Anda di halaman 1dari 42

Latihan Menyusun

Penilaian
dan
Strategi Pengendalian
Risiko

Dr.dr.Meliana Zailani,MARS,FISQua
• Nama : Dr.dr.MelianaZailani, Sp.Ak, MARS,FISQua
• Tempat dan Tanggal Lahir : Karawang, 12 Januari 1951
• Jenis Kelamin (L/P) : Perempuan
• Riwayat Pendidikan
• Dokter : FKUI - 1975
• Sp. Akupuntur : FKUI-RSCM - 1988
• S2 Magister Administrasi RS : FKM UI - 1994
• S3 Epidemiologi : FKM UI - 2004
• Riwayat Pelatihan
• Health Services Mgm Training : University of South Australia
• Felowship ISQua : International Society of Quality in HC
• Riwayat Pekerjaan
• Kepala Puskesmas Kab Ciamis : 1976– 1981
• Kepala Bagian Diklat RSCM : 1995-
1998
• Direktur SDM &Sekretariat
Kepala Bagian Admin RSCMRSCM : 2001 - 2010
: 1998-
• Kepala
2000 Divisi Pembinaan KKI : 2014 - 2016
• Ketua Konsil Kedokteran KKI : 2017 – 2020
• Riwayat Organisasi
• Ketua PDMMI : 2012 - 2015
melza1021
SISTEMATIKA
PEMBELAJARAN
1. PENGANTAR PELATIHAN
2. MEMBAHAS TUGAS
a. CARA MENGERJAKAN
b. PRESENTASI
c. DISKUSI
3. KESIMPULAN
KOMPONEN-2 PROGRAM MANAJEMEN RISIKO RS
PMKP 12 SNARS EDISI 1.1

identifikasi risiko, analisa risiko prioritas risiko, pelaporan risiko,

investigasi kejadian
yang tidak manajemen terkait
pengelolaan risiko
diharapkan (KTD) tuntutan (klaim)
Standar PMKP 12
Program manajemen risiko berkelanjutan digunakan untuk
melakukan identifikasi dan mengurangi cedera dan mengurangi
risiko lain terhadap keselamatan pasien dan staf.

EP 1. Regulasi dan EP 3. Strategi EP 5. Rumah


Program tentang pengurangan risiko di sakit telah
manajemen tingkat RS meliputi melaksana
risiko RS a) sampai dng f) kan tindak
meliputi a) lanjut
hasil
sampai dng f) EP 4. Bukti FMEA analisis
telah dilakukan modus
EP 2. Daftar risiko RS
pada proses dampak
yg meliputi a)
berisiko tinggi yg kegagalan
sampai dng f) di prioritaskan (FMEA)
melza2020
KATAGORI RISIKO
Permenkes 25 tahun
2019

Penting dalam
Disusun sesuai
menjamin identifikasi Pengikhtisaran atau
dengan kondisi
Risiko yang pelaporan Risiko lingkungan organisasi
komprehensif; dan
KATAGORI RISIKO MINIMAL DI KEMENTERIAN KESEHATAN
RUANG LINGKUP MANAJEMEN RISIKO RS

Pasien

Staf
Lainnya
Medis
Ruang Lingkup
(skope)
manajemen
Ten kes
Bisnis risiko RS
& Ten
RS lainnya
Fasilitas di RS
& ling-
kungan
RS
PROSES PENILAIAN RISIKO
kemampuan untuk mengidentifikasi sumber informasi potensial yang
diperlukan untuk dimasukkan ke dalam penilaian risiko

Bagian penting dari proses penilaian risik

Antara lain
• Insiden yang dilaporkan, nyaris celaka, insiden serius yang tidak diinginkan;
• Pasien dan anggota pertimbangan publik;
• Peran dan tanggung jawab staf;
• Tugas yang dilakukan oleh staf dalam peran berisiko tinggi (sesuai dengan
penilaian risiko);
• Tingkat keterampilan dan pelatihan saat ini, harapan staf;
• Persyaratan undang-undang, kebijakan dan panduan.
Pengertian

• SEBAB fakta / masalah yang sudah terjadi, / sedang terjadi


• RISIKO  ketidakpastian atas terjadinya suatu kejadian
• AKIBAT adalah sesuatu yang merupakan hasil dari suatu kejadian

• Risiko berada di antara sebab dan akibat.

