Disusun Oleh:
PROGRAM PASCASARJANA
FAKULTAS KEDOKTERAN, KESEHATAN MASYARAKAT, DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
B. Studi Kasus
Seorang anak di salah satu Rumah Sakit Swasta di Jakarta (RS X) umur 1 tahun 6 bulan
pada tanggal 11 Juni 2010, pasien dirawat di ruang rawat inap anak dengan diagnosa
Kejang Demam. Sesuai instruksi dokter yang merawat bahwa diperintahkan agar
diberikan obat anti kejang yang bernama Fenitoin secara infus, dengan tujuan mencegah
kembali pasien kejang. Perawat yang baru bertugas tanpa melihat catatan petugas perawat
sebelumnya, langsung mencabut infus. Beberapa menit setelah pencabutan infus pasien,
anak mengalami kejang-kejang sampai tidak sadarkan diri. Segera keluarga pasien
melaporkan kejadian ini.
Setelah itu tim mendapatkan tiga jenis informasi utama tentang insiden yang
dapat digunakan tim sebagai titik awal, yaitu pernyataan saksi dari perawat, dokter serta
keluarga pasien dan pengamatan pada mereka yang dekat dengan peristiwa tersebut
secara langsung maupun tidak langsung. Bukti-bukti fisik yang terkait dengan kejadian
sentinel dan mendokumentasikan bukti-bukti yang ada.
Kurang
Kurang
konsentra
Pengalama
si
n
Pelanggaran
SOP Tidak
mengikuti
instruksi dokter
Tidak melihat
asuhan Salah paham
keperawatan komunikasi
pasien
Perawat bekerja Perawat tidak Perawat tidak Pesan/catatan Pasien seharusnya diberi Kejang
pada shift yang mengikuti sesi melihat catatan pemberian obat dari obat anti kejang yang berulang pada
telah ditentukan laporan harian petugas perawat perawat shift bernama Fenitoin secara anak hingga
(pre atau post sebelumnya sebelumnya tidak infus, tapi perawat, tak sadarkan
conference) tersampaikan langsung mencabut infus diri
InsertMaterial
Text Here Insert Text Here Insert Text
Man Here
Kurang
Kurang teliti Pengalaman
Tidak mengaplikasikan
konsep patient safety Kelalaian dalam Kesalahan dalam
dengan benar menjalankan Askep melaksanakan instruksi
Kesalahan dalam menjalankan
prinsip pemberian obat
Pelanggaran SOP
Tidak melihat Tidak mengikuti
Kurangnya pelatihan catatan briefing pergantian shift
terkait patient safety pasien
Kejang berulang
pada pasien
Anak hingga tak
sadarkan diri
Insert
Mother Text
Nature Here
(Lingkungan) Measurement
Proses 4 : Pengendalian
Analisis Hazard
Kategori Penyebab Pengendalian
F L Skor
Kesalahan dalam melaksanakan instruksi Administrasi : Melaksanakan pelatihan komunikasi efektif (di
dalamnya termasuk aturan sebelum melakukan instruksi wajib
3 4 12
melihat catatan pasien dan jika instruksi tidak dipahami oleh
perawat, maka wajib menanyakan ulang kepada dokter)
Man
Kesalahan dalam menjalankan Administrasi : Aturan terkait perawat wajib melaksanakan prinsip
prinsip pemberian obat pemberian obat dengan benar, saat briefing melakukan refresh
2 4 8
pengetahuan terkait prinsip pemberian obat dan di nurse station di
beri peringatan mengenai pemberian obat dengan benar.
Method Kelalaian dalam menjalankan Asuhan Administrasi : Aturan terkait perawat wajib membaca laporan
Keperawatan status rekam medis pasien yang akan diberi tindakan dan wajib
4 2 8 menulis implementasi setelah tindakan yang dilakukan agar
perawat selanjutnya yang bertugas dapat melihat riwayat tindakan
sebelumnya.
