petugas lebih waspada, kegiatan kunjungan
Promkes Kerugian pada staf 6 2 3 36 menengah kemudian dan penanganan cukup
rumah dilakukan dengan prosedur yang ada rumah dilakukan minimal 2 orang
ketersediaan sarana listrik yang tindakan perbaikan dapat dijadwalkan kerjasama lintas sektor terkait pengadaan
terbatas di lokasi penyuluhan sehingga Kerugian pada staf
Promkes tidak mendukung penggunaan media dan masyarakat 3 1 7 21 menengah kemudian dan penanganan cukup listrik dan sementara media penyuluhan
dilakukan dengan prosedur yang ada diganti dengan leaflet/ flyer
LCD
Kegiatan penyuluhan saat posyandu tidak lakukan perbaikan secepatnya dan tidak Dilakukan komunikasi terlebih dahulu ke
Promkes berjalan maksimal karena masyarakat
Kerugian pada staf 10 6 3 180 substantial diperlukan keterlibatan pihak manajemen peserta posyandu agar tetap menunggu
setelah posyandu langsung pulang dan sasaran puncak untuk mengikuti penyuluhan
risiko sekolah yang sudah diberikannya Kerugian pada lakukan perbaikan secepatnya dan tidak Melakukan kegiatan pembersihan setiap
Promkes penyuluhan tentang PHBS namun masih
lingkungan 6 6 7 252 substantial diperlukan keterlibatan pihak manajemen harinya yang dilakukan oleh petugas piket
memiliki lingkungan yang kotor puncak disekolah
risiko kurang efektifnya pemeriksaan Kerugian pada staf tindakan perbaikan dapat dijadwalkan
UKS berkala dan penjaringan dikarenakan dan sasaran 3 1 7 21 menengah kemudian dan penanganan cukup pengamprahan sarana dan prasarana
sarana yang kurang lengkap dilakukan dengan prosedur yang ada
Pelaksanaan Identifikasi Risiko dilakukan dengan melihat potensi adanya suatu kejadian yang berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan prioritas risiko
untuk membantu proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis risiko. Analisis risiko dilakukan dengan menghitung asumsi probabilitas kejadian (PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi
frekuensi terjadi (FREKUENSI) serta score/tingkat risiko adalah hasil perkalian P x F x A. (Petunjuk nilai tingkat dari "L" dan "C" terdapat pada lembaran bawah Form ini)
ketidaktepatan/ dibatalkannya tindakan perbaikan dapat dijadwalkan buat kesepakatan tertulis antara petugas dengan
Kesling jadwal kegiatan di luar gedung Kerugian pada staf 6 1 7 42 menengah kemudian dan penanganan cukup
oleh sasaran dilakukan dengan prosedur yang ada sasaran beserta konsekuensinya
insiden kecelakaan saat kegiatan Kerugian pada staf tindakan perbaikan dapat dijadwalkan petugas lebih waspada, kegiatan di luar gedung
Kesling 10 3 1 30 menengah kemudian dan penanganan cukup
di luar gedung dilakukan dengan prosedur yang ada dilakukan minimal 2 orang
risiko pencemaran lingkungan kerugian pada sosialisasi cara menggunakan bubuk abate kepada
Kesling akibat kegiatan abatisasi lingkungan dan 1 0.5 15 7.5 rendah risiko dapat diterima sasaran
sasaran
Kintamani, 28 Januari 2019
Risk Manager dan Koordinator Unit
Pelaksanaan Identifikasi Risiko dilakukan dengan melihat potensi adanya suatu kejadian yang berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan prioritas risiko untuk
membantu proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis risiko. Analisis risiko dilakukan dengan menghitung asumsi probabilitas kejadian (PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi
(FREKUENSI) serta score/tingkat risiko adalah hasil perkalian P x F x A. (Petunjuk nilai tingkat dari "L" dan "C" terdapat pada lembaran bawah Form ini)
Pencegahan dan ketidaktepatan/ dibatalkannya jadwal Kerugian pada tindakan perbaikan dapat dijadwalkan buat kesepakatan tertulis antara petugas dengan
Pengendalian kegiatan di luar gedung oleh sasaran staf 6 1 7 42 menengah kemudian dan penanganan cukup dilakukan sasaran beserta konsekuensinya
Penyakit dengan prosedur yang ada
Pencegahan dan insiden digigit anjing saat kunjungan Kerugian pada tindakan perbaikan dapat dijadwalkan petugas lebih waspada, kegiatan kunjungan rumah
Pengendalian rumah staf 6 2 3 36 menengah kemudian dan penanganan cukup dilakukan dilakukan minimal 2 orang
Penyakit dengan prosedur yang ada
Pencegahan dan terpaparnya penyakit menular saat Kerugian pada perlu mendapat perhatian dari manajemen menggunakan APD yaitu memakai masker dan
Pengendalian kunjungan rumah ke sasaran yang staf 10 10 15 1500 tinggi puncak dan tindakan perbaikan segera melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
Penyakit memiliki penyakit menular dengan pasien