• SEBAB adalah FAKTA

RISIKO” BISA di KELOLA

• AKIBAT adalah Hasil dari suatu kejadian


.
• Setiap pemilik risiko harus mengidentifikasi sumber
risiko, area dampak, kejadian (termasuk perubahan
keadaan), penyebab dan konsekuensi potensi risiko.
Identifikasi • Tujuan dari langkah ini adalah untuk menghasilkan daftar
lengkap risiko berdasarkan peristiwa yang mungkin
Risiko mendukung, meningkatkan, mencegah, menurunkan,
mempercepat atau menunda pencapaian tujuan.
• Metode identifikasi risiko dilakukan dengan metode
ICRA (infection Contol Risk Assement), FSRA (Fire Safety
Risk Assesment, Risk Breakdown Structure (RBS), Control
Risk Self Assesment (CRSA), Failure Mode and Effect
Analysis (FMEA) atau metode lainnya,
Konteks
Risiko
Umum
• Konteks risiko adalah sikap dan perilaku individu dan kelompok yang
memengaruhi cara terjadinya risiko dan bagaimana risiko tersebut dikelola.

• Konteks dapat dipandang dalam dua komponen, yaitu: sikap risiko (risk
attitude) dan keinginan risiko (risk appetite).
• Risk attitude menjelaskan reaksi alami individu atau kelompok terhadap
ketidakpastian setiap jenis. Ini tergantung pada persepsi risiko dari orang,
yang akan dipengaruhi oleh banyak faktor baik yang disengaja (conscious)
maupun tidak disengaja (unconcious).
• Pengaruh risk attitude adalah banyaknya bukti selama perencanaan
respons dalam prosedur manajemen risiko di mana ini akan mempengaruhi
cara orang berpikir tentang risiko.
Pernyataan
Risiko
Penjelasan terstruktur dari sebuah risiko yang memisahkan antara
SEBAB, RISIKO, DAN AKIBAT.

Karena gelang ID masih menggunakan stiker yang mudah mengelupas jika terkena air,
mungkin
saja tulisan nya akan terhapus, sehingga nama pasien tidak dapat diidentifikasi

Karena belum ada form serah terima antar ruangan, mungkin saja terjadi kesalahan
dalam
komunikasi lisan sehingga dapat terjadi cedera pada pasien

Karena ketersediaan hand rub di ruang perawatan kurang, mungkin saja petugas kesehatan
tidak melakukan kebersihan tangan, sehingga angka Infeksi HAI mungkin meningkat
CONTOH PROFIL
RISIKO
STRATEGI PENGENDALIAN RISIKO

