LAPORAN
TAHUNAN UNIT MANAJEMEN
RESIKO 2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas pertolongannya
dan kerja sama seluruh anggota laporan pelaksanaan kegiatan Tim
Manajemen resiko di bulan Januari – Desember 2022 dapat diselesaikan
dengan baik.
Daftar isi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sarana pelayanan kesehatan merupakan tempat yang dikategorikan tidak
aman, sekitar 10 % pasien yang dirawat di sarana kesehatan di negara maju dan
lebih dari 10 % di negara berkembang mengalami kejadian tidak diharapkan.
Cedera mungkin saja dialami oleh pasien atau pengunjung sarana pelayanan
kesehatan baik akibat kondisi sarana, prasarana, dan peralatan yang ada, maupun
akibat pelayanan yang diberikan.Cedera atau kejadian yang tidak diharapkan terjadi
bukan karena kesengajaan, tetapi karena rumitnya pelayanan kesehatan.Banyak
faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya cedera atau kejadian tidak diharapkan,
seperti tidak tersedianya sumberdaya manusia yang kompeten, kondisi fasilitas,
maupun ketersediaan obat dan peralatan kesehatan yang tidak memenuhi standar.
Yang dimaksud dengan ìkeselamatan pasienî pada pedoman ini adalah upaya yang
dilakukan pada fasilitas kesehatan tingkat primer agar asuhan pasien lebih aman,
tertibnya pelaporan dan analisis insiden,implementasi solusi untuk
meminimalisirtimbulnya risiko dan mencegah terjadinya cidera, tidak hanya terkait
dengan pelayanan klinis tapi juga terkait dengan upaya kesehatan masyarakat.
Upaya keselamatan pasien dilakukan dengan memperbaiki tata kelola risiko terkait
dengan pencapaian kinerja dan menganalisis risiko-risiko yang mungkin terjadi pada
saat proses pelayanan, Baik pelayanan Administrasi dan Manajemen, UKM maupun
UKP.
Pasien, pengunjung, dan masyarakat dapat mengalami cedera atau
kejadian tidak diharapkan terkait dengan infeksi, kesalahan pemberian obat,
pembedahan yang tidak aman, alih pasien yang tidak dilakukan dengan
tepat, kesalahan identifikasi, kondisi fasilitas pelayanan yang tidak aman,
maupun akibat penyelenggaraan kegiatan pada upaya kesehatan
masyarakat yang tidak memperhatikan aspek keselamatan.
Risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam pelayanan kesehatan perlu
diidentifikasi dan dikelola dengan baik untuk mengupayakan keselamatan
pasien, pengunjung, dan masyarakat yang dilayani.
Standar akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama, baik untuk
puskesmas, klinik pratama, maupun tempat praktik dokter/dokter gigi
mensyaratkan diterapkan manajemen risiko sebagai upaya untuk
meminimalkan risiko bagi pasien, sasaran kegiatan upaya kesehatan
masyarakat, dan lingkungan, yang terkait dengan pelayanan yang
disediakan oleh fasilitas kesehatan tingkat pertama dan menjamin
keselamatan pasien.
Terkait dengan hal tersebut maka Kementerian Kesehatan telah menerbitkan
Permenkes tentang Keselamatan Pasien yang dituangkan dalam Permenkes nomor
11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien, dan untuk mengimplementasikan
Permenkes tersebut maka perlu disusun Pedoman Pelaksanaan Keselmatan Pasien
di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama(FKTP).
Pedoman ini disusun dengan tujuan menyediakan pedoman bagi FKTP dalam
mengupayakan keselamatan pasien, pengunjung dan masyarakat melalui penerapan
manajemen risiko dalam seluruh aspek pelayanan yang disediakan oleh fasilitas
kesehatan tersebut. Pedoman ini juga dapat digunakan oleh pendamping akreditasi
dalam memfasilitasi Puskesmas dalam upaya keselamatan pasien dan penerapan
manajemen risiko sebagaimana dipersyaratkan oleh standar akreditasi, dan dapat
digunakan sebagai acuan dalam pelatihan surveior maupun pelatihan pendamping
akreditasi untuk pokok bahasan keselamatan pasien dan manajemen risiko.
BAB II
STANDAR DAN PEDOMAN KERJA
Ketua
Wakil Ketua
Diana Indriani
Anggota
1. Apt.Harlina ,S.Farm
2. Elys, S.Farm
3. Yuliningsih ,Amd.Kep
BAB III
MEKANISME PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Kegiatan Pokok dan rincian kegiatan