Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS ISU AKTUAL

Angkatan :6

Nama : Elgi Fajri Amarta

NDH : 12

Instansi : RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso

Profesi : Perawat

A. IDENTIFIKASI ISU
1. Keterlambatan Perawat
Sebagai ASN harus menunjukan integritas dan tanggungjawab profesinya.
Pada kode etik ASN salah satunya adalah melaksanakan tugasnya dengan cermat
dan disiplin. Salah satunya disiplin waktu, diharapkan ASN dapat datang tepat waktu
untuk memaksimalkan pelayanan kepada masyarakat. Kenyataannya di RSPI Prof.
Dr. Sulianti Saroso masih ada perawat yang belum disiplin waktu sehingga
berdampak pada handover antar perawat terlambat. Selain itu juga menurunkan
produktivitas seperti contohnya seharusnya handover dilakukan jam 07.30 maka
sebelum jam tersebut perawat yang bertugas pada dinas pagi harus datang
sebelumnya, jika ada salah satu yang terlambat maka pelayanan menjadi tidak
maksimal.
2. Optimalisasi Peran Perawat Dalam Pelaksanaan Identifikasi Pasien
Salah satu sasaran keselamatan pasien adalah Identifikasi pasien.
Identifikasi adalah proses pengumpulan dan pencatatan segala keterangan tentang
bukti - bukti dari seseorang sehingga kita dapat menetapkan dan menyamakan
keterangan tersebut dengan individu seseorang. Identifikasi pasien adalah usaha
dari petugas untuk mengetahui identitas jelas dari pasien yang masuk rumah sakit,
sehingga tidak terjadi kesalahan tindakan seperti salah pasien, kesalahan prosedur,
kesalahan medikasi, kesalahan transfusi, dan kesalahan pemeriksaan diagnostik.
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya kesalahan identifikasi pasien
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. Hal ini dapat berdampak pada
pasien dan bisa menyebabkan komplikasi. Berdasarkan hal tersebut maka, perawat
memerlukan strategi yang inovatif, sesuai tugas pokok perawat yaitu melakukan
pengkajian keperawatan lanjutan pada individu. Oleh karena itu perlu adanya
peningkatan keselamatan pasien salah satunya mengidentifikasi pasien dengan baik
dan benar sebelum melakukan tindakan kepada pasien, memasang gelang identitas
kepada setiap pasien yang dilakukan perawatan UGD, memberikan komitmen
bersama antara petugas rekam medik, UGD, dan Rawat Inap dalam melaksanakan
setiap identifikasi pasien dibuktikan dengan adanya pengisian buku kontrol
identifikasi pasien. hal ini sangat bermanfaat dalam mencegah terjadinya kesalahan
dalam melakukan tindakan keperawatan.
3. Kurang Optimalnya Pelaksanaan Operan Jaga (Handover) Perawat
Pentingnya komunikasi efektif tentunya tidak lepas dari perawat atau tenaga
kesehatan lain, perawat dalam hal ini sangat benyak menggunakan komunikasi saat
melakukan asuhan keperawatan salah satunya adalah ketika operan.
Asuhan keperawatan yang diberikan salah satunya adalah prosedur serah
terima (handover) atau operan yang merupakan kegiatan sehari-hari dan harus
dilakukan oleh perawat. Pelaksanaan operan yang dilakukan perawat merupakan
tindakan keperawatan yang secara langsung akan berdampak pada perawatan
pasien, selain itu juga serah terima pasien dibangun sebagai sarana untuk
menyampaikan tanggung jawab serta penyerahan legalitas yang berkaitan dengan
pelayanan keperawatan pada pasien.
Profesi Keperawatan sebagai Pelaksanaan Pelayanan/tindakan keperawatan
membutuhkan komunikasi teraupetik dalam pemberian asuhan keperawatan sesuai
dengan PERMENPAN RB No. 35 Tahun 2019. Pada penerapan komunikasi
teraupetik belum maksimal diantaranya komunikasi dalam pelaksanaan operan jaga
(handover) antar perawat. Jika operan jaga belum maksimal, maka akan
mengakibatkan ketidaksinambungan informasi mengenai kondisi klien yang
berdampak pada tidak tercapainya pemberian asuhan keperawatan yang optimal
pada pasien.

