Anda di halaman 1dari 24

PANDUAN

MANAJEMEN RISIKO
RUMAH SAKIT DJATIROTO

PT. NUSANTARA SEBELAS MEDIKA

RUMAH SAKIT DJATIROTO


LUMAJANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmatnya Panduan
Manajemen Risiko dapat diselesaikan dengan tepat waktu sesuai dengan kubutuhan RS
Djatiroto.
Panduan Manajemen Risiko ini yang mulai dipergunakan pada tahun 2018 meliputi identifikasi
risiko, prioritas risiko, pelaporan risiko, manajemen ririko, investigasi kejadian yang tidak
diharapkan ( KTD ) dan manajemen terkait tuntutan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Tim Penyusun yang telah berjuang untuk menyelesaikan
standar ini dengan baik. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada para kontributor yang
telah memberikan masukan sangat berharga.
Semoga dengan dipergunakan Panduan Manajemen Risiko ini, mutu pelayanan dan keselamatan
pasien rumah sakit Djatiroto dapat lebih baik.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

EDISI CETAKAN
KATA PENGANTAR....................................................................................................................
PENYUSUN ...............................................................................................................................
DAFTAR ISI ................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..............................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................................
BAB III TATA LAKSANA .............................................................................................................
BAB IV DOKUMENTASI .............................................................................................................

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk keselamatan rumah sakit.
Ada lima isupenting yang terkait dengan keselamatan (safety) rumah sakit yaitu :
keselamatan pasien (patient safety), keselamatan pekerja atau petugas kesehatan,
keselamatan bangunan dan peralatan rumah sakit yang bisa berdampak terhadap
keselamatan pasien dan petugas, keselamatan lingkungan (green productivity) yang
berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan “bisnis” rumah sakit yang
terkait dengan kelangsungan hidup rumah sakit. Kelima aspek keselamatan tersebut
sangat penting untuk dilaksanakan di setiap rumah sakit, yang harus dikelola secara
professional, komprehensif dan terintegrasi.

Di Rumah Sakit terdapat ratusan macam obat, berbagai bahan-bahan berbahaya,


beragam alat kesehatan dengan berbagai teknologi yang semakin canggih dan
berkembang dengan pesat, bermacam jenis tenaga profesi dan non profesi yang
memberikan pelayanan pasien 24 jam terus menerus. Keberagaman dan kerutinan
pelayanan tersebut apabila tidak dikelola dengan baik, berisiko menimbulkan
insiden.Karena itu RS Djatiroto perlu melakukan pengelolaan risiko dalam suatu
manajemen risiko yang professional, komprehensif dan terintegrasi, agar insiden dapat
diminimalisasi dan dicegah sedini mungkin.

B. TUJUAN
Sebagai Acuan dalam melaksanakan manajemen risiko di RS Djatiroto

C. SASARAN
1. Tersedianya pedoman manajemen risiko
2. Tersedianya bukti sosialisasi pedoman manajemen risiko kepada semua pimpinan
unit kerja dan manajerial serta pegawai RS Djatiroto.
D. RUANG LINGKUP
a. Risiko terhadap pasien terkait perawatan
b. Risiko terhadap staf medis
1
c. Risiko terhadap sarana prasaranafasilitas / asset Rumah Sakit
d. Risiko terhadap keuangan
e. Risiko-risiko lain

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. PENGERTIAN

1. Manajemen Risiko di rumah sakit adalah kegiatan klinis dan administratif yang
dilakukan oleh rumah sakit untuk mengidentifikasi, evaluasi, dan mengurangi risiko
cedera pada pasien, staf, pengunjung, dan resiko kerugian untuk organisasi itu
sendiri.
2. Risiko adalah potensi kehilangan sesuatu yang bernilai atau kerugian yang dapat
timbul dari proses / kegiatan saat sekarang atau kejadian pada masa yang akan
datang.
3. Risiko klinis adalah semua isu yang dapat berdampak terhadap pencapaian pelayanan
pasien yang bermutu, aman dan efektif.
4. Risiko Non Klinis adalah semua isu yang dapat berdampak terhadap tercapainya tugas
pokok dan kewajiban hukum dari RS sebagai korporasi dapat berupa risiko finansial,
risiko hukum, risiko reputasi, risiko material berbahaya.
5. Risk Matrix adalah “Risiko sebagai suatu fungsi dari Probabilitas (Chance, Likelihood)
dari suatu Kejadian yang tidak diinginkan, dan Tingkat Keparahan / Besarnya Dampak
dari kejadian tsb.”
6. Hazard (bahaya) adalah sesuatu yang dapat menyebabkan cedera pada manusia atau
kerusakan pada alat atau lingkungan.
Faktor-faktor yang berpengaruh dalam terjadinya risiko adalah :
Faktor Komponen yang berperan
Organisasi dan Manajemen  Sumber dan keterbatasan keuangan
 Struktur organisasi
 Standar dan tujuan kebijakan
 Safety culture
Lingkungan pekerjaan  Kualifikasi staf dan tingkat keahlian
 Beban kerja dan pola shift