4. Pelaksanaan pre atau Seluruh perawat yang Absensi Setiap hari Nurse Station Kepala Ruangan
post conference yang akan bertugas saat (KaRu) dan atau
wajib diikuti oleh mengikuti pre atau pergantian Penanggung jawab
perawat yang bertugas post conference shift shift di masing-
masing bangsal
3. Refresh pegetahuan Melakukan sharing Pre dan post test seminggu Setiap hari Nurse Station Salah satu perawat
terkait patient safety dan pengetahuan antar sekali (periode waktu sesuai saat yang bertugas
prinsip pemberian obat perawat tentang patient kesepakatan) pergantian
pada saat pre safety dan prinsip shift
conference sebelum pemberian obat
memulai shift
No Sasaran Kegiatan Hasil Monitoring Evaluasi Rencana Tindak Lanjut Tindak Lanjut
1. Pelaksanaan pelatihan Terlaksana 1. Hasil post test Pelatihan diadakan secara Belum terlaksana
komunikasi efektif menunjukkan adanya periodik (diikuti oleh
peningkatan pengetahuan perawat baru dan perawat
2. Sebanyak 12 perawat yang tidak ikut pada
tidak mengikuti pelatihan periode sebelumnya)
2. Pengukuran beban kerja Terlaksana Sebanyak 27 Instrumen Mengembalikan Terlaksana
fisik dan mental kepada belum terisi penuh instrument yang belum
perawat lengkap kepada responden
3. Pre atau post Terlaksana semua perawat telah 1. Pre atau post terlaksana
conference yang wajib mengikuti Pre atau post conference merupakan
diikuti oleh perawat conference suatu kewajiban bagi
yang bertugas perawat dalam
menjalankan shiftnya
dan jika tidak
mengikuti maka akan
dikurangi poinnya dan
berdampak pada
pengurangan tunjangan,
hal ini telah dibuat SK
oleh direktur.
2. Perawat yang tidak ikut
harus seizin kepala
ruangan dan
memastikan perawat
tersebut memahami job
desk nya
4. Refresh pegetahuan Terlaksana Dilakukan saat Pre atau post Refresh pegetahuan akan Belum terlaksana
terkait patient safety dan conference sehingga dilaksanakan di luar
prinsip pemberian obat membutuhkan waktu yang waktu pre atau post
lebih lama conference, perawat yang
bertugas harus datang
setengah jam sebelum
waktu dinas sehingga
tidak mengganggu jam
dinas.
Proses 6 : Share The Result
1. Hasil RCA harus dikomunikasikan kepada semua anggota staf yang terlibat dan manajemen. Laporan
resmi hasil investigasi setidaknya mencantumkan penyebab, identifikasi akar penyebab, dan
rekomendasi yang di tandatangani oleh direktur, penasehat dan ketua tim RCA.
2. Perawat yang melakukan kelalaian akan tindakannya diwajibkan untuk melakukan persentasi/ brain
storming terkait ilmu terbaru mengenai kesehatan atau keperawatan atau mengenai tindakan yang
dilakukan.
3. Terkait pengendalian yang disarankan, hampir seluruhnya berupa penguatan aturan, peningkatan
pengetahuan, serta peningkatan perilaku keselamatan sehingga media seperti Buku Saku, Pamflet,
Surat Keputusan dan Surat Edaran dapat dijadikan sarana untuk mengkomunikasikan dan
mensosialisasikan aturan kepada pegawai.
Daftar Pustaka
Bhattacharya, J. et al. (2014) “Root Cause Analysis – A Practice to Understanding and Control
the Failure Management in Manufacturing Industry,” International Journal of Business and
Management Invention, 3(10), hal. 12–20.
Charles, R. et al. (2016) “How to perform a root cause analysis for workup and future prevention
of medical errors: A review,” Patient Safety in Surgery. Patient Safety in Surgery, 10(1), hal.
1–5. doi: 10.1186/s13037-016-0107-8.
Kalantri, R. dan Chandrawat, S. (2013) “Root cause assessment for a manufacturing industry: A
case study,” Journal of Engineering Science and Technology Review, 6(1), hal. 62–67. doi:
10.25103/jestr.061.12.
Shaqdan, K. et al. (2014) “Root-cause analysis and health failure mode and effect analysis: Two
leading techniques in health care quality assessment,” Journal of the American College of
Radiology. Elsevier Inc, 11(6), hal. 572–579. doi: 10.1016/j.jacr.2013.10.024.
York, D. et al. (2014) “Practical Root Cause Analysis using Cause Mapping,” Lecture Notes in
Engineering and Computer Science, 2210(January).