B. ANALISIS ISU
Berdasarkan identifikasi isu yang berkembang, maka dilakukan analisis
untuk menentukan isu kontemporer yang diselesaikan dalam rancangan aktualisasi
ini. Analisis yang dilakukan dalam penetapan isu kontemporer ini menggunakan
metode analisis urgency, seriousness, growth (USG). Metode ini menentukan urutan
prioritas masalah yang diselesaikan dengan memberikan skor dalam skala 1-5,
Penjelasan dari pengertian urgency, seriousness, growth dapat diuraikan sebagai
berikut :
a. Urgency : Menilai tingkat seberapa mendesaknya suatu masalah harus
dianalisis dan ditindaklanjuti.
b. Seriousness : Menilai tingkat keseriusan suatu masalah yang dikaitkan
dengan akibat yang mungkin akan ditimbulkan.
c. Growth : Seberapa besar kemungkinan memburuknya masalah tersebut jika
tidak ditangani.
Tabel. Analisis Isu menggunakan metode USG
No Identifikasi U S G TOTAL
1 Keterlambatan Perawat 4 3 3 10
2 Optimalisasi Peran Perawat Dalam 4 4 4 12
Pelaksanaan Identifikasi Pasien

3 Kurang Optimalnya Pelaksanaan 5 4 4 13


Operan Jaga (Handover) Perawat

Keterangan:
Urgency : Mendesak Seriousness : Keseriusan Growth : Pertumbuhan
5 : Sangat Penting 5 : Sangat Gawat 5 : Sangat Cepat
4 : Penting 4 : Gawat 4 : Cepat
3 : Cukup Penting 3 : Cukup Gawat 3 : Cukup Cepat
2 : Kurang Penting 2 : Kurang Gawat 2 : Kurang Cepat
1 : Tidak Penting 1 : Tidak Gawat 1 : Tidak Cepat

C. CORE ISSUE
Berdasarkan hasil tapisan menggunakan metode USG maka didapatkan hasil
isu utama yaitu “Kurang Optimalnya Pelaksanaan Operan Jaga (Handover)
Perawat”. Jika masalah ini tidak ditangani maka akan menjadi kebiasan buruk bagi
petugas dan menimbulkan masalah baru yaitu apabila tidak dilaksanakan dengan
baik akan menimbulkan keterlambatan diagnosa keperawatan, keterlambatan
pemberian pengobatan, keterlambatan pemeriksaan berkelanjutan, kepuasan pasien
rendah terhadap pelayanan yang diberikan, hari rawat pasien lebih lama, hal ini
dapat menurunkan mutu pelayanan dimata masyarakat.
D. ANALISIS CORE ISSUE
Untuk merunut permasalahan “Kurang Optimalnya Pelaksanaan Operan Jaga (Handover) Perawat” maka dilakukan analisa isu
menggunakan diagram fishbone :

PENYEBAB AKIBAT

Lingkungan Diri Perawat

Rekan kerja Kebiasaan


tidak saling Pengalaman kurang
Kebiasaan
mengingatkan
ruangan Pengetahuan kurang

Lama Kerja
Kurang
Dianggap hal Tingkat
yang wajar pendidikan Optimalnya
Pelaksanaan
Operan Jaga

Kurang adanya (Handover)


sosialisasi Perawat
Beban Kerja

Keterbatasan Pegawai

SDM
E. GAGASAN
Berdasarkan analisa isu yang menggunakan diagram fishbone tersebut
didapatkan penyebab utama dari Kurang Optimalnya Pelaksanaan Operan Jaga
(Handover) Perawat ini yaitu :
1. Kebiasaan ruangan atau rekan kerja yang kemudian menjadi kebiasaan diri
sendiri
2. Pengaruh tingkat pendidikan, semakin tinggi tingkat pengetahuan perawat
maka semakin tinggi motivasinya dalam melaksanakan operan
3. Kurang adanya sosialisasi saat melalukan operan jaga

Untuk mengatasi penyebab isu “Kurang Optimalnya Pelaksanaan Operan Jaga


(Handover) Perawat” tersebut maka gagasan yang dapat diimplementasikan yaitu :

PIHAK YANG
NO. PENYEBAB GAGASAN
TERKAIT
1. Kebiasaan ruangan atau - Trigger atau pemicu, dengan - Kepala
rekan kerja yang Saling mengingatkan antar Ruangan
kemudian menjadi rekan kerja - Perawat
kebiasaan diri sendiri - Ciptakan penghargaan
mental atau fisik yang terkait
dengan melakukan
perubahan kebiasaan
2. Pengaruh tingkat - Memberikan motivasi - Kepala Ruang
pendidikan, semakin kesesama rekan kerja dalam - Perawat
tinggi tingkat hal menambah wawasan
pengetahuan perawat seperti dengan cara
maka semakin tinggi mengikuti pelatihan, seminar
motivasinya dalam atau Workshop
melaksanakan operan

3. Kurang adanya - Melakukan sosialisasi - Kepala


sosialisasi saat mengenai pelaksanaan role Ruangan
melalukan operan jaga play operan jaga perawat - Perawat
- Melakukan role play
handover (operan jaga)

Anda mungkin juga menyukai