3
 Desain, ketersediaan dan pemeliharaan alkes
 Dukungan administratif dan manajerial
Tim  Komunikasi verbal
 Komunikasi tulisan
 Supervisi dan pemanduan
 Struktur tim
Individu dan staf  Kemampuan dan ketrampilan
 Motivasi
 Kesehatan mental dan fisik
Penugasan  Desain penugasan dan kejelasan struktur penugasan
 Ketersediaan dan pemanfaatan prosedur yang ada
 Ketersediaan dan akurasi hasil tes
Karakteristik pasien  Kondisi ( Keparahan dan kegawatan)
 Bahasa dan komunikasi
 Faktor sosial dan personal

B. ELEMEN KUNCI
a. Tujuan

Tujuan desain program manajemen risiko adalah :

1. Untuk mengurangi mortality dan morbidity, dengan memperbaiki perawatan


Kepada pasien,melalui identifikasi dan analisa, untuk mengurangi risiko yang
dapat mencegah pasien dari cedera atau kecacatan terkait keselamatan
pasien.
2. Untuk meningkatkan perawatan pasien dengan mencegah penyimpangan
hasil, Melalui pendekatan sistematis, terkoordinasi dan berkesinambungan
untuk meningkatkan keselamatan pasien.
3. Untuk melindungi orang dan asset serta keuangan rumah sakit akibat kehilangan
Karena terjadinya insiden, akibat manajemen yang tidak efektif, dengan
meningkatkan Perbaikan berkesinambungan pada proses pelayanan pasien
melalui lingkungan yang diciptakan dengan aman.

4
b. Kewenangan
PT Nusantara Sebelas Medika selaku pemilik rumah sakit umum antam medika :

1. Memiliki tanggung jawab utama menjamin penyediaan lingkungan yang aman untuk
memberikan pelayanan kesehatan. PT Nusantara Sebelas Medika mendelegasikan
kewenangan kepada Kepala Rumah Sakit Djatiroto untuk membentuk organisasi
manajemen risiko yang komprehensif dan berperan secara luas.

2. Kepala RS Djatiroto menugaskan kepada tim peningkatan mutu dan keselamatan


pasien untuk membentuk satuan tugas manajemen risiko masuk dalam struktur
PMKP.
3. Satuan tugas manajemen risiko bertanggung jawab mengkoordinasikan kegiatan
manajemen resiko dengan direktur utama, semua anggota staf medis, semua
pegawai dengan pihak luar rumah sakit.

c. Koordinasi
Karena fungsi manajemen risiko sangat luas dan kegiatan rumah sakit yang sangat
beragam, maka untuk keberhasilan program manajemen risiko, rumah sakit harus
menetapkan mekanisme koordinasi baik secara formal maupun informal antara
manajemen risiko professional dengan semua satuan kerja struktural dan fungsional
rumah sakit serta fungsi lain di dalam dan di luar rumah sakit.

Manajemen risiko profesional perlu menetapkan mekanisme komunikasi dengan orang-


orang kunci dalam organisasi:

1. Kepala Rumah Sakit dan para pemimpin unit layanan dirumah sakit berfungsi
sebagai pembuat keputusan untuk berbagai kegiatan penting dalam program
manajemen risiko. Pimpinan unit kesehatan perorangan (UKP) berfungsi sebagai
penghubung antara program manajemen risiko dan staf medis, membantu
manajemen risiko dalam koordinasi kepada para dokter, untuk memastikan
bahwa organisasi melakukan clinical appointment staf medis, kredensial, clinical