Pelaksanaan Identifikasi Risiko dilakukan dengan melihat potensi adanya suatu kejadian yang berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan prioritas risiko untuk
membantu proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis risiko. Analisis risiko dilakukan dengan menghitung asumsi probabilitas kejadian (PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi
(FREKUENSI) serta score/tingkat risiko adalah hasil perkalian P x F x A. (Petunjuk nilai tingkat dari "L" dan "C" terdapat pada lembaran bawah Form ini)
ketidaktepatan/ dibatalkannya jadwal tindakan perbaikan dapat dijadwalkan buat kesepakatan tertulis antara petugas dengan
Perkesmas kegiatan di luar gedung oleh sasaran Kerugian pada staf 6 1 7 42 menengah kemudian dan penanganan cukup dilakukan sasaran beserta konsekuensinya
dengan prosedur yang ada
Orang tua sasaran merasa terganggu karena kerugian pada tindakan perbaikan dapat dijadwalkan Melakukan kontrak waktu sebelum melaksanakan
Perkesmas 6 3 7 126 menengah kemudian dan penanganan cukup dilakukan
kunjungan petugas ke rumah mereka sasaran dengan prosedur yang ada kegiatan
insiden kecelakaan saat kegiatan di luar tindakan perbaikan dapat dijadwalkan petugas lebih waspada, kegiatan di luar gedung
Perkesmas gedung Kerugian pada staf 10 3 1 30 menengah kemudian dan penanganan cukup dilakukan dilakukan minimal 2 orang
dengan prosedur yang ada
terpaparnya penyakit menular saat perlu mendapat perhatian dari manajemen menggunakan APD yaitu memakai masker dan
Perkesmas kunjungan rumah ke sasaran yang memiliki Kerugian pada staf 10 10 15 300 tinggi melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
penyakit menular puncak dan tindakan perbaikan segera dengan pasien
Pelaksanaan Identifikasi Risiko dilakukan dengan melihat potensi adanya suatu kejadian yang berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan prioritas risiko untuk
membantu proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis risiko. Analisis risiko dilakukan dengan menghitung asumsi probabilitas kejadian (PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi
(FREKUENSI) serta score/tingkat risiko adalah hasil perkalian P x F x A. (Petunjuk nilai tingkat dari "L" dan "C" terdapat pada lembaran bawah Form ini)
ketidaktepatan/ dibatalkannya jadwal tindakan perbaikan dapat dijadwalkan kemudian buat kesepakatan tertulis antara petugas dengan
Jiwa kegiatan di luar gedung oleh sasaran Kerugian pada staf 6 1 7 42 menengah dan penanganan cukup dilakukan dengan sasaran beserta konsekuensinya
prosedur yang ada
Orang tua/ keluarga sasaran merasa kerugian pada tindakan perbaikan dapat dijadwalkan kemudian Melakukan kontrak waktu sebelum melaksanakan
Jiwa terganggu karena kunjungan petugas sasaran 6 3 7 126 menengah dan penanganan cukup dilakukan dengan kegiatan
ke rumah mereka prosedur yang ada
insiden digigit anjing saat kunjungan tindakan perbaikan dapat dijadwalkan kemudian petugas lebih waspada, kegiatan kunjungan rumah
Jiwa Kerugian pada staf 6 2 3 36 menengah dan penanganan cukup dilakukan dengan
rumah prosedur yang ada dilakukan minimal 2 orang
insiden kecelakaan saat kegiatan di tindakan perbaikan dapat dijadwalkan kemudian petugas lebih waspada, kegiatan di luar gedung
Jiwa Kerugian pada staf 10 3 1 30 menengah dan penanganan cukup dilakukan dengan
luar gedung prosedur yang ada dilakukan minimal 2 orang
terpaparnya penyakit menular saat perlu mendapat perhatian dari manajemen menggunakan APD yaitu memakai masker dan
Jiwa kunjungan rumah ke sasaran yang Kerugian pada staf 10 10 15 300 tinggi puncak dan tindakan perbaikan segera melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah kontak
memiliki penyakit menular dengan pasien
Pelaksanaan Identifikasi Risiko dilakukan dengan melihat potensi adanya suatu kejadian yang berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan prioritas risiko u
proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis risiko. Analisis risiko dilakukan dengan menghitung asumsi probabilitas kejadian (PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FR
score/tingkat risiko adalah hasil perkalian P x F x A. (Petunjuk nilai tingkat dari "L" dan "C" terdapat pada lembaran bawah Form ini)
Upaya Kesehatan insiden kecelakaan saat kegiatan di luar tindakan perbaikan dapat dijadwalkan
Kerugian pada staf 10 3 1 30 menengah kemudian dan penanganan cukup dilakukan
Gigi dan Mulut gedung dengan prosedur yang ada
Upaya Kesehatan terpaparnya penyakit menular saat perlu mendapat perhatian dari manajemen
Gigi dan Mulut kunjungan rumah ke sasaran yang memiliki Kerugian pada staf 10 10 15 300 tinggi puncak dan tindakan perbaikan segera
