PENYUSUNAN PAK
RSU PURWOGONDO
2020
RUMAH SAKIT UMUM PURWOGONDO
Jl. Puring Km. 8 Kalipurwo - Kuwarasan
Kab. Kebumen 54366
Telp. (0287) 472588, (0287) 4760192 Fax: (0287) 472588
Website : www.rsupurwogondo.com e-mail: rsu.purwogondo@yahoo.co.id
TENTANG
PENETAPAN PANDUAN ANALISA RISIKO PROAKTIF FMEA
RSU PURWOGONDO
Menimbang :
a. bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan di RSU
Purwogondo terhadap tuntutan masyarakat akan
pelayanan kesehatan yang lebih bermutu, perlu ditentukan
prioritas pengukuran mutu, perlu ditentukan indikator-
indikator pelayanan klinis, manajemen dan sasaran
keselamatan pasien yang mencerminkan mutu pelayanan di
RSU Purwogondo;
b. bahwa untuk maksud tersebut pada butir a di atas perlu
diberlakukan panduan pemilihan indikator mutu unit
& indikator mutu prioritas di RSU Purwogondo yang
ditetapkan dengan Surat Keputusan Direktur
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 Praktik
Kedokteran;
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit ;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang
Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 3637);
4. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 129/MENKES/SK
II/IX/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah
Sakit;
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI
Nomor 1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
Kesatu : Pemberlakuan Panduan Analisa Risiko Proaktif FMEA Rumah
Umum Sakit Purwogondo.
Kedua : Panduan Analisa Risiko Proaktif FMEA Rumah Sakit Umum
Purwogondo digunakan sebagai acuan dalam melakukan analisa
proaktif.
Ketiga : Panduan Analisa Risiko Proaktif FMEA Rumah Sakit Umum
Purwogondo sebagaimana terlampir dalam Lampiran Keputusan
ini.
Keempat : Ketetapan ini berlaku terhitung sejak tanggal ditetapkan, dan
apabila ada kekeliruan di kemudian hari dalam penetapan ini,
akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya.
Ditetapkan : Kebumen
Pada tanggal : 06 /Januari/2020
Direktur RSU Purwogondo
COVER.............................................................................................................
SK DIREKTUR TENTANG PEMBERLAKUAN PANDUAN......................
BAB I DEFINISI .......................................................................................................
BAB II RUANG LINGKUP ............................................................................
BAB III KEBIJAKAN ...................................................................
BAB IV TATA LAKSANA ...........................................................
BAB V DOKUMENTASI ............................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Hingga saat ini pencegahan kesalahan medis belum menjadi focus utama dalam bidang
pelayanan kesehatan, sehingga sebagian besar system pelayanan kesehatan tidak di desain
untuk mencegah atau mengatasi kesalahan klinis. Oleh karena itu diperlukan suatu metode
yang bersifat proaktif untuk memprediksi sehingga mengantisipasi kesalahan dan
meminimalkan dampak buruk yang mungkin terjadi dalam proses pelayanan kesehatan.Salah
satu metode yang bisa digunakan untuk mengantisipasi kesalahan dan meminimalkan dampak
buruk tersebut adalah Failure Modes and Effects Analysis ( FMEA ).
FMEA adalah metode perbaikan kinerja dengan mengidentifikasi dan mencegah potensi
kegagalan sebelum terjadi, dengan demikian maka tindakan koreksi bisa langsung diambil
sebelum masalah itu muncul. Dalam pengertian lain, FMEA adalah suatu metode yang bersifat
proaktif untuk mengkaji suatu prosedur secara rinci, meliputi identifikasi, penilaian, mencari
penyebab, mengenali akibat, dan mencari solusi atas modus – modus kegagalan yang mungkin
terjadi dalam proses pelayanan dengan cara melakukan perubahan desain proses pelayanan
tersebut.
BAB II
RUANG LINGKUP
Salah satu metode yang bisa digunakan untuk mengantisipasi kesalahan dan
meminimalkan dampak buruk yang bersifat proaktif adalah FMEA, FMEA dilakukan dengan
menganalisa berbagai proses pelayanan yang ada di Rumah Sakit, meliputi :
a. Proses baru
b. Misalnya proses mengoperasikan alat infuse baru.
c. Proses yang sedang berjalan
d. Misalnya : proses pengadaan dan penyimpanan gas medis di rumah sakit.
e. Proses dalam klinis
f. Misalnya : proses pemeriksaan darah dilaboratorium
g. Proses non klinis
h. Misalnya : proses mengkomunikasikan hasil pemeriksaan lab kepada dokter atau
proses identifikasi pasien yang beresiko jatuh.
BAB III
TATA LAKSANA
Dalam melaksanakan FMEA, tahapan – tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Pilih proses beresiko tinggi dan bentuk tim
LANGKAH 1 A : PILIH PROSES YANG BERESIKO TINGGI
Pilih proses yang akan dianalisa, proses yang akan dianalisa bias dipilihkan dari proses
baru, proses yang sedang berjalan, proses dalam klinis, maupun proses non klinis yang
termasuk dalam kategori proses resiko tinggiyaitu :
a) Proses yang berkaitan dengan infeksi
b) Berkaitan dengan pasien resiko tinggi dalam populasi
c) Berkaitan dengan resiko suplay dan peralatan
d) Kesiapan kegawatan
e) Issue lingkungan
f) Pertimbangan geografis
g) Pertimbangan komunitas
Identifikasi resiko tinggi dibuat dengan cara mengumpulkan proses – proses resiko tinggi
unit dalam sebuah daftar identifikasi resiko tinggi kemudian setiap proses dihitung
resikonya dengan menggunakan Rumus yang merupakan perkalian dari Probability,
Concequencidan Preparedness. Kemudian hasil perkalian di rangking dan proses
pelayanan yang memiliki nilai tertinggi dilakukan FMEA.
