ANALISIS MODUS
KEGAGALAN DAN DAMPAK (AMKD)
Failure Mode, Effect and Analysis (FMEA)
KEPUTUSAN
DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM KARAWANG
NOMOR : 114/RSIK/SK.DIR/VIII/2022
TENTANG
PANDUAN ANALISI MODUS KEGAGALAN DAN DAMPAK (AMKD)/
FAILURE MODE, EFFECT AND ANALYSISI (FMEA)
Menimbang : a. bahwa dalam upaya mengantisipasi dan menangani segala bentuk resiko
secara efektif dan efisien dalam penyelenggaraan pelayanan dengan
berpedoman pada keselamatan pasien;
b. bahwa agar manajemen resiko dapat dilaksanakan secara optimal;
b. bahwa dimaksud dalam poin a dan b diatas, maka perlu ditetapkan
Keputusan Direktur Rumah Sakit Islam Karawang tentang Panduan
Analisis Modus Kegagalan dan Dampak (AMKD)/Failure Mode, Effect
and Analysis (FMEA);
MEMUTUSKAN
Menetapkan:
PERTAMA : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM KARAWANG TENTANG
PANDUAN ANALISIS MODUS KEGAGALAN DAN DAMPAK (AMKD)/
FAILURE MODE, EFFECT AND ANALYSISI (FMEA)
KEDUA : Memberlakukan Panduan AMKD/FMEA Rumah Sakit Islam Karawang
sebagaimana dimaksud Diktum PERTAMA dalam Keputusan ini untuk
dijadikan acuan dalam menyelenggarakan Manajemen Risiko di Rumah
Sakit Islam Karawang.
KETIGA : Panduan AMKD/FMEA di Rumah Sakit Islam Karawang sebagaimana
terlampir dalam keputusan ini.
KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan apabila dalam
keputusan ini terdapat kekeliruan akan dilakukan perbaikan sebagaimana
mestinya.
Ditetapkan di :Karawang
Pada tanggal : 01 Agustus 2022
BAB I
DEFINISI
Pada saat ini pencegahan kesalahan medis belum menjadi fokus utama untuk asuhan
perawatan pasien di rumah sakit. Sebagian besar sistem pelayanan kesehatan tidak
didesain untuk mencegah terjadinya error.
Definisi dari FMEA (Failue Mode and Effect Analysis) adalah :
1) Metode perbaikan kinerja dengan mengidentifikasi dan mencegah potensi kegagalan
sebelum terjadi.
2) Proses proaktif dimana kesalahan dapat dicegah dan diprediksi.
3) Mengantisipasi kesalahan dan meminimalkan dampak buruk.
Secara umum definisinya adalah : metode perbaikan kinerja dengan mengidentifikasi
dan mencegah Potensi Kegagalan sebelum terjadi. Hal tersebut didesain untuk
meningkatkan keselamatan pasien.
BAB II
RUANG LINGKUP
Tata laksana Analisis Modus Kegagalan & Dampak (Failure Mode Effect and Analysis /
FMEA) ada 5 tahap, yaitu :
.
b. High-Level.
Process Map tercepat, paling sederhana dan detil
c. High--‐low (Top--‐down)
Menambahkan pada kedalaman pada high--‐level Process Map, namun tanpa
mapping yang detil
III. LANGKAH 3. Brainstorm potensial modus kegagalan dan dampaknya.
Dalam tahap ke 3, proses harus menggunakan alat bantu berupa :
1. Failure Mode.
Jenis potensi kegagalan dalam proses untuk memenuhi persyaratan atau tujuan
proses.
Berasal dari proses yang tidak sempurna.
Menyebabkan dampak.
Contoh : tidak berfungsi, fungsi menurun, fungsi menyimpang, jatuh, salah
identifikasi dll.
2. Efek.
Akibat dari kegagalan, yang mengganggu / merugikan.