penyakit menular
adian yang berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan prioritas risiko untuk membantu
ukan dengan menghitung asumsi probabilitas kejadian (PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUENSI) serta
dan "C" terdapat pada lembaran bawah Form ini)
PENGENDALIAN RISIKO
Pelaksanaan Identifikasi Risiko dilakukan dengan melihat potensi adanya suatu kejadian yang berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan prioritas risiko untuk
membantu proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis risiko. Analisis risiko dilakukan dengan menghitung asumsi probabilitas kejadian (PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi
(FREKUENSI) serta score/tingkat risiko adalah hasil perkalian P x F x A. (Petunjuk nilai tingkat dari "L" dan "C" terdapat pada lembaran bawah Form ini)
insiden kecelakaan saat kegiatan di luar tindakan perbaikan dapat dijadwalkan petugas lebih waspada, kegiatan di luar gedung
Yankestradkom gedung Kerugian pada staf 10 3 1 30 menengah kemudian dan penanganan cukup dilakukan dilakukan minimal 2 orang
dengan prosedur yang ada
Pelaksanaan Identifikasi Risiko dilakukan dengan melihat potensi adanya suatu kejadian yang berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan prioritas risiko untuk
membantu proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis risiko. Analisis risiko dilakukan dengan menghitung asumsi probabilitas kejadian (PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi
(FREKUENSI) serta score/tingkat risiko adalah hasil perkalian P x F x A. (Petunjuk nilai tingkat dari "L" dan "C" terdapat pada lembaran bawah Form ini)
ketidaktepatan/ dibatalkannya jadwal tindakan perbaikan dapat dijadwalkan buat kesepakatan tertulis antara petugas dengan
Kesorga Kerugian pada staf 6 1 7 42 menengah kemudian dan penanganan cukup dilakukan
kegiatan di luar gedung oleh sasaran dengan prosedur yang ada sasaran beserta konsekuensinya
Pelaksanaan Identifikasi Risiko dilakukan dengan melihat potensi adanya suatu kejadian yang berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan prioritas risiko
pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis risiko. Analisis risiko dilakukan dengan menghitung asumsi probabilitas kejadian (PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUE
adalah hasil perkalian P x F x A. (Petunjuk nilai tingkat dari "L" dan "C" terdapat pada lembaran bawah Form ini)
insiden kecelakaan saat kegiatan di luar tindakan perbaikan dapat dijadwalkan kemudian
Indra gedung Kerugian pada staf 10 3 1 30 menengah dan penanganan cukup dilakukan dengan
prosedur yang ada
an yang berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan prioritas risiko untuk membantu proses
gan menghitung asumsi probabilitas kejadian (PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUENSI) serta score/tingkat risiko
lembaran bawah Form ini)
PENGENDALIAN RISIKO
Pelaksanaan Identifikasi Risiko dilakukan dengan melihat potensi adanya suatu kejadian yang berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan prioritas risiko unt
pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis risiko. Analisis risiko dilakukan dengan menghitung asumsi probabilitas kejadian (PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUENSI
adalah hasil perkalian P x F x A. (Petunjuk nilai tingkat dari "L" dan "C" terdapat pada lembaran bawah Form ini)
Lansia ketidaktepatan/ dibatalkannya jadwal Kerugian pada staf 6 1 7 42 menengah tindakan perbaikan dapat dijadwalkan kemudian dan
kegiatan di luar gedung oleh sasaran penanganan cukup dilakukan dengan prosedur yang ada
Lansia insiden digigit anjing saat kunjungan Kerugian pada staf 6 2 3 36 menengah tindakan perbaikan dapat dijadwalkan kemudian dan
rumah penanganan cukup dilakukan dengan prosedur yang ada
Lansia insiden kecelakaan saat kegiatan di luar Kerugian pada staf 10 3 1 30 menengah tindakan perbaikan dapat dijadwalkan kemudian dan
gedung penanganan cukup dilakukan dengan prosedur yang ada
terpaparnya penyakit menular saat perlu mendapat perhatian dari manajemen puncak dan
Lansia kunjungan rumah ke sasaran yang Kerugian pada staf 10 10 15 300 tinggi tindakan perbaikan segera
memiliki penyakit menular
ang berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan prioritas risiko untuk membantu proses
menghitung asumsi probabilitas kejadian (PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUENSI) serta score/tingkat risiko
mbaran bawah Form ini)
PENGENDALIAN RISIKO