5
privillage, dan prosedur disiplin telah dilakukan sesuai dengan peraturan yang
berlaku.
2. Bagian Keuangan bertanggung-jawab dalam pembiayaan dan memberikan
informasi yang berharga untuk program manajemen risiko, termasuk meyakinkan
dan menetapkan batas nilai asuransi, mengawasi operasi keuangan sesuai dengan
dana yang ada dan mengawasi kinerja analisis keuangan rumah sakit.
3. Bagian Umum, dan kepegawaian bertanggung jawab untuk mengembangkan
efektifitas uraian tugas dan proses penilaian kinerja, pemeriksaan latar belakang
pegawai dan uji kompetensi, verifikasi izin dan sertifikasi,pemberian cuti pegawai
dan pemeriksaan kesehatan pegawai secara berkala yang semuanya penting
untuk mencegah serta melindungi staf medis yang melakukan tindakan/
pelayanan.
4. Ketua K3RS memiliki tanggung jawab utama membantu manajemen risiko dalam
melakukan fire safety, manajemen bahan berbahaya, kesiapsiagaan darurat dan
keselamatan staf.

d. Tanggung jawab
Satuan tugas manajemen resiko adalah bagian dari struktur manajemen puncak dibawah
Direktur Utama. Tugasnya adalah mencegah kerugian (loss prevention) misalnya dengan
inspeksi keamanan, pendidikan karyawan, analisa statistik tentang sumber potensial klaim
dan mengendalikan kerugian (loss control), dengan cara mengidentifikasi, investigasi,
mengevaluasi, memonitor, mengukur, menangani klaim dan mengatasi risiko yang terkait
dengan sumber daya manusia, sistem prosedur, pengawasan internal maupun
gabungannya.

1. Tugas satuan tugas manajemen resiko


a. Mencegah dan mengurangi kerugian sebagai berikut :

• Mengembangkan mekanisme identifikasi risiko seperti laporan insiden,


rujukan staf,tinjauan rekam medik, tinjauan keluhan pasien.

6
• Mengembangkan dan memelihara hubungan kolaborasidengan unit layanan
terkait seperti : Manajemen Mutu, Kepelayanan, staf medis, control infeksi
• Mengembangkan statistic dan laporan kualitataif, trend, dan pola manajemen
resiko
• Mengembangkan aturan dan prosedur diarea yang rentan terjadi resiko
seperti informed consent, kerahasian, dan penanganana kejadian sentinel.

2. Tanggung jawab satuan tugas manajemen resiko dibagi dalam enam bagian :

a. Pengurangan dan pencegahan kehilangan


b. Manajemen klaim
c. Pembiayaan resiko
d. Pelaksanaan akreditasi dan kebijakan
e. Pelaksanaan manajemen resiko
f. Etika

7
BAB II
RUANG LINGKUP

Seluruh anggota staf memiliki tanggung jawab pribadi dalam hal pelaksanaan
manajemen risiko, dan seluruh tingkatan manajemen harus mengerti dan
mengimplementasikan strategi dan kebijakan manajemen risiko dengan mengikuti panduan
ini.
Manajemen resiko dirancang untuk mengidentifikasi, menilai, mencegah dan
mengontrol kerugian yang timbul akibat cedera pada pegawai, kewajiban pembayaran
hutang, properti, kepatuhan terhadap peraturan dan kerugian lain yang timbul dalam proses
kegiatan. Program manajemen risiko mencakup pencegahan kehilangan, kontrol dan kegiatan
peningkatan mutu berkesinambungan. Upaya tim untuk melaksanakan program manajemen
risiko mencakup dokter, administrator, manajemen, pengawas dan karyawan front line untuk
mengidentifikasi, meninjau, mengevaluasi dan pengendalian risiko yang mengganggu mutu
pelayanan pasien, keselamatan.