Dirasakan pasien
Contoh : keterlambatan penanganan, kematian, cacat, kerusakan jaringan, tidak
dapat diperbaiki, melanggar ketentuan, kerugian finansial.
Modus kegagalan dengan nilai RPN yang tinggi, otomatis menjadi perhatian untuk
diatasi / menjadi PRIORITAS.
Memilih skala peringkat :
JCI tidak secara spesifik menentukan “skala” mana yang harus digunakan dalam
menilai modus kegagalan.
Skala yang dipilih adalah skala 1-10
A. Severity
Yaitu efek pada pelanggan.
Nilai 10 adalah ekstrem (komplain) dan nilai 1adalah pelanggan tidak nyaman.
Contoh skala 1-10
8
Didokumentasikan, hampir pasti, kondisi
tersebut pasti akan terjadi selama
9 Yakin terjadi 1 dalam 20
periode panjang yang spesifik untuk
langkah / hubungan tertentu
1
Selalu terjadi 1 dalam 10
0
C. Detection
Menggunakan skala 1-10
Dokumentasi dalam buku panduan ini adalah menuliskan semua langkah dalam bentuk form
yang tersedia.
Contoh FMEA
FORM FAILURE MODE & EFFECT ANALYSIS
Unit Kerja Farmasi
Proses yang dianalisis Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam Pelayanan Farmasi
Tim FMEA Nama Peran
Ketua dr. Fidya Febriyanti Penanggung Jawab Pemberi Pelayanan Klinis
Rokinah, Amd Keb Penanggung Jawab PONED
Sucipto, S.Kep Ners Penanggung Jawab UGD / Rawat Inap
Anggota
Sinta Dewi, Amd Keb Penanggung Jawab Rekam Medik
Kasyono, AMK Penanggung Jawab Farmasi
Petugas pencatat (notulis) Mencatat hasil Fmea
IV. Identifikasi penyebab, akibat jika terjadi failure mode untuk tiap-tiap failure mode dan Penghitungan RPN
No Penyebab Akibat
1 - Tidak dilakukan skrining identitas,resep langsung diletakkan di - Kesalahan nomor antrian resep
kotak,tidak ada komunikasi - Waktu tunggu pasien lama
- Tidak ada petugas jaga diloket penerimaan - Proses lain tidak berjalan
2 - Tidak dilakukan skrining resep - Kelengkapan resep kurang
- Tidak ada petugas jaga diloket penerimaan - Waktu tunggu pasien lama
3 - Tulisan dokter yang tidak jelas - Salah dalam penyiapan obat,terapi tidak sempurna
- Kesalahan dalam penggunaan dosis
4 - Adanya rasa sungkan untuk adu urgumen dengan dokter - Akan terjadi salah interpretasi resep sehingga
- Dokter lupa karena banyak sekali pasien mengakibatkan salah dosis,salah obat,salah aturan pakai
5 - Kesalahan pengambilan urutan pengerjaan resep - Lama waktu tunggu,salah peracikan
6 - Letak obat yang berdekatan,nama obat yang hampir sama - Kegagalan pengobatan/terapi
7 - Tulisan kurang jelas,petugas kurang teliti,pasien terlalu banyak - Salah pemasangan etiket
- Salah aturan pakai obat
8 - Beban kerja yang terlalu tinggi,tidak teliti - Dapat terjadi salah pasien,tertukar obat
9 - Kelelahan karena proses yang cukup panjang,pasien terlalu - Dapat terjadi salah obat,salah pasien, salah etiket, salah
banyak pemberian obat
10 - Kurang teliti,nama yang mirip,beban kerja yang tinggi - Kegagalan pengobatan, pasien semakin parah, pasien tidak
sembuh, tidak mendapatka informasi
Risk Priority
Kemungkinan Tingkat Kemudahan
Number(RPN)
No Failure Modes terjadinya ( O= kepatahan (S= dideteksi (D= Ranking
RPN =
Occurrence) Severity) Detectability)
OxSxD
3 Validasi resep 3 9 2 54 7