TAHUN 2015
0
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Rumah sakit dan puskesmas adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan
kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat berfungsi sebagai tempat pendidikan tenaga
kesehatan dan penelitian. Potensi bahaya di rumah sakit, selain penyakit-penyakit infeksi juga
ada potensi bahaya-bahaya lain yang mempengaruhi situasi dan kondisi di rumah sakit, yaitu
kecelakaan (peledakan, kebakaran, kecelakaan yang berhubungan dengan instalasi listrik, dan
sumber-sumber cedera lainnya), radiasi, bahan-bahan kimia yang berbahaya, gas-gas anestesi,
gangguan psikososial, dan ergonomi. Semua potensi-potensi bahaya tersebut jelas
mengancam jiwa bagi kehidupan bagi para karyawan di rumah sakit, para pasien maupun para
pengunjung yang ada di lingkungan rumah sakit.
Rumah sakit mempunyai karakteristik khusus yang dapat meningkatkan peluang
kecelakaan. Misalnya, petugas acapkali menggunakan dan menyerahkan instrumen bendabenda tajam tanpa melihat atau membiarkan orang lain tahu apa yang sedang mereka lakukan.
Ruang kerja yang terbatas dan kemampuan melihat apa yang sedang terjadi di area operasi
bagi sejumlah anggota tim (perawat instrumen atau asisten) dapat menjadi buruk. Hal ini dapat
mempercepat dan menambah stres kecemasan, kelelahan, frustasi dan kadang-kadang bahkan
kemarahan. Pada akhirnya, paparan atas darah acapkali terjadi tanpa sepengetahuan orang
tersebut, biasanya tidak diketahui hingga sarung tangan dilepaskan pada akhir prosedur yang
memperpanjang durasi paparan. Pada kenyataannya, jari jemari acap kali menjadi tempat
goresan kecil dan luka, meningkatkan risiko infeksi terhadap patogen yang ditularkan lewat
darah.
Mengelola risiko harus dilakukan secara komprehensif melalui pendekatan manajemen
risiko sebagaimana terlihat dalam Risk management standard AS/NZS 4360,yang meliputi:
1. Penentuan konteks,
2. Identifikasi risiko
3. Analisa risiko,
4. Evaluasi risiko,
5. Pengendalian risiko,
6. Komunikasi,dan
7. Pemantauan dan tinjauan ulang
Tujuan
1. Menciptakan cara kerja, lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman, dan dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan karyawan RS, pasien serta pengunjung di RSCM Kirana
2. Meminimalkan kerugian dan dampak yang ditimbulkan akibat kecelakaan dan sakit,
meningkatkan kesempatan/peluang untuk meningkatkan produksi melalui suasana kerja
3.
4.
5.
6.
yang aman, sehat dan nyaman, memotong mata rantai kejadian kerugian akibat kegagalan
Mengidentifikasi sumber dari resiko
Mengembangkan respon yang harus dilakukan untuk menanggapi resiko
Memaparkan mengenai sistem pengorganisasian Manajemen Resiko.
Memaparkan mengenai pelaksanaan jadwal kegiatan program Manajemen Resiko
BAB II
PENGERTIAN PENGERTIAN DALAM MANAJEMEN RESIKO
2
2.1. Risiko
Risiko adalah peluang terjadinya sesuatu yang akan berdampak pada tujuan
Jenis-jenis risiko dalam pelayanan rumah sakit:
a. Corporate risk:
Kejadian yang akan memberikan dampak negatif terhadap tujuan organisasi
b. Non-clinical (physical) risk
Bahaya potensial akibat lingkungan
c. Clinical risk
Bahaya potensial akibat pelayanan klinis
d. Financial risk
Risiko finansial yang secara negatif akan berdampak pada kemampuan organisasi
dalam mencapai tujuan.
2.2. Risk Management
Pengertian Manajemen Resiko
a. Risk management merupakan salah satu komponen penting dari clinical governance
b. Risk Management merupakan proses mengenal, mengevaluasi, mengendalikan,
meminimalkan risiko dalam suatu organisasi secara menyeluruh (NHS)
c. Manajemen
risiko
merupakan
metoda
penanganan
sistematis
formal
dimana
Suatu pendekatan untuk mengenal keadaan yang menempatkan pasien pada suatu risiko
dan tindakan untuk mencegah terjadinya risiko tersebut (Sheenu Jhawar, Mid Stafford
General Hospital, UK)
PRO-ACTIVE
a. Prosedur operasional untuk mengangkat dan mengarahkan isu-isu risiko klinis yang
mungkin terjadi melalui kejelasan tanggung jawab dan kendali pada semua lini
pelayanan.
b. Pemahaman terhadap tingkat dan proses pengambilan keputusan sehingga tidak
terjadi tumpang tindih
c. Pendekatan multidisiplin dalam mengelola risiko
d. Pelatihan orientasi bagi karyawan baru, terutama dalam mengoperasikan peralatan
medis/klinis
e. Kebijakan dalam pemeliharaan peralatan yang dikerjakan secara konsisten
1. Kebijakan dalam:fire safety
2. Infectious and non-infectious waste management
3. Infection control
4. Occupational health
f.
Audit klinis yang dilaksanakan secara teratur dengan tindak lanjut yang nyata
g. Pengelolaan dokumen rekam medik, pencatatan medik yang akurat dan terjamin
ketelusuran
h. Komunikasi dalam tim medis, tim keperawatan terpelihara dengan baik
i.
j.