a. Terkait dengan pelayanan pasien


• Berhubungan langsung dengan pelayanan pasien.
• Konsekuensi hasil pengobatan yang tidak sesuai dengan yang diharapkan.
• Kerahasiaan dan pemberian informasi yang sesuai.
• Perlindungan dari pelecehan, kelalaian dan serangan.
• Pasien diberitahu tentang risiko
• Pengobatan yang nondiskriminatif.
b. Terkait dengan staf medis
• Apakah telah dilakukan kredensial terhadap staf medis
• Apakah tindakan medis dilakukan sesuai kompetensi dan prosedur baku
• Apakah pasien dikelola dengan benar
• Apakah staf yang kita miliki telah cukup dilatih
c. Terkait dengan karyawan
• Menjaga lingkungan yang aman
• Kebijakan kesehatan pegawai
• Mengurangi risiko penyakit akibat pekerjaan
8
d. Terkait dengan property
• Melindungi aset dari kerugian akibat kebakaran, banjir, dll
• Catatan rekam medik pasien non-elektronik atau elektronik, catatan
bisnis dan catatan keuangan, dilindungi dari kerusakan atau perusakan.
• Ikatan kerja sama dan asuransi untuk melindungi fasilitas dari kerugian
e. Risiko lain-lain
• Manajemen bahan berbahaya lainnya: kimia, radioaktif, bahan
biologis menular,manajemen limbah.
• Risiko terkait hukum dan peraturan

9
BAB III
TATA LAKSANA

Dalam manajemen risiko menggunakan 5 tahapan proses yaitu:

1. Tetapkan konteks.
2. Identifikasi risiko.
3. Analisis risiko.
4. Evaluasi risiko.
5. Kelola risiko.

Mengenali Risiko
Berikut ini adalah macam macam kategori risiko di Rumah Sakit
1. Risiko Terkait Asuhan Pasien, misalnya:
a. Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) misalnya yang berhubungan dengan obat, tindakan
medis
b. Kejadian sentinel misalnya salah tindakan operasi, bayi hilang
c. Akibat pelepasan rahasia pasien oleh rumah sakit atau staf
d. Kurangnya pemberitahuan risiko pada pasien
e. Pasien tidak mendapat informed consent saat dilakukan tindakan / penelitian klinis
f. Respon pelayanan lambat di IGD
2. Terkait staf medis, misalnya staf medis bekerja tanpa STR, SIP, berijazah palsu, tidak
kompeten, pelayanan tidak sesuai dengan SPO / Panduan Praktik Klinis, tidak dapat
berkomunikasi dengan baik
3. Terkait karyawan, misalnya tertusuk jarum, tertular penyakit dari pasien, kecelakaan
kerja, penyakit akibat kerja
a. Biologi:
 Virus: Hepatitis B,C; HIV/AIDS
 Bakteri: TBC
 Jamur, Parasit
b. Fisik
 Radiasi Pengion
10
 Radiasi nonpengion
 Suhu panas, kebakaran
 Suhu dingin
 Pencahayaan
 Getaran
 Banjir
 Pencurian
c. Kimia
 Ethylene Oxide
 Formaldehyde
 Glutaraldehyde
 Obat Kemoterapi
 Gas Anestesi
 Mercury, Chlorine
d. Ergonomik
 Posisi Statis,
 Mengangkat,
 Membungkuk
 Mendorong
 Psikososial
 Kerja Shift
 Stress
 Kekerasan
 Lingkungan
e. TerkaitAset
 Kerugian akibat kebakaran, banjir, dll
 Perlindungan dokumen Kertas/elektronik dan rekam medis pasien dari
kerusakan/kehancuran/kerahasiaan
a. Keamanan penanganan uang tunai dan barang berharga
4. Terkait keuangan, misalnya: tagihan macet, meningkatnya suku bunga, inflasi, resesi
ekonomi, krisi moneter, tarif BPJS tidak dapat menutupi biaya operasional
11
5. Terkait lain-lain, misalnya limbah, pemberitaan negatif di media, kegagalan kontrol
infeksi, penurunan citra, tuntutan hukum.

A. Identifikasi Proses ang Berisiko Tinggi.


Dapat digali dengan pertanyaan-pertanyaan ini:
1. Apa yang bisa terjadi
2. Bagaimana kejadiannya
3. Mengapa hal itu bisa terjadi
4. Kapan hal itu bisa terjadi
5. Dimana hal itu bisa terjadi
6. Siapa yang bisa tertimpa kejadian tersebut
Identifikasi proses berisiko dapat pula berdasarkan:
1. Laporan Kejadian (KTD+KNC+ Kejadian Sentinel + dll)
2. Review Rekam Medik (Penyaringan Kejadian untuk memeriksa RM untuk
mencari penyimpangan pada praktik dan prosedur)
3. Pengaduan (Complaint) pelanggan
4. Survey/ self assesment, dll