Untuk lebih jelasnya berikut contoh lembar identifikasi resiko tinggi dan rumus
perhitungannya.
Contoh Lembar Identifikasi Resiko Tinggi
LEMBAR IDENTIFIKASI PROSES RESIKO TINGGI TAHUN
2017
UNIT ………………………………………….……
RUMUS PERHITUNGAN RESIKO :
KETERANGAN : PROBABILITY X CONCEQUENCI X
PERINGKAT PROBABILITY : PREPAREDNESS
Tabel3.2
Skoring Probability
PERINGKAT CONCEQUENCI :
Tabel 3.3
Skoring Concequence
PERINGKAT PREPAREDNES :
Tabel3.4
Skoring Preparedness
SUMBER
REGULASI DAYA
SKOR DESKRIPSI PELAKSANAAN
(SPO/KEBIJAKAN) (SARANA &
SDM)
1 SOLID ADA ADA DILAKSANAKAN
2 GOOD ADA ADA TIDAK SELALU
TIDAK
3 FAIR ADA ADA
DILAKSANAKAN
TIDAK
4 POOR ADA TIDAK ADA
DILAKSANAKAN
5 NONE TIDAK ADA TIDAK ADATIDAK ADA
2. Diagram / gambarkan alur proses dan brainstorming modus kegagalan / failure mode
LANGKAH 2 : DIAGRAM / GAMBARKAN ALUR PROSES DAN
BRAINSTORMING MODUS KEGAGALAN / FAILURE MODE
a) Membuat alur proses dan sub Proses
Buat alur proses, bila perlu dibuat sub proses dan buat masing – masing Diagramnya.
Bila proses itu baru : bagaimana proses itu seharusnya dijalankan
Bila proses lama : bagaimana saat ini, buat flowchart untuk diagram proses
Tahapan Proses :Jelaskan proses setiap kegiatan sesuai kebijakan dan prosedur yang
berlaku Jika proses terlalu kompleks, anda dapat memilih satu proses atau sub proses
untuk ditindaklanjuti. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di diagram berikutini :
Gambar 3.1
Alur Proses Dan Sub Proses
b) Modus kegagalan
Modus kegagalan adalah perilaku yang dapat mengakibatkan kegagalan dalam sub
proses yang sudah ditentukan. Beberapa langkah sub proses mungkin dapat tidak
memiliki modus kegagalan dan mungkin juga satu sub proses memiliki banyak
modus kegagalan.
Untuk lebih jelasnyadapat dilihat di diagram berikutini :
Gambar 3.2
Untuk menentukan kemungkinan dampak jika kegagalan tersebut terjadi adalah dengan
cara diskusi dengan anggota tim kemudian kemungkinan dampak dimasukkan dalam
table berikut ini :
Tabel3.5
Kemungkinan Dampak Sub Proses
POTENTIAL
POTENTIAL FAILURE POTENTIAL CAUSES
NO EFFECTS OF
MODE FOR FAILURE
FAILURE
Metode yang digunakan untuk menilai peringkat modus kegagalan adalah dengan
menghitung Risk Priority Number ( RPN ) dimana rumus untuk menghitung RPN adalah
sebagai berikut : RPN = Severity x Probability x Detectability
KETERANGAN :
a. Menghitung Nilai SEVERITY
Tabel3.6
Skoring Severity
PROBABILITY
RATING DESCRIPTION DEFINITION
OF DETECTION
Almost always detected
1 Certain to detect 10 out to 10
immediately
2 High likelihood 7 out to 10 Likely to detected
Moderate Moderate likelihood of
3 5 out to 10
likelihood detection
4 Low likelihood 2 out to 10 Unlikely to be detected
Almost certain Detection not possible at any
5 0 out to 10
not to detect point
6. Redesain proses
LANGKAH 6 : REDESAIN PROSES
Pada tahap ini pembahasan difokuskan pada elemen yang akan dilakukan redesain proses
pelayanan ,jika ditemukan kesulitan, diperbolehkan untuk belajar dari RS lain sebagai
bahan pembelajaran untuk melakukan redesain proses pelayanan.Dalam melakukan
redesain proses ada tiga strategi yang dapat diterapkan yaitu :
1. Kurangi beratnya dampak / Efek dari kegagalan
2. Kurangi kemungkinan frekuensi terjadinya efek dari kegagalan
3. Tingkatkan kemungkinan untuk mendeteksi terjadinya efek dari kegagalan
Penggunaan proses redesain dalam skala besar, kemudian membuat standarisasi proses
yang berkaitan dengan proses baru tersebut.
BAB IV
DOKUMENTASI
Seluruh kegiatan dalam analisa risiko proaktif harus didokumentasikan dengan baik,
bentuk dokumentasinya meliputi:
1. Notulen Rapat pembahasan lingkup/topik pelayanan yang akan dianalisa
2. Laporan perencanaan( worksheet ) pembuatan FMEA
3. Laporan hasil ujicoba dan analisa FMEA
4. Dokumen implementasi FMEA