Insiden keselamatan pasien adalah Setiap kejadian atau situasi yang dapat mengakibatkan/
berpotensi mengakibatkan harm (penyakit, cedera, cacat, kematian, dll) pada pasien yang
seharusnya tidak terjadi.
Jenis-jenis insiden:
A. KPC
(KONDISI
POTENSIAL
CEDERA
REPORTABLE
CIRCUMSTANCE)
Suatu kondisi / situasi yang sangat berpotensi untuk menimbulkan cedera, tetapi belum
terjadi insiden.
Contoh:
ICU yang sangat sibuk tetapi jumlah staf selalu kurang.
Penempatan defibrillator standby di IGD ternyata rusak dan tidak dapat
digunakan.
B. KNC ( NEAR MISS / KEJADIAN NYARIS CEDERA)
Terjadinya insiden yang belum sampai terpapar ke pasien.
Contoh:
Unit transfusi darah sudah siap dipasang pada pasien yang salah, namun
kesalahan tersebut diketahui sebelum transfusi dimulai.
C. KTC (KEJADIAN TIDAK CEDERA/ NO HARM INCIDENT)
Suatu kejadian insiden yang sudah terpapar ke pasien tetapi tidak menimbulkan cedera.
Contoh:
Darah transfusi yang salah sudah dialirkan ke pasien tetapi tidak timbul cedera/
gejala inkompatibilitas pada pasien tersebut.
D. KTD (KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN/ ADVERSE EVENT)
Suatu kejadian insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien
Contoh:
Transfusi yang salah mengakibatkan pasien meninggal karena reaksi hemolisis.
permanen, dimana kejadian tersebut tidak berhubungan dengan riwayat alamiah penyakit
yang mendasari atau penyakit penyerta. Kejadian sentinel merupakan kejadian yang
membutuhkan investigasi dan respon segera.
Kejadian sentinel termasuk:
5
Bunuh diri.
b. Hilangnya fungsi utama secara permanen yang tidak disebabkan oleh penyakit
pasien atau kondisi yang mendasarinya
c. Salah sisi, salah prosedur, dan salah pasien operasi.
d. Penularan penyakit berbahaya, atau penyakit karena transfusi darah atau
produk darah, atau penularan penyakit akibat transplantasi organ atau jaringan
yang terkontaminasi.
e. Penculikan bayi atau bayi dipulangkan dengan orangtua yang salah.
f.
RE-ACTIVE
a. Komplain dari pasien dan karyawan ditangani segera dan optimal, dan
dibuktikan dengan consent dari semua pihak yang terkait
b. Tinjauan terhadap morbiditas dan mortalitas dilakukan untuk mengenal faktorfaktor yang dapat dicegah, dan menjamin bahwa pelayanan yang terbaik
diberikan
c. Jika terjadi tuntutan, dilakukan pendekatan untuk mengenal akar masalah (root
cause) dan dilakukan dengan pendekatan budaya tidak menyalahkan
d. Adanya mekanisme untuk melaporkan terjadi adverse incident baik klinis
maupun non klinis, termasuk kejadian near miss, dan dicatat dalam risk
register untuk audit dan analisis
BAB III
PENCAPAIAN PROGRAM MANAJEMEN RESIKO
SAMPAI DENGAN BULAN APRIL 2015
Kegiatan
Vol
JAN
FEB
MAR
APR
MEI
JUNI
KET
1
2
Pelaporan Insiden
Identifikasi dan Register
12
2
Na
Na
4
Ya
8
Ya
Terlampir
Terlampir
3
4
5
Resiko
Risk Grading Matrix
Investigasi Sederhana
Investigasi Komprehensif
2
12
3
Na
Ya
Ya
Na
Terlampir
Terlampir
Terlampir
(RCA)
Analisis modus kegagalan
Na
Na
Kegiatan
Monitoring Pemakaian APD
1. Poliklinik
2. Ruang Tindakan
3. Rawat Inap
Vol
JAN
FEB
MAR
APR
12
12
0
KET
4. RR
5. CSSD
12
12
12
Na
Na
Na
Na
12
100%
100%
100%
100%
12
Na
Na
Na
Na
Monitoring pengemasan
linen infeksius dan transfer
linen infeksius
12
Na
Na
Na
Na
Monitoring pembuangan
sampah infeksius dan
transfer sampah infeksius
12
865
Kg
296
Kg
1714
Kg
1976
Kg
Monitoring penanganan
limbah benda tajam
12
Na
Na
Na
Na
Penyusunan SPO :
1. SPO Audit Pemakaian
APD di Ruang Tindakan
2. SPO Audit Pemakaian
APD Poliklinik
3. SPO Audit Pemakaian
APD di Rawat Inap
4. SPO Cleaning
Lingkungan Pasien
5. SPO Pembersihan linen
dan tempat tidur
1
1
1
1
1
1
Na
Na
28
CFU/
m3
Na
Na
Na
12
100%
100%
100%
100%
10
12
75%
70%
72%
75%
1
Data Terlampir
76%
Kegiatan
Vol
12
Penyusunan SOP:
a. Pemilahan Instrument
b. Pencucian Alat Instrument
c. Penggunaan Bahan Desinfektan
d. Dekontaminasi Instrument
e. Bahan Desinfektan Untuk
Dekontaminasi
f. Penggunaan Mesin Drying
g. Evakuasi Kebakaran
JAN
FEB
MA
R
APR
MEI
JUN
I
1
1
1
1
1
1
7 area
PIC
Penyediaan Apar
35
35
35
35
35
35
35
Penyediaan P3K
14
14
14
14
14
14
14
LAMPIRAN