Biasanya mitigasi baru dilakukan untuk peristiwa-peristiwa risiko yang


memiliki dampak medium to high dan frekuensi medium to high
• tergantung selera risiko/risk appetite yang diambil oleh manajemen
• identifikasi dan pengukuran risiko harus akurat mungkin guna
menyajikan data tersebut kepada pihak manajemen untuk dapat
menentukan risk appetite perusahaan
Selera Risiko
o kebijakan yang menjadi acuan dalam menentukan apakah suatu
Risiko perlu ditangani atau tidak.
mencerminkan
o bagaimana organisasi menyeimbangkan efisiensi,
pertumbuhan, hasil, dan risiko
SELERA
RISIKO
• Tingkat Risiko yang bersedia diambil instansi dalam upayanya
mewujudkan tujuan dan sasaran yang dikehendakinya. Dua faktor utama
untuk menentukan selera risiko :
• Dampak kerugian yang mungkin terjadi untuk mencapai tujuan
organisasi. Misalnya: kerugian finansial, rusaknya reputasi.
• Budaya / kecenderungan organisasi terhadap resiko : waspada atau
agresif.
MITIGASI
“risk treatment”. ISO 31000:2009
RISIKO
Mitigasi risiko : usaha dan tindakan yang diambil untuk memperkecil dampak dari
risiko yang muncul
a. Menerima Risiko (Accept)
Menerima tingkat risiko yang terjadi (masih dalam batas selera dan
toleransi
risiko) dan mempertahankan atau mengelola agar tidak berkembang ke
tingkat yang lebih tinggi.
b. Berbagi Risiko (Share)
Membagi risiko yang dihadapi dengan pihak lain (penanganan dengan
asuransi, menjaminkan kredit, outsourcing, partnership, leasing, hedging,
dan lain lain.)
c. Mengurangi Risiko (Reduce)
Mengurangi kemungkinan dan atau dampak dari suatu risiko. Dengan
contoh seperti memperbaiki prosedur, membuat kebijakan baru, mengganti
atau membeli alat, diversifikasi produk, pelatihan dan lainlain.
d. Menghindari Risiko (Avoid)
Menghindari risiko dengan tidak melakukan aktivitas atau berhenti
melakukan aktivitas yang mampu meningkatkan nilai risiko, seperti menjual
suatu unit bisnis, tidak memperluas ke pasar geografis baru dan lain
sebagainya.
Risk
controls:
• Definisi Pengendalian : adalah sebagai setiap pengukuran atau tindakan untuk memodifikasi
risiko (ISO 31000)
• Meliputi : kebijakan, prosedur,praktik,proes,teknology,teknik,metode ada perlatan yang
dapat memodifikasi risiko

• “Risk Treatment” menjadi pengendali atau modifikasi dari pengendalian yang ada begitu
diterapkan

Ada 2 jenis Pengendalian :


• Pengendalian Pencegahan
mencegah terjadinya hal yang tidak diharapkan
contoh : menjamin sistem pengendali akses; akses hanya untuk mereka yg
ditunjuk
• Pengendalian detektif
mengendalikan masalah yang sudah terjadi (pengawasan internal)
Pengukuran Pengendalian
“Control measures”
• Pengukuran pengendalian didisain untuk mengeliminasi risiko yang sudah diidentifikasi
 dengan mengganti risiko yang lebih rendah, mengisolasi atau menggunakan kontrol
administratif untuk mengurangi risiko.
• Sisa risiko harus dipertimbangkan pada setiap risiko yang diketahui esensil dan tidak dapat
dihindari
• Ada berbagai option pengendalian risiko untuk mengurangi kemungkinan , konsekwensi,
atau keganasan dari suatu kejadian risiko
• Misalnya, risiko yang tidak dapat dihindari adalah kerusakan arsip kertas karena kebakaran,
dapat dikurangi dengan pengarsipan di lemari logam, yang dikurangi lebih lanjut dengan
penyimpanan di ruangan tertentu, dan sebagainya. Sebagai alternatif, sebuah organisasi
dapat melihat risiko ini dan memilih untuk menjadi organisasi tanpa kertas, menghilangkan
risiko kehilangan data yang disimpan di atas kertas. Dalam hal ini, mereka juga harus
mempertimbangkan pencadangan dan keamanan data digital, menggunakan solusi seperti
Q-Pulse Ideagen.
Menyiapkan dan menerapkan risk treatmen

• risiko diidentifikasi, dianalisis dan tindakan penanganan risiko ditentukan

Komunikasi dan konsultasi kepada pemilik


Rencana penanganan risiko harus ringkas, akurat, dan menyampaikan
informasi secara tepat waktu dan jelas.
• Apa risikonya?
• Bagaimana mitigasi
• Siapa penanggung jawab
• Kerangka waktu yang diperlukan untuk tindakan
• Persyaratan pelaporan untuk individu yang bertanggung jawab
LIMA LANGKAH PENANGANAN RISIKO