Pelaksanaan Identifikasi Risiko dilakukan dengan melihat potensi adanya suatu kejadian yang berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan prioritas risiko
pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis risiko. Analisis risiko dilakukan dengan menghitung asumsi probabilitas kejadian (PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKU
risiko adalah hasil perkalian P x F x A. (Petunjuk nilai tingkat dari "L" dan "C" terdapat pada lembaran bawah Form ini)
insiden kecelakaan saat kegiatan di luar tindakan perbaikan dapat dijadwalkan kemudian
UKK Kerugian pada staf 10 3 1 30 menengah dan penanganan cukup dilakukan dengan
gedung prosedur yang ada
adian yang berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan prioritas risiko untuk membantu proses
engan menghitung asumsi probabilitas kejadian (PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUENSI) serta score/tingkat
pat pada lembaran bawah Form ini)
PENGENDALIAN RISIKO
Pelaksanaan Identifikasi Risiko dilakukan dengan melihat potensi adanya suatu kejadian yang berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan prioritas risiko
proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis risiko. Analisis risiko dilakukan dengan menghitung asumsi probabilitas kejadian (PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (
score/tingkat risiko adalah hasil perkalian P x F x A.
adian yang berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan prioritas risiko untuk membantu
kukan dengan menghitung asumsi probabilitas kejadian (PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUENSI) serta
PENGENDALIAN RISIKO
Pelaksanaan Identifikasi Risiko dilakukan dengan melihat potensi adanya suatu kejadian yang berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan prioritas risiko untuk me
keputusan berdasarkan hasil analisis risiko. Analisis risiko dilakukan dengan menghitung asumsi probabilitas kejadian (PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUENSI) serta score/tingka
F x A.
Manajemen keterlambatan setoran keuangan dari jejaring ke kerugian pada 6 6 1 36 menengah tindakan perbaikan dapat dijadwalkan kemudian dan
Keuangan puskesmas manajemen penanganan cukup dilakukan dengan prosedur yang ada
Manajemen risiko realisasi anggaran tidak sesuai dengan RPK kerugian pada 6 1 40 240 tinggi perlu mendapat perhatian dari manajemen puncak dan
Keuangan puskesmas manajemen tindakan perbaikan segera dilakukan
Manajemen Kesalahan pembuatan SPJ kerugian pada 6 6 3 108 Substansial Lakukan perbaikan secepatnya dan tidak diperlukan
Keuangan manajemen keterlibatan pihak manajemen puncak.
mpak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan prioritas risiko untuk membantu proses pengambilan
babilitas kejadian (PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUENSI) serta score/tingkat risiko adalah hasil perkalian P x
PENGENDALIAN RISIKO
Pelaksanaan Identifikasi Risiko dilakukan dengan melihat potensi adanya suatu kejadian yang berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan prioritas risiko untuk
pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis risiko. Analisis risiko dilakukan dengan menghitung asumsi probabilitas kejadian (PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUENSI) s
adalah hasil perkalian P x F x A.
Manajemen Keterlambatan pengumpulan berkas untuk tindakan perbaikan dapat dijadwalkan kemudian
kerugian pada staf 6 2 3 36 menengah dan penanganan cukup dilakukan dengan prosedur
Ketenagaan kenaikan gaji berkala yang ada
berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan prioritas risiko untuk membantu proses
nghitung asumsi probabilitas kejadian (PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUENSI) serta score/tingkat risiko
PENGENDALIAN RISIKO
Manajemen risiko tidak tersusunnya RPK secara terinci kerugian pada 3 0.5 1 1.5 rendah Risiko dapat diterima
Operasional dan lengkap manajemen
Manajemen risiko tidak terlaksananya mini lokakarya kerugian pada 3 0.5 1 1.5 rendah Risiko dapat diterima
Operasional lintas sektoral manajemen
PENGENDALIAN RISIKO
Pelaksanaan Identifikasi Risiko dilakukan dengan melihat potensi adanya suatu kejadian yang berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan
prioritas risiko untuk membantu proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis risiko. Analisis risiko dilakukan dengan menghitung asumsi probabilitas kejadian (PELUANG) , besaran
dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUENSI) serta score/tingkat risiko adalah hasil perkalian P x F x A.
Risiko jatuh pada pasien, keluarga kerugian pada Lakukan perbaikan secepatnya
Lingkungan pasien dan petugas dikarenakan petugas dan 3 3 15 135 substantial dan tidak diperlukan keterlibatan melakukan pembersihan total sisa-sisa bahan
Puskesmas bahan-bahan sisa pembangunan yang pasien pihak manajemen puncak. bangunan
belum dibersihkan
Lingkungan risiko pencemaran udara pada tempat kerugian pada Lakukan perbaikan secepatnya menyimpan alat dengan baik pada ruangan
Puskesmas penampungan sampah dikarenakan lingkungan 6 2 7 84 substantial dan tidak diperlukan keterlibatan terkunci
tidak rutin diambil oleh DKP pihak manajemen puncak.
Pelaksanaan Identifikasi Risiko dilakukan dengan melihat potensi adanya suatu kejadian yang berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan prioritas risiko unt
pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis risiko. Analisis risiko dilakukan dengan menghitung asumsi probabilitas kejadian (PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUENSI
risiko adalah hasil perkalian P x F x A.
Manajemen alat Kerusakan alat yang lama menunggu kerugian pada 10 10 7 700 tinggi perlu mendapat perhatian dari manajemen puncak
dan Obat perbaikan manajemen dan tindakan perbaikan segera dilakukan
Manajemen alat ketidaksesuaian barang yang ada di ruangan kerugian pada perlu mendapat perhatian dari manajemen puncak
dan Obat dengan KIR (Kartu Inventaris Ruangan) manajemen 6 6 7 252 tinggi dan tindakan perbaikan segera dilakukan
Manajemen alat ketidaksesuaian jumlah barang dengan kartu kerugian pada 6 3 15 270 tinggi perlu mendapat perhatian dari manajemen puncak
dan Obat stok barang manajemen dan tindakan perbaikan segera dilakukan
Manajemen alat risiko kerusakan fisik PMT akibat kerugian pada 3 1 15 45 rendah Resiko dapat diterima
dan Obat penyimpanan yang tidak sesuai standar manajemen
yang berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan prioritas risiko untuk membantu proses
n menghitung asumsi probabilitas kejadian (PELUANG) , besaran dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUENSI) serta score/tingkat
PENGENDALIAN RISIKO
Pelaksanaan Identifikasi Risiko dilakukan dengan melihat potensi adanya suatu kejadian yang berdampak negatif dan mempengaruhi pencapaian tujuan yang ingin dicapai . Kemudian ditentukan
prioritas risiko untuk membantu proses pengambilan keputusan berdasarkan hasil analisis risiko. Analisis risiko dilakukan dengan menghitung asumsi probabilitas kejadian (PELUANG) , besaran
dampak (AKIBAT) dan asumsi frekuensi terjadi (FREKUENSI) serta score/tingkat risiko adalah hasil perkalian P x F x A.
Insiden tertusuk jarum setelah melakukan Kerugian pada Melakukan prosedur sesuai
IMUNISASI pemberian imunisasi staf 6 0.1 1 0.6 Rendah risiko dapat diterima dengan SPO
Insiden digigit anjing saat melakukan Kerugian pada semua pegawai harus
IMUNISASI Sweeping kerumah-rumah warga staf 6 0.1 1 0.6 Rendah risiko dapat diterima memiliki BPJS
ketenagakerjaan
insiden UGD dan VK
Kerugian
terkena banjir dan Perlu mendapat perhatian dari
UGD,VK dan Rawat pada staf
terpeleset karena atap 10 2 15 300 Tinggi manjemen puncak dan tindakan
inap dan
yang kondisinya bocor saat perbaikan segera di lakukan.
pasien
hujan
Kerugian
Perlu mendapat perhatian dari
UGD,VK dan Rawat lampu konslet karena atap pada staf
10 1 40 400 Tinggi manjemen puncak dan tindakan
inap bocor dan
perbaikan segera di lakukan.
pasien
Kerugian
insiden tembok roboh di
UGD,VK dan Rawat pada staf Hentikan kegiatan dan perlu perhatian
sebelah utara RRI jika 10 10 15 1500 Sangat tinggi
inap dan manajemen puncak.
hujan
pasien
mengajukan usulan perbaika ke Dinas
Kabupaten Bangli dan tindakan sementara
menampung kebocoran dengan ember dan
petugas membersihkan air yang jatuh