B. Asesmen Risiko untuk Mengevaluasi Risiko.


Asesmen risiko adalah proses untuk membantu organisasi menilai tentang luasnya
risiko yg dihadapi, kemampuan mengontrol frekuensi dan dampak risiko. Harus dilakukan oleh
seluruh staf dan semua pihak yang terlibat termasuk pasien dan publik dapat terlibat bila
memungkinkan.Asesmen risiko dikerjakan dengan mengamati probabilitas dan dampak dari
proses.Analisis risiko dengan bantuan alat:
 risk grading matrix
 Root Cause Analysis ( RCA )
 Failure Modes And Effects Analysis (FMEA)

12
Probabilitas

Level DESKRIPSI

1 0–5% – extremely unlikely or virtually impossible


Very low HAMPIR TIDAK MUNGKIN TERJADI

2 6–20% – low but not impossible


Low JARANG TAPI BUKAN TIDAK MUNGKIN TERJADI

3 21–50% – fairly likely to occur


Medium MUNGKIN TERJADI / BISA TERJADI

4 51–80% – more likely to occur than not


High SANGAT MUNGKIN

5 81–100% – almost certainly will occur


Very high HAMPIR PASTI AKAN TERJADI

Dampak

1 2 3 4 5

TIDAK MINOR SEDANG MAYOR KATASTROPIK


BERMAKNA

13
CEDERA Tidak ada Dapat  Berkurangnya  Cedera luas Kematian
PASIEN cedera diatasi fungsi motorik  Kehilangan
dengan / sensorik fungsi
pertolongan  Setiap kasus utama
pertama yang permanent
memperpanja
ng perawatan

PELAYANAN Terhenti Terhenti Terhenti Terhenti Terhenti


/OPERASIO > 1 jam > 8 jam > 1 hari > 1 minggu Permanen
NAL

BIAYA / Kerugian Kerugian Kerugian Kerugian Kerugian


KEUANGAN kecil >0,1% > 0,25% > 0,5% > 1%
anggaran anggaran anggaran anggaran

PUBLIKASI Rumor  Media - Media Lokal Media Media


Lokal - Waktu Lama Nasional < 3 Nasional
 Waktu hari > 3 hari
Singkat

REPUTASI Rumor Dampak Dampak Dampak Masalah


kecil pada bermakna pada serius pada berat
karyawan & karyawan & karyawan &
Kepercayaan Kepercayaan Kepercayaan

Risk Grading Matrix

Likelihood / Potencial Concequences / Impact


Probability
Insignificant Minor Moderate Major Catastropic
1 2 3 4 5

Almost certain Moderate Moderate High Extreme Extreme


(Tiap mgg /bln)

14
5

Likely (Bebrp x /thn) Moderate Moderate High Extreme Extreme


4

Posible (1-2 thn/x) Low Moderate High Extreme Extreme


3

Unlikely (2-5 thn/x) Low Low Moderate High Extreme


2

Rare (>5 thn/x) Low Low Moderate high Extreme


1

Action

Can be manage Clinical Manager / Lead Detailed review & Immediate review
by procedure Clinician should assess urgent treatment & action required
Accept risk the consequences should be undertaken at Board level.
againts cost of treating by senior Director must be
the risk management informed

Penilaian / Evaluasi Risiko:


1. Prioritas risiko
2. Cost Benefit Analysis (setelah diranking, biaya untuk mengurangi risiko dibandingkan
dengan biaya kalau terjadi risiko)
3. Tetapkan, apakah risiko bisa diterima atau tidak

Kriteria Evaluasi Risiko


Keputusan untuk menerima risiko dan pengelolaannya berdasarkan pertimbangan :
1. kriteria klinis, operasional, teknis, kemanusian
2. kebijakan, tujuan ,
3. sasaran dan kepentingan stakeholder.