Dalam proses penanganan risiko, disarankan untuk mengikuti lima


langkah utama untuk memastikan logistik yang benar dan efektivitas
strategi:
1. Brainstorming dan memilih opsi penanganan risiko yang tepat.
2. Perencanaan dan penggunaan opsi yang dipilih.
3. Meneliti efektivitas taktik yang dipilih.
4. Memutuskan apakah tingkat risiko yang tersisa, yaitu risiko residual,
dapat diterima atau tidak.
5. Jika tidak dapat diterima, menerapkan aktivitas penanganan risiko
baru untuk mengurangi risiko residual.
Risk Treatment
•Options
Perlakuan risiko mengacu pada opsi dan pilihan yang tersedia untuk
menangani risiko tertentu.
• Risiko dapat dikendalikan secara internal melalui
penghindaran/pencegahan risiko atau pengurangan/minimalisasi risiko.
• Risiko dapat dikendalikan secara finansial melalui penerimaan/retensi risiko
atau transfer risiko.
• Penghindaran risiko digunakan ketika risiko dianggap cukup signifikan
untuk menghindari risiko dengan menghindari tindakan yang akan
menimbulkan eksposur terhadapnya.
 Misalnya, faskes di lingkungan pedesaan mungkin tidak dapat
mempekerjakan staf yang memadai untuk unit perawatan intensif
neonatus. Oleh karena itu, rumah sakit hanya akan melakukan
persalinan dengan baik dan mentransfer semua persalinan berisiko
tinggi.
Pengurangan risiko

• adalah treatmen manajemen risiko yang paling umum.


Misalnya, sebuah organisasi tanpa unit perawatan intensif neonatal
mungkin memiliki peralatan darurat seperti penghangat radiasi, sistem
panggilan untuk staf dengan pelatihan resusitasi neonatal dasar, dan
perjanjian transfer dengan NICU jika terjadi persalinan berisiko tinggi
yang organisasi tidak dapat diprediksi atau dihindari.
Penerimaan risiko melibatkan asumsi potensi kerugian yang terkait
dengan risiko tertentu, seperti transfer pasien yang berisiko tinggi yang
terjadi, dan membuat rencana untuk menutupi potensi biaya keuangan
dari risiko tersebut.
• Transfer risiko berarti mengakui bahwa perawatan medis tidak dapat
diberikan tanpa menanggung beberapa risiko
• Rumah Sakit dapat mengasuransikan kemungkinan kesalahan, dan
mengalihkan risiko ke perusahaan asuransi
Pilihan yang dapat dilakukan

• Menghindari risiko dengan memutuskan untuk tidak memulai atau


melanjutkan dengan kegiatan yang menimbulkan risiko;
• Mengambil atau meningkatkan risiko untuk memanfaatkan
peluang;
• Menghilangkan sumber risiko;
• Mengubah kemungkinan;
• Mengubah konsekuensi;
• Berbagi risiko ke pihak lain atau pihak tertentu (termasuk kontrak dan
pembiayaan risiko), dan
• Mempertahankan risiko dengan keputusan.
Langkah-langkah dalam merancang kegiatan
pengendalian risiko

Berdasarkan hasil penilaian risiko, pemilik risiko


• mengidentifikasi apakah kegiatan pengendalian yang ada telah efektif untuk
meminimalisasi risiko.
• Kegiatan pengendalian yang telah ada tersebut perlu dinilai efektivitasnya dalam
rangka mengurangi probablitas terjadinya risiko (abatisasi) maupun mengurangi
dampak risiko (mitigasi).
• Selain itu, juga perlu diperhatikan ada/tidaknya pengendalian alternatif
(compensating control) yang dapat mengurangi terjadinya risiko.
• Terhadap risiko yang belum ada kegiatan pengendaliannya maupun yang telah
ada, namun dinilai kurang atau tidak efektif, perlu dirancang kegiatan
pengendalian yang baru/merevisi kegiatan pengendalian yang sudah ada.
• Menerapkan kegiatan pengendalian yang telah dirancang dalam mengelola
risiko.
Beberapa contoh
Template Penerapan
MANAJEMEN RISIKO
TERINTEGRASI

Anda mungkin juga menyukai