Anda di halaman 1dari 9

KLINIK ATANG SENDJAJA

Komplek TNI AU Blok B 12 No.1 Atang Sendjaja, Kemang,


Kec. Kemang, Bogor, Jawa Barat 16310 Telp. 0251 7544330 Email :
klinikpratamaats@yahoo.co.id

LAPORAN
TAHUNAN UNIT MANAJEMEN
RESIKO 2022

KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas pertolongannya
dan kerja sama seluruh anggota laporan pelaksanaan kegiatan Tim
Manajemen resiko di bulan Januari – Desember 2022 dapat diselesaikan
dengan baik.

Laporan bulanan merupakan laporan yang rutin dilaksanakan yang


memuat laporan kegiatan seluruh unit / tim dan merupakan kewajiban
manajerial sebagai bentuk pelaporan dan pengarsipan dalam melakukan
evaluasi dan upaya perbaikan mutu pelayanan yang mengacu kepada prinsip
continuing improvement sesuai target dan program yang telah ditetapkan.
Diharapkan laporan bulanan ini dapat menjadi bahan penilaian kinerja yang
terukur dari waktu ke waktu sehingga mencapai standar mutu yang
diharapkan.

Demikian laporan ini dibuat untuk digunakan sesuai kebutuhan


pelayanan dan manajerial.

Daftar isi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sarana pelayanan kesehatan merupakan tempat yang dikategorikan tidak
aman, sekitar 10 % pasien yang dirawat di sarana kesehatan di negara maju dan
lebih dari 10 % di negara berkembang mengalami kejadian tidak diharapkan.
Cedera mungkin saja dialami oleh pasien atau pengunjung sarana pelayanan
kesehatan baik akibat kondisi sarana, prasarana, dan peralatan yang ada, maupun
akibat pelayanan yang diberikan.Cedera atau kejadian yang tidak diharapkan terjadi
bukan karena kesengajaan, tetapi karena rumitnya pelayanan kesehatan.Banyak
faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya cedera atau kejadian tidak diharapkan,
seperti tidak tersedianya sumberdaya manusia yang kompeten, kondisi fasilitas,
maupun ketersediaan obat dan peralatan kesehatan yang tidak memenuhi standar.
Yang dimaksud dengan ìkeselamatan pasienî pada pedoman ini adalah upaya yang
dilakukan pada fasilitas kesehatan tingkat primer agar asuhan pasien lebih aman,
tertibnya pelaporan dan analisis insiden,implementasi solusi untuk
meminimalisirtimbulnya risiko dan mencegah terjadinya cidera, tidak hanya terkait
dengan pelayanan klinis tapi juga terkait dengan upaya kesehatan masyarakat.
Upaya keselamatan pasien dilakukan dengan memperbaiki tata kelola risiko terkait
dengan pencapaian kinerja dan menganalisis risiko-risiko yang mungkin terjadi pada
saat proses pelayanan, Baik pelayanan Administrasi dan Manajemen, UKM maupun
UKP.
Pasien, pengunjung, dan masyarakat dapat mengalami cedera atau
kejadian tidak diharapkan terkait dengan infeksi, kesalahan pemberian obat,
pembedahan yang tidak aman, alih pasien yang tidak dilakukan dengan
tepat, kesalahan identifikasi, kondisi fasilitas pelayanan yang tidak aman,
maupun akibat penyelenggaraan kegiatan pada upaya kesehatan
masyarakat yang tidak memperhatikan aspek keselamatan.
Risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam pelayanan kesehatan perlu
diidentifikasi dan dikelola dengan baik untuk mengupayakan keselamatan
pasien, pengunjung, dan masyarakat yang dilayani.
Standar akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, baik untuk
puskesmas, klinik pratama, maupun tempat praktik dokter/dokter gigi
mensyaratkan diterapkan manajemen risiko sebagai upaya untuk
meminimalkan risiko bagi pasien, sasaran kegiatan upaya kesehatan
masyarakat, dan lingkungan, yang terkait dengan pelayanan yang
disediakan oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama dan menjamin
keselamatan pasien.
Terkait dengan hal tersebut maka Kementerian Kesehatan telah menerbitkan
Permenkes tentang Keselamatan Pasien yang dituangkan dalam Permenkes nomor
11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien, dan untuk mengimplementasikan
Permenkes tersebut maka perlu disusun Pedoman Pelaksanaan Keselmatan Pasien
di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama(FKTP).
Pedoman ini disusun dengan tujuan menyediakan pedoman bagi FKTP dalam
mengupayakan keselamatan pasien, pengunjung dan masyarakat melalui penerapan
manajemen risiko dalam seluruh aspek pelayanan yang disediakan oleh fasilitas
kesehatan tersebut. Pedoman ini juga dapat digunakan oleh pendamping akreditasi
dalam memfasilitasi Puskesmas dalam upaya keselamatan pasien dan penerapan
manajemen risiko sebagaimana dipersyaratkan oleh standar akreditasi, dan dapat
digunakan sebagai acuan dalam pelatihan surveior maupun pelatihan pendamping
akreditasi untuk pokok bahasan keselamatan pasien dan manajemen risiko.

BAB II
STANDAR DAN PEDOMAN KERJA

1. Struktur Organisasi Manajemen Resiko

Kepala Klinik ATS

dr. Agnes Anastasia

Ketua

Devita Dwiastuti Zirkonia,S.ST

Wakil Ketua
Diana Indriani

Anggota
1. Apt.Harlina ,S.Farm
2. Elys, S.Farm
3. Yuliningsih ,Amd.Kep

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Manajemen Resiko

2. Program kerja manajemen resiko


Targ
No Kegiatan Tujuan Kegiatan Metode Kegiatan Jadwal PJ
et
1 2 3 4 5 6 7
1 Melakukan untuk Melakukan pelaksanaan November Tim 100%
pelaksanaan mengidentifikasi manajamen resiko meliputi : - Manajem
manajemen , mengontrol, - Melaksanakan Desember en resiko
resiko memonitor, identifikasi, analisis
serta resiko pelayanan,
meminimalisasi
rencana tindak lanjut
semua
aspek risiko mel Melakukan pertemuan
alui proses yang - Melakukan pertemuan
terencana dan pembahasan
sistematik untuk identifikasi, analisis
menurunkan resiko pelayanan,
dan atau rencana tindak lanjut
mengendalikan dan pelaksanaan
kemungkinan
tindak lanjut
kerugian
akibat risiko yan
g ada - Melakukan rekapan list
dalam pelayana register resiko, setiap
n sehingga unit dan tim melakukan
terwujud pencatatan list register
resiko tahun 2023
yang selanjutnya di
rekap dan dilakukan
grading resiko

BAB III
MEKANISME PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Kegiatan Pokok dan rincian kegiatan

Kegiatan pokok tim manajemen resiko disusun berdasarkan grading resiko


dan FMEA yang telah ditetapkan yaitu sebagai berikut :
Grading Resiko
Table 3.1 grading resiko
BAB IV
PELAPORAN DAN EVALUASI
1. Sistem Pencatatan dan Pengendalian

Sistem pencatatan pada tim manajemen resiko berupa


pembentukan grading yang dilakukan selama satu kali dalam setahun
untuk menentukan dan mencegah adanya kejadian yangberesiko
kepada petugas maupun pasien
2. Mekanisme Pelaporan dan Alur

Tim manajemen resiko mendokumentasikan hasil kegiatan yang


telah dilaksanakan yang kemudian disusun rapi berbentuk, laporan
tahunan yang berisi grading resiko dan FMEA yang telah disusun
kemudian untuk dilaporakan kepada Kepala Klinik.
3. Evaluasi

Dalam evaluasi dilakukan setelah pelaksanaan kegiatan ,pada


rapat internal tim ,untuk membahas keberhasilan kegiatan

Anda mungkin juga menyukai