15
4. keuangan, hukum, sosial

Risk Register
RS harus punya Asesmen Risiko tahunan /Risk Register
1. Risiko yg teridentifikasi dalam 1 tahun
2. Informasi Insiden keselamatan pasien, klaim litigasi dan komplain, investigasi eksternal
dan internal, exernal assessments dan Akreditasi
3. Informasi potensial risiko maupun risiko aktual (menggunakan RCA dan FMEA)

1. Tetapkan alternatif / pilihan


2. analisa untung rugi
3. pilih tindakan yeng paling sesuai
4. perencanaan tindakan & implementasi

Strategi pengelolaan risiko termasuk,


1. Menghindari Risiko: menghindari dari kejadian atau bahaya yang mungkin terjadi yang
akan menimbulkan tanggung jawab organisasi
2. Mengontrol Risiko: penanganan risiko dengan menggunakan metode yang bertujuan
meniadakan mengecilkan kemungkinan terjadinya KTD (yaitu mencegah kerugian) dan
meniadakan, mereduksi, atau meminimalkan kerusakan pada individu dan kerugian
finansial yang berat apabila terjadi (yaitu reduksi kerugian). Mempertimbangkan biaya
terkait dengan risiko yang bisa dihitung dan menanggung biayanya.
3. Transfer Risiko: Mengalihkan tanggung jawab atau beban kerugian pada pihak lain melalui
cara hukum , perjanjian, asuransi atau cara lain. Risk transfer juga dapat berupa
pengalihan risiko fisik atau bagiannya.
4. Retensi Risiko: Menerima tanggung jawab atas risiko kerugian baik secara sengaja
maupun tidak sengaja, atau beban biaya terkait risiko yang terjadi pada organisasi.

Langkah Penanganan
1. Menilai kelayakan dari pilihan penanganan dengan melakukan analisa untung ruginya.

16
2. Memilih cara penanganan yang paling cocok
3. Menyiapkan rencana penanganan
4. Mentapkan tingkat risiko yang dapat diterima.
5. Laksanakan penanganan sesuai rencana

C. Asesmen Ulang Risiko


Mengevaluasi hasil pengelolaan risiko dengan monitoring, audit dan review secara
terus menerus:
- Untuk menjamin bahwa Kebijakan dan strategi Manajemen Risiko RS masih relevan.
- Untuk mengetahui faktor-faktor yang kemungkinan mempengaruhi risiko dan
konsekuensi dari risiko yang terus menerus bisa berubah.
Penentuan periode monitoring sangat tergantung pada tingkat risiko, perubahan proses
pelayanan, perubahan SPO dan perubahan regulasi di RS

17
BAB IV
DOKUMENTASI

A. Alur dan tata cara pelaporan insiden harus diatur dengan jelas baik untuk risiko klinis
maupun risiko non klinis
B. Rencana kegiatan dengan tujuan strategis untuk satu tahun digambarkan dengan
tabel

Tujuan Kegiatan Hasil Pelaksana Waktu


Strategis ( Outcome ) (Time Scale)

1.Risk Management Penyusunan rencana ----- ---- ----


sebagai bagian dan kebijakan
integral dari rencana strategis tentang
strategi RS Manajemen Risiko

2.Membangun Sosialisasi ---- ---- ----


kesadaran dan Manajemen Risiko
kepedulian staf kepada seluruh staf
tentang Manajemen RS
Risiko

3.Pembelajaran dari Penyebarluasan ---- ---- ----


pengalaman risiko proses Manajemen
tahun lalu Risiko

18
4…………………… …………………….. ………………… ……………… ………………….
….. …..... .

5…………………… …………………….. ………………… ……………… …………………


….. …….. …..

Form Asesmen Risiko


DAMPAK SKOR TINDAKAN
KATEGORI PERINGKAT
PROBABILITAS PENCEGAHAN BIAYA
RISIKO RISIKO
MITIGASI
A. UNIT
BEDAH
1
2
B. UNIT
FARMASI
1

Form Pengendalian Risiko

UNIT PENGENDALIAN
RISIKO EFEK P D PXD KRITERIA KETERANGAN
KERJA RISIKO

Insiden
Kerugian Melakukan
penggunaan risiko dapat
Farmasi pada 3 1 3 Rendah prosedur sesuai
antibiotika diterima
pasien dengan SPO
double
Insiden Kerugian
Melakukan
Farmasi kesalahan pada 6 1 6 Sedang Risiko dikelola
perbaikan SPO
penyerahan pasien
19
NO

IDENTIFIKASI
RISIKO
KORBAN
obat pada
pasien IRJA

DAMPAK

Dan bentuk table terlampir


PROBABILITAS

SKOR

TINDAKAN
Form Review Pelaksanaan Manajemen Risiko

YANG SUDAH
ADA

REKOMENDASI
TINDAKAN
LAIN
Tgl MULAI

BIAYA

TANGGUNG
JAWAB

20
REVIEW
TGL

Anda mungkin